Anda di halaman 1dari 2

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konsumsi protein hewani di masyarakat Indonesia berasal dari daging sapi,


ayam, kambing, dan hewan ternak lainnya masih tergolong relatif rendah karena
daya beli masyarakat yang masih rendah, oleh karena itu, kebutuhan protein
nabati menjadi pilihan alternatif masyarakat Indonesia pada umumnya seperti
kacang kedelai yang diolah menjadi tempe dan tahu, selain itu alternatif
pengganti sumber makanan berprotein dapat diganti dengan jamur tiram
(Pleorotus ostreatus) karena kandungan proteinnya cukup tinggi, oleh karena itu
jenis jamur kayu yang biasa di konsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya
jamur tiram, yang dikonsumsi sebagai sayuran dengan aneka olahan.

Jamur tiram dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem
dan memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong dangkal. Tubuh
buah jamur ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe atau stalk). Jamur tiram
putih merupakan jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Kandungan gizi pada jamur ini
memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan
protein. Menurut Nunung (2001) jamur tiram putih mengandung protein, lemak,
fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan jenis jamur lain..
untuk memproduksi jenis jamur tiram sebagai bahan makanan manusia, salah
satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu tersedianya substrat sederhana dan
murah.

Budidaya jamur tiram putih tidak terlalu membutuhkan modal besar karena
budidaya jamur tiram putih di Indonesia pada umumnya menggunakan bahan
baku serbuk gergaji sebagai media tumbuhnya. Menurut Suprapti (2000),
budidaya jamur tiram putih dapat dilakukan dengan teknologi sederhana
menggunakan media tanam dari serbuk gergaji kayu. Serbuk gergaji merupakan
limbah dari pabrik kayu yang mudah diperoleh. Media tanam yang biasanya
digunakan dalam pertumbuhan jamur tiram yaitu serbuk kayu gergaji, bekatul,
jerami, sekam, tepung beras. Menurut penelitian Winarni (2002), produksi jamur
tiram putih (Pleuratus ostreatus) menunjukkan bahwa formulasi paling baik media
tanam terhadap produksi jamur tiram putih adalah serbuk gergaji kayu, bekatul,
gips, kapur.
1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman jamur dengan menggunakan


serbuk gergaji, bekatul.

2. Untuk mengetahui pengaruh penyimpanan terhadap pertumbuhan jamur.

Anda mungkin juga menyukai