Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sistem irigasi modern, salah satu aspek penting yang perlu
dipertimbangkan adalah pengaliran air yang efisien dan efektif. Bangunan siphon
irigasi adalah salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
dalam mengalirkan air melewati lereng atau lembah yang curam.
Bangunan siphon merupakan struktur khusus yang dirancang untuk
mengalirkan air melintasi suatu rintangan topografi yang tidak dapat dilalui
dengan metode konvensional, seperti dengan menggunakan pipa terbuka atau
saluran terbuka. Dalam beberapa situasi, tanah yang terlalu tinggi atau rintangan
alami lainnya dapat menghalangi jalur air dari irigasi yang seharusnya mencapai
lahan pertanian atau area irigasi. Dengan menggunakan prinsip siphon, bangunan
siphon irigasi memanfaatkan perbedaan tinggi antara dua titik untuk mengalirkan
air dari sumber air yang lebih tinggi ke area yang lebih rendah.
Prinsip siphon ini didasarkan pada tekanan hidrostatis dan gravitasi, di mana
air akan mengalir secara alami melewati pipa atau saluran, melawan gaya
gravitasi, ketika perbedaan tinggi yang memadai dicapai. Bangunan siphon irigasi
biasanya terdiri dari pipa atau saluran tertutup yang terbuat dari bahan yang tahan
terhadap tekanan dan korosi air. Selain itu, bangunan ini juga melibatkan
penempatan yang tepat, mengikuti prinsip hidrostatika, untuk memastikan aliran
air yang lancar dan terus menerus.
Dalam praktiknya, bangunan siphon irigasi telah terbukti sangat efektif dalam
mengatasi hambatan topografi yang curam dan mengalirkan air ke lahan pertanian
atau area irigasi yang membutuhkan suplai air yang konsisten. Selain itu,
penggunaan bangunan siphon irigasi juga membantu menghemat penggunaan air
secara keseluruhan, karena memungkinkan transfer air melalui jarak yang relatif
jauh dengan kehilangan minimum akibat evaporasi atau aliran permukaan. Dalam
penjelasan selanjutnya, akan dibahas lebih rinci mengenai prinsip kerja,
komponen, dan manfaat dari bangunan siphon irigasi, serta beberapa contoh
penerapannya dalam sistem irigasi modern.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang akan dibahas:
a. Apa yang dimaksud dengan Siphon ?
b. Apa fungsi dari Siphon ?
c. Apa saja jenir-jenis dari Siphon ?
d. Apa saja bahan pembuat Siphon ?
e. Bagaimana kcepatan aliran pada Siphon ?
f. Apakah penyebab kehilangan energi pada Siphon ?
g. Bagaimana perapat pada lubang masuk pipa Siphon ?
h. Apa saja hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan Siphon ?
i. Apa saja bagian – bagian Siphon ?
j. Apa saja persyaratan Siphon ?
k. Bagaimana Pengaliran pada Siphon ?
l. Bagaimana Struktur Siphon ?
m. Bagaimana Perhitungan Siphon ?
1.3 Tujuan
Berikut adalah tujuan dari penulisan ini:
a. Mengetahui pengertian Siphon.
b. Mengetahui fungsi dari Siphon.
c. Mengetahui jenis – jenis Siphon.
d. Mengetahui bahan pembuat Siphon.
e. Mngetahui kecepatan aliran Siphon.
f. Mengetahui penyebab kehilangan tinggi energi pada Siphon.
g. Mengetahui perapat pada lubang masuk pipa Siphon.
h. Mengetahui hal yang harus dipertimbangkan dalam perenanaan Siphon.
i. Mengetahui bagian – bagian Siphon.
j. Mengetahui persyaratan Siphon.
k. Mengetahui persyaratan pada Siphon.
l. Megetahui struktur Siphon.
m. Mengetahui perhitungan Siphon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Siphon
Siphon adalah sebuah alat atau perangkat yang digunakan untuk mentransfer
cairan dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan prinsip perbedaan
tekanan. Prinsip kerja siphon didasarkan pada gravitasi dan perbedaan tekanan
antara dua ujung siphon. Siphon terdiri dari sebuah tabung yang panjangnya
melengkung dan terbuka di kedua ujungnya. Untuk menggunakan siphon, salah
satu ujungnya harus berada di tempat yang lebih tinggi daripada ujung lainnya.
Cairan yang ingin dipindahkan akan mengalir melalui siphon dari ujung yang
lebih tinggi ke ujung yang lebih rendah. Prinsip kerja siphon didasarkan pada
perbedaan tekanan. Saat air atau cairan lainnya dimasukkan ke dalam tabung
siphon, gravitasi akan menarik cairan tersebut ke bawah. Ketika cairan mencapai
ujung yang lebih rendah, cairan akan keluar dari tabung siphon dan mengalir ke
tempat tujuan.
Penting untuk diperhatikan bahwa siphon hanya akan berfungsi jika
perbedaan tekanan antara ujung yang lebih tinggi dan lebih rendah memadai.
Selain itu, siphon juga mengandalkan kelengkungan tabung untuk mengatasi
hambatan gravitasi dan mempertahankan aliran cairan. Siphon digunakan dalam
berbagai aplikasi, seperti memindahkan bahan bakar dari tangki mobil yang
kosong ke tangki lain, mengalirkan air dari akuarium untuk membersihkannya,
atau mengalirkan cairan dari wadah ke wadah lainnya dalam kegiatan pengolahan
dan industri.
2.2 Fungsi Siphon
Siphon adalah salah satu metode irigasi yang digunakan untuk mengalirkan
air dari sumber air ke area pertanian atau kebun. Fungsi utama siphon irigasi
adalah mengatur dan mengalirkan air dengan cara memanfaatkan perbedaan tinggi
permukaan air antara sumber air dan lahan yang ingin dialiri.
Berikut adalah beberapa fungsi siphon irigasi:
a. Distribusi air: Siphon irigasi digunakan untuk mendistribusikan air secara
merata ke area pertanian atau kebun. Dengan menggunakan siphon, air dapat
mengalir dari sumber air yang lebih tinggi ke lahan yang lebih rendah dengan
menggunakan gaya gravitasi.
b. Efisiensi penggunaan air: Siphon membantu mengurangi pemborosan air
karena memungkinkan air mengalir dengan kontrol yang baik. Air hanya
dialirkan saat diperlukan, sehingga penggunaan air dapat diatur dengan lebih
efisien, menghindari kelebihan penyiraman atau pemborosan air. 3
c. Penyesuaian topografi: Siphon memungkinkan pengairan pada lahan dengan
topografi yang tidak rata. Dengan menggunakan siphon, air dapat mengalir
dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah, mengatasi
perbedaan ketinggian yang ada di lahan.
d. Penghematan biaya: Siphon merupakan metode irigasi yang relatif murah
dibandingkan dengan sistem irigasi lainnya, seperti pompa air. Hal ini dapat
membantu petani atau pemilik kebun menghemat biaya dalam mengatur
pengaliran air untuk pertanian mereka.
e. Pengurangan erosi tanah: Dengan mengalirkan air secara perlahan dan merata
melalui siphon, risiko erosi tanah dapat dikurangi. Air dialirkan dengan
kecepatan yang tepat, sehingga tanah tidak terkikis atau tergerus oleh aliran
air yang terlalu deras.
Pengendalian gulma: Siphon dapat membantu mengendalikan pertumbuhan
gulma. Dengan mengatur pengaliran air secara tepat, tanaman dapat mendapatkan
air yang cukup, sementara gulma dapat dicegah atau dikendalikan karena air tidak
dialirkan ke area yang tidak diinginkan. Perlu diingat bahwa siphon irigasi adalah
salah satu metode irigasi yang tersedia, dan keefektifannya dapat bervariasi
tergantung pada kondisi dan kebutuhan spesifik setiap area pertanian atau kebun.
2.3 Jenis – jenis Siphon
Secara hidrolik, siphon merupakan saluran tertutup yang berdasarkan
beruknya, dibedakan menjadi 4 macam (Mawardi dkk, 2002), yaitu:
2.3.1 Siphon Berbentuk Bulat atau Lingkaran
Siphon berbentuk lingkaran seperti gambar 2.1 di bawah ini adalah bentuk
siphon yang paling ideal karena menghasilkan aliran yang sempurna. Penampang
bulat adalah penampang yang paling efisien, hal ini dikarenakan suatu lingkaran
mempunyai keliling basah yang paling kecil untuk suatu luas yang tertentu.
d d

Gambar 2.1 Siphon Penampang Lingkaran


2.3.2 Siphon Berbentuk Trapesium
Siphon berbentuk trapesium seperti gambar 2.2 di bawah ini adalah bentuk
siphon yang dianjurkan setelah siphon berbentuk bulat. Hal ini dikarenakan
bentuknya yang mendekati ideal. Namun kendala yang dihadapi untuk siphon
berbentuk trapesium

Gambar 2.2 Siphon Penampang Trapesium


2.3.3 Siphon Berbentuk Persegi
Siphon berbentuk persegi seperti gambar 2.3 di bawah ini adalah bentuk
siphon yang dianjurkan setelah siphon berbentuk trapesium. Siphon berbentuk
persegi sangat mudah dalam dalam pelaksanaan, karena bentuknya yang
sederhana.
Gambar 2.3 Siphon Penampang Persegi
2.3.4 Siphon Berbentuk Kombinasi
Siphon berbentuk kombinasi merupakan bentuk siphon yang
dikombinasikan dari bentuk lingkaran, trapesium dan persegi. Siphon berbentuk
kombinasi jarang dibangun karena pelaksanaannya yang sulit dan juga bentuknya
yang sulit, sehingga
membutuhkan pengawasan yang lebih teliti.
Siphon ini dapat berbentuk :
 Bagian atas berbentuk persegi, sedangkan bagian bawah berbentuk lingkaran.
 Bagian atas berbentuk persegi sedangkan bagian bawah berbentuk trapesium.
 Dan lain-lain.
2.4 Bahan Pembuat Siphon
Konstruksi siphon dapat dibuat dari berbagai jenis bahan. Berdasarkan bahan
pembuat, siphon dapat dibadakan menjadi 4 jenis ( Euro Consult Mott McDonald
& Associates ), yaitu :
2.4.1 Siphon Pipa Besi
Besi merupakan bahan yang paling bagus untuk mengalirkan air karena
permukaannya yang licin, sehingga kecepatan aliran di dalam pipa sangat cepat.
Kecepatan aliran yang cepat menyebabkan kehilangan energi yang kecil. Selain
itu,
kecepatan aliran yang cepat juga dapat mengurangi terjadinya pengendapan
sedimen di dalam pipa.
Kelebihan penggunaan pipa besi untuk konstruksi siphon adalah :
 Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
 Tidak mudah lapuk.
 Tidak mudah mengalami kebocoran karena tidak mudah mengalami keretakan.
 Baik digunakan pada tanah yang labil.
 Kecepatan aliran tinggi.
Kekurangan penggunaan besi untuk konstruksi siphon adalah :
 Membutuhkan biaya yang besar.
 Memerlukan perawatan karena mudah berkarat.
 Berat sehingga tidak mudah diangkut ke tempat-tempat lain.
2.4.2 Siphon Beton
Beton merupakan alternatif kedua setelah besi. Beton adalah bahan
bangunan yang terbuat dari semen (Portland cement atau semen hidrolik lainnya),
pasir atau agregat halus, kerikil atau agregate kasar, air dan dengan atau tanpa
bahan tambahan. Kekuatan tekan beton yang digunakan untuk perencanaan
ditentukan berdasarkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari.
Kelebihan dari penggunaan beton untuk konstruksi siphon adalah :
 Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
 Kecepatan aliran di dalam siphon cepat namun tidak secepat kecepatan aliran
pada besi.
 Mampu memikul beban yang berat (tanah penutup pada siphon).
 Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
 Biaya pemeliharaan atau perawatan yang rendah karena tahan terhadap
perkaratan atau pembusukan oleh kondisi alam.
 Tidak mudah lapuk
 Tidak mudah terbakar.
 Tidak dimakan serangga atau rayap.
 Kekuatannya tinggi.
 Lebih mudah jika dibandingkan dengan baja.
 Umurnya tahan lama.
Kekurangan penggunaan beton dalam konstruksi siphon adalah :
 Keretakan setipis rambutpun (disebut retak rambut/hair crack) bisa ditembus
oleh air dan menyebabkan dinding menjadi lembab atau bahkan menyebabkan
kebocoran.
 Menuntut ketelitian yang tinggi dalam pelaksanaan karena jika terjadi
kesalahan, perbaikannya tidak mudah bahkan kadang-kadang harus dibongkar
dan diganti baru.
 Mempunyai bobot yang Berat.
2.4.3 Siphon Pasangan Batu
Pasangan batu merupakan bahan yang sederhana dan ekonomis karena
bahan batu merupakan bahan konstruksi yang paling murah dan mudah didapat.
Siphon pasangan batu dibuat untuk struktur yang permanen dan untuk menahan
beban yang
tidak terlalu berat dan besar.
Kelebihan penggunaan pasangan batu untuk konstruksi siphon adalah :
 Mudah dalam pelaksanaan.
 Tidak membutuhkan biaya yang mahal.
 Tanah yang dibebaskan lebih kecil.
 Mencegah gerusan dan erosi.
Kekurangan penggunaan pasangan batu untuk konstruksi siphon adalah :
Kehilangan energinya besar.
 Mudah mengalami keretakan pada konstruksi.
 Jika ada keretakan pada kostruksi, maka aliran dengan kecepatan tinggi masuk
ke dalam retakan pasangan sehingga dapat mengeluarkan bahan-bahan dari
pasangan tersebut.
 Kecepatan maksimum dibatasi.
2.4.4 Siphon Kayu
Siphon kayu adalah siphon yang terbuat dari kayu yang merupakan bahan
darurat yang terdapat di sekitar lokasi. Siphon kayu hanya dipakai untuk keadaan
yang darurat dan bersifat sementara bukan untuk penggunaan yang bersifat
permanen.
Kelebihan penggunaan bahan kayu untuk konstruksi siphon adalah :
 Bahan - bahan mudah didapat karena disediakan oleh alam.
 Tidak membutuhkan biaya yang besar.
 Pelaksanaanya mudah.
 Tidak membutuhkan tenaga ahli dalam pembangunan.
Kekurangan penggunaan bahan kayu untuk konstruksi siphon adalah :
 Tidak tahan lama.
 Mudak mengalami kerusakan.
 Tidak kuat menahan beban yang berat.
 Mudah menyerap air.
 Mudah mengalami kembang - susut
 Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca.
 Rentan terhadap rayap.
2.5 Kecepatan Aliran Siphon
Untuk mencegah sedimentasi kecepatan airan daam siphon harus tinggi.
Tetapi, koefisien yang tinggi menyebabkan bertambahnya kehilangan tinggi
energi. Oleh sebab itu, keseimbangan antara kecepatan yang tinggi dan kehilangan
tinggi energi yang diizinkan harus tetap dijaga. Kecepatan aliran dalam siphon
harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran dalam saluran, dan tidak
boleh kurang dari 1 m/det, lebih disukai lagi kalau tidak kurang dari 1,5 m/det.
Kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3m/det.
2.6 Kehilangan Tinggi Energi
Kehilangan tinggi energi pada siphon terdiri dari:
1. Kehilangan masuk
2. Kehilangan antar gesekan
3. Kehilangan pada siku
4. Kehilangan keluar
2.7 Perapat Pada Lubang Masuk Pipa
Bagian atas utama pipa beara sedikit di bawah permukaan air normal ini akan
mengurangi kemungkinan berkurangnya kapasitas siphon akibat masuknya udara
ke dalam siphon. Kedalaman tenggelamnya bagian atas lubang seperti disebut
perapat (water seal). Tinggi air perapat bergantung pada kemiringan dan ukuran
siphon, pada umumnya:
1,1 ∆hv < air perapat < 1,5 ∆hv (sekitar 0,45 m, minimum 0,15 m)
Dimana: ∆hv = beda tinggi kecepatan pada perapat.
2.8 Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan Dalam Perencanaan Siphon
Di dalam perencanaan siphon ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan,
antara lain:
1. Siphon harus mamapu menahan gaya uplift pada saat konsisi airnya kosong
2. Siphon harus dibuat pada kedalaman yang cukup dibawah dasar sungai
3. Untuk mengurangi kehilamgan energi maka lokasi siphon diusahakan pada
bentang sungai terpendek, sertaa memperkecil jumlah belokan siphon
2.9 Bagian-bagian Siphon
Bagian-bagian bangunan siphon antara lain:
1. Bagian peralihan masuk
2. Pelimpah
3. Siphon
4. Bagian peralihan keluar
5. Kisi-kisi penyaring
Diameter minimum siphon adalah 0,60 m untuk memungkinkan pembersihan
dan insfeksi. Agar siphon tidak tersumbat dan tidak ada orang atau binatang yang
masuk secara kebetulan, maka mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring
(trashrack). Kisi-kisi penyaring harus dipasang pada bukaan/lubang masuk
bangunan dimana benda-benda yang menyumbat menimbulkan akibat-akibat
yang serius, misalnya pada siphon dan gorong-gorong yang panjang. Kisi-kisi
penyaring dibuat dari jeruji-jeruji baja dan mencakup seluruh bukaan jeruji tegak
dipilih agar bisa dibersihkan dengan penggaruk (rake).

Gambar 2.4 Kisi-Kisi Penyaring


Kehilangan tinggi energi pada kisi-kisi dihitung dengan:
v2
hf = C
2g
s
C = β [ ]4/3 sin δ
b
Dimana:
hf = kehilangan tinggi energi, m
v = kecepatan melalii kisi-kisi, m/det
g = percepatan gravitasi, m/det2 (≈ 9,8 m/det2)
C = koefisien
β = faktor bentuk (2,4 untuk segiempat, dan 1,8 untuk jeruji bulat)
s = tebal jeruji, m
δ = sudut kemiringan dari bidang horizontal
b = jarak bersih antar jeruji, m
Biasanya siphon dikombinasi dengan tepat di sebelah hulu agar air tidak
meluap diatas tanggul saluran hulu. Dalam kondisi penempatan bangunan
pengeluaran sedimen direncanakan pada ruas ini, serta ketersediaan lahan/ruang
mencukupi, maka disarankan dilakukan penggabungan bangunan pelimpah
dengan bangunan pengekuar sedimen (sediment excluder). Pengeluaran peluap
dan bangunan pengeluar sedimen (sediment excluder) dalam satu komplek perlu
mempertimbangkan debit dan keleluasan ruang yang ada.
Disaluran-saluran yang lebih besar, siphon dibuat dengan pipa rangkap
(double barrets) guna menghindari kehilangan yang lebih besar di dalam siphon
jika bangunan itu tidak mengalirkan air pada detik rencana. Pipa rangkap juga
menguntungkan dari segi pemeliharaan dan mengurangi biaya pelaksanaan
bangunan. Siphon yang panjangnya lebih dari 100 m harus dipasang dengan
lubang periksa (manhole) dan pintu pembuang, jika situasi memungkinkan,
khususnya untuk jembatan siphon. Kadang-kadang akan sanagta menguntungkn
untuk membuat jembatan siphon. Bangunan ini membentang di atas lembah yang
lebar dan dalam. Mungkin juga (dari ekonomi) untuk membuat “talang
bertekanan”. Pemasangan siphon (yang panjangnya lebih dari 100 m) memerlukan
seorang ahli mekanik dan hidrolik.
2.10 Persyaratan Siphon
1. Siphon harus dipakai untuk membawa aliran saluran yang memotong jalan
atau saluran pembuang dimana tidak bisa dipakai gorong-gorong, jembatan
atau talang.
2. Pembuatan bangunan siphon harus mempertimbangkan kecepatan air dalam
pipa siphon sebesar 1,50-2,50 m/det. Kalau kecepatan air diambil terlalu
besar, maka akan mengakibatkan kehilangan tekanan besar, sehingga dapat
mengurangi area sawah yang akan dialiri. Kalau kecepatan air terlalu kecil,
menimbulkan pengendapan/penyumbatan di dalam pipa siphon.
3. Untuk kepentingan inspeksi dan pembersihan, ukuran pipa saluran diambil
minimum 0,70 m.
4. Dar dari tebing sungai di tempat siphon perlu diperkuat dengan pasangan
untuk menjaga bahaya penggerusan setempat dan kelangsungan tebing.
5. Pada bagian pintu masuk dan keluar harus dilengkapi dengan pintu
6. Agar siphon dapat berfungsi dengan baik, bangunan ini tidak boleh dimasuki
udara. Mulut siphon sebaiknya di permukaan air udik.
7. Penggunaan siphon di kotak tersier tidak menguntungkan karena biaya
pelaksanaan yang tinggi serta besarnya kehilangan tinggi energi yang
diperlukan, jadi sebaiknya dihindari.
2.11. Pengaliran Siphon
1. Perencanaan aliran dalam siphon harsu menggunkan kaidah aliran dakam
pipa.
2. Kehilangan tekanan dalam siphon dihitung dengan rumus :
v2 S
h= ( I + a + bI )
2g 4f

keterangan :
h = kehialangan tekanan
a = koefisien kehilangan tekanan akibat gesekan di bagian mulut lubang
b = koefisien kehilangan tekanan akibat adanya gesekan dalam pipa
L = panjangg pipa
S = keliling basah lubang
A = luas penampang basah
g = percepatan gravitasi
2.12 Struktur Siphon
1. Siphon harus stabil, tahan terhadap tekanan aliran sekelilingnya.
2. Kemiringan pipa pada bagian hilir jangan lenih tegak dari pada 1 : 3
3. Pada bagian masuk harus di pasang saringan dari besi untuk menahan benda
atau sampah.
4. Dipakai sponeng untuk balok – balok sekat untuk pemeliharaan, pada bagian
masuk.
Pemeriksaan tekanan air di dalam pipa perlu di hitung, untuk mengetahui pipa
beton tumbuk tersebut dapat tahan terhadap tekanan air.
2.13 Perhitungan Siphon
2.13.1 Debit Rencana
Debit rencana dihitung berdsarkan rumus
Qi = ( D3 ) 20 x Ai, atau
Qi = i (D1) 20 x Ai
2.13.2 Perhitungan Hidrolis
1. Pengaliran
Q = V . A m3 /det
2. Kehilangan tekanan
H = h1 + h2 + h3 + h4
Dimana :
H = jumlah kehilangan tekanan
v2 V32
h1 = (1 + f1) 2g
- 2g
= kehilangan tekanan pada waktu masuk

1 - μ2
f1 = μ
= koefisien kehilangan tekanan akibat kostraksi

pada pemasukan
L V2
h2 = f2 . R
. 2g
= koefisien kehilangan tekanan akibat gesekan pada

dinding.
b
f2 = a ( 1 R ) = koefisien kehiangan tekanan akibat gsekan pada

dinding.
L = Panjang Siphon
R = Jari – jari Hidrolis
a,b = konstanta
𝑉2
h3 = 𝑓3 2𝑔
= kehilangan tekanan pada bengkokan
2σ 4σ
f3 = sin . 2
- 2 sin . 2
= kontanta
𝑐 𝑉𝑎2
hq = k ( 𝑏 )4/3 . 2𝑔
sin 𝛼 = kehilangan tekanan pada trasphac

Bentuk mulut masuk = tenceng = 0,054


Gilinder = 0,050
Catatan =
Harga – harga a dan b adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Harga-harga a dan b


Material Pipa a b
Pipa baja 0,00497 0,0256
Baja tuang 0,00996 0,0256
Semen halus 0,00316 0,0305
Pasangan batu bata 0,00401 0,0701
Pasangan batu kali 0,00507 0,250
Kehilangan tekanan waktu keluar dianggap = 0
Harga K :
Untuk : V = dalam ft/det : bentuk bulat : K = 1,79
t = inch : bentuk persegi : K = 2,42
2.13.3 Perhitungan Hidrolis
1. Perhitungan kekuatan konstruksi
a. Pembebanan : siphon pada waktu kosong banjir dan
saluran irigasi kosong
b. Bahan konstruksi : pipa baja, pasangan batu dan beton
c. Kekuatan kosntruksi : harus memenuhi peraturan yang berlaku
untuk bahan yang dipilih.
2. Perhitungan stabilitas
a. Tembok penahan tanah harus stabil terhadap buling, geser, dan daya
dukung tanah
b. Lantai dan siphon harus stabil terhadap gaya up lift.
2.13.4 Contoh Perhitungan
Perhitungan kehilangan tinggi energi
 Pada pintu masuk (intel)
1
n= = 0,016
60
2
0,89
I1 = ( 1 )
x 0,832/3
0,016

= 0,000285
Diketahui :
Q = 6,258 m3/dt
h = 1,2 m
b = 4,0 m
m = 1,5
L = 5,0 m
A = 6,96 m2
K = 60
6, 258
V1 = = 0,89 m/dt
6,96

P = 4,0 + 21,2 √1,52 + 1 = 8,32 m

6,96
R = = 0,83 m
8,32

Ditanya : kehilangan tinggi energi akibat gesekan, perlaihan, dan trash


track ?
Penyelesaian :
 Akibat gesekan (friction)
0,000285 + 0,00177
∆Hf = 5,0 = 0,000514
2
 Akibat penyempitan / peralihan (konvengence)
1,52 - 0,892
∆Hc = 0,5 x = 0,037 m
2 x 0,8
 Akibat saringan
Bentuk batang screen diambil bulat, sehingga :
φ = 1,8
δ = 22 mm = 0,022 m
b = 0,10
α = 70°
0,022 4/3 0,892
∆Hγ = 3 x 1,8 ( ) x x sin 70 = 0,027 m
0,10 2 x 9,8
Jadi ∆𝐻 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,0054 + 0,037 + 0,027
= 0,0694 m
 Pada saluran Siphon (canduit)
Diketahui :
Q = 3,1293 m/dt
h = 1,7 m
b = 1,2 m
m =0
L = 9,0
A = 2,04 m2
K = 70
V2 = 1,5 m/dt
P = 5,80 m
R = 0,325 m
1
n = 70 = 0,014
2
1,53
I2 =( 1 )
x 0,3522/3
0,014

= 0,0017
Ditanya : kehilangan tinggi energi akibat gesekan dan belokan ?
Penyelesaian :
 Akibat gesekan (fiction)
∆𝐻𝑓 = 9,0 x 0,00177 = 0,016 m
 Akibat belokan (bend)
1
Ton ∆1 = = 0,5
2
∆1 = arc tan (0,5) = 26,565°
1 Comment [YY1]:
Ton ∆2 = 25
= 0,4
Comment [YY2]:
∆2 = arc tan (0,4) = 21,801° Comment [YY3]:

1,5
∆ Hb = (0,09 + 0,07) x = 0,012 m
9,8x2
Jadi ∆H total = 0,016 + 0,012
= 0,028 m
 Pada pintu masuk (outle)
Diketahui :
Q = 6,258 m3/dt
h = 1,2 m
m = 4,0 m
L = 5,0 m
A = 6,96 m2
K = 60
6,258
V1 = = 0,89 m/dt
6,96

P = 4,0 + 21,2 √1,52 + 1 = 8,32 m

6,96
R = = 0,83 m
8,32
1
n = 60
= 0,016
2
0,89
I2 =( 1 )
x 0,832/3
0,016

= 0,000285
Ditanya : kehilangan tinggi energi akibat gesekan dan
pelebaran ?
 Akibat gesekan (friction)
0,000285 + 0,00177
∆Hf = 5,0 = 0,000514
2
 Akibat pelebaran (divergence)
1,52 - 0,892
∆Hc = 0,3 x = 0,022 m
2 x 9,8
Jadi, ∆H total = 0,00514 + 0,022
= 0,027 m
Jadi, ∆H total keseluruhan
= 0,0694 + 0,028 + 0,027
= 0,1244 m
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai