Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN EVAPORASI PADA AIR BERSIH DAN AIR

TERCEMAR

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hidrologi yang dibimbing oleh :

Prof. Dr. SugengUtaya M. Si

OLEH :

Elsa Dian Mayanti (190721637662)

Fadila Sugi Muliawati (190721637707)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

MALANG

OKTOBER 2019
I. Tujuan
 Untuk mengetahui bagaimana proses evaporasi air bersih dan air tercema.
 Untuk mengetahui evaporasi yang lebih tinggi antara air bersih dan air tercemar.
 Unuk mengtahui pengaruh kondisi lingkungan pada evaporasi

II. Landasan Teori

Penguapan atau evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap air yang terjadi
pada air/lengas yang berada di berbagai benda di permukaan bumi. Sumber terbesar
evaporasi adalah laut dan lautan. Pada dasarnya pada peristiwa evaporasi berlangsung
dua proses berkelanjutan, yaitu :

 Interface evaporation yaitu proses transformasi dari air menjadi uap air di
permukaan air.
 Vertical vaportransfer yaitu pemindahan udara yang sudah jenuh uap air dari
interface ke atmosfer.

Dalam pembahasan penguapan air terdapat beberapa istilah penting terkait dengan
penguapan, yaitu :

 Evaporasi adalah proses berubahnya air menjadi uap air di atmosfer atau udara.
 Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam tumbuhan akibat penguapan
terutama melalui stomata daun.
 Evapotranspirasi adalah penguapan total yang terjadi pada permukaan air, tanah,
dan tumbuhan di suatu daerah.
 Evaporasi potensial adalah jumlah penguapan air per-satuan luas dan waktu yang
terjadi pada kondisi atmosfer saat itu, apabila tersedia cukup air atau lebih.
 Evapotranspiras potensial adalah jumlah air yang diuapkan badan air tumbuhan
dan permukaan tanah dalam keadaan jenuh pada kondisi saat itu dengan syarat air
yang tersedia cukup atau berlebih.
 Evapotranspirasi actual adalah jumlah air yang diuapkan oleh badan air,
tumbuhan, dan permukaan tanah yang terjadi pada saat itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan :

 Kelembapan udara, semakin tinggi kelembapan udara (suhu rendah), maka


penguapan semakin kecil.
 Tekanan udara, semakin besar tekanan udara, maka penguapan juga semakin
besar.
 Kedalaman dan luas permukaan air, semakin dalam air maka semakin kecil
penguapan dan semakin luas permukaan air maka semakin besar penguapan.
 Kualitas air, air yang tercemar jika terkena panas sinar matahari akan lebih besar
dan cepat penguapannya daripada air bersih.
 Kecepatan angin, semakin besar kecepatan angin bertiup maka akan memperbesar
penguapan.
 Topografi, daerah yang berada pada dataran tinggi suhunya rendah, sehingga
penguapannya kecil.
 Iklim/musim, perbedaan iklim dan musim di berbagai daerah mempengaruhi
besarnya penguapan.
 Lama penyinaran, semakin lama intensitas penyinaran matahari suatu daerah atau
air tersebut, maka semakin besar penguapannya, dan sebaliknya.
 Temperatur, semakin tinggi temperature udaranya, maka semakin besar
penguapannya.

Pengaruh kondisi daerah sekitar pengukuran

 Banyaknya vegetasi

Daerah yang memiliki vegetasi lebih rapat, penguapannya lebih rendah


dikarenakan sinar matahari tidak sepenuhnya menembus permukaan tanah atau
wadah rantang kami.

 Pengaruh jenis lantai terhadap penguapan

Lantai tempat kami meletakkan wadah rantang sebagai penguapan berjenis


plester. Pada siang hari permukaan plestermen dapa tradiasi matahari sehingga
menyebabkan permukaannya panas. Hal ini berpengaruh pada penguapan air yang
semakin besar apabila suhunya tinggi.

 Luas area pengukuran

Luas area disekitar pengukuran yang kami lakukan yaitu 122 cm x 45 cm. tidak
terlalu luas, sehingga penguapan yang terjadi tidak dapat maksimal.

 Keterbukaan (terbuka/ semi terbuka/ tertutup)

Daerah yang kita gunakan sebagai pengukuran penguapan termasuk semi terbuka,
karena disekitar tempat pengukuran tersebut terdapat pohon-pohon dan bangunan-
bangunan rumah warga dan asrama putri UM.

 Polusi

Jarak area pengukuran yang kami lakukan dengan jalan sejauh 104 langkah kaki,
sehingga tidak mendapat polusi langsung dari asap kendaraan yang melintas di
jalan tersebut.

III. Alat dan Bahan


 Alat
 Rantang 2 buah
 Penggaris
 Buku
 Alat tulis
 Kamera Handphone
 Bahan
 Air Bersih
 Air Tercemar

IV. Langkah Kerja


 pertama, siapkan 2 buah rantang (pada pukul 06.00 WIB)
 kedua, isi rantang pertama dengan air bersih dan rantang ke dua dengan air
tercemar
 ketiga, ukurmasing masing air tersebut menggunakan penggaris, dengan
ketinggian awal air setinggi 2 cm
 keempat, letakkan kedua air tersebut pada ketinggian 110 cm
kelima, tunggu hingga pukul 18.00 WIB

V. Hasil Praktikum

Kondisi Lingkungan
N Kondisi Lingkungan Gambar
o
1 Jumlah Pohon
Jumlah pohon pada daerah
belakang asrama tersebut kurang
lebih 9 pohon
2 Materi Lantai
Materi lantai yang merupakan
alas dari wadah air tersebut adalah
semen, dan juga tempat kami
meletakkan wadah percobaan
tersebut sangat dekat dengan tralis
pagar. Dengan lebar dari alas
semen tersebut yaitu 9 cm.

3. Luas area
Disini kami hanya mengambil
sampel kecil, yaitu luas area jarak
antara pagar semen tersebut
hingga ke bangunan di
hadapannya, dan dan untuk lebar
kami tidak mengukur keseluruhan
melainkan hanya mengambil
sampel yaitu ditarik dari posisi
wadah air kea rah kanan dan kiri .
Jadi, panjang 122 cm dengan
lebar 45 cm
4 Keterbukaan
Lahan yang kami gunakan
untuk menjadi tempat uji
penguapan ini adalah semi
terbuka, yaitu sebagaian terbuka,
dan di bagian selatan lahan
tersebut sudah banyak bangunan
kos kosan sekitaran 2 dan 3 lantai,
bagian barat lahan tersebut
terdapat asrama 4 lantai, di bagian
utara lahan tersebut terdapat
bangunan yang merupakan tempat
mesin air, dan bagian timur lahan
tersebut terdapat beberapa pohon
pohon.
5 Polusi
Jarak antara titik wadah uji
coba tersebut diletakkan ke jalan
yang biasanya dilalui kendaraan
roda dua atau roda 4 yaitu
sekitaran 104 langkah. Tetapi,
jalan tersebut bukan merupakan
jalan utama (sekitaran 13
kendaraan lalu lalang), namun jika
ke rah barat sekitara 15 langkah
ditemukan tempat parkiran yang
roda dua yang sangat padat.
Hasil
N Kondisi Air Air
o Sebelu Bersih Tercemar
m dan
Sesudah
1. Pada Ukura Ukuran
pukul n air air
06.00 bersih tercema
WIB awal 2 r awal 2
cm cm
2. Pada Ukura Ukuran
pukul n air air
18.00 bersih tercema
WIB akhir r akhir
1,7 cm 1,1 cm

VI. Pembahasan
Hasil dari praktikum kali ini kita dapat mengetahui tentang penguapan yang
terjadi antara air bersih dan air tercemar dan hasilnya adalah air tercemar lebih
banyak mengalami penguapan di karenakan lebih banyak molekul yang terkandung
dalam air kotor tersebut karena semakin banyak molekul yang ada dalam air tersebut
dan terkena paparan sinar matahari secara langsung akan mengakibatkan molekul
tersebut bergesekan secara cepat dan banyak yang mengakibatkan air kotor tersebut
lebih mudah terevaporasi dari pada air bersih yang memiliki lebih sedikit molekul
dari pada air bersih.
Perbedaan evaporasi antara air jernih dan air tercemar selain kandungan yang ada
di air juga keadaan lingkungan. Keadaan lingkungan seperti tempat diletakkannya
sempel, seperti jika sampel di letakkan di lantai semen akan mengalami penguapan
yang cepat karena lantai semen cukup tinggi pantulan sinar mataharinya. Selain itu
keadaan vegetasi seperti pepohonan. Vegetasi ini menghalangi sinar yang digunakan
untuk menguapkan sempel, jadi semakin banyak vegetasi disekitar, semakin sedikit
pula penguapannya. Begitu juga sebaliknya jika vegetasi disekitarnya sedikit.
Adapun air bersih yang diambil merupakan sampel yang berasal dari Sumur
sedangkan air yang tercemar adalah air campuran dengan sabun mandi, Sabun cuci
piring, buangan air deterjen, air buangan air kecil, dll. Dikarenakan air tercemar yang
kami ambil itu berasal dari saluran pembuangan dari kos kos an yang berada di
sebelah barat gedung FIP. Sehingga penguapan air Sumur yang bersih condong lebih
lama karena tidak ada molekul atau campuran zat lain sedangkan air yang tercemar
cenderung lebih cepat karena bercampur dengan zat kimia yang berasal dari dengan
sabun mandi, Sabun cuci piring, buangan air deterjen, air buangan air kecil, dll .

VII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pertukaran
molekul air menjadi uap air di atmosfer atau yang disebut evaporasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi penguapan antara lain kelembaban udara,
tekanan udara, lama penyinaran matahari, temperatur air, kedalaman air, kualitas air,
topografi, dan iklim. Air yang tercemar lebih banyak mengalami penguapan di
karenakan molekul yang terkandung dalam air kotor tersebut sangat banyak,
Sedangkan air bersih yang memiliki lebih sedikit molekul akan menguap lebih
sedikit. Hal ini dikarenakan, molekul dan partikel-partikel mampu memberi gaya
gesekan yang lebih banyak sehingga proses penguapan lebih cepat dibandingkan
dengan air yang bersih. Selain itu, alas juga mampu mempengaruhi tingkat perbedaan
suhu di dalam wadah uji coba tersebut. Apabila alas/ lantai tersebut terbuat dari bahan
isolator, maka proses penguapan akan lebih lama dibandingkan dengan alas yang
bersifat konduktor. Disisi lain, vegetasi juga mampu mempengaruhi cepat/lambatnya
proses penguapan. Semakin banyak vegetasi ditempat uji cobanya, maka semakin
lama proses penguapan itu akan terjadi. Apabila semakin sedikit vegetasi akan
mempercepat proses penguapan. Hal itu dikarenakan sifat vegetasi yang bersifat
teduh yang dapat menghambat proses penguapan pada wadah uji coba.
VIII. Daftar Pustaka

Utaya,Sugeng.2013.Pengantar Hidrologi.Malang:Aditya Media Publishing.


https://duniakumu.com/pengertian-penguapanproses-penguapansyarat-terjadinya-
penguapanfaktor-faktor-yang-mempengaruhi-penguapan-air-ada-dua-golongan/

Anda mungkin juga menyukai