PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun kanker lambung umum ditemukan pada semua ras diseluruh
jenis kelamin yang tidak dapat dijelaskan. Sebagai contoh, mortalitas akibat
penyakit ini tinggi dijepang, islandia, cili, dan Austria. Insiden meningkat
seiring pertambahan usia dan lebih sering terjadi pada pria. Kanker lambung
Area pilorik (50%) dan kurvutura lambung yang lebih kecil (25%) merupakan
tempat yang paling umum terjadinya kanker lambung. Insiden kurang umum
terjadi pada kardia (10%), fundus (10%), dan kurvatura yang lebih besar
regional, omentum, hati, dan paru melalui dinding lambung, duodenum, dan
esophagus; sistem limfatik ; organ yang berbatasan; aliran darah; serta rongga
terjadinya kanker ini. Faktor-faktor genetic juga telah diduga sebagai penyebab.
1
sayuran yang diasamkan, dan ikna serta daging yang diasinkan) dan sifat fisik
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Medis pada Kasus Kanker Lambung?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Kasus Kanker Lambung?
3. Apa hubungan Kasus dengan integritas islam?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Medis pada Kasus Kanker Lambung
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Kasus Kanker
Lambung.
3. Untuk Mengetahui Apa hubungan Kasus dengan integritas islam
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dinding lambung dan organ serta struktur sekitar. Kanker ini terjadi biasanya
pada pria dan mereka yang berusia 40 tahun (terkadang juga terjadi pada orang
B. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, seperti:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetic
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki
hubungan genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi
adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker
lambung.Adanya riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip
adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetik pada kanker
lambung.
b. Faktor umur
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun,
tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun
dan 1 % kurang dari 30 tahun
2. Faktor presipitasi
3
a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Kandungan garam
yang masuk kedalam lambung akan memperlambat pengosongan
lambung sehingga memfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi
carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan kondisi
terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi
nitrosamines didalam lambung memberi kontribusi terbentuknya kanker
lambung
b. Infeksi H.pylori. H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus
duodenum dan 80% tukak lambung. Bakteri ini menempel di permukaan
dalam tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan
oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung
(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)
c. Mengonsumsi rokok dan alkohol. Pasien dengan konsumsi rokok lebih
dari 30 batang sehari dan dikombinasi dengan konsumsi alkohol kronik
akan meningkat risiko kanker lambung (Jaime L. Stockslager, liz
Schaeffer, 2008)
d. Anemia pernisiosa. Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan
kegagalan absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh kurangnya
faktor intrinsik sekresi lambung. Kombinasi anemia pernisiosa dengan
infeksi H.pylori memberikan kontribusi penting terbentuknya
tumorigenesis pada dinding lambung (Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer,
2008)
4
Integrasi keislaman
Berdasarkan beberapa penyebab dari kanker lambung diantaranya
yaitu : karena mengkonsumsi rokok dan alcohol. Dan dalam al Quran sudah di
jelaskan mengenai mengkonsumsi alcohol dan merokok dan sangat
berhubungan dengan kesehatan Seprti di jelaskan dalam al quran berikut ini:
1. Ayat yang menjelaskan tentang bahaya merokok.
a. Rokok adalah sesuatu yang buruk dan sama sekali bukanlah sesuatu
yang baik. Dan agama islam mengharamkan dampak segala yang
5
m
lebih besar dari manfaatnya seperti arak dan judi, sebagaimana firman-
Nya:”… Dan dosa keduanya (arak dan judi) lebih besar ketimbang
Rokok jelas bahaya dan dosanya lebih besar dari manfaatnya yang belum jelas
sehingga termasuk hal yang diharamkan Allah. Dalam kaidah fiqih disebutkan
manfaat”. Maka seharusnya kita mendahulukan mecegah diri kita dari bahaya
rokok dengan tidak merokok.
6
Keharaman khamar ditegaskan dalam Al-Quran Surat Al-Maaidah ayat 90:
berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan anak panah
bin Hatim keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya -yaitu Al
Qatthan- dariUbaidullah telah mengabarkan kepada kami Nafi’ dari Ibnu
Umar dia berkata -dan saya tidak mengetahuinya kecuali dari Nabi shallallahu
biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu
rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan
7
Perkembangan kuman helicobacter pylori akan semakin parah apabila
lingkungan di sekitar kita kotor dan kumuh. Semakin dewasa umur kita,
parah.
Maka dari itu kita sebagai umat muslim hemdaknya selalu menjaga
kebesihan diri dan lingkungan kita agar bisa terhindar dari kuman tersebut.
orang Yahudi
a. Hendaklah kita menjadi orang yang baik karena Allah adalah Dzat yang
karena Allah adalah dzat yang Maha Bersih dan menyukai kebersihan
c. Hendaklah kita menjadi orang yang Mulia dengan sikap dan perangai
8
lingkungan sekitar kita seperti dengan cara mencoret-coret dinding
tembok sekolah dan lain-lain, maka Allah akan mencintai kita karena
rezeki yang diberikan Allah kepada kita kepada fakir miskin, niscaya kita
akan menjadi orang yang dicintgai Allah karena Allah adalah Dzat Yang
diet dari makanan yang diasinkan menjadi faktor utama peningkatan kanker
9
makanan tersebut, berarti tidak mengamalkan ayat di atas, oleh karenanya
buahan.
C. Patofisiologi
Beberapa faktor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin,
yaitu polip, anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan
ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung,
tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan
tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Tumor mungkin
menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di
antrum. Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong
tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang
sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan
menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna dengan X-
ray.(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)
Kanker lambung mungkin timbul dari penyebaran tumor superficial
yang hanya melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan
granuler walaupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinoma ditemukan 1/3
distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal seperti bagian bawah dari
esofagus, pankreas, kolon transversum dan peritonium. Metastase timbul pada
paru, pleura, hati, otak dan lambung.(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer,
2008)
10
D. Manifestasi Klinis
1. Tahap awal :
Gejala mungkin tidak ada atau mungkin menyerupai pasien yang
mengalami ulkus benigna (mis.,nyeri redah dengan antasit)
2. Penyakit progresif :
Gejala mencakup dyspepsia (indigestion), mudah kenyang, penurunan
berat badan, nyeri abdomen tetap diatas umbilicus, kehilangan atau
penururnan nafsu makan, kembung setelah makan,mual dan muntah, dan
gejala yang serupa dengan penyakit ulkus peptikum
3. Kanker lambung lanjut mungkin dapat dipalpasi, sebagai sebuah massa.
(Williams & wilkins, 2014)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Fotobarium saluran GI dengan fluoroskopi memperlihatkan perubahan
yang menunjukkan kanker lambung. Perubahan tersebut mencakup defek
tumor filling digaris batas lambung, kehilangan fleksibilitas dan distensi
bilitas serta mukosa lambung abnormal dengan atau tanpa ulserasi.
2. Gastroskopi dengan endoskopi serat optic membantu menyingkirkan
abnormalitas mukosa lambung difus lainnya dengan menungkinkan
visualisasi langsung. Biopsy gastroskopi memungkinkan evaluasi lesi
mukosa lambung.
3. Pemeriksaan stimulasi asam lambung menetukan apakah lambung
menyekresi asam lambung dengan tepat.
4. Pemeriksaan darah memantau perjalanan penyakit, komplikasi, dan
keefktifan terapi. Pemeriksaan mecakup hitung darah lengkap, profil
kimiawi, analisis gas darah arteri, pemeriksaan fungsi hati, dan
radioimmunoassay antigen karsinoembrionik
11
5. Pemeriksaan lainnya seperti computet tomokgraphi scan, foto dada, scan
tulang dan hati, serta biopsy, mengevaluasi metastasis organ yang spesifik.
(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)
F. Penatalaksanaan
1. Pengangkatan karsinoma lambung kulatif/menyembuhkan jika tumor
dapat diangkat saat masih berada local dilambung
2. paliasi efektif (untuk mencegah gejala seperti obstruksi )dengan resepsi
tumor, gastretomi total; gastrektomi subtotal;gastroktomi subtotal
proksimal;esofagogastraktomi
3. kemoterapi untuk mengontrol penyakit lebih lanjut atau untuk pengobatan
valiatif 5-fluorourasil,sisplatin,doksorubisin,etoposid dan mitomisin-C)
4. radiasi untuk paliasi
5. pengkajian penanda tumor untuk menentukan efektifitas terapi. (Williams
& wilkins, 2014)
12
BAB III
Seorang pria berusia 62 tahun yang telah menjalani gastrektomi subtotal untuk
kanker lambung stadium III pada 10 minggu yang lalu mengalami kesulitan dalam
menjalani berat badannya. Berat badan biasanya adalah 86 kg, baru-baru ini berat
badanya turun menjadi 76 kg. Istrinya melaporkan bahwa suaminya depresi, tidak
ingin makan, dan tidur sepanjang hari di kursinya. Istrinya mengatakan, “saya tidak
tahu apa yang harus saya lakukan lagi! Saya pikir dia hanya ingin mati.” Dia
kemudian mulai menangis. Apa yang harus dikatakan perawat kepada istri pasien?
Siapa yang harus perawat hubungi untuk membantu keluarga tersebut? Mengapa
klien berada pada masalah resiko nutrisi? Apa pengkajian keperawatan lebih lanjut
yang dibutuhkan? Tindakan apa yang mungkin dilakukan untuk memfasilitasi
kebutuhan nutrisinya?
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn. X
b. Usia : 62 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Keluhan Utama : klien mengatakan Tidak ingin makan
3. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan baru-baru ini berat badanya turun menjadi 76 kg, tidak
ingin makan, dan tidur sepanjang hari di kursinya.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Penting diketahui adanya penyakit yang pernah diderita seperti ulkus
peeptikum atau gastritis kronis yang disebabkan oleh infeksi. H.pylor
13
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37o
Pernapasan : 16x/menit
Nadi : 85x/menit
b. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi dengan posisi berdiri (kulit tidak tampak vena melebar
(melebar sindroma Cushing/ Cirhosiss hepatis), umbilikus tidak
hernia, contour abdimen datar (membelendung kantung kencing
penuh/hamil belendung ascites), dinding abdomen simetri. Perut
kembung menandakan adanya gangguan intraluminal. Pasien diminta
bernafas lalu inspeksi tidak tampak adanya pembesaran organ atau
masa. Inspeksi juga dilakukan terhadap peristaltik dengan
membungkuk atau duduk.
2) Auskultasi dilanjutkan dengan diafragma stetoskop adanya bising usus
(normalnya 5-12 kali/menit), juga di epigastrium mendengar suara
aorta (gangguan pada aneurisma aorta), pada arteri inguinal tidak ada
bising. Bising usus bisa disertai bising tambahan yakni
borborygmi/suara panjang atau metalic sound (klinkend, oleh adanya
resonansi akibat obstruksi).
3) Perkusi dilakukan sebagai orientasi pada keempat kuadran abdomen
dominan suara timpani (ada feses/ cairan redup), di kandung kemih
(timpani/redup). Perkusi dilakukan pada dada bagian bawah antara
14
paru dan arkus costa (suara redup dikanan karena ada hepar, suara
timpani di kiri karena adanya fleksura splenikus kolon) kalo keduanya
redup asites (ditandai). Normalnya suara hepar adalah pekak karena
adanya tekanan intrabdominal yang hampir negatif yang
mengakibatkan organ menempel pada perioteneum, sehingga bila ada
udara pekaknya menghilang.
4) Palpasi adanya masa, dilihat konsistensinya apakah padat keras
(seperti tulang), padat kenyal (seperti meraba hidung), lunak (seperti
pangkal pertemuan jempol dan telunjuk), atau kista (ditekan mudah
berpindah seperti balon berisi air, berisi cairan). Adanya tumor pada
abdomen diperkirakan dari 9 regio anatominya. Ukuran massa
ditentukan dengan pasti yakni dengan meteran/jangka sorong
mengenai panjang, lebar, tebal (kalau tidak ada peralatan, bisa dengan
ukuran jari penderita). Untuk pemeriksaan hepar prosedur
tambahannya yaitu dengan perkusi batas bawah hepar: Mulai dari
bawah umbilikus di mcl kanan perkusi dari bawah ke atas sampai
suara redup (tidak ada pergeseran ke bawah/ Obstruksi paru kronik).
Dilanjutkan perkusi batas atas hepar: daerah paru ke bawah sampai
suara redup. Tinggi antara daerah redup (tidak ada pembesaran hepar)
diukur. Untuk pemeriksaan ginjal abdomen prosedur tambahannya
dengan melakukan palpasi Ginjal Kanan Pasien diminta membuang
nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan rasakan
bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi. Dilanjutkan dengan palpasi
Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan untuk
menyangga dan mengangkat dari belakan. Tangan kiri diletakkan
dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta
15
pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri
dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar
kedua tangan (normalnya jarang teraba)
B. Diagnosa
1. Devisit Nutrisi
2. Disfungsi motilitas gastrointestinal
3. Keputusasaan
4. Keletihan
C. Intervensi
Diagnosa NOC NIC Rasional
Devisit Nutrisi a. Adanya peningkatan a. Kaji a. Untuk mengetahui
16
individu untuk
badan yang berarti. dan nutrisi yang
memberikan nutrsi
dibutuhkan
maksimal dengan
pasien
upaya minimal
d. Berikan
pasien/penggunaan
makanan yang
energi
terpilih (sudah
dikonsultasika
n dengan ahli
gizi)
17
peningkatan energy adanya kekuatan/stamina dan
dan merasa lebih pembatasan memampukan pasien
baik klien dalam menjadi lebih aktif
b. Menjelaskan melakukan tanpa kelelahan yang
penggunaan energy aktivitas berarti
untuk mengatasi Dorong Klien
kelelahan untuk b. Masukan/penggunaan
c. Kecemasan mengungkapka nutrisi adekuat perlu
menurun n perasaan untuk memenuhi
d. Glukosa darah terhadap kebutuhan energy
adekuat keterbatasan untuk aktivitas
e. Kwalitas hidup b. Kaji adanya
meningkat factor yang
f. Istirahat cukup menyebabkan
g. Mempertahankan kelemahan
kemampuan untuk c. Monitor nutrisi
berkonsentrasi dan sumber
energy yang
adekuat
d. Monitor pasien
akan adanya
kelelahan fisik
dan emosi
secara
berlebihan.
Keputusasaan a. Penerimaan: status a. Membangun
18
kesehatan hubuungan
b. Nafsu makan yang
c. Tingkat depresi kompleks
d. Keseimbangan alam b. Peningkatan
perasaan koping
e. Tidur c. Dukungan
f. Adaptasi terhadap pengambilan
disabilitas fisik keputusaan
g. Control diri terhadap d. Dukungan
depresi emosional
h. Tingkat kelelahan e. Manajemen
i. Control diri terhadap energy
ketakutan f. Inspirasi
j. Manajemen diri harapan
k. Penyakit kronik g. Manajemen
l. Tingkat stress alam perasaan
h. Menghadirkan
diri
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang pria berusia 62 tahun yang telah menjalani gastrektomi subtotal untuk
kanker lambung stadium III pada 10 minggu yang lalu mengalami kesulitan dalam
menjalani berat badannya. Berat badan biasanya adalah 86 kg, baru-baru ini berat
badanya turun menjadi 76 kg. Istrinya melaporkan bahwa suaminya depresi, tidak
ingin makan, dan tidur sepanjang hari di kursinya. Istrinya mengatakan, “saya tidak
tahu apa yang harus saya lakukan lagi! Saya pikir dia hanya ingin mati.” Dia
kemudian mulai menangis. Apa yang harus dikatakan perawat kepada istri pasien?
Siapa yang harus perawat hubungi untuk membantu keluarga tersebut? Mengapa
klien berada pada masalah resiko nutrisi? Apa pengkajian keperawatan lebih lanjut
yang dibutuhkan? Tindakan apa yang mungkin dilakukan untuk memfasilitasi
kebutuhan nutrisinya?
A. Pertanyaan Kasus
1. Apa yang harus dikatakan perawat kepada istri pasien?
Pada kasus ini perawat harus membantu istri pasien untuk tetap sabar dan
mendampingi suaminya, memberi motivasi pada pasien untuk bisa menerima
keadaannya dan meneruskan pengobatannya.
Perawat juga harus meminta kepada istri atau keluarga pasien agar dapat
membuntu pasien dalam koping masalahnya, dan agar klien mampu
mengungkapakan apa yang dirasakan klien.
20
Keluarga terdekat seperti anak, saudarayang bisa memberi motivasi kepada
pasien untuk dapat menerima stuatus kesehatannya dan koping yang baik
untuk masalah yang dideritanya.
Kolaborasi tim medis untuk membantu dalam proses pengobatan pasien dan
penyembuhan pasien.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker lambung adalah adenokarsinoma ;kanker ini dapat terjadi di
mempenetrasi dinding lambung dan organ serta struktur sekitar. Kanker ini
terjadi biasanya pada pria dan mereka yang berusia 40 tahun (terkadang juga
B. Saran
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan. Semoga
22
DAFTAR PUSTAKA
Stockslager, Jaime L & Liz schaeffer. 2008. Buku Saku Asuhan Keperawatan
Tim POKJA SDKI PPNI 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Williams & Wilkins. 2014. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC Kedokteran
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak
ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang
23
dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah
pasien
tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri,
manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang
unik, pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat
hak-hak pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat
keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena
24
memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari
pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari
terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama
diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran
komunitas.
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan
terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui
cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin
membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga
25
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat
Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien
peran perawat sebagai pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar
26