Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2

Anggota:

1. Windah Syahra Ramadhani


2. Melisa Pratiwi
3. Arwita Purwasari
4. Irmayani
5. Dimas Pramudya Nagara

Kelas: XII MIPA 3

Mata Pelajaran: Sejarah Indonesia

REVOLUSI HIJAU PADA MASA ORDE BARU

A. Pengertian Revolusi Hijau

Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan
perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang
dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang,
terutama di Asia. Hasil yang nyata adalah tercapainya swasembada (kecukupan
penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara yang sebelumnya selalu
kekurangan persediaan pangan (pokok), seperti India, Bangladesh, Tiongkok,
Vietnam, Thailand, serta Indonesia. Norman Borlaug, penerima penghargaan
Nobel Perdamaian 1970, adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama
gerakan ini.

B. Sejarah Revolusi Hijau

Sejarah Revolusi Hijau diperkenalkan pertama kali oleh William Gaud pada 1968.
Mantan Direktur USAID, lembaga donor milik pemerintah Amerika Serikat ini,
membandingkan masifnya perubahan di bidang pertanian itu dengan Revolusi
Merah di Soviet dan Revolusi Putih di Iran, dua perubahan besar secara politik di
dua negara musuh bebuyutan Amerika Serikat itu.

Perubahan yang oleh Gaud disebut revolusi itu dimulai dari Meksiko. Negara di
Amerika Latin ini mengubah sistem pertaniannya secara radikal pada 1945. Salah
satu alasannya adalah karena berbanding terbaliknya pertambahan jumlah
penduduk dengan kapasitas produksi gandum. Penduduk terus bertambah
sementara produksi gandum terus berkurang. Mereka pun menggenjot
pertaniannya melalui riset, penyuluhan, dan pembangunan infrastruktur yang
didanai beberapa lembaga besar lainnya. Hasilnya, dari semula mengimpor
gandum pada 1943, negara ini bisa memenuhi kebutuhan gandumnya pada 1956.
Delapan tahun kemudian, Meksiko bahkan sudah mengekspor gandum ke negara
lain.

Karena perubahan itu dianggap berhasil maka beberapa lembaga besar kemudian
membawa teknologi yang sama ke berbagai dunia. Kalau di Meksiko mereka
fokus pada gandum, maka di belahan dunia lain mereka fokus pada padi. Salah
satunya dengan mendirikan International Rice Research Institute (IRRI) di Los
Banos, Filipina. Dari pusat riset padi ini lahir padi varietas baru bernama
International Rice (IR) seperti IR 64 dan IR 36 yang disebar ke dunia, termasuk
Indonesia. Produk mereka inilah yang menjangkau hampir separuh penduduk
dunia dan kemudian menggantikan padi lokal, termasuk di Indonesia.

IRRI yang mempunyai kantor perwakilan di 14 negara mulai bekerjasama dengan


Indonesia pada tahun 1972, melalui Balai Litbang Pertanian Departemen
Pertanian (Deptan). Deptan yang seharusnya jadi kepanjangan tangan pemerintah
ternyata kemudian hanya jadi kepanjangan tangan korporasi dan lembaga
internasional.

C. Latar Belakang Lahirnya Revolusi Hijau di Indonesia

Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah


kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat
pesat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan
pengontrolan jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian
binit unggul dalam bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Thomas Robert Malthus.

Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas


(bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi
pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos
bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik
dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan
teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga
sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur.
Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras. Gerakan
Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia
dijalankan sejak Orde Baru berkuasa.

Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting: penyediaan air melalui
sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai
dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul
sebagai bahan tanam berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini,
terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan
penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu, suatu
hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.

D. Perkembangan Industrialisasi Masa Orde

Perkembangan industri yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas dari proses
perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industri . Dimana
selain penemuan-penemuan baru di bidang industri masih ada lagi factor yang
menyebabkan terjadi industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari
perkembangan revolusi hijau. Dimana revolusi hijau ini menyebabkan upaya
untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada perkembangan industrialisasi
yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran tersebut
akan mengarah pada kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan proses
budaya dimana dibangun masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris
tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat industri.
Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan panjang penemuan di
bidang teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat.
Industrialisasi ini juga berhasil menjerat Indonesia untuk masuk didalamnya,
dimana Industrialisasi di Indonesia ditandai oleh :

a. Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja.

b. Banyaknya tenaga kerja terserap ke dalam sektor-sektor industri.

c. Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola perilaku


yang baru yang bercirikan masyarakat industri modern diantaranya rasionalisasi.

d. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di berbagai daerah khususnya


di kawasan industri.

e. Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang memanfaatkan hasil-hasil industri


baik pangan, sandang, maupun alat-alat untuk mendukung pertanian dan
sebagainya.

Dari hal diatas, pemerintah Indonesia mulai tertarik akan perkembangan


industrialisasi di Indonesia. Untuk itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan
industrialisasi di Indonesia, upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya yaitu :

a. Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi


untuk memperlancar arus komunikasi antarwilayah di Nusantara.
b. Mengembangkan industri pertanian

c. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang
mengalami kemajuan pesat.

d. Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun galangan kapal di


Surabaya yang dikelola olrh PT.PAL Indonesia.

e. Pembangunan Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian


berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia. Pembangunan kawasan industri di
daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan Batam.

Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industri, masyarakat dunia sekarang
ikut menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan jumlahnya pun
semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut
menikmati kemajuan dari perkembangan industri.

A. Industri Pertanian

Industri pertanian merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya hayati
dengan bantuan teknologi industri. Teknologi industri itu dapat menghasilkan
berbagai macam hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industri
pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut .

• Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura.

• Industri pengolahan hasil perkebunan seperti industri minyak kelapa, industri


barang-barang karet dan sebagainya.

• Industri pengolahan hasil perikanan seperti industri pengolahan udang, rumput


laut, ubur-ubur dan lain sebagainya.

• Industri pengolahan hasil hutan seperti pengolahan kayu, pengolahan pulp,


kertas dan rayon, serta industri pengolahan rotan.

• Industri pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitasi sumber-
sumber yang baru.

• Industri pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan


dalam negeri maupun ekspor.

• Industri mesin dan peralatan pertanian.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan industri pertanian agar


lebih baik yaitu :
Ø Melakukan panca usaha tani

Ø Penanganan pascapanen

Ø Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.

Ø Penyediaan sarana dan prasarana

Ø Pengembangan dan pemanfaatan tekhnologi.

Ø Pemanfaatan lahan kering, pekarangan dan rawa.

Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan hampir 80%


wilayah Indonesia merupakan daerah pertanian dan sebagian besar penduduk
Indonesia bekerja di sektor pertanian.

Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian, perkebunan,


perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan
industri, seperti industri furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya.
Sudah tentu, pengolahan hasil produksi pertanian itu ditempuh melalui proses
industri pabrik.

Beberapa pabrik industri pengolahan hasil pertanian itu antara lain pabrik ban
mobil goodyear di bogor, pabrik kina di bandung, pabrik kertas di leces dan
padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan lain sebagainya.

B. Industri Nonpertanian

Industri nonpertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian,


meliputi industri maritim, industri elektronika, industri pariwisata, industri
pertambangan dan energi, industri semen, besi baja, perakitan kendaraan
bermotor. Berbagai macam industri telah didirikan untuk meningkatkan
produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang.
Untuk memperkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai tahun
1984 pemerintah menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka
Landasan” bidang industri dengan sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial
Growth Center) “sebuah proyek percontohan di Lhok Seumawe sebagai suatu
wilayah terpadu dari pusat industri petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas, dan
sebagainya. Upaya yang sama dilaksanakan di Palembang, Gresik, Kupang, dan
Kalimantan Timur.

C. Industri Pertambangan dan Energi

Industri pertambangan dan industri energi diarahkan pada pemanfaatan dan


penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan
ekspor.Contohnya adalah
Ø industri tambang batu bara di Sawahlunto;

Ø industri tambang emas di Irian Jaya;

Ø industri tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang;

Ø industri tambang timah di Belitung;

Ø industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang

D. Industri Elektronika

Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring bermunculan


perusahaan elektronika Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National dan
Panasonic bergabung menjadi Panasonic).

F. Industri Pariwisata

Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada pariwisata


internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi.
Adapun keuntungan industri wisata adalah:

Ø Mendatangkan devisa Negara

Ø Memperluas lapangan kerja

Ø Memacu pembangunan daerah

Ø Meningkatkan rasa cinta tanah air

Mengembangkan kerajinan rakyat Menurut UU No. 5 Tahun 1984, Departemen


Perindustrian secara nasional membagi industri menjadi 4 kelompok,yaitu:

 Industri mesin dan logam dasar (industri hulu);


 Industri kimia dasar (industri hulu);
 Kelompok aneka industri (industri hilir);
 Industri kecil termasuk industri rumah tangga.

Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang


cukup menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat
itu oleh masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut Swasembada Beras

• Kesejahteraan Penduduk

• Perubahan Struktur Ekonomi

• Perubahan Struktur Lapangan Kerja

• Perkembangan Investasi
E. Dampak Dari Reolusi Hijau

Dampak revolusi hijau terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan


dan perkotaan pada masa orde baru terdiri atas 2 bagian, yakni dampak positif dan
dampak negative.

Dampak positif revolusi hijau terdiri atas:

1. Revolusi hijau melahirkan tanaman baru yang unggul berkat usia


pertumbuhannya yang pendek, sehingga panen hasil tanaman dapat dilakukan
menjadi dua kali setahun dari yang sebelumnya hanya sekali setahun.
Pertambahan jumlah panen ini juga berdampak positif terhadap bidang
ketenagakerjaan karena panen yang lebih banyak juga membutuhkan jumlah
tenaga kerja yang lebih banyak.

2. Revolusi hijau meningkatkan pendapatan para petani dengan adanya


kelebihans sistem pertanian yang baik dengan bantuan teknologi.

3. Petani jadi paham akan pentingnyateknologi.

4. Revolusi hijau yang menghasilkan panen yang melimpah mampu


meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat

Dampak negatif revolusi hijau terdiri atas:

1. Penggunaan teknologi modern sebagai hasil revolusi hijau hanya dirasakan


oleh petani kaya sehingga peningkatan produksi pangan tidak diikuti dengan
peningkatan pendapatan petani secara umum.

2. Ketergantungan petani pada pupukkimia dan zat kimia pembasmi hama hasil
revolusi hijau berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung
terutama pada petani kecil.

3. Revolusi hijau menyebabkan uang sebagai factor utama dalam perekonomian


sehingga mempengaruhi pola hubungan sosial.

4. Revolusi hijau mempengaruhi sistem bagi hasil yang dulu dianut masyarakat.
Dimana sebelumnya sistem panen dilakukan secara bersama-sama, namun setelah
adanya revolusi hijau sistem panen bersama – sama berubah menjadi sistem upah.

Anda mungkin juga menyukai