Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

C. WAKTU DAN TEMPAT

BAB II DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

B. CARA KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
B. PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah
memberikan niknat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan hasil praktikum mengenai . Shalawat serta salam kami
sampaikan kepada Nabi muhammad saw. Adapun tujuan kami membuat laporan
ini adalah adalah salah satu evaluasi belajar kami dan laporan ini juga bertujuan
agar kami lebih memahami tentang perbandingan frekuensi pernapasan beberapa
orang dan juga perbandingan tingkat frekuensi pernapasan dengan kegiatan
manusia.

Ucapan terimah kasih kami sampaikan kepada guru pembimbing pelajaran


biologi yakni Ibu Irni Novrianti,S.pd. yang telah membantu kami dalam
melakukan eksperimen atau praktikum dan menyelesaikan laporan praktikum
kami.

Kami masih dalam proses belajar, masih butuh banyak bimbingan dari guru
pembimbing kami. Untuk saran dan kritik akan membangun kami untuk dapat
lebih baik kedepannya. Kelelahan pembuatan laporan ini akan sirna manakala
laporan ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Atas perhatian pembaca, kami
selaku pembuat laporan praktikum mengucapkan banyak terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakuh.

Camba, 27 Februari 2018

Penulis

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Respirasi, atau bernapas, memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk


mengambil oksigen, untuk mengeluarkan karbon dioksida, dan untuk
meregulasi komposisi relatif dari darah. Tubuh membutuhkan oksigen untuk
metabolisme makanan. Selama proses metabolisme, oksigen digabungkan
dengan atom karbon dalam makanan, memproduksi karbon dioksida (CO2).
Sistem pernapasan membawa udara, termasuk oksigen, melalui inspirasi,
menghilangkan karbon dioksida melalui ekspirasi.

Sistem pernapasan melibatkan beberapa organ, termasuk hidung, mulut,


faring, trakea, diafragma, otot perut, dan mulut kemudian melewati faring dan
laring untuk trakea. Trakea, tabung berotot membentang ke bawah dari laring,
membagi di ujung bawah menjadi dua cabang yang disebut bronkus primer.
Setiap bronkus memasuki paru-paru, di mana ia kemudian membagi ke
saluran pernapasan sekunder, bronkiolus dan akhirnya duktus alveolar
mikroskopis, yang berisi banyak kantung-kantung kecil yang disebut alveoli.
Alveoli dan kapiler bertanggung jawab untuk pertukaran oksigen dan karbon
dioksida.

Inspirasi udara proses aktif, disebabkan oleh kontraksi otot. Inspirasi


menyebabkan paru-paru untuk mengembang di dalam thorax (dinding dada).
Ekspirasi, kontras adalah fungsi pasif, dibawa oleh relaksasi paru-paru, yang
mengurangi volume paru-paru dalam dada. Paru-paru mengisi sebagian besar
ruang di dalam torax, yang disebut rongga dada, dan sangat elastis,
tergantung di dinding toraks. Oleh karena itu, jika udara yang masuk ke ruang
antara dada dan paru-paru, salah satu atau kedua paru-paru akan runtuh.

B. Tujuan Penelitian

1 .Membandingkan frekuensi peernapasan seseorang.

2.Membandingkan tingkat frekuensi pernapasan dengan kegiatan manusia.

.
C. Waktu dan Tempat

Praktikum ini di lakukan pada hari Selasa, 13 Februari 2018 jam 10.15-
12.15. dan bertempat di ruang dan sekitar kelas XI MIPA 3.
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian Pernafasan

Pernapasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di


dalam jaringan atau atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-
paru bernama pernapasan luar.

Adapun organ-organ pernapasan yaitu :

1.      Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung

2.      Rongga hidung dilapisi lendir yang sangat kaya akan pembuluh


darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir
semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung.

3.      Farinx (tekak) adalah pipa berotot yang yang berjalan dari dasar
tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus pada ketinggian
tulang rawan krikoid.

4.      Larinx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang


memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari farinx sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya.

5.      Trakhea atau batang tenggorok kira-kira sembilan sentimeter


panjangnya. Trakhea berjalan dari larinx sampai kira-kira ketinggian
vertebra torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua
bronkhus (bronkhi).

6.      Bronkhus yang terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian


kira-kira vertebra torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan
trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.

Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau


bernapas secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan
kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi
yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi :
inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.

Kecepatan normal setiap menit :

1.      Bayi baru lahir                   : 30-40 kali per menit

2.      Dua belas bulan                 : 30 kali per menit

3.      Dua sampai lima tahun      : 24 kali per menit

4.      Orang dewasa                   : 10-20 kali per menit

B. Pusat Pernapasan

Pusat peranapasan terdiri dari beberapa kelompok neuron yang terletak


bilateral di medula oblongata dan pons pada batang otak, daerah ini dibagi
menjadi tiga kelompok neuron utama yaitu:

1.      Kelompok pernapasan dorsal, terletak di bagian dorsal medula, yang


terutama menyebabkan inspirasi.

2.      Kelompok ventral, yang terletak di ventrolateral medula, yang terutama


menyebabkan ekspirasi.

3.      Pusat pneumotaksik, terletak di sebelah dorsal bagian superior pons, yang


terutama mengatur kecepatan dan kedalaman napas.

C. Proses Pernapasan

Perbedaan tekanan antara alveoli dan lingkungan adalah pengendali


kekuatan untuk pertukaran gas yang terjadi selama ventilasi. Tekanan alveoli
harus lebih rendah dari tekanan udara selama inspirasi (bernapas), dan lebih
tinggi selama ekspirasi (menghembuskan nafas). Jika tekanan udara
didefinisikan sebagai nol, tekanan negatif alveoli selama inspirasi dan positif
selama ekspirasi. Ini perbedaan tekanan yang diciptakan melalui
dikoordinasikan gerakan diafragma dan dada, sehingga peningkatan volume
paru (Vpulm) selama inspirasi dan penurunan selama ekspirasi.

Otot-otot inspirasi terdiri dari diafragma, sisi tak sama panjang otot, dan
eksternal interkostal otot. Kontraksinya menurunkan diafragma dan
meningkatkan dan memperluas dada, sehingga memperluas paru-paru pada
inspirasi. Oleh karena itu eksternal interkostalis otot aktif dan otot aksesori
pernapasan yang diaktifkan untuk bernafas dalam. Selama masa
berlangsungnya, diafragma dan lainnya pada inspirasi otot rileks, sehingga
meningkatkan diafragma dan menurunkan dan mengurangi volume dada dan
paru-paru. Hal ini terjadi karena elastis intrinsik dari paru-paru, ekspirasi diam
pasif. Pada saat bernapas lebih dalam, mekanisme aktif juga dapat memainkan
peran dalam berakhirnya interkostal internal otot kontrak, dan diafragma
didorong ke atas oleh tekanan perut diciptakan oleh otot-otot dinding perut.

D. Otot-Otot Pernapasan

Gerakan diagfragma menyebabkan perubahan volume intratorakal sebesar


75% selama inspirasi tenang. Otot diagfragma melekat di sekeliling bagian
rongga toraks, membentuk kubah di atas hepar dan bergerak ke arah bawah
seperti piston pada saat berkontraksi. Jarak pergerakan diagfragma berkisar
antara 1,5 cm sampai 7 cm saat inspirasi dalam.

Otot inspirasi penting lainnya adalah muskulus interkostalis eksternus,


yang berjalan dari iga ke iga secara miring ke arah bawah dan ke depan. Iga-
iga berputar seolah-olah bersendi di bagian punggung, sehingga ketika otot
interkostalis eksternus berkontraksi, iga-iga di bawah akan terangkat. Gerakan
ini akan mendorong sternum ke luar dan memperbesar diameter anteroposterior
rongga dada.

E. Jenis-Jenis Pernapasan

Jenis-jenis pernapasan ada 2 yaitu :

1. Pernapasan Dada
a.  Pernapasan dada terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Jika otot
antar tulang rusuk eksternal berkontraksi dan tulang-tulang rusuk
terangkat dan rongga dada membesar dan tekanan udara mengecil
dan terjadi inspirasi.

b.  Jika otot antar tulang rusuk internal berkontraksi, tulang-tulang rusuk


kembali ke posisi semula dan rongga dada mengecil dan tekanan udara
membesar dan terjadi ekspirasi.

2. Pernapasan Perut

a.  Pernapasan perut terjadi karena aktivitas diafragma. Jika diafragma


berkontraksi àotot perut berelaksasi, diafragma mendatar,  rongga dada
membesar, tekanan udara mengecil dan terjadi inspirasi.

b.  Jika diafragma relaksasi, otot perut berkontraksi à diafragma


naik dan rongga dada mengecil serta tekanan udara membesar dan terjadi
ekspirasi.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan :

1.      Jam / stopwatch

B. Cara Kerja

1.      mencari tiga orang teman untuk terlibat dalam kegiatan ini

2.      Dari ketiga orang tersebut, diberikan dalam waktu yang bersamaan untuk
melakukan hal – hal berikut.

3.      Orang I dalam keadaan santai atau istirahat

4.      Orang II melakukan aktivitas lari kecil selama 5 menit

5.      Orang III meakukan aktivitas naik turun tangga selama 5 menit

6.      Setelah ketiga perlakuan di atas, menghitung frekuensi pernafasan nya


setiap menit. Dan mencatat  hasil nya pada tabel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil:

Macam Kegiatan
Bera
Jenis t Aktivitas Ringan Aktivitas Aktivitas Berat
N (Duduk) Sedang ( Lari)
Nama Kelam Bad
o. ( menit ke-) ( Jalan santai) (menit ke-)
in an
(kg) ( menit ke-)
1 2 3 Rt 1 2 3 Rt 1 2 3 Rt
1. Wind Pr 43 21 17 17 18, 25 23 22 23, 3 2 2 26,
ah 3 3 0 6 4 7
3. Evi Pr 36 25 23 23 23, 30 28 26 28 3 3 3 31,
6 4 0 0 3
4. Aldi Lk 45 16 15 16 15, 21 19 17 19 2 2 2 23,
7 7 3 0 3
Tabel 1. hasil pengamatan

B. Pembahasan        

Berdasarkan  data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa setiap


probandus mengalami kenaikan frekuensi pernapasan setelah melakukan
aktivitas. Frekuensi pernapasan akan semakin meningkat ketika aktivias yang
dilakukan semakin berat. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi rata-rata setiap
probandus yang semakin meningkat ketika melakukan aktivitas yang semakin
berat, seperti probandus Windah dengan frekuesi rata-rata saat duduk adalah
18,3 kemudian menjadi  23,3 saat melakukan jalan santai dan berubah menjadi
26,7 saat selesai lari, kemudian pada probandus Evi, frekuensi rata-ratanya saat
duduk adalah 23,6 kemudian menjadi 28 setelah melakukan jalan santai dan
berubah menjadi 31,3 saat selesai lari.
Hal ini dikarenakan saat melakukan aktivitas berat maka tubuh akan
mebutuhkan lebih banyak energidibandingkan dengan orang yang tidak
melakukan kegiatan (santai/duduk). Tubuh memerlukan lebih banyak oksigen
untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu
meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang
lebih banyak.
Kemudian pada data dapat dilihat juga frekuensi rata-rata pernapasan setiap
probandus berbeda antara satu dengan yang lain hal ini disebabkan karena
kondisi fisiologis individu yang berbeda. Hal ini termasuk perbedaan jenis
kelamin, dan posisi tubuh.
Seperti pada probandus Aldi yang semua frekuensi rata-rata pada
aktivitas yang dilakukan lebih rendah dari probandus Windah dan probandus
wanita lainnya. Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa frekuensi
pernapasan laki-laki lebih kecil daripada frekuensi perapasan wanita. Hal ini
disebakan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil dari
laki-laki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
Kemudian posisi tubuh juga mempengaruhi besar kecilnya frekuensi
pernapasan setiap probandus. Hal ini dapat dilihat frekuensi rata-rata
probandus dari posisi tubuh saat duduk dan berdiri yaitu pada saat jalan santai
dan lari yang berbeda.
Seperti pada probandus Aldi, saat posisi duduk frekuensi rata-ratanya adalah
15,7 dan berubah menjadi 19/23,3 saat posisi berdiri. Perbedaan ini disebabkan
karena pada tubuh yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga
diperlukan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Banyaknya tenaga
juga dipengaruhi oleh beratnya badan, semakin berat badan yang disangga
maka semakin besar energi yang diperlukan dan  semakin besar juga oksigen
yang dibutuhkan tubuh. Sehingga frekuensi pernapasannya juga akan
meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari berat badan probandus yang membuktikannya,
seperti berat badan probandus Windah sebesar 40 dengan frekuensi rata-rata
saat posisi berdiri 22/26,7 dengan berat badan probandus Evi sebesar 36
dengan frekuensi rata-rata saat posisi berdiri 26/31,3. Berat badan probandus
Windah lebih besar dari berat badan probandus Evi sehingga frekuensi
pernapasan Windah lebih besar daripada frekuensi pernapasan Evi saat posisi
berdiri.
Sedangkan pada posisi duduk beban berat tubuh disangga oleh sebagian
besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan
jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar
sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.Hal ini disebabkan karena tubuh
memerlukan banyak oksigen untuk melakukan pembakaran dalam tubuh untuk
menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas, semakin besar
aktifitas nya maka semakin banyak pula oksigen yang diperlukan untuk proses
pembakaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Frekuensi pernapasan seseorang berbeda beda meski melakukan aktivitas


yang sama.
2. Aktivitas yang dilakukan seseorang dapat berpengaruh terhadap frekuensi
pernapsannya. Semakin berat aktivitas yang dilakukan maka akan semakin
besar frekuensi pernapasannya.
3.  Jenis kelamin berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan seseorang. Jenis
kelamin laki-laki lebih rendah frekuensi pernapasannya daripada frekuensi
pernapasan wanita.
4.  Posisi tubuh seseorang berpengaruh terhadap frekuensi pernapasannya.
Pada posisi berdiri frekuensi pernapasaan lebih besar daripada posisi duduk
atau santai.

B. Saran

         Perlu dilakukan lebih banyak percobaan lagi, agar bisa membandingkan


frekuensi pernapasaan setiap orang.
DAFTAR PUSTKA

Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga

Syamsuri Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga

Tim LBB SSCintersolusi. 2012. TEXT BOOK SSCIntersolusi : SSCI

Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

https://www.google.com/biologi ( laporan frekuensi pernafasan manusia )/Haerul


Rachmat

Laporan Fisiologi Pernapasan.htm

diakses : pada pada 9 februari 2013

https://www.google.com/biologi ( laporan frekuensi pernafasan


manusia )/Semuanya Ada disini  praktikum penghitungan denyut nadi.htm

https://www.google.com/biologi( laporan frekuensi pernafasan


manusia )/cimplung-Laporan praktikum frekuensi pernapasan dan denyut
nadi.htm
LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“MENGHITUNG FREKUENSI
PERNAFASAN”
DI

OLEH:

MELISA PRATIWI

WINDAH SYAHRA RAMADHANI

EVI ANGRAENI

NUR ANDINI

A. RIZALDI AMRIL

KELAS XI MIPA 3

SMA NEGERI 2 MAROS

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai