Anggota:
Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan
perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang
dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang,
terutama di Asia. Hasil yang nyata adalah tercapainya swasembada (kecukupan
penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara yang sebelumnya selalu
kekurangan persediaan pangan (pokok), seperti India, Bangladesh, Tiongkok,
Vietnam, Thailand, serta Indonesia. Norman Borlaug, penerima penghargaan
Nobel Perdamaian 1970, adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama
gerakan ini.
Sejarah Revolusi Hijau diperkenalkan pertama kali oleh William Gaud pada 1968.
Mantan Direktur USAID, lembaga donor milik pemerintah Amerika Serikat ini,
membandingkan masifnya perubahan di bidang pertanian itu dengan Revolusi
Merah di Soviet dan Revolusi Putih di Iran, dua perubahan besar secara politik di
dua negara musuh bebuyutan Amerika Serikat itu.
Perubahan yang oleh Gaud disebut revolusi itu dimulai dari Meksiko. Negara di
Amerika Latin ini mengubah sistem pertaniannya secara radikal pada 1945. Salah
satu alasannya adalah karena berbanding terbaliknya pertambahan jumlah
penduduk dengan kapasitas produksi gandum. Penduduk terus bertambah
sementara produksi gandum terus berkurang. Mereka pun menggenjot
pertaniannya melalui riset, penyuluhan, dan pembangunan infrastruktur yang
didanai beberapa lembaga besar lainnya. Hasilnya, dari semula mengimpor
gandum pada 1943, negara ini bisa memenuhi kebutuhan gandumnya pada 1956.
Delapan tahun kemudian, Meksiko bahkan sudah mengekspor gandum ke negara
lain.
Karena perubahan itu dianggap berhasil maka beberapa lembaga besar kemudian
membawa teknologi yang sama ke berbagai dunia. Kalau di Meksiko mereka
fokus pada gandum, maka di belahan dunia lain mereka fokus pada padi. Salah
satunya dengan mendirikan International Rice Research Institute (IRRI) di Los
Banos, Filipina. Dari pusat riset padi ini lahir padi varietas baru bernama
International Rice (IR) seperti IR 64 dan IR 36 yang disebar ke dunia, termasuk
Indonesia. Produk mereka inilah yang menjangkau hampir separuh penduduk
dunia dan kemudian menggantikan padi lokal, termasuk di Indonesia.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting: penyediaan air melalui
sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai
dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul
sebagai bahan tanam berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini,
terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan
penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu, suatu
hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas dari proses
perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industri . Dimana
selain penemuan-penemuan baru di bidang industri masih ada lagi factor yang
menyebabkan terjadi industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari
perkembangan revolusi hijau. Dimana revolusi hijau ini menyebabkan upaya
untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada perkembangan industrialisasi
yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran tersebut
akan mengarah pada kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan proses
budaya dimana dibangun masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris
tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat industri.
Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan panjang penemuan di
bidang teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat.
Industrialisasi ini juga berhasil menjerat Indonesia untuk masuk didalamnya,
dimana Industrialisasi di Indonesia ditandai oleh :
c. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang
mengalami kemajuan pesat.
Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industri, masyarakat dunia sekarang
ikut menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan jumlahnya pun
semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut
menikmati kemajuan dari perkembangan industri.
A. Industri Pertanian
Industri pertanian merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya hayati
dengan bantuan teknologi industri. Teknologi industri itu dapat menghasilkan
berbagai macam hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industri
pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut .
• Industri pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitasi sumber-
sumber yang baru.
Ø Penanganan pascapanen
Beberapa pabrik industri pengolahan hasil pertanian itu antara lain pabrik ban
mobil goodyear di bogor, pabrik kina di bandung, pabrik kertas di leces dan
padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan lain sebagainya.
B. Industri Nonpertanian
D. Industri Elektronika
F. Industri Pariwisata
• Kesejahteraan Penduduk
• Perkembangan Investasi
E. Dampak Dari Reolusi Hijau
2. Ketergantungan petani pada pupukkimia dan zat kimia pembasmi hama hasil
revolusi hijau berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung
terutama pada petani kecil.
4. Revolusi hijau mempengaruhi sistem bagi hasil yang dulu dianut masyarakat.
Dimana sebelumnya sistem panen dilakukan secara bersama-sama, namun setelah
adanya revolusi hijau sistem panen bersama – sama berubah menjadi sistem upah.