Dasar-Dasar Agronomi
PERKEMBANGBIAKAN SPORA
NIM : G11116539
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
A. Pngertian Spora
Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus
oleh lapisan pelindung. Sel ini dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang memenuhi
persyaratan tertentu, yang khas bagi setiap spesies. Fungsi spora sebagai alat persebaran
mirip dengan biji, meskipun berbeda jika ditinjau dari segi anatomi dan evolusi. Tumbuhan
berbiji dipandang dari sudut pandang evolusi juga menghasilkan spora.
B. Jenis-Jenis Spora
Pengertian spora berlaku umum, dalam arti tidak memandang bagaimana atau oleh
spesies apa ia dibentuk. Akibatnya banyak istilah yang menggunakan kata ini. Penggunaan
istilah spora meluas di lingkungan tumbuhan yang tidak berbiji (seperti paku-pakuan dan
lumut-lumutan), fungi, Myxozoa, dan bakteri.
Beberapa istilah lain juga menggunakan kata spora, seperti sporozoit dan sporoblas
namun sama sekali bukan spora.
Spora yang dihasilkan dari meiosis dinamakan meiospora dan yang dihasilkan dari
mitosis dinamakan mitospora.
Contoh penghasil meiospora: paku air, rane, tumbuhan lumut, tumbuhan berbiji.
Meiospora menumbuhkan organisme haploid (disebut protonema pada tumbuhan
lumut dan disebut protalus pada rane dan paku air) yang menghasilkan spermatozoid
dan sel telur. Pada tumbuhan berbiji, meiospora tumbuh menjadi serbuk sari (pollen)
dan kantung embrio.
Contoh penghasil mitospora: sebagian besar paku-pakuan, sebagian besar fungi. Pada
paku-pakuan, mitospora tumbuh menjadi protalus yang setelah dewasa menjadi
protalium.
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora salah satunya adalah tumbuhan
paku. Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan (metagenesis), yang terdiri
dari dua tahap: gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan
bentuk fase sporofit (sporophyte, berarti "tumbuhan dengan spora") karena menghasilkan
spora. Bentuk generasi gametofit (gametophyte, berarti "tumbuhan dengan gamet")
dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil
berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki akar semu
(rizoid) sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari
spora yang jatuh di tempat yang lembab. Protalium menghasilkan anteridium (antheridium,
penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ
penghasil ovum atau sel telur). Baik anteridium maupun arkegonium berukuran mikroskopik,
tidak mudah dilihat mata tanpa bantuan alat khusus. Pembuahan sel telur mutlak memerlukan
bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah dengan berenang menuju arkegonium
untuk membuahi sel telur. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada
gilirannya tumbuh menjadi sporofit baru.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur hidup seperti paku heterospor
tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofitnya tidak dapat hidup mandiri dan
harus disangga kehidupannya oleh sporofit. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi
serbuk sari (jantan) atau kantung embrio (betina).