CARE
Nuryani
YATSI 02 -11 -2021
PERSALINAN
DEFINISI PERSALINAN ADALAH
Serangkaian proses dimana jalan lahir disiapkan untuk memungkinkan bayi bisa keluar dari
rongga rahim kedunia luar, dalam proses ini biasanya bisa terlaksana dengan persalinan
pervaginam baik secara spontan , instrumental, dan section Caesarean
( Capogna, 2015 )
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta ) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ). Proses ini dimulai
dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif & diakhiri dengan
kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).
EMPAT JENIS BENTUK – BENTUK PERSALINAN TERKINI
Persalinan yang dibantu alat : Proses melahirkan normal tidak dapat dilakukan karena kondisi
tertentu, akan menggunakan alat bantu seperti vakum atau forsep.
Persalinan Caesar : Melahirkan lewat operasi caesar umumnya dilakukan ketika persalinan
normal dikatakan tidak mungkin dilakukan. Operasi caesar dapat dilakukan apabila ada masalah
darurat yang dapat mengancam nyawa Ibu dan bayi.
Persalinan di air (water birth) : Persalinan di dalam air merupakan metode melahirkan normal
yang mengharuskan Ibu berendam di dalam bak atau kolam berisi air hangat.
PERSALINAN BERKAITAN DENGAN UMUR KEHAMILAN DAN
BERAT JANIN DILAHIRKAN
a. Abortus :
Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan.
b. Persalinan prematuritas :
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu.
c. Persalinan aterm :
Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu.
d. Persalinan serotinus :
Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu.
e. Persalinan presipitatus :
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Karakteristik Persalinan Normal
(Farrer, 2001)
d. Teori prostaglandin
1). Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh
desidua.
2). Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konsepsi dikeluarkan.
3). Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
LANJUTAN
Faktor Ibu
Kemampuan ibu dalam persalinan baik fisik maupun mental (tenaga, kontraksi
uterus, semangat, sakit, tidak sadar ), dan lain-lain. Keadaan jalan lahir, bila
terdapat kelainan atau abnormalitas pada jalan lahir ( panggul sempit, tumor
dan lain-lain ) dapat menimbulkan kesulitan berupa kemacetan persalinan
Faktor Bayi
Besarnya bayi, posisi bayi ketika lahir yang normal adalah letak kepala (merupakan frekuensi
terbanyak) yaitu presentasi kepala dengan ubun-ubun kecil sebagai bagian terdepan. Letak/posisi
bayi yang tidak normal, misalnya: melintang presentasi muka, presentasi tangan/kaki dan lain-lain
dapat menimbulkan dystocia. Trauma tindakan berupa penarikan-penarikan terhadap janin, dapat
menimbulkan fraktur pada bagian tubuh tertentu, merusak jaringan termasuk jaringan saraf dan
otak, bahkan kalau gagal dapat menimbulkan kematian janin.
• Presentasi ad/ bagian yg pertama kali memasuki pintu atas panggul dan terus
mell jalan lahir saat persalinan mencapai aterm.
• Tiga presentasi yg utama: kepala (kepala lebih dahulu), sungsang (bokong lebih
dahulu), dan bahu.
• Bagian presentasi ad/ bagian tubuh janin yg pertama kali teraba oleh jari
pemeriksa saat melakukan periksa dalam.
• Faktor2 yh mempengaruhi bagian presentasi: letak janin, sikap janin, dan
ekstensi atau fleksi kepala janin.
LETAK JANIN
• Letak ad/ hub antara sumbu panjang (punggung) janin thd sumbu panjang
(punggung) ibu
• Ada 2 macam:
(1) memanjang atau vertikal, sumbu panjang bayi paralel dg sumbu panjang
ibu.
(2) melintang atau horisontal, dimana sumbu panjang janin membentuk sudut
pada sumbu panjang ibu.
• Letak memanjang dpt berupa presentasi kepala atau presentasi sakrum
(sungsang).
SIKAP JANIN
• Presentasi kepala : oksiput (puncak kepala); presentasi bokong: sakrum, letak lintang : skapula
bahu.
• Posisi Ad/ hub antara bagian presentasi (oksiput, sakrum, mentum (dagu), sinsiput (puncak
kepala yang defleksi/ menengadah thd 4 kuadran panggul ibu.
• Engagement menunjukkan diameter transverse terbesar bagian presentasi telah memasuki
pintu atas panggul (PAP).
• Pada presentasi kepala yg fleksi dg benar, diameter biparietal merupakan bagian terlebar
• Engagement dpt diketahui mell pemeriksaan abdomen atau periksa dalam.
• Station ad/ hubungan antara bagian presentasi janin dg garis imajiner yg ditarik dari spina
iskiadika ibu yang dinyatakan dengan +/- 1 s/d 5. jika bagian presetasi setinggi spina, maka
stationnya ad/ 0.
PASSAGEWAY
Ginekoid:
Bulat, fetus akan memberikan presentasi kepala dgn bag yg plg bulat
(oksiput) di dpn, mrpkn letak yg plg menguntungkan pada permulaan
persalinan •
Android:
Bentuk jantung, spina ischiadika yg menonjol akan menghalangi
turunnya fetus arcus pubis yg sempit tdk memungkinkan oksiput lahir
→presentasi muka
LANJUTAN
• Platipeloid:
Bentuk spt ginjal, umum pd wnt Afrika akibat gizi buruk, beban berat,
herediter, kepala fetus sulit saat msk PAP, karena kepala letak tinggi
resti terjadinya KPD → prolaps tali pusat. Kemungkinan terjadi
ansyklitismus atau presentasi muka
* Antropoid: Oval, pd wnt Kaukasia, dpt lahir dgn posisi oksipito posterior
TULANG PANGGUL
• Tulang panggul => gabungan ilium, iskium, pubis, dan tulang-tulang sakrum.
• 4 sendi panggul => simfisis pubis, sendi sakroiliaka kiri & kanan, dan sendi
sakrokoksigeus
• Panggul dibagi menjadi 2 bagian: panggul palsu & panggul sejati.
• Panggul palsu bagian atas pintu atas panggul, tidak berkaitan dengan
persalinan.
• Panggul sejati 3 bagian: pintu atas/permukaan atas, panggul
tengah/rongga panggul, dan pintu bawah panggul.
PINTU ATAS PANGGUL (PAP)
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutaman pada premigravida
2. Perut kelihatan lebih besar/ melebar , fundus uteri menurun
3. Perasaan sering atau susah BAK (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang disebut
false labor pains.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).
TANDA – TANDA INPARTU
• Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
• Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan
kecil pada serviks
• Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
• Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan telah ada
pembukaan
MEKANISME PERSALINAN
Selama proses persalinan , janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati
( SEVEN CARDINAL MOVEMENTS OF LABOR)
1. Engagement:
Terjadi ketika diameter terbesar dari presentasi bagian janin (biasanya kepala) telah
memasuki rongga panggul. Engagement telah terjadi ketika bagian terendah janin telah
memasuki station nol atau lebih rendah. Pada nulipara, engagement sering terjadi
sebelum awal persalinan. Namun, pada multipara dan beberapa nulipara, engagement
tidak terjadi sampai setelah persalinan dimulai
2. Descent:
Terjadi ketika bagian terbawah janin telah melewati panggul dan akibat tiga
kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus
pada janin dan kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada saat
persalinan, dengan sumbu jalan lahir :
• Sinklitismus yaitu ketika sutura sagitalis sejajar dengan sumbu jalan lahir
• Asinklistismus anterior: Kepala janin mendekat ke arah promontorium sehingga
os parietalis lebih rendah.
• Asinklistismus posterior: Kepala janin mendekat ke arah simfisis dan tertahan
oleh simfisis pubis
Proses Descent (Sinklitismus, Asinklitismus anterior, dan
Asinklitismus posterior), Sumber: Cunningham et. al.
William Obstetrics 23rd Edition
3. Fleksi (flexion)
Segera setelah bagian terbawah janin yang turun tertahan oleh serviks, dinding
panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu
didekatkan ke arah dada janin.
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina ischiadika. Setiap kali
terjadi kontraksi, kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis dan kepala
berputar saat mencapai otot panggul
5. Ekstensi (extension)
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior oleh
perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis,
kemudian kepala keluar mengikuti sumbu jalan lahir akibat ekstensi.
Putaran paksi luar terjadi ketika kepala lahir dengan oksiput anterior, bahu harus
memutar secara internal sehingga sejajar dengan diameter anteroposterior
panggul. Rotasi eksternal kepala menyertai rotasi internal bahu bayi.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
Pemeriksaan Fisik
1.TTV 10.Edema ekstremitas
2.BB 12. Refleks dan tonus otot
3.Denyut Jantung Janin (DJJ) 13. Pemeriksaan pelviks (vaginal touche)
4.Pola kontraksi - Penipisan dan pembukaan serviks \
5.Gerakan janin - Posisi serviks
6.Penancapan (Engagement) - Adanya Bloody show
7.Taksiran Berat Janin (TBJ) dan Tinggi Fundus - Letak, posisi dan variasi janin
Uteri (TFU) - Status ketuban
8. Letak, presentasi, posisi dan variasi janin - Orifisium vagina dan badan perineum
9. Jaringan parut pada abdoment
PEMERIKSAAN DALAM ( VAGINAL TOUCHE )
* Pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks
menggunakan dua jari, yg salah satu tekniknya adalah dgn menggunakan skala ukuran jari (lebar
1 jari berarti 1 Cm) untuk menentukan diameter dilatasi serviks (pembukaan serviks)
* Pemeriksaan Dalam Dilakukan Unt Menilai
- Vagina, apakah ada bagian yg menyempit
- Keadaan serta pembukaan serviks
- Ada atau tidaknya tumor pd jalan lahir
- Sifat fluour albus dan apakah ada alat yg sakit
- Pecah tidaknya selaput ketuban
- Presentasi janin
- Turunnya kepala dalam panggul
- Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
- Apakah proses persalinan telah dimulai serta kemajuan persalinan
TANDA DAN GEJALA
SUBYEKTIF
- Mengeluh nyeri
- Perenium merasa tertekan
- Mengeluh mual .nafsu amkan bias meningkat / menurun
OBYEKTIF
- Ekpresi wajah meringis
- Perposisi menringankan nyeri
- Uterus terba membulat
- Tekanan darah meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Ketegangan otot meningkat
- Muntah
- Pola tidur berubah
KALA II ( KALA PENGELUARAN )
• His terkoordinir, kuat, cepat, interval 2-3 menit dg durasi 50-100 detik.
• Pada akhir kala I ketuban akan pecah, disertai pengeluaran cairan mendadak
• Kepala janin turun ke ruang panggul
• Terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang menyebabkan keinginan
mengejan.
• Tertekannya Fleksus Frankenhauser dan rektum menyebabkan ibu merasa
ingin buang air besar.
• Dua kekuatan, yaitu his & mengejan akan mendorong kepala bayi.
Tanda-tanda Kala II (Farrer, 2001)
Pelepasan Plasenta
- Menurut Duncan Plasenta lepas mulai
- Teknik Pengecekan Pelepasan Plasenta:
dari bagian pinggir (marginal) disertai
Perasat Kustner Tangan kanan meregangkan /
dgn adanya tanda darah yg keluar dr menarik sedikit tali pusat, sementara tangan kiri
vagina apabila plasenta mulai terlepas menekan atas simfisis. Bila tali pusat masuk
- Menurut Schultz Plasenta lepas mulai dr kembali kedalam vagina berarti plasenta blm
lepas. Bila plasenta tetap atau tdk masuk kedlm
bagian tengah (sentral) dengan tanda
vagina berarti plasenta sudah lepas.
adanya pemanjangan tali pusat yg
terlihat di vagina
LANJUTAN KALA III
Perasat Strassman
- Perasat ini dilakukan dgn mengetok – ngetok fundus uterus dgn
tangan kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat sambil
merasakan apakah ada getaran yg ditimbulkan dr gerakan tangan kiri.
Jika ada getaran berarti plasenta blm lepas
- Klein Minta pasien unt meneran, jika tali pusat tampak turun atau
bertambah panjang berarti plasenta telah lepas, begitu juga
sebaliknya
TANDA – TANDA PELEPASAN PERUBAHAN BENTUK & TINGGI UTERUS
PLASENTA SETELAH BAYI LAHIR
1. Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk diberi ASI
2. Letakkan kain bersih diatas perut ibu
3. Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain (Undiagnosed Twin)
- Beritahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
- Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit
IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis) Catatan:
Jika oksitosin tidak tersedia :
• Minta ibu untuk melakukan stimulasi putting susu
• Mengajurkan ibu untuk menyusukan segera
B. Penegangan Tali Pusat Terkendali
keluar melalui introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat dengan arah sejajar
lantai (mengikuti poros jalan lahir)
8. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
mengangkat tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya
untuk meletakkan dalam wadah penampung.Karena selaput ketuban mudah
robek;pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu
9. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan
selaput ketuban
C. Rangsangan Taktil (Masase) Fundus Uteri
• Aktivitas/ istirahat :
perilaku dr senang sampai keletihan
• Sirkulasi :
TD meningkat kemudian kembali ke tingkat normal, hipotensi, frekuensi nadi
melambat
• Makanan/ cairan: kehilangan darah normal kira- kira 250 – 300 ml
• Nyeri: dpt mengeluh tremor kaki/ menggigil
• Keamanan: perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir
PEMANTAUAN KALA III
Pemeriksaan Plasenta
• Setelah selaput dan plasenta lahir, lakukan pemeriksaan cermat thdp:
- Kotiledon yg berjumlah 20 buah
- Permukaan plasenta janin
- Kemungkinan adanya plasenta suksenturiata (ada hubungan dgn plasenta lain)
• Periksa selaput ketuban untuk melihat memastikan tdk ada bagian yg tertinggal
didalam uterus
• Tali pusat
- Panjang tali pusat
- Bentuk tali pusat (Besar, kecil, berpilin2)
- Insersio tali pusat
- Jumlah vena dan arteri pd tali pusat
- Adakah lilitan tali pusat
Pemantauan Kala III
• Kontraksi
• Robekan jalan lahir dan perineum
• Hygiene
1. Aktivitas :
- Kelelahan 3. Eliminasi
- Mengantuk - Hemoroid menonjol
2. Sirkulasi - Vesica Urinaria teraba diatas simfisis
- Nadi: 50 – 70 x/mt \ pubis
- TD - bervariasi: 4. Ketidaknyaman
Meningkat -- trespon oksitosin • Nyeri akibat trauma jaringan
Menurun Respon Analgesic/ anastesi • Episiotomi
- Edema • Kandung kemih penuh
- Kehilangan darah (400-500 ml ) • Mengigil/tremor
- Diuresis
Reproduksi
• Fundus Uteri kontraksi
• Drainage vagina
• Perineum kemerahan
• Hematoma,edema
• Striae pada abdomen,paha dan payudara
• Payudara lunak dgn putting tegang
DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA
1. Manajemen nyeri
- Kaji secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri dan skala nyeri
- Kaji respon nyeri non verbal
- Kurangi faktor presipitasi yang dapat meningkatkan nyeri pasien
- Evaluasi pengalaman pasien dalam menangani nyeri akut atau kronik
- Berikan informasi tentang nyeri yang dialami oleh pasien, berapa lama nyeriakan dirasakan oleh
pasien dan cara mengantisipasi rasa tidak nyaman dari nyeri yang muncu
- Ajarkan teknik untuk menurunkan rasa nyeri dengan teknik non farmakologi, misalnya relaksasi
, distraksi , aromaterapi dan lain-lain
- Kolaborasi: berikan terapi analgesik jika perlu
2. Pengaturan posisi
Evaluasi
Nyeri terkontrol
2. Resiko Tinggi defisit volume cairan (perdarahan) yang b/d atonia
uterus.
Kriteria Hasil :
1. Tekanan darah dalam batas normal
2. Nadi dalam batas normal
3. Intake output 24 jam seimbang
4. Hidrasi
5. turgor kulit elastis
6. Membrane mukosa lembab
7. Intake cairan adekuat
8. Output urine normal
INTERVENSI KEPERAWATAN