Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meskipun kanker lambung umum ditemukan pada semua ras diseluruh

dunia, insiden kanker ini memperlihatkan perbedaan geografik, budaya, dan

jenis kelamin yang tidak dapat dijelaskan. Sebagai contoh, mortalitas akibat
penyakit ini tinggi dijepang, islandia, cili, dan Austria. Insiden meningkat

seiring pertambahan usia dan lebih sering terjadi pada pria. Kanker lambung

lebih umum terjadi dibeberapa bagian lambug dibandingkan bagian lainnya.

Area pilorik (50%) dan kurvutura lambung yang lebih kecil (25%) merupakan

tempat yang paling umum terjadinya kanker lambung. Insiden kurang umum

terjadi pada kardia (10%), fundus (10%), dan kurvatura yang lebih besar

(5%).(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)

Adenokarsinoma ini dengan cepat menginfiltrasi kelenjar getah bening

regional, omentum, hati, dan paru melalui dinding lambung, duodenum, dan

esophagus; sistem limfatik ; organ yang berbatasan; aliran darah; serta rongga

peritoneal.Prognosis pasien bergantung pada stadium penyakit ketika diagnosis

ditegakkan, diagnosis dan terapi dini memperbaiki proknosis.Meskipun

penyebab kanker lambung tidak diketahui, faktor-faktor predisposisi seperti

gastritis disertai atropi lambung dan ulkus lambung, meningkatkan resiko

terjadinya kanker ini. Faktor-faktor genetic juga telah diduga sebagai penyebab.

(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)

Fakto-faktor diet juga sepetinya berpengaruh. Sebagai contoh, jenis


preparat dan pengawet makanan tertentu ( khususnya makanan yang diasap,

1
sayuran yang diasamkan, dan ikna serta daging yang diasinkan) dan sifat fisik

beberapa makanan meningkatkna resiko. Selanjutnya, konsumsi alcohol yang

tinggi dan merokok meningkatkan kemungkinan mengalami kanker lambung.

(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Medis pada Kasus Kanker Lambung?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Kasus Kanker Lambung?
3. Apa hubungan Kasus dengan integritas islam?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Medis pada Kasus Kanker Lambung
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Kasus Kanker
Lambung.
3. Untuk Mengetahui Apa hubungan Kasus dengan integritas islam

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kanker lambung adalah adenokarsinoma ;kanker ini dapat terjadi di area

manapun dalam lambung. Tumor menginfeltrasi mukosa sekitar, mempenetrasi

dinding lambung dan organ serta struktur sekitar. Kanker ini terjadi biasanya

pada pria dan mereka yang berusia 40 tahun (terkadang juga terjadi pada orang

yang lebih muda).(Williams & wilkins, 2014)

B. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, seperti:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetic
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki
hubungan genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi
adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker
lambung.Adanya riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip
adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetik pada kanker
lambung.
b. Faktor umur
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun,
tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun
dan 1 % kurang dari 30 tahun
2. Faktor presipitasi

3
a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Kandungan garam
yang masuk kedalam lambung akan memperlambat pengosongan
lambung sehingga memfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi
carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan kondisi
terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi
nitrosamines didalam lambung memberi kontribusi terbentuknya kanker
lambung
b. Infeksi H.pylori. H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus
duodenum dan 80% tukak lambung. Bakteri ini menempel di permukaan
dalam tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan
oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung
(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)
c. Mengonsumsi rokok dan alkohol. Pasien dengan konsumsi rokok lebih
dari 30 batang sehari dan dikombinasi dengan konsumsi alkohol kronik
akan meningkat risiko kanker lambung (Jaime L. Stockslager, liz
Schaeffer, 2008)
d. Anemia pernisiosa. Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan
kegagalan absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh kurangnya
faktor intrinsik sekresi lambung. Kombinasi anemia pernisiosa dengan
infeksi H.pylori memberikan kontribusi penting terbentuknya
tumorigenesis pada dinding lambung (Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer,
2008)

4
Integrasi keislaman
Berdasarkan beberapa penyebab dari kanker lambung diantaranya
yaitu : karena mengkonsumsi rokok dan alcohol. Dan dalam al Quran sudah di
jelaskan mengenai mengkonsumsi alcohol dan merokok dan sangat
berhubungan dengan kesehatan Seprti di jelaskan dalam al quran berikut ini:
1. Ayat yang menjelaskan tentang bahaya merokok.
a. Rokok adalah sesuatu yang buruk dan sama sekali bukanlah sesuatu
yang baik. Dan agama islam mengharamkan dampak segala yang

buruk. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :“…Dan (Rosul) itu

menghalalkan yang baik-baik dan mengharamkan segala yang buruk

…”. (QS. Al-A’rof : 157).

Buruknya rokok juga bisa dilihat dari adanya larangan merokok,

seperti di tempat umum, gedung-gedung pertemuan, masjid-masjid,

sekolahan dan di rumah sakit.

b. Rokok adalah sesuatu yang membinasakan. Buktinya, salah satu

penyebab kematian terbesar di dunia adalah rokok, maka orang yang

mengkonsumsi rokok sama dengan orang yang meminum racun.

Sedangkan Allah subhanahu wa ta’ala melarang manusia membunuh

dirinya sendiri:“…Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke


dalam kebinasaan…” (QS. Al-Baqoroh: 195).

Rokok sangat membahyakan kesehatan badan, merusak pernafasan,

jantung, impoten, kanker dan penyakit lainnya. Ayat di atas

menjelaskan keharaman rokok dan membantah orang yang

5
m

ruhkannya, karena sesuatu yang dihukumi makruh tidaklah akan

merusak badan, sedangkan rokok jelas merusak, sekalipun mulut bisa


berbohong dengan mengingkari kenyataan ini. Bahkan para dokter dan

ahli medis telah sepakat akan bahayanya rokok bagi kesehatan

manusia. Telah digelar berbagai seminar kedokteran yang berskala

internasional, para dokter mengambil kesimpulan bahwa rokok telah

menyebabkan berbagai macam penyakit yang berbahaya.

c. Allah mengharamkan segala sesuatu yang mudhorot (bahaya) nya

lebih besar dari manfaatnya seperti arak dan judi, sebagaimana firman-

Nya:”… Dan dosa keduanya (arak dan judi) lebih besar ketimbang

manfaatnya… ” (QS. Al-Baqoroh: 219).

Rokok jelas bahaya dan dosanya lebih besar dari manfaatnya yang belum jelas
sehingga termasuk hal yang diharamkan Allah. Dalam kaidah fiqih disebutkan

”Mencegah kerusakan/bahaya lebih didahulukan daripada mengambil

manfaat”. Maka seharusnya kita mendahulukan mecegah diri kita dari bahaya
rokok dengan tidak merokok.

2. Alkohol dalam perspektif Hukum Islam

6
Keharaman khamar ditegaskan dalam Al-Quran Surat Al-Maaidah ayat 90:

Artinya :” Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya meminum khamar,

berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan anak panah

adalah perbuatan-perbuatan keji yang termasuk perbuatan syaitan. Maka

jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna dan Muhammad

bin Hatim keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya -yaitu Al
Qatthan- dariUbaidullah telah mengabarkan kepada kami Nafi’ dari Ibnu

Umar dia berkata -dan saya tidak mengetahuinya kecuali dari Nabi shallallahu

‘alaihi wasallam-, beliau bersabda: “Setiap yang memabukkan adalah khamer

dan setiap khamer adalah haram.”

Efek samping terlalu banyak minuman beralkohol

juga menumpulkan sistem kekebalan tubuh. Mereka yang sudah ketagihan

biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu

rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan

jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak

berhalusinasi.Dalam menetapkan hukum pun tidak hanya diambil satu dua


dalil saja akan tetapi harus dilihat keseluruhan dalil karena semua dalil

tersebut bersifat saling menguatkan dan melengkapi.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan sekitar.

Berdasarkan penyebab timbulnya kanker lambung diantaranya adalah

adanya bakteri Kuman helicobacter pylori. Kuman helicobacter pylori

merupakan kuman yang sangat mematikan yang dapat menyebabkan tukak

pada lambung yang akhirnya dapat menyebabkan kanker lambung.

7
Perkembangan kuman helicobacter pylori akan semakin parah apabila

lingkungan di sekitar kita kotor dan kumuh. Semakin dewasa umur kita,

maka kuman helicobacter pylori juga akan semakin berkembang semakin

parah.

Maka dari itu kita sebagai umat muslim hemdaknya selalu menjaga

kebesihan diri dan lingkungan kita agar bisa terhindar dari kuman tersebut.

Berikut ini hadis yang menjelaskan tentang menjaga kebersihan :

‫ا َِّن‬:‫سلَّ َم قَا َل‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ي‬ ِِّ ‫ع ِن النَّ ِب‬َ ‫اص‬ ْ َ‫س ْع ِد اب ِْن اَ ِب ْي َوق‬
َ ‫ع ْن‬ َ
ٌ‫ب ْال َك َر َم َج َّواد‬ ُّ ‫ظافَةَ َك ِر ْي ٌم يُ ِح‬
َ َّ‫ب الن‬
ُّ ‫ْف يُ ِح‬ ٌ ‫ِّب ن َِظي‬ َّ ‫ب‬
َ ِ‫الطي‬ ُّ ‫ِّب يُ ِح‬ َ َ‫هللا‬
ٌ ‫ط ِي‬
‫َظفُ ْوا اَ ْفنِيَتَ ُك ْموال تشبهوا باليهود‬ ِّ ِ ‫ب ْال ُج ْودَ فَن‬ُّ ‫يُ ِح‬
Di riwayatkan dari Sa’ad Bin Abi Waqos dari Rasulullah SAW Beliau bersabda

: “Sesungguhnya Allah Baik Menyukai kebersihan. Dia maha bersih, menyukai

kebersihan, maha mulia menyukai kemuliaan,maha dermawan,menyukai

kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumah mu dan meniru-niru

orang Yahudi

Dalam hadis di atas Rasulullah menjelaskan bahwa :

a. Hendaklah kita menjadi orang yang baik karena Allah adalah Dzat yang

Maha Baik dan menyukai kebaikan

b. Hendaklah kita menjadi orang yang bersih dan menjaga kebersihan

karena Allah adalah dzat yang Maha Bersih dan menyukai kebersihan

c. Hendaklah kita menjadi orang yang Mulia dengan sikap dan perangai

yang ditampilkan dalam kehidupan seperti senantiasa menjaga kebersihan


dan kelestarian lingkungan dan jangan sekali-kali berbuat kerusakan di

8
lingkungan sekitar kita seperti dengan cara mencoret-coret dinding

tembok sekolah dan lain-lain, maka Allah akan mencintai kita karena

Allah adalah Dzat yang Maha mulia dan mencintai kemuliaan

d. Hendaklah kita menjadi orang yang dermawan, berikanlah sebagian

rezeki yang diberikan Allah kepada kita kepada fakir miskin, niscaya kita

akan menjadi orang yang dicintgai Allah karena Allah adalah Dzat Yang

Maha Dermawan dan Mencintai Kedermawanan


e. Janganlah Sekali-kali kita meniru-niru perilaku orang-orang Yahudi

memiliki sikap jahat, kotor dan jorok, hina, dan pelit.

4. Ayat Al Qur’an tentang pentingnya memilih makanan

Artinya :“[24]Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

[25]Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),

[26]Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, [27]Lalu Kami

tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, [28]Anggur dan sayur-sayuran, [29]Zaitun

dan kurma, [30]Kebun-kebun (yang) lebat, [31]Dan buah-buahan serta rumput-

rumputan, [32]Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.”


a. Perintah untuk memperhatikan makanan, adalah perintah untuk berhati-hati

memilih makanan, agar kita tidak sembarang mengkomsumsi makanan yang

membahayakan kesehatan kita. Diantara makanan-makanan yang bisa

memicu terjadi penyakit kanker lambung adalah makan-makanan yang

diasinkan, diasap atau yang diawetkan. Beberapa studi menjelaskan intake

diet dari makanan yang diasinkan menjadi faktor utama peningkatan kanker

lambung Orang yang sembarangan makan tanpa melihat dan meneliti

9
makanan tersebut, berarti tidak mengamalkan ayat di atas, oleh karenanya

dia sangat rentan terkena penyakit.

b. Ketika memerintahkan setiap manusia untuk melihat apa yang dimakan,

Allah SWT menyebutkan beberapa nama makanan yang sebenarnya sangat

bagus untuk kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri, seperti biji-bijian,

anggur, sayur-sayuran, zaitun ataukurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-

buahan.

C. Patofisiologi
Beberapa faktor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin,
yaitu polip, anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan
ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung,
tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan
tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Tumor mungkin
menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di
antrum. Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong
tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang
sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan
menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna dengan X-
ray.(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)
Kanker lambung mungkin timbul dari penyebaran tumor superficial
yang hanya melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan
granuler walaupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinoma ditemukan 1/3
distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal seperti bagian bawah dari
esofagus, pankreas, kolon transversum dan peritonium. Metastase timbul pada
paru, pleura, hati, otak dan lambung.(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer,
2008)

10
D. Manifestasi Klinis
1. Tahap awal :
Gejala mungkin tidak ada atau mungkin menyerupai pasien yang
mengalami ulkus benigna (mis.,nyeri redah dengan antasit)
2. Penyakit progresif :
Gejala mencakup dyspepsia (indigestion), mudah kenyang, penurunan
berat badan, nyeri abdomen tetap diatas umbilicus, kehilangan atau
penururnan nafsu makan, kembung setelah makan,mual dan muntah, dan
gejala yang serupa dengan penyakit ulkus peptikum
3. Kanker lambung lanjut mungkin dapat dipalpasi, sebagai sebuah massa.
(Williams & wilkins, 2014)

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Fotobarium saluran GI dengan fluoroskopi memperlihatkan perubahan
yang menunjukkan kanker lambung. Perubahan tersebut mencakup defek
tumor filling digaris batas lambung, kehilangan fleksibilitas dan distensi
bilitas serta mukosa lambung abnormal dengan atau tanpa ulserasi.
2. Gastroskopi dengan endoskopi serat optic membantu menyingkirkan
abnormalitas mukosa lambung difus lainnya dengan menungkinkan
visualisasi langsung. Biopsy gastroskopi memungkinkan evaluasi lesi
mukosa lambung.
3. Pemeriksaan stimulasi asam lambung menetukan apakah lambung
menyekresi asam lambung dengan tepat.
4. Pemeriksaan darah memantau perjalanan penyakit, komplikasi, dan
keefktifan terapi. Pemeriksaan mecakup hitung darah lengkap, profil
kimiawi, analisis gas darah arteri, pemeriksaan fungsi hati, dan
radioimmunoassay antigen karsinoembrionik

11
5. Pemeriksaan lainnya seperti computet tomokgraphi scan, foto dada, scan
tulang dan hati, serta biopsy, mengevaluasi metastasis organ yang spesifik.
(Jaime L. Stockslager, liz Schaeffer, 2008)

F. Penatalaksanaan
1. Pengangkatan karsinoma lambung kulatif/menyembuhkan jika tumor
dapat diangkat saat masih berada local dilambung
2. paliasi efektif (untuk mencegah gejala seperti obstruksi )dengan resepsi
tumor, gastretomi total; gastrektomi subtotal;gastroktomi subtotal
proksimal;esofagogastraktomi
3. kemoterapi untuk mengontrol penyakit lebih lanjut atau untuk pengobatan
valiatif 5-fluorourasil,sisplatin,doksorubisin,etoposid dan mitomisin-C)
4. radiasi untuk paliasi
5. pengkajian penanda tumor untuk menentukan efektifitas terapi. (Williams
& wilkins, 2014)

12
BAB III

KASUS DAN ASKEP

Seorang pria berusia 62 tahun yang telah menjalani gastrektomi subtotal untuk
kanker lambung stadium III pada 10 minggu yang lalu mengalami kesulitan dalam
menjalani berat badannya. Berat badan biasanya adalah 86 kg, baru-baru ini berat
badanya turun menjadi 76 kg. Istrinya melaporkan bahwa suaminya depresi, tidak
ingin makan, dan tidur sepanjang hari di kursinya. Istrinya mengatakan, “saya tidak
tahu apa yang harus saya lakukan lagi! Saya pikir dia hanya ingin mati.” Dia
kemudian mulai menangis. Apa yang harus dikatakan perawat kepada istri pasien?
Siapa yang harus perawat hubungi untuk membantu keluarga tersebut? Mengapa
klien berada pada masalah resiko nutrisi? Apa pengkajian keperawatan lebih lanjut
yang dibutuhkan? Tindakan apa yang mungkin dilakukan untuk memfasilitasi
kebutuhan nutrisinya?

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn. X
b. Usia : 62 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Keluhan Utama : klien mengatakan Tidak ingin makan
3. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan baru-baru ini berat badanya turun menjadi 76 kg, tidak
ingin makan, dan tidur sepanjang hari di kursinya.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Penting diketahui adanya penyakit yang pernah diderita seperti ulkus
peeptikum atau gastritis kronis yang disebabkan oleh infeksi. H.pylor

13
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg

Suhu : 37o

Pernapasan : 16x/menit

Nadi : 85x/menit

b. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi dengan posisi berdiri (kulit tidak tampak vena melebar
(melebar sindroma Cushing/ Cirhosiss hepatis), umbilikus tidak
hernia, contour abdimen datar (membelendung kantung kencing
penuh/hamil belendung ascites), dinding abdomen simetri. Perut
kembung menandakan adanya gangguan intraluminal. Pasien diminta
bernafas lalu inspeksi tidak tampak adanya pembesaran organ atau
masa. Inspeksi juga dilakukan terhadap peristaltik dengan
membungkuk atau duduk.
2) Auskultasi dilanjutkan dengan diafragma stetoskop adanya bising usus
(normalnya 5-12 kali/menit), juga di epigastrium mendengar suara
aorta (gangguan pada aneurisma aorta), pada arteri inguinal tidak ada
bising. Bising usus bisa disertai bising tambahan yakni
borborygmi/suara panjang atau metalic sound (klinkend, oleh adanya
resonansi akibat obstruksi).
3) Perkusi dilakukan sebagai orientasi pada keempat kuadran abdomen
dominan suara timpani (ada feses/ cairan redup), di kandung kemih
(timpani/redup). Perkusi dilakukan pada dada bagian bawah antara

14
paru dan arkus costa (suara redup dikanan karena ada hepar, suara
timpani di kiri karena adanya fleksura splenikus kolon) kalo keduanya
redup asites (ditandai). Normalnya suara hepar adalah pekak karena
adanya tekanan intrabdominal yang hampir negatif yang
mengakibatkan organ menempel pada perioteneum, sehingga bila ada
udara pekaknya menghilang.
4) Palpasi adanya masa, dilihat konsistensinya apakah padat keras
(seperti tulang), padat kenyal (seperti meraba hidung), lunak (seperti
pangkal pertemuan jempol dan telunjuk), atau kista (ditekan mudah
berpindah seperti balon berisi air, berisi cairan). Adanya tumor pada
abdomen diperkirakan dari 9 regio anatominya. Ukuran massa
ditentukan dengan pasti yakni dengan meteran/jangka sorong
mengenai panjang, lebar, tebal (kalau tidak ada peralatan, bisa dengan
ukuran jari penderita). Untuk pemeriksaan hepar prosedur
tambahannya yaitu dengan perkusi batas bawah hepar: Mulai dari
bawah umbilikus di mcl kanan perkusi dari bawah ke atas sampai
suara redup (tidak ada pergeseran ke bawah/ Obstruksi paru kronik).
Dilanjutkan perkusi batas atas hepar: daerah paru ke bawah sampai
suara redup. Tinggi antara daerah redup (tidak ada pembesaran hepar)
diukur. Untuk pemeriksaan ginjal abdomen prosedur tambahannya
dengan melakukan palpasi Ginjal Kanan Pasien diminta membuang
nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan rasakan
bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi. Dilanjutkan dengan palpasi
Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan untuk
menyangga dan mengangkat dari belakan. Tangan kiri diletakkan
dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta

15
pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri
dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar
kedua tangan (normalnya jarang teraba)

B. Diagnosa
1. Devisit Nutrisi
2. Disfungsi motilitas gastrointestinal
3. Keputusasaan
4. Keletihan

C. Intervensi
Diagnosa NOC NIC Rasional
Devisit Nutrisi a. Adanya peningkatan a. Kaji a. Untuk mengetahui

berat badan sesuai kemampuan kebutuhan nutrisi

dengan tujuan pasien untuk untuk intervensi


b..Berrguna mengatur
b. Berat badan ideal mendapatkan
keefektifan nutrisi dan
sesuai dengan tinggi nutrisi yang
dukungan cairan.
badan. dibutuhkan
c. Berikan sesuai dengan
c. Tidak ada tanda-tanda b. Monitor kalori
kebutuhan
malnutrisi dan intake
individu.interrvensi
d. Menunjukkan nutrisi
untuk mencegah
peningkatan fungsi c. Kolaborasi
terjadinya refluks
pengecapan dari dengan ahli gizi d. Metode makan dan
menelan untuk kebutuhan kalori di
e. Tidak terjadi menentukan dasarkan pada
penurunan berat jumlah kalori situasi/kebutuhan

16
individu untuk
badan yang berarti. dan nutrisi yang
memberikan nutrsi
dibutuhkan
maksimal dengan
pasien
upaya minimal
d. Berikan
pasien/penggunaan
makanan yang
energi
terpilih (sudah
dikonsultasika
n dengan ahli
gizi)

Disfungsi a. Control kecemasan a. Konseling a. Untuk mengetahui


motilitas diri nutrisi kebutuhan nutrisi
gastrointestinal b. Keseimbangan b. Monitor nutrisi untuk intervensi
cairan c. Perawatan b. Berguna mengatur
c. Pengetahuan ostomy keefektifan nutrisi
manajemen stress d. Perawatan dan dukungan cairan.
d. Pergerakan inkontinensial
e. Status nutrisi: saluran cerna
asupan makanan dan e. Perawatan
cairan selang:
f. Perawatan diri gastrointestinal
ostomi
g. Pemulihan
pembedahan segera
setelah operasi
Keletihan a. Memverbalisasikan a. Observasi a. Meningkatkan

17
peningkatan energy adanya kekuatan/stamina dan
dan merasa lebih pembatasan memampukan pasien
baik klien dalam menjadi lebih aktif
b. Menjelaskan melakukan tanpa kelelahan yang
penggunaan energy aktivitas berarti
untuk mengatasi Dorong Klien
kelelahan untuk b. Masukan/penggunaan
c. Kecemasan mengungkapka nutrisi adekuat perlu
menurun n perasaan untuk memenuhi
d. Glukosa darah terhadap kebutuhan energy
adekuat keterbatasan untuk aktivitas
e. Kwalitas hidup b. Kaji adanya
meningkat factor yang
f. Istirahat cukup menyebabkan
g. Mempertahankan kelemahan
kemampuan untuk c. Monitor nutrisi
berkonsentrasi dan sumber
energy yang
adekuat
d. Monitor pasien
akan adanya
kelelahan fisik
dan emosi
secara
berlebihan.
Keputusasaan a. Penerimaan: status a. Membangun

18
kesehatan hubuungan
b. Nafsu makan yang
c. Tingkat depresi kompleks
d. Keseimbangan alam b. Peningkatan
perasaan koping
e. Tidur c. Dukungan
f. Adaptasi terhadap pengambilan
disabilitas fisik keputusaan
g. Control diri terhadap d. Dukungan
depresi emosional
h. Tingkat kelelahan e. Manajemen
i. Control diri terhadap energy
ketakutan f. Inspirasi
j. Manajemen diri harapan
k. Penyakit kronik g. Manajemen
l. Tingkat stress alam perasaan
h. Menghadirkan
diri

19
BAB IV

PEMBAHASAN

Seorang pria berusia 62 tahun yang telah menjalani gastrektomi subtotal untuk
kanker lambung stadium III pada 10 minggu yang lalu mengalami kesulitan dalam
menjalani berat badannya. Berat badan biasanya adalah 86 kg, baru-baru ini berat
badanya turun menjadi 76 kg. Istrinya melaporkan bahwa suaminya depresi, tidak
ingin makan, dan tidur sepanjang hari di kursinya. Istrinya mengatakan, “saya tidak
tahu apa yang harus saya lakukan lagi! Saya pikir dia hanya ingin mati.” Dia
kemudian mulai menangis. Apa yang harus dikatakan perawat kepada istri pasien?
Siapa yang harus perawat hubungi untuk membantu keluarga tersebut? Mengapa
klien berada pada masalah resiko nutrisi? Apa pengkajian keperawatan lebih lanjut
yang dibutuhkan? Tindakan apa yang mungkin dilakukan untuk memfasilitasi
kebutuhan nutrisinya?

A. Pertanyaan Kasus
1. Apa yang harus dikatakan perawat kepada istri pasien?
 Pada kasus ini perawat harus membantu istri pasien untuk tetap sabar dan
mendampingi suaminya, memberi motivasi pada pasien untuk bisa menerima
keadaannya dan meneruskan pengobatannya.
 Perawat juga harus meminta kepada istri atau keluarga pasien agar dapat
membuntu pasien dalam koping masalahnya, dan agar klien mampu
mengungkapakan apa yang dirasakan klien.

2. Siapa yang harus perawat hubungi untuk membantu keluarga tersebut?

20
 Keluarga terdekat seperti anak, saudarayang bisa memberi motivasi kepada
pasien untuk dapat menerima stuatus kesehatannya dan koping yang baik
untuk masalah yang dideritanya.
 Kolaborasi tim medis untuk membantu dalam proses pengobatan pasien dan
penyembuhan pasien.

3. Mengapa klien berada pada masalah resiko nutrisi?


 Klien berada pada masalah resiko nutrisi karena adanya gangguan pada sistem
pencernaan akibat penyakit ca lambung stadium III dan telah menjalani
gastrektomi subtotal. Dan pada kondisi lain depresi pasien yang membuatnya
tidak ingin makan.

21
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker lambung adalah adenokarsinoma ;kanker ini dapat terjadi di

area manapun dalam lambung. Tumor menginfeltrasi mukosa sekitar,

mempenetrasi dinding lambung dan organ serta struktur sekitar. Kanker ini
terjadi biasanya pada pria dan mereka yang berusia 40 tahun (terkadang juga

terjadi pada orang yang lebih muda).(Williams & wilkins, 2014)

Diagnosa yang muncul pada kasus klien Ca Lambung setelah

gastrektomi subtotal adalah:


e. Devisit Nutrisi
f. Disfungsi motilitas gastrointestinal
g. Keputusasaan
h. Keletihan

B. Saran

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi pembaca semua.

22
DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elizabeth J. 2009. buku saku patofisiologi Jakarta: EGC Kedokteran

Doenges, M.E., Moorhouse,M.F., & Geissler,A.C. (1999). Rencana Asuhan


Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta:EGC
Nuratif, Amin Huda dkk. 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaaction

Stockslager, Jaime L & Liz schaeffer. 2008. Buku Saku Asuhan Keperawatan

Geriatric. Jakarta:EGC kedokteran .

Tim POKJA SDKI PPNI 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat PPNI

Williams & Wilkins. 2014. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC Kedokteran

Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki

tiga pengertian, yaitu:

a. Model perlindungan terhadap hak

Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak

ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang

semua hak yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang

23
dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah

pelanggaran hak pasien.

b. Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut

pasien

Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan

tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri,

sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan


memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien,

melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian

dari semua alternatif pilihan atau keputusan.

c. Model penghargaan terhadap orang lain

Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai

manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang

unik, pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat

harus mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan

kebutuhannya saat itu.

Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya

hak-hak pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat

menolong pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil

keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena

pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan

dukungan kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat

diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan

24
memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari

pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari

semua peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan

terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama

pasien. (Dewi, 2008)

C. Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang

aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya

kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak

diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran

perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki

alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di

komunitas.

Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien

sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan

hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi


tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang

terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui

cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin

membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga

dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi

lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan

25
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan

melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya,

hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk

menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat

kelalaian. (WHO, 2005)

Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien

dari pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent)


merupakan isu yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan

peran perawat sebagai pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi.

Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar

utama dalam pela

26

Anda mungkin juga menyukai