HIDROLOGI
ACARA 2
Dosen Pembimbing :
Oleh:
JURUSAN GEOGRAFI
APRIL 2017
ACARA 2
A. TUJUAN
1. Menganalisis sebaran evaporasi di sekitas Universitas Negeri Malang.
2. Menganalisis perbedaan evaporasi air bersih dan air kotor.
3. Menganalisis pengaruh kondisi lingkungan terhadap evaporasi.
C. Dasar Teori
1. Evaporasi
Evaporasi merupakan salah satu bentuk siklus air yang berasal dari
penguapan air dari permukaan air, permukaan tanah, dan bentuk
permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika (Asdak, 2014:101).
Sementara evaporasi menurut Indarto (2014:28) merupakan perubahan
bentuk air dari bentuk cair menjadi uap, dan merupakan kebalikan dari
proses kondensasi. Menurut Utaya (2013:31) pada dasarnya peristiwa
evaporasi berlangsung dua proses berkelanjutan, yaitu :
a. Interface Evaporation : proses transformasi dari air menjadi
uap air di permukaan air. Proses ini tergantung pada besarnya
energi yang tersimpan.
b. Vertical Vaportransfer : proses pemindahan udara yang sudah
kenyang uap air dari interface ke atmosfer.
3. Pengukuran Evaporasi
Pengukuran evaporasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik
dengan cara pengukuran langsung, dengan rumus-rumus empiris, maupun
dengan pendekatan teoretis. Pengukuran penguapan permukaan air bebas
dapat dilakukan dengan alat Atmometer, Evaporation Pan, dan analaisis
keseimbangan air (Water Balance Analysis). Sedangkan perkiraan
evaporasi dapat dilakukan dengan phytometer, lysimeter,dan water budget
(plot) atau Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pengukuran banyaknya penguapan permukaan air bebas termasuk
dalam pengukuran evaporasi secara langsung dapat dilakukan dengan cara
proses penganalisisan melalui alat ukur atmometer, evaporation pan, dan
analisis keseimbangan air (water balance analysis). Penjelasan spesifikasi
alat pengukuran penguapan sebagai berikut :
a. Atmometer
Alat pengukuran tingkat penguapan ini memiliki prinsip
berupa mata bidang berpori. Besarnya air yang menjadi uap air
(menghilang) dari bidang tersebut melalui pori-pori merupakan
besarnya penguapan. Jenis atmometer yang terkenal adalah
Pieche Atmometer yang ditemukan pada tahun 1872.
Atmometer jenis ini berupa bejana kaca berskala yang diisi
dengan air dan ditutup kertas berupa saringan. Besarnya ukuran
air yang hilang dari bejana adalah besarnya evaporasi.
b. Panci Evaporasi
Panci evaporasi yang dijadikan sebagai alat ukur evaporai
berbentuk bulat (tabung) dengan tinggi da diameter tertentu.
Menurut Kantor Cuaca Nasional Amerika Serikat standart
panci yang digunakan adalah Panci Evaporasi Klas A dengan
diameter 122 cm dan tinggi 25 cm (Asdak, 2014:121). Adapun
jenis ukuran panci evaporasi yang dapat digunakan sebagai
pengukuran evaporasi (Utaya, 2013:34), meliputi:
1. Class A Evaporation Pan, panci evaporasi ini terbuat dari
bejana logam dengan diameter 4 kaki dan kedalam 10 inchi,
dipasang diatas rangka kayu dengan tinggi 6 inchi dari
permukaan tanah untuk mengurangi pengaruh tubulensi
angin yang akan mempengaruhi tingkat penguapan.
2. Colorado Sukon Pan, panci evaporasi ini terbuat dari
bejana logam berdiameter 3 kaki dan tinggi 3 kaki. Bejana
ini ditanam dalam tanah dan dimunculkan diatas
permukaan tanah setinggi 4 inchi guna memasukkan faktor
suhu pada besarnya evaporasi, nilai koefisien yang dimiliki
0,75-0,86.
3. Six Foot Sunken Pan, suatu panci evaporasi yang berasal
dari modifikasi colorado suken pan, , berbeda dalam ukuran
bejana saja guna meningkatkan ketelitian pengukuran.
Mempunyai nilai koefisien tinggi yaitu antara 0,9 – 0,94.
Bejana berdiameter 6 kaki dan tinggi 3 kaki Pemasangan
alat sama dengan colorado sunken pan.
4. Floating Pan. Digunakan untuk mengukur penguapan yang
berasal dari badan air seperti waduk dan danau.
Pengoprasiannya dengan cara diapungkan di atas air guna
memasukkan faktor pengaruh massa air dengan nilai
koefisiennya 0,8. Kelemahannya berupa kesulitan dalam
pemasangan alat karena gelombang dan tiupan angin
kencang yang dapat mengurangi ketelitian pengukuran.
Pada setiap jeis panci selalu ada nilai koefisien sebagi angka
koreksi, yang menunjukkan bahwa penguapan dari panci
selalulebih besar dari penguapan yang sesungguhya. Perbedaan
nilai evaporasi ini disebabkan oleh faktor:
E = I – O ± ΔS
Keterangan :
E = evaporasi atau penguapan
I = aliran air masuk (inflow)
O = aliran air keluar (outflow)
S = perubahan simpanan air (change in storage)
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang sudah ditetapkan.
2. Menentukan pemasangan panci evaporasi dan tempatnya dengan
ketentuan :
a. Panci evaporasi berbahan plastik dan berbentuk tabung untuk
menjaga stabilitas penguapan.
b. Ketinggian penampang panci evaporasi dari permukaan tanah
standart 120 cm.
c. Posisi peletakan tidak terlalu jauh dari pengamat dan terhindar dari
gangguan orang atau binatang.
3. Menyiapkan dua panci evaporasi dengan panci evaporasi A berisi air
bersih dan panci evaporasi B berisi air kotor (tercemar) dengan
ketinggian air masing-masing 5 cm.
4. Meletakkan panci evaporasi mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 17.00
WIB (sesuai dengan keadaan cuaca)
5. Menentukan banyaknya air yang hilang sebagai penguapan
menggunakan penggaris dan beri tanda dengan spidol permanen.
6. Menentukan luas daerah cakupan wilayah pengamatan evaporasi, jenis
lantai (alas), keterbukaan lahan, dan jumlah pohonnya
7. Mengumpulkan data evaporasi dan kondisi lingkungan (luas cakupan,
jenis lantai, keterbukaan lahan dan jumlah pohon) setiap stasiun
pengamatan.
8. Hitung dan analisis hasil praktikum.
E. HASIL
1. Data sebaran evaporasi harian di Universitas Negeri Malang
Tabel 1. Data Hasil Praktikum Evaporasi di Sekitar Universitas Negeri
Malang
Evaporasi (mm/hari)
NO LOKASI
AIR BERSIH AIR KOTOR
1 Parkiran Pasca 5,33 10,67
2 Bareng Tenes 2,67 8
3 Kost Agung 5,33 8
4 Taman Perpus UM 2,67 5,33
5 Kost Desy 8 16
6 Pujas UM 5,33 13,33
7 Asrama Putra 5,33 10,67
8 Rumah Dea 5,33 2,67
9 Parkiran FMIPA 5,33 8
10 Parkiran Gracak 13,33 21,33
11 A3 5,33 10,67
12 Asrama Putri 8 10,67
13 Kost Bangsa 5,33 8
14 Kost Jovi 4 2,67
15 Halaman FIP 0 10,67
16 KOST DAHLIA 6,67 13,33
17 KopMa 2,67 5,33
18 Kost Defika 2,67 5,33
b. Air Kotor
a. Air Bersih :