DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
B. CARA KERJA
A. HASIL
B. PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan niknat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil
praktikum mengenai . Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi muhammad saw.
Adapun tujuan kami membuat laporan ini adalah adalah salah satu evaluasi belajar kami dan
laporan ini juga bertujuan agar kami lebih memahami tentang kandungan glukosa dan protein
di dalam urine.
Ucapan terimah kasih kami sampaikan kepada guru pembimbing pelajaran biologi yakni
Ibu Irni Novriyanti,S.pd. yang telah membantu kami dalam melakukan eksperimen atau
praktikum dan menyelesaikan laporan praktikum kami.
Kami masih dalam proses belajar, masih butuh banyak bimbingan dari guru pembimbing
kami. Untuk saran dan kritik akan membangun kami untuk dapat lebih baik kedepannya.
Kelelahan pembuatan laporan ini akan sirna manakala laporan ini dapat bermanfaat bagi
orang lain. Atas perhatian pembaca, kami selaku pembuat laporan praktikum mengucapkan
banyak terima kasih.
Penulis
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ekskresi adalah system yang berperan dalam proses pembuangan zat yang sudah tidak
diperlukan atau zat yang membahayakan tubuh, dalam bentuk larutan. Urine atau air seni adalah
cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dalam tubuh melalui proses
urinasi. Urine normal berwarna jernih transparan warna kuning muda. Urine beraasal dari zat
warna empedu. Urine berbau khas jika diberikan agak lama, berbau ammonia pada kisar 6.8-7.2.
kandungan air, urea, asam urat, ammonia, keratin, asam oksalat, asam fosfat, asam sulfat, klorida.
Volume urine normal, kisaran 900-1200 mL.
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil
metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya:
karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa
metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat
racun dan dapat menimbulkan penyakit.
B. Tujuan Penelitian
Mengetahui kandungan glukosa dan protein dalam urine serta mengamati karakteristik urine.
Praktikum ini di lakukan pada hari Selasa, 27 Februari 2018 jam 10.15-12.15 WITA.
dan bertempat di ruang dan sekitar kelas XI MIPA 3.
BAB II
DASAR TEORI
A. Struktur Ginjal
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang mengandung jutaan alat
penyaring (nefron). Setiap nefron terdiri atas badan malpighi (renal cospuscle), tubulus kontortus
proksimal, bagian tebal dan bagian tipis lengkung henle, tubulus kontortus distal.
Badan malpighi terdiri atas berkas kapiler yang disebut glumerulus yang dikelilingi kapsul
Bowman. Lembaran dalam yang menutupi kapiler glomerulus dinamakan lapisan viseral, lembaran
luar membentuk batas luar tebal malpighi disebut lapissan parietal kapsula Bowmann yang dilapisi
sel epitel pipih. Antara dua lapisan terdapat ruang kapsula yang menerima filtrat. Setiap badan
malpighi mempunyai kutub vaskuler tempat arteri aferen masuk dan arteri eferen keluar
meninggalkan glomerulus, dan kutub urinarius, tempat tubulus proksimalis dimulai. Lapisan
parietal yang berdinding selapis sel epitel pipih begitu sampai di kutub urinaria epitel berubah
menjadi epitel kubus. Lapisan viseral mengalami modivikasi selama perkembangan embrional.
Sel-sel lapisan internal dinamakan podosid, mempunyai badan sel dimana muncul beberapa
tonjolan primer. Setiap tonjolan primer mempunyai banyak tonjolan sekunder yang menutupi
kapiler glomerulus. Tonjolan sekunder ini saling bertautan, membatasi ruang yang membentuk
celah filtrasi.
Antara sel-sel endotel kapiler dan podosid yang berlubang-lubang merupakan lapisan
basalis. Membran ini merupakan struktur struktur kontinyu yang memisahkan darah kapiler dari
ruang kapsular. Di samping se endotel dan podosid, kapiler glomerulus mempunyai sel mesangial.
Sel mesangial ini bersifat kontraktil dan memainkan peranan dalam regulasi filtrasi glumerulus,
juga mensekresi berbagai senyawa, mengambil kompleks imun dan terlibat dalam produksi
penyakit glomerulus, juga bekerja sebagai makrofag dan berperan membersihkan lamina basalis
dari zat-zat tertentu yang tertimbun dalam matrik selama filtrasi.
Tubulus kontortus proksimal manusia panjangnya + 15mm, dengan diameter 55µm.
Dindingnya dibentuk oleh selapis sel tunggal kuboid yang saling menjalin satu dengan yang lain
dan disatukan oleh tautan kedap apikal. Pada apeks sel yang menghadap ke lumen tubulus terdapat
banyak mikrovili yang panjangnya 1µm , bentukan ini dinamakan brush border (batas sikat) yang
berfungsi membantu absorpsi zat-zat (peptida, glukosa) yang keluar dari darah selama filtrasi.
Tubulus proksimal berakhir dengan segmen tipis pars desenden lengkung henle yang
mempunyai epitel sel pipih yang tipis. Segmen tipis ini berakhir dalam segmen tebal pars asenden
yang sel-selnya berbentuk kuboid yang banyak mengandung mitokondria. Pars asenden tebal
lengkung henle mencapai glomerulus dan tubulus berdekatan dengan arteriol aferen dan eferen,
dimana dinding arteriol aferen mengandung sel jukstaglomerulus (penskresi renin). Pada titik ini
epitel tubulus dimodifikasi membentuk makula densa. Sel jukstaglomerulus, makula densa dan sel
lapis bergrandula bersama-sama dikenal sebagai aparatus jukstaglomerulus.
Tubulus kontortus distal, epitel kuboidnya lebih rendah daripada tubulus proksimal,
mempunyai mikrovili sedikit. Tubulus distal bersatu membentuk tubulus koligen yang berjalan
melewati korteks dan medula renalis yang akan bermuara di pelvis renalis pada apeks piramid
medula.
C. Sifat-sifat urine
Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.Volume urine normal orang dewasa 600 – 2500 ml/hari, ini tergantung pada banyaknya air dan
makanan yang di konsumsi serta keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi,
teh, alkohol menpunyai efek diuresis.
2.Berat jenis berkisar antara 1,003 – 1,030.
3.Reaksi urine biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila masukan protein
tinggi, urine menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein.
Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urine menjadi alkali karena perubahan urea
menjadi amonia dan kehilangan CO2 di udara. Urine menjadi alkali pada alkaliosis seperti setelah
banyak muntah.
4. Warna urine normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit
urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urine berwarna kuning tua atau kecoklatan,
pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urine menjadi hijau, coklat, atau kuning tua. Darah
(hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urine. Urine sangat asam
mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu.
5. Urine segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan.
1. Tabung reaksi
3. Penjepit
4. Pembakar spritus
5. Korek
6. Urine
7. Larutan biuret
8. Larutan benedict
9. Kertas lakmus.
B. Cara Kerja
Kegiatan 1,
Uji protein
· Kegiatan 2
Uji glukosa
A. Hasil
B. Pembahasan
Ada 2 jenis kandungan yang telah di uji, yaitu uji protein dan uji glukosa.
Yang pertama yaitu menguji kandungan protein dalam urine, dengan menggunakan larutan
biuret 5 tetes dan membiarkan selama 5 menit, semula warna pada urine yaitu kuning setelah di
beri biuret dan di biarkan selama 5 menit ternyata perubahan warna yang terjadi yaitu tetap kuning
dan tidak terjadi endapan , berarti dapat diketahui bahwa urine tersebut tidak mengandung protein.
Kemudia yang kedua yaitu menguji kandungan glukosa dalam urine, dengan
menambahkan 5 tetes larutan benedict dan memanaskan hingga mendidih, warna mula mula pada
urine yaitu kuning dan setelah di panaskan warna urine berubah menjadi kuning kehijauan, dan
tidak terjadi endapan dalam urine tersebut, dari hal itu dapat diketahui bahwa urine tersebut tidak
mengandung glukosa
Serta mengamati karakteristik urine. Jika urine tersebut berwarna kuning, maka urine
tersebut normal dan pH normal urine adalah 4,7-8.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan :
- Jadi di dalam urine mengandung klorida dan amonia namun tidak mengandung protein dan
glukosa, itu berarti bahwa urine tersebut sehat.
B. Saran :
- Perlu dilakukan lebih banyak percobaan lagi, agar bisa mengamati lebih teliti tentang
kandungan di dalam urine.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga
https://www.google.com/laporan-biologi-uji-urin/LAPORAN-UJI-URINE dimas_kicir.htm