Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Keputusan Etik Keperawatan

Dosen Pengampuh : Elizabeth Purba, S.Pd.,SST.,M.Kes

Disusun oleh :

KELOMPOK 9

Christine Karepowan

Tesalonika Longdong

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON


T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat- Nya sehingga makalah yang berjudul “KEPUTUSAN ETIK

KEPERAWATAN” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini dibuat

sebagai salah satu tugas dari matakuliah Etika Keperawatan, yang kami susun

bertujuan untuk memberikan pemahaman beserta pembahasan tentang keterkaitan

Etik dan Etika dalam Keperawatan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap setiap kontribusi dari

pihak- pihak yang telah memberikan materinya. Penulis sangat berharap semoga

makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Oleh

karena itu, kami memohon maaf apabila ada kekurangan yang tercantum dalam

makalah ini dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai

pembelajaran selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Tomohon, 2022

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I. PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

BAB II. PEMBAHASAN 6

A. Definisi Etika Keperawatan 6

B. Pengertian Keputusan Etik 6

C. Fungsi Keputusan Etik 7

D. Pengambilan Keputusan Etik Keperawatan 7

E. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Etik 8

F. Peran Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Etik 9

BAB III. PENUTUP 12

A. Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin majunya ilmu biomedik dan praktek pelayanan kesehatan telah

menyebabkan peningkatan masalah etika. Mengakibatkan semakin rumitnya

pelayan kesehatan menghadapi masalah etika dalam aktivitas pelayanan

professional. Etika itu mengacu kepada praktek, keyakinan, dan standar perilaku

kelompok tertentu seperti perawat. Etika ini juga mengaju pada metode

penyelidikan yang membantu orang untuk memahami moralitas perilaku manusia.

Pengetahuan mengenai etika dibutuhkan juga dalam profesi keperawatan sebagai

bimbingan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Perawat merupakan salah

satu profesi di dunia kesehatan yang diberi tuntutan untuk memberikan pelayanan

yang berkualitas dalam melakukan asuhan keperawatan. Hal penting yang harus

diketahui seorang perawat professional yaitu pentingnya memahami etika

keperawatan sebagai penunjang sikap professional perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan. Seorang perawat wajib memahami dan menghayati dasar-

dasar etika keperawatan, sehingga profesi perawat selalu dapat diimbangi dengan

sikap yang baik dan selaras dengan nilai-nilai dalam etika keperawatan. Dalam

pemberian asuhan keperawatan, perawat terus ditantang untuk membuat keputusan

dengan tujuan untuk memberikan hak perawatan terbaik bagi pasien. Mengambil

4
keputusan asuhan keperawatan tidak hanya memerlukan kompetensi klinis saja,

tetapi harus juga memiliki kompetensi etis yang berpemahaman lebih tinggi dari

teori etis. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman etika yang mendalam bagi

seorang perawat sehingga perawat dapat mengambil keputusan yang paling etis.

Karena psoses keperawatan merupakan suatu upaya pencegahan masalah yang

bertujuan utama adalah untuk membantu perawat menangani klien secara

komprehensif dengan dilandasi alasan ilmiah, keterampilan teknis, dan

keterampilan interpersonal. Perawat dianggap bertanggung jawab untuk

mengidentifikasi masalah pasien, membuat keputusan klinis, dan mengevaluasi

efek klinis dari pengobatan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Keperawatan

Etika merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk

dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter

dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi

semua orang. Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki

terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya

untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral

mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau

kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau

cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang

mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan

sebagai etik perawatan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah

yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa

yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.

6
B. Pengertian Keputusan Etik

Keputusan etis didefinisikan oleh Jones (1991) sebagai “suatu keputusan yang

secara hukum dan etik dapat diterima di dalam masyarakat yang lebih luas”.

Kebalikannya adalah suatu keputusan yang dikatakan tidak etis adalah yang secara

hukum atau etik tidak dapat diterima di dalam masyarakat yang lebih luas. Definisi

dari kata etis tersebut merupakan suatu hal yang berurusan atau berkaitan dengan

moral dan juga mengacu pada sesuatu yang benar atau salah untuk mencapai sesuatu.

Pengertian dari kata etik merupakan bertindak secara konsisten terhadap sesuatu yang

biasanya dipikirkan oleh masyrakat dan individu ketika dianggap sebagai nilai yang

baik yang mencakup keadilan, martabat, kesejahteraan, kesetaraan, kejujuran,

keragaman, dan hak-hak individu. Keputusan etik merupakan suatu keputusan yang

dibuat oleh orang professional yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu.

Oleh karena itu dalam membuat suatu keputusan etik, seorang professional akan

mengacu pada kode etik profesi.

C. Fungsi Keputusan Etik

Memikirkan tentang bagaimana suatu keputusan dapat mempengaruhi para

pemangku kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan alternative

berdasarkan membuat keputusan, efek dari integritas dan karakter pribadi,

konsekuensinya, kewajiban, prinsip dan hak.

D. Pengambilan Keputusan Etik Keperawatan

Secara keseluruhan, literature review ini terdiri dari beberapa jurnal, makalah

serta buku yang memberikan gambaran perilaku etik perawat dalam memberikan

7
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan kode etik keperawatan. Hasil dari

kajian ini diharapkan dapat membantu perawat dalam memecahkan masalah serta

mengambil keputusan yang berlandaskan etik dengan baik. Perawat sering kali

dihadapkan dengan situasi dimana terjadi dilema etik, professionalitas harus tetap

dijunjung tinggi serta harus mengesampingkan egoisme.Dalam melaksanakan

tugasnya memberi asuhan keperawatan, perawat juga dituntut untuk berfikir kritis,

memiliki keterampilan interpersonal dan berlandaskan etika keperawatan. eberapa

hasil penelitian di atas sudah menunjukkan bahwa perawat serta mahasiswa

keperawatan tersebut masih terkendala dalam pengetahuan tentang pemahaman etik

keperawatan, diperlukan adanya strategi-strategi serta pemahaman yang lebih baik

lagi terutama dalam topik pengambilan keputusan etis dalam keperawatan.

Model Pengambilan Keputusan Etik (Kozier, dkk 1997) :

 Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik

 Menerapkan prinsip dan teori etika keperawatan

 Mengacu kepada kode etik keperawatan

 Melihat dan mempertimbangkan kesesuaiannya untuk klien

 Mengacu pada nilai yang dianut

 Mempertimbangkan faktor lain seperti nilai, kultur, harapan, komitmen, dan

penggunaan

E. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Etik

1. Perkembangan Moral

Fase ini adalah fase yang mengevaluasi kemampuan seseorang untuk menilai

apakah ia benar secara moral. Semakin besar perkembangan moral seseorang maka

8
semakin sedikit akan tergantung pada pengaruh luar, sehingga ia lebih cenderung

berperilaku etis.

2. Lingkungan Organisasi

Dalam lingkungan organisasi, referensi dibuat untuk persepsi harapan

organisasi (harapan) oleh karyawan. Organisasi mempromosikan dan mendukung

perilaku etis dengan memberi penghargaan atau menghambat perilaku etis tertulis,

perilaku moral orang tua yang tinggi, harapan kinerja yang realistis dan evaluasi

kinerja sebagai dasar untuk mempromosikan individu dan menghukum individu yang

bertindak tidak etis adalah contoh nyata dari perilaku lingkungan organisasi.

F. Peran Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Etik

Perawat adalah seorang program solver bagi pasiennya, dengan fokus

utamanya yaitu untuk menyelesaikan masalah klien. Setelah melakukan analisa etik

tentang keputusan apa yang terbaik bagi pasien, perawat menyimpulkan alasan etik.

Yaitu apa yang harus dan seharusnya dilakukan berdasarkan prinsip etik. Dalam

proses pengambilan keputusan etis dikenal beberapa teori yang dapat menjadi

pembenaran terhadap suatu putusan etik, yaitu teori teleologi dan deontologi.

Teleologi berasal dari kata telos yang artinya tujuan, dalam hal ini keputusan etik

didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai, bagaimana dampak jika dilakukan

tindakan, apakah berdampak baik atau tidak Sesuatu tindakan dinilai baik apabila

tindakan tersebut bertujuan baik pula.

Teori kedua adalah teori deontologi, yaitu suatu konsep yang menitikberatkan

pada moral dan kewajiban. Deontologi berbicara mengenai apa yang seharusnya

diakukan. Suatu tindakan dianggap baik apabila dilakukan berdasarkan kewajiban,

9
terlepas dari tujuan dari tindakan tersebut. Tentu saja jika tindakan yang dilakukan

perawat ditinjau dari teori ini maka keduanya memiliki alasan untuk mebenarkan

ataupun menyalahkan tindakan tersebut. Pertama jika dipandang dari etika teleologis,

tindakan perawat dianggap benar didasarkan pada tujuan dilakukanya tindakan adalah

merupakan kebaikan, dimana tujuan dilakukan tindakan adalah didasarkan pada nilai

moral demi kebaikan dan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa pasien,

menghormati hak otonomi pasien, menerapkan prinsip beneficience dan

nonmalificience. Sedangkan jika ditinjau dari etika deontologis tindakan perawat

dianggap salah karena kewajiban perawat adalah mematuhi kode etik dan peraturan

perundangan yang berlaku tentang praktik keperawatan. Terlepas dari tujuan tindakan

tersebut, perawat dianggap tidak melaksanakan kewajiban suatu profesi yang harus

tunduk kepada kode etik dan peraturan yang berlaku. Begitu pula jika dilihat dari

prinsip etik justice bahwa setiap tindakan harus dilakukan berdasarkan standart dan

peraturan hukum yang berlaku. Dalam setiap keputusannya perawat tidak akan pernah

terlepas dari risiko yang mengancam dirinya. Setiap pilihan tindakan ada risiko yang

ditanggung baik bagi pasien maupun bagi perawat itu sendiri. Untuk itu setiap

keputusan tindakan yang diambil harus berdasarkan persetujuan antara pihak pemberi

layanan dan pihak yang diberi layanan. Bahwa penerima layanan yaitu pasien dan

keluarga paham terhadap kondisi, konsekuensi dan akibat dari suatu keputusan. Oleh

karena itu keterlibatan pasien dan keluarga menjadi sangat penting dalam proses

pengambilan keputusan.

Keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan bersama, tugas perawat

adalah memberikan penjelasan dan informasi sejelas mungkin dna harus bersifat

obyektif. Kesepakatan atas suatu tindakan yang didahului oleh adanya pemberian

10
informasi oleh pasien atau keluarga disebut inform consent. Inform consent menjadi

suatu senjata bagi pasien atau perawat itu sendiri. Inform consent bertujuan untuk

melindungi hak pasien dalam hal autonomi. Setelah keputusan tindakan diambil dan

dilakukan, maka tahap yang perlu dilakukan adalah evaluasi. Evaluasi merupakan

bagian penting dari proses pengambilan keputusan etik.

Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang

ditentukan sebagai outcome dari keputusan yang telah dibuat. Perubahan status klien,

kemungkinan treatmentmedik, dan fakta sosial dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan jika terjadi kasus atau situasi yang sama. Terkait dengan bagaimana

suatu keputusan etis dibuat, apakah keputusan yang diambil efektif dan tidak

merugikan pasien. Hak pasien yang harus dipenuhi yaitu mendapat perawatan dan

tindakan keperawatan. Begitu pula keputusan untuk memilih dan memutuskan

pengobatannya sendiri. Disisi lain perawat juga merasa bahwa tindakan tersebut

bukan kewenangannya. Disini fungsi perawat sebagai konselor dan edukator harus

dijalankan. Perawat harus mampu memberikan penjelasan kepada pasien tentang

kondisi dan pertimbangan pertimbangan yang perlu dipikirkan demi kebaikan

pasiennya. Perawat harus melindungi hak pasien yang telah diatur dalam kode etik

keperawatan. Meliputi hak untuk mendapatkan perawatan, hak untuk memilih dan

memutuskan perawatan atau pengobatan untuk dirinya sendiri. Namun perawat juga

tidak dapat mengabaikan kode etik dan undang undang yang membatasi kewenangan

tindakan yang boleh dilakukan perawat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etik merupakan kesadaran sistematis terhadap perilaku yang dapat

dipertanggungjawabkan. Etik berbicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dan

didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari prilaku manusia.

Pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama walaupun

sedang dalam kondisi sakit. Perawat dalam mengambil keputusan untuk memberikan

asuhan keperawatan harus etis, sehingga keputusan yang diambil dapat memberi

kepuasan terhadap semua pihak baik pemberi dan penerima asuhan keperawatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anne Dreyer, Reidun Forde, Per Nortvedt. (2011). Ethical decision-making in

nursing homes:

Influence of organizational factors. Nursing Ethics. doi: 10.1177/0969733011403553

Anghdam, A.(2013). Knowledgw and performance about nursing ethic codes from

nurses and patients perspective in tabriz teaching hospitals Iran. Tabriz university of

medical sciences.2(3).219-220

Kim, Y. (2012). Moral sensitivity relating to the application of the code ethucs.

Nejsagepub . 20(4). 471- 472

Knutson, G. (2012). Nurses ethical problem solving . University of toronto. 15 (1). 1

13

Anda mungkin juga menyukai