NIM : 4203220039
KELAS : BIOLOGI B 2020
MATA KULIAH : BIOLOGI UMUM
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Peternakan merupakan lahan yang strategis bagi masyarakat Indonesia apabila kita mau untuk
mengembangkannya karena iklim di Indonesia sangatlah mendukung bagi berkembangnya sektor peternakan.
Inseminasi Buatan atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani yang telah
dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin
betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'. Perkawinan alami
merupakan perkawinan dimana pejantan memancarkan sperma langsung ke dalam alat reproduksi betina
secara langsung, tanpa perantara alat buatan.
IB diterapkan di Indonesia sejak tahun 1953 pada ternak sapi perah, kemudian pada sapi potong dan kerbau
TUJUAN PENELITIAN
Berikut adalah Tujuan dari pembuatan makalah
ini :
1) Agar mahasiswa Universitas Negeri Medan
dapat membandingkan perbedaan antara organ
reproduksi jantan dan betina melalui
pengamatan terhadap bentuk fisik dan organ
visceral.
2) Agar mahasiswa Universitas Negeri Medan
dapat mengetahui siklus reproduksi ternak.
3) Agar mahasiswa Universitas Negeri Medan RUMUSAN MASALAH
dapat mengetahui proses pengambilan semen
serta menganalisa semen Berikut permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini diantaranya:
1) Apa perbedaan antara organ reproduksi jantan
dan betina melalui pengamatan terhadap bentuk
fisik dan organ visceral?
2) Apa itu siklus reproduksi ternak?
3) Bagaimana proses pengambilan semen serta
menganalisa semen?
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hipotalamus terletak di dinding inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga.
Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofis sehingga mempengaruhi
keseluruhan sistem endokrin. Hormon trofik adalah hormon perangsang thyroid , hormon perangsang folikel , hormon
penguning , hormon adenocortikotrofik yang merangsang korteks kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormon
glucocorticoid dan hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus .
Hipofisa merupakan suatu kelenjar yang sangat penting pada hampir setiap fungsi tubuh. Kelenjar ini mengatur seluruh
mekanisme yang dapat menyelamatkan keturunan makhluk hidup. Hipofisa mensekresikan sejumlah besar hormon-hormon,
beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan reproduksi dan yang lain tidak langsung, disamping itu hormon-hormon
lain seperti MSH dan vasopressin juga disekresikan oleh kelenjar hipofisa. MSH mengatur sintesa dan penyebaran melanin
sedangkan vasopressin mempengaruhi tekanan darah dan keseimbangan air dalam tubuh .
Ventrikel, terdiri dari empat ventrikel yang saling berhubungan. Ventrikel berisi cairan yang terdapat pada pusat otak. Pada ventrikel terdapat pleksus
koroidalis fungsinya memproduksi cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal merupakan cairan yang bening yang meneglilingi otak dan medulla
spinalis. Cairan serebrospinal mengalir pada keempat ventrikel dan ruang subarachnoid .
Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak. Cerebrum dibagi menjadi dua bagian disebut hemisfer kanan dan kiri. Cerebrum memiliki struktur
saraf internal, seperti thalamus, hipotalamus, dan kelenjar pituitari. Masing-masing struktur tersebut memungkinkan untuk memproses pesan pesan
yang berbeda yang dikirim ke otak kemudian otak mengirim pesan pesan tersebut ke bagian tubuh .
Ventrikel 1 berfungsi sebagai pusat koordinasi penglihatan dan penciuman otak manusia maupun hewan vertebrata lainnya. Ventrikel 2 berfungsi
sebagai pusat koordinasi pendengaran. Ventrikel 3 berfungsi sebagai pusat koordinasi gerak
B.
Sistem reproduksi pada ternak jantan biasanya terdiri dari testis , epidydimis, vas deferens atau ductus deferens, urethra, penis, dan accessory glands .
Bagian organ reproduksi jantan dibagi dalam tiga bagian terdiri dari pars penis, pars bulbo dan pars pelvis. Sistem reproduksi mamalia dan unggas
terdiri dari dua testes yang terbungkus di dalam skrotum, organ-organ tambahan meliputi duktus-duktus, kelenjar-kelenjar, dan penis. Sistem reproduksi
pada jantan juga terdiri dari atas pasangan kelenjar-kelenjar asesori, dan sistem duktus termasuk organ kopulasi. Testis merupakan gonad indiferen
yang berdiferensiasi sewaktu embrio dini pada jantan. Semua spesies testis berkembang di dekat ginjal, yaitu pada daerah krista genitalis primitif. Pada
mamalia testis mengalami penurunan yang cukup jauh, pada kebanyakan spesies berakhir pada skrotum. Fungsi testis ada dua macam, yang
menghasilkan hormon seks jantan disebut androgen, dan yang menghasilkan gamet jantan disebut sperma .
Epididymis merupakan pipa panjang dan berkelok-kelok yang menghubungkan vasa eferensia pada testis dengan ductus deferens . Kepala epididymis
melekat pada bagian ujung dari testis dimana pembuluh-pembuluh darah dan saraf masuk. Epididymis berperan sebagai tempat untuk pemasakan
spermatozoa sampai pada saat spermatozoza dikeluarkan dengan ejakulasi . Epididymis dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor.
Kepala membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis. Epididymis mempunyai empat
fungsi utama, yaitu pengangkutan atau transportasi, konsentrasi atau pengentalan, maturasi dan penyimpanan spermatozoa .
Ductus deferens adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari epididymis ke duktus ejakulatoris dalam uretra
prostatik. Ductus deferen meninggalkan ekor epididymis bergerak melalui kanal inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan
pada cincin inguinal internal memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari korda. Selanjutnya dua ductus deferens
mendekati uretra, serta dalam lipatan peritonium yang disebut lipatan urogenital yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina .
Kelenjar aksesori kelamin pada hewan jantan terdiri atas kelenjar ampula, vesikularis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis. Kelenjar
aksesori kelamin tersebut berperan sebagai organ penghasil plasma semen. Sekreta kelenjar aksesori menghasilkan volume terbesar dari
volume total plasma semen. Plasma semen yang disekresikan ke lumen urethra merupakan medium yang sesuai bagi spermatozoa ke-tika
diejakulasikan menuju organ reproduksi betina. Motilitas dan aktivitas metabolik spermatozoa dapat berlangsung dengan adanya sekreta
kelenjar aksesori yang bercampur dengan sekreta yang berasal dari testis dan ductus epididymidis .
Urethra masculinus atau canalis urogenitalis adalah saluran ekskretoris bersama untuk urine dan semen. Urethra membentang dari daerah
pelvis ke penis berakhir pada ujung glans penis sebagai orificium urethrae externa. Urethra dapat dibedakan menjadi bagian pelvis, bulbus
urethralis dan bagian. Penis adalah organ kopulatoris hewan jantan, mempunyai tugas ganda yaitu prngrluaran urine dan perletakan semen ke
dalam saluran reproduksi betina. Penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis. Bagian ujung atau glans penis
terletak bebas dalam praeputium. Badan penis terdiri dari corpus avernosum penis yang relatif besar dan diselaputi oleh suatu selubung
fibrosa tebal berwarna putih, tunika albuginea. Bagian body atau badan penis berada dalam ruang tubuh dan berbentuk seperti huruf «S», oleh
karena itu disebut flexure sigmoidea.
Bagian Kepala
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23
kromosom dari sel ayah. Selubung tebal yang dimaksud adalah akrosom, fungsi dari akrosom adalah untuk melindungi, juga menghasilkan
enzim.
Ekor
Bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam & membran plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma Berupa
flagella untuk pergerakan spermatozoon. Bagian ini mengandung sedikit sekali sitoplasma dan mengandung rangka poros yang disebut aksonema .
E.
Inseminasi Buatan didefinisikan sebagai proses memasukkan semen ke dalam organ reproduksi betina dengan menggunakan alat inseminasi. Prosesnya secara luas
mencakup penampungan semen, pengenceran dan pengawetan semen sampai pada deposisi semen ke dalam saluran reproduksi betina. Inseminasi Buatan bila
dibandingkan dengan perkawinan secara alami, memiliki banyak keuntungan walaupun ada kelemahannya. Keuntungannya adalah dapat mempercepat penyebaran dan
peningkatan mutu genetik ternak. Melalui penggunaan bioteknologi IB, efisiensi penggunaan pejantan unggul yang terbatas jumlahnya dapat ditingkatkan dengan
Penampungan semen bertujuan untuk memperoleh semen yang jumlah -nya banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih lanjut untuk keperluan inseminasi buatan.
Secara umum penampungan semen adalah ejakulasi yang dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal. Faktor internal yaitu hormon, metabolisme, keturunan, makanan,
umur, dan kesehatan secara umum dari pejantan tersebut. Faktor eksternal adalah suasana lingkungan, tempat penampungan, manajemen, para penampung, cuaca, saranan
penampungan termasuk teaster dll. Semen yang memenuhi syarat adalah mengamati dan memperhatikan perilaku setiap pejantan yang akan ditampung semennya .
Penampungan semen dengan Vagina Buatan dilakukan dengan persiapan seperti pembersihan rambut preputium, pembersiahan ventral perut sampai pangkal ekor dan
tempat penampungan semen minimal harus berlantai kasar, tidak licin dan bertanggaserta untuk menyangga berat dapat diberi 2 papan/balok berkaki dikiri dan kanan
hewan ternak pemancing. Teknik merangsang dapat menggunakan sapi betina yang tidak birahi. Rangsangan dapat diperhebat dengan membiarkan pemancing dikawini
sekali tanpa ditampung semennya dan penunggangan berikutnya baru ditampung untuk memperoleh kuantitas dan kualitas semen yang lebih baik .
F.
Keberhasilan IB dapat ditentukan dengan mengamati siklus birahi sapi, jika 21 hari setelah dilakukan IB dan sapi tidak
mengalami birahi pertama, dan juga tidak mengalami birahi siklus kedua, maka sapi dinyatakan bunting berumur 42 hari.
Proestrus
Produksi estrogen meningkat di bawah stimulasi FSH dan adenohipofisis pituitari dan LH ovari yang menyebabkan
meningkatnya perkembangan uterus, vagina, oviduk, dan volikel ovari. Fase yang pertama dari siklus estrus dianggap sebagai
fase penumpukan.
Estrus
Estrus adalah periode penerimaan seksual pada hewan betina, yang terutama ditentukan oleh tingkat sirkulasi estrogen.
Metestrus
Metestrus adalah fase setelah ovulasi dimana korpus luteum mulai berfungsi.
Diestrus adalah periode «quiescence» yang relatif pendek antara siklus estrus pada hewan–hewan yang tergolong poliestrus,
sedangkan anestrus merupakan periode «quiescence» antar musim kawin. Hormon tidak disekresikan dalam jumlah konstan
sepanjang daur seksual, tetapi dengan kecepatan yang sangat berbeda dalam berbagai bagian dari daur tersebut.
Metode Penelitian
Waktu dan Tempat