FISIOLOGI HEWAN II
REPRODUKSI
OLEH :
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
penyebaran luasnya serta hanya mengeluarkan sedikit energi dibandingkan
dengan reproduksi secara seksual (Kimball 2000).
Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat
tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan
Asterias sp. Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu
bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya
hewan Acropora sp dan Euspongia sp. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk
dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakan menjadi 2 yaitu
pembelahan biner, contohnya pada Bakteri dan pembelahan multiple paada Virus
(Susanto, 2001).
Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora
akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa
dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang. Paedogenesis
yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada
kelas Trematoda atau cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis
(Saymsuri dkk, 2004).
Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog
dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu
kelenjar Bartholin. Kelenjar susu hanya terdapat pada mamalia. Kelenjar susu
merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya dikontrol oleh
hormon estrogen dan progesterone. Produksi susu dirangsang oleh hormon
prolaktin, sedangkan pengeluaran susu dirangsang oleh hormon oksitosin
Reproduksi adalah salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa
kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan segera punah. Oleh karena itu, perlu
dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis
individu baru yang akan mempertahankan suatu jenis hewan (Kimball 2000).
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
membentuk dektus ejakulatorius yang berakhir di uretra dan duktus ejakulatorius
sama-sama berakhir di ujung penis (Kimball 1983).
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih
sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan
hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di
belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari
kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umumnya
membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat
tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan (Susanto, 2001).
Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola, sel koanosit dan
rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita,
alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus.
Pencernaan dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit. Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar
insang (Kimball 1983).
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan
kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian
depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas
lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung.
menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu
proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan
terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung
empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila
diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga
sukar dikenali (Kimball 2000).
Universitas Sriwijaya
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah
katak. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung
empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat
diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pankreas berfungsi
menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum
(Campbell 2003).
Hewan dapat bereproduksi hanya secara aseksual atau seksual, atau biasa
bergantian melakukan kedua modus tersebut. Pada afid (aphid, kutu daun), rotier
dan krustase air tawar (daphnia), setiap betina dapat menghasilkan dua jenis telur,
tergantung pada kondisi lingkungan misalnya waktu-waktu dalam setahun. Satu
jenis telur dibuahi tetapi jenis telur yang lainnya berkembang dengan cara
parthenogenesis yaitu proses perkembangan telur tanpa harus dibuahi. Hewan
dewasa yang dihasilkan melalui parthenogenesis sering kali haploid, dan sel-
selnya tidak akan mengalami meiosis dalam pembentukan telur-telur baru
(Kimball 1983).
Sel-sel yang terspesialisasi yakni gamet bersatu dalam penyatuan seksual dan
menghasilkan zigot. Pada sejumlah alga gametnya serupa dan disebut isogamete.
Situasi semacam ini disebut heterogami fungsional. Pada tumbuh-tumbuhan dan
hewan tingkat tinggi, gamet-gametnya telah mencapai spesialisasi berderajat
tinggi menjadi sperma yang motil dan sel telur yang biasanya pasif dan memiliki
cadangan makanan. Salah satu ide lama mengenai munculnya seksualitas adalah
teori lapar (the hunger theory of sex) konsep bahwa sel-sel serupa spora awalnya
bersatu sebagai gamet demi berbagi cadangan makanan (Susanto, 2001).
Kebanyakan organisme mempunyai perbedaan yang nyata antara individu
jantan dan individu betina. Alat reproduksi hewan pada dasarnya terdiri atas sel
kelamin dan alat kelamin. Kebanyakan amphibi tidak memelihara telurnya,
mereka benar-benar meninggalkan telur-telurnya untuk berkembang dalam air.
Lapisan albumin membungkus telur menyerap air mengembung dan memberikan
beberapa perlindungan fisik bagi telur (Kimball 2000).
Universitas Sriwijaya