Anda di halaman 1dari 8

PAPER

HIV/AIDS DAN INFEKSI SALURAN KEMIH


Mata kuliah : maternitas 1
Dosen pengajar : Ns, febi ratnasari skep , Mkep

Di susun oleh :
Nunu Soleha 20217117
Nur Fitriyani 20217119
Nurrahmawati 20217126
Putri Andini 20217135
Qintan Alviona z. 20217142
Rifa asmieza Al haq 20217147

STIKES YATSI TANGERANG


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
 Definisi HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah
putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral
(ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium
AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya
infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.

Menurut Setyoadi dan Endang (2012) pencegahan penyakit dilakukan menggunakan


pendekatan tiga tingkat pencegahan yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan
pencegahan tersier. Pencegahan primer berfokus pada upaya pencegahan faktor resiko sebelum
proses penyakit dimulai. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan adalah memberikan pendidikan
kesehatan tentang HIV/AIDS, cara penularan dan cara pencegahan, meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya perilaku yang lebih sehat dengan cara menghindari narkoba, setia
padapasangan dan menghindari hubungan seksual sebelum waktunya.

Menurut Khan (2010) merekomendasikan beberapa upaya pencegahan HIV dan AIDS
sebagai berikut: peningkatan pengetahuan tentang HIV dan AIDS, program perubahan perilaku
khususnya pada remaja yang berisiko HIV dan pada orang yang terinfeksi AIDS, promosi
penggunaan kondom pada laki -laki maupun wanita, tes HIV dan AIDS secara sukarela,
pencegahan pada wanita hamil, pencegahan penularan dari ibu ke anak, bahaya penggunaan
jarum suntik bersama, pendidikan masyarakat, perubahan dalam bidang hukum dan kebijakan
untuk melawan stigma, peningkatan ekonomi masyarakat.

 Penularan Hiv/aids

CARA PENULARAN HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh
dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina. HIV juga
dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan. Orang tidak
dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau
berbagi benda pribadi, makanan, atau air. (WHO, 2019).

CARA MENGHINDARI PENULARAN HIV Untuk menghindari penularan HIV,


dikenal konsep “ABCDE” sebagai berikut:

1. A (Abstinence) : artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum

menikah.

2. B (Be Faithful) : artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-
ganti
pasangan).
3. C (Condom) : artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan kondom

4. D (Drug No) : artinya Dilarang menggunakan narkoba. artinya pemberian Edukasi dan
informasi yang benar mengenai HIV

5. E (Education) : cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.

 Cara pencegahan Hiv / Aids

1. Hindari seks bebas

Seks bebas memang sangat dilarang, terlebih jika bergonta-ganti pasangan. Dari segi
kesehatan, seks bebas juga bisa memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh. Setialah dan
jangan suka 'jajan' sembarangan di luar bagi pasangan yang sudah menikah. Pencegahan HIV
dengan menghindari seks bebas ini merupakan salah satu langkah paling penting untuk terhindar
dari penyakit ini.

2. Jangan gunakan jarum bergantian


Pencegahan HIV yang harus kamu perhatikan adalah jangan gunakan jarum secara bergantian.
Selalu perhatikan penggunaan jarum yang steril jika kamu berniat untuk membuat tato atau pun
tindik.

3. Menggunakan kondom

Pencegahan HIV selanjutnya adalah kamu harus ekstra hati-hati jika tahu bahwa pasangan
memiliki HIV. HIV bisa menular lewat darah dan air liur yang masuk ke dalam tubuh, juga
melalui hubungan seksual. Ketika berhubungan seksual, lindungi diri dengan alat pengaman
ekstra untuk mencegah kemungkinan terjadinya alat pengaman/kondom yang robek dan lain
sebagainya.

4. Perhatikan luka yang terbuka

Jika bekerja dengan pasien HIV, pastikan kamu melindungi diri dengan sangat hati-hati.
Pencegahan HIV yang bisa kamu lakukan yaitu dengan menggunakan pakaian yang diwajibkan
oleh rumah sakit dan hati-hati dengan segala luka terbuka yang dimiliki. Terutama jika luka
terbukamu akan bersentuhan atau terkena kontak dengan pasien HIV. Karena virus tersebut bisa
menular melalui luka yang terbuka.

5. Lakukan vaksin

Pencegahan HIV yang kelima adalah melakukan vaksin hepatitis A dan hepatitis B, serta
melakukan tes secara teratur sangat baik untuk melindungi diri dari HIV.

6. Pre-exposure prophylaxis (PrEP)

PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi
mereka yang berisiko tinggi tertular HIV. Yaitu mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan
seksual, memiliki pasangan dengan HIV positif, menggunakan jarum suntik yang berisiko dalam
6 bulan terakhir, atau mereka yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman.

Definisi Infeksi saluran kemih


Infeksi saluran kemih adalah penyakit akibat adanya organisme asing ataupun patogen
seperti bakteri yang masuk dan tumbuh ke dalam saluran kemih, yang termasuk ginjal, ureter,
kandung kemih dan urethra. Menurut WHO, infeksi saluran kemih atau urinary tract infection
(UTI) pernah dialami lebih dari 50% wanita, dan menjadi salah satu pengeluaran utama di sektor
kesehatan dunia. Perempuan menjadi lebih rentan karena memiliki saluran kemih (urethra) yang
relatif lebih pendek dibandingkan pria. Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran
kemih adalah E. coli, sedangkan jenis bakteri lainnya meliputi Staphylococcus saprophyticus,
Klebsiella, Enterococcus, Pseudomonas, Enterobacter, dan Proteus.

Jenis-jenis infeksi saluran kemih berdasarkan lokasinya, yakni:

1. Sistitis: infeksi saluran kemih bawah (kandung kemih)


2. Pielonefritis: infeksi saluran kemih atas (ginjal)
3. Uretritis: infeksi pada uretra

 Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Saluran kemih berfungsi menyalurkan air kencing atau urine, yang merupakan produk sisa
metabolisme untuk membuang racun atau zat yg tidak digunakan dari dalam tubuh. Urine berasal
dari hasil filtrasi darah dalam pembuluh darah di ginjal yang kemudian turun ke ureter hingga
kandung kemih. Urine disimpan di kandung kemih sampai dibuang lewat uretra dalam
mekanisme berkemih.

Bakteri bisa masuk lewat uretra saat berkemih. Bakteri ini bisa menyebar ke atas hingga
mencapai kandung kemih dan ginjal. Perempuan menjadi lebih rentan karena saluran urethra
hanya memiliki panjang sekitar 4 cm (pria mencapai 16-20cm), sehingga bakteri lebih mudah
mencapai kandung kemih dan ginjal.

Faktor lain yang menjadi penyebab antara lain:

1. Aktivitas seksual: Terutama perempuan, frekuensi hubungan seksual bisa meningkatkan


risiko infeksi.
2. Alat kontrol kehamilan: Perempuan yang memakai alat kontrol kehamilan seperti
diafragma dan spermisida lebih berisiko mengalami infeksi.
3. Menopause: Setelah menopause, berkurangnya hormon estrogen membuat saluran kemih
lebih mudah terinfeksi.
4. Kateter: Penggunaan kateter karena tidak bisa berkemih bisa mengundang bakteri masuk
ke saluran kemih.
5. Saluran abnormal: Anatomi saluran kemih yang abnormal sehingga tak bisa berkemih
secara wajar juga menjadi faktor infeksi.
6. Masalah imun: Ketika kekebalan tubuh berkurang, misalnya karena mengidap diabetes,
bakteri lebih mudah masuk.
7. Batu Saluran Kemih: Batu dapat menjadi sumber infeksi karena merupakan benda asing
yang menjadi tempat berkembangnya bakteri di dalam saluran kemih.

Gejala Infeksi Saluran Kemih

Gejalanya tak selalu terlihat atau terasa. Tapi gejala umumnya meliputi:

1. Keinginan kuat dan konstan untuk berkemih, sehingga frekwensi berkemih meningkat
atau sering disebut anyang-anyangan
2. Ada sensasi terbakar saat berkemih
3. Sering berkemih tapi dalam volume sedikit
4. Urine tampak keruh
5. Urine berwarna kemerahan atau coklat
6. Bau urine tidak sedap dan menyengat
7. Disertai nyeri perut bawah ataupun nyeri pinggang
8. Karena gejalanya tidak khas, kondisi yang dialami kerap diabaikan atau disalahartikan
terutama pada orang dewasa.

 Pengobatan

Konsumsi antibiotik menjadi metode pengobatan yang lazim baik pada orang dewasa maupun
anak-anak. Antibiotik bisa membunuh bakteri pemicu infeksi.  Jenis antibiotik bergantung pada
tingkat keparahan dan frekuensi infeksi serta usia pasien.
Bila tak segera diobati, ISK dapat menimbulkan komplikasi, seperti:

1. Kerusakan ginjal atau gagal ginjal permanen


2. Bayi lahir prematur atau bobotnya rendah pada ibu hamil
3. Penyempitan uretra pada pria atau striktur
4. Sepsis, kondisi serius yang bisa mengancam nyawa yang disebabkan oleh reaksi tubuh
pada infeksi
5. Beberapa bakteri dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu saluran kemih

Diagnosis bisa dilakukan lewat analisis urine. Dokter akan memastikannya lewat pemeriksaan
di bawah mikroskop.  Bila terdapat sel darah merah/eritrosit maupun leukosit dalam urine, itu
bisa menjadi salah satu tanda. Walau begitu, munculnya darah tidak selalu disebabkan oleh
infeksi. Jika perlu, dilakukan pemeriksaan ultrasonografi dan CT scan saluran kemih.

Tanda dan gejala infeksi saluran kemih (ISK)

Untuk penyakit ini, pada umumnya Anda akan mengalami berbagai gejala yaitu di bawah ini.

1. Keinginan untuk buang air kecil yang terus terasa.

2. Rasa nyeri atau sensasi panas ketika buang air kecil (kumpulan kondisi ini
disebut anyang-anyangan).
3. Urine keruh dan berbau tajam.

4. Sering buang air kecil.


5. Urine yang berdarah atau bernanah.

6. Pada wanita, umumnya pasien akan merasakan nyeri panggul, terutama di pusat panggul
dan area tulang di sekitar kelamin.
DAFTAR PUSTAKA

Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Sikap Pencegahan HIV/AIDS pada
Remaja. Indonesian Journal of Healty Research 1 (1), 1-5.
Oktarina Oktarina, Fachrudin Hanafi, Made Asri budisuari.(2010). HIV/AIDS pada masyarakat
Indonesia.
Rina Nurjanah.,(2021). Definisi Infeksi Saluran Kemih,. Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai