Anda di halaman 1dari 40

KESEHATAN SPIRITUAL

DAN
PENERAPAN DALAM
KEPERAWATAN
BY ANDRE & TEAM
PENDAHULUAN
 Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit,
semangat untuk mendapatkan keyakinan, harapan dan
makna hidup. Spiritualitas merupakan suatu
kecenderungan untuk membuat makna hidup melalui
hubungan intrapersonal, interpersonal dan
transpersonal dalam mengatasi berbagai masalah
kehidupan.
BEBERAPA INDIKATOR TERPENUHI KEBUTUHAN
SPIRITUALNYA SESEORANG ADALAH APABILA IA
MAMPU

1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan


keberadaan kehidupan di dunia.
2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah
dari suatu kejadian atau penderitaan.
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui
keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih yang tinggi.
4. Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui
harapan.
6. Mengembangkan hubungan antar manusia dengan
positif.
KESIMPULAN
 Indikator terpenuhi kebutuhan spiritual yang lain adalah
adanya rasa keharmonisan, saling kedekatan antara diri
sendiri, orang lain, alam dan hubungan dengan yang
Maha Kuasa
KONSEP SPIRTUAL
 Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa
dan Maha Pencipta ( hamid. 1999)

Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi as aspek :

 1) berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian d


kehidupan,
 2) menemukan arti dan tujuan hidup, 

 3) menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam


sendiri,
 4) mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Tinggi.

 Spiritualitas adalah pandangan pribadi dan perilaku yang mengekspresikan rasa


keterkaitan ke dimensi transcendental atau untuk sesuatu yang lebih besar dari
diri (Asy’arie, 2012).
LANJUTAN…
 Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti
nafas atau udara.spirit memberikan hidup,menjiwai
seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja
yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek
kehidupan seseorang( Dombeck,1995).

 Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya,


perkembangan, pengalaman hidup kepercayaan dan nilai
kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta,
kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan
memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter,
2003).
KESEHATAN SPIRITUAL
 Kesehatan (wellness) adalah suatu keseimbangan
dimensi kebutuhan manusia yang berbeda secara terus
menerus-spiritual, sosial, emosional, intelektual, fisik,
okupasional, dan lingkungan.

 Kesehatan atau kesejahteraan spiritual adalah rasa


keharmonisan, saling kedekatan antara diri dengan orang
lain, alam dan dengan kehidupan yang tertinggi.
LANJUTAN…
 Kesehatan spiritual adalah kondisi yang dalam
pandangan sufistik disebut sebagai terbebasnya jiwa
dari berbagai penyakit ruhaniah, seperti syirik
(polytheist), kufur (atheist), nifaq atau munafik
(hypocrite), dan fusuq (melanggar hukum). Kondisi
spiritual yang sehat terlihat dari hadirnya ikhlas
(ridha dan senang menerima pengaturan Illahi),
tauhid (meng-Esa-kan Allah), tawakal (berserah diri
sepenuhnya kepada Allah).
LANJUTAN….
 Dubos memandang sehat sebagai suatu proses kreatif dan
menjelaskannya sebagai kualitas hidup

 Kontinum sehat dan kesehatan mencakup enam dimensi sehat


1. Sehat fisik ukuran tubuh

2. Sehat intelektual

3. Sehat sosial

4. Sehat emosional

5. Sehat lingkungan

6. Sehat spiritual

  
PSIKONEUROIMUNOLOGI DALAM
KEPERAWATAN SPIRITUAL
 Mc Cance pada tahun1994 menjelaskan tentang
keterkaitan antara kondisi stres dan kejadian penyakit.

 Jay Quinlan, 2002 menyatakan bahwa apabila bagian


tubuh tertentu disentuh, akan menyangkut tubuh secara
keseluruhan dan menghadirkan berbagai kondisi mental
dan emosional

 (Putra, 2011). Beliau juga menyatakan bahwa pemberian


perhatian saja merupakan bagian dari proses
penyembuhan
 Istilah psikoneuroimunologi dipopulerkan oleh Robert
Ader pada tahun 1975, namun baru pada tahun 2001
diterima sebagai istilah ilmiah di bidang imunologi

 Ader mendefinisikan psikoneuroimunologi sebagai ilmu


yang mempelajari interaksi antara perilaku (behavior),
fungsi neuroendokrin, dan proses sistem imun (Putra,
2011, Yusuf, 2012, Nihayati, 2015, Oktaviasanti, 2016).
LANJUTAN …
 Pembentukan persepsi tersebut dipengaruhi oleh kognisi,
budaya, dan kualitas spiritual (agama) masing-masing
individu. Selain itu, dalam prosesnya stress perception
juga melibatkan akal, pengalaman, dan emosi untuk
membentuk persepsi.

 Selanjutnya persepsi yang telah terbentuk akan


digunakan untuk merespons stresor sehingga mencapai
keseimbangan baru (eustress) atau menyebabkan
gangguan keseimbangan (distress)
MEKANISME STRES DALAM TUBUH
 Mekanisme yang ditempuh dapat dijelaskan melalui dua
jalur, yaitu dengan perantaraan neurotransmitter atau
neuromodulator, sinyal ditangkap dan ditanggapi oleh
saraf dan selanjutnya disalurkan lewat:
 1. Sistem endokrin dengan melepaskan banyak
glukokortikoid. Hormon-hormon ini dibentuk oleh
hipotalamus, selanjutnya ditransportasi melalui
pembuluh darah portal ke hipofisis lobus posterior.
 2. Sistem saraf, yaitu lewat nervus simpatis yang
merawat kelenjar timus, sumsum tulang, dan limpa
untuk memproduksi sel T dan subpopulasinya, serta sel
B (Notosoedirdjo, 2011).
 
PERUBAHAN NEUROFISIOLOGIS BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK
RELIGIUS DAN SPIRITUAL

 Studi yang dilakukan oleh Kjaer (2002) pada meditasi


Yoga Nidra menunjukkan adanya peningkatan level
dopamin selama praktik
SPIRITUALITAS DAN PROSES PENYEMBUHAN

 Spiritualitas adalah pencarian pribadi untuk memahami


jawaban sebagai tujuan akhir dalam hidup, tentang
makna, dan tentang hubungan suci atau transenden, yang
mana (atau mungkin juga tidak) memimpin pada atau
bangun dari perkembangan ritual keagamaan dan
bentukan komunitas (King and Koenig, 2009)
KESEAHATAN SPIRITUAL
 Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah “rasa
keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang
lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi”
(Hungelmann et al, 1985).
SPIRITUALITAS DAN PROSES
PENYEMBUHAN
 Menurut Florence Nightingale, Spirituality adalah proses
kesadaran menanamkan kebaikan secara alami, yang mana
meemukan kondisi terbaik bagi kualitas perkembangan yang
lebih tinggi. Spiritualitas mewakili totalitas keberadaan
seseorang dan berfungsi sebagai perspektif pendorong yang
menyatukan berbagai aspek individual.

 Spiritualitas dalam keperawatan, adalah konsep yang luas


meliputi nilai, makna dan tujuan, menuju inti manusia seperti
kejujuran, cinta, peduli, bijaksana, penguasaan diri dan rasa
kasih; sadar akan adanya kualitas otoritas yang lebih tinggi,
membimbing spirit atau transenden yang penuh dengan
kebatinan, mengalir dinamis seimbang dan menimbulkan
kesehatan tubuh-pikiran-spirit
 Model holistik adalah model yang komprehensif dalam
memandang berbagai respons sehat sakit. Dalam model
holistik, semua penyakit mengandung komponen
psikosomatik, biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Penyakit dapat disebabkan faktor bio-psiko-sosial-
spiritual, demikian juga respons akibat penyakit
PENGOBATAN
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
SPIRITUAL

 Speck (2005, dalam Sartori, 2010, p.23)


menggambarkan kebutuhan spiritual sebagai bagian
penting dari kehidupan yang dapat membantu untuk
mengatasi kondisi yang berat, menemukan makna dan
tujuan, dan menemukan harapan dalam hidup.

 Menurut Mc Sherry (2006, p.125) terdapat dua faktor


yang dapat mempengaruhi asuhan keperawatan spiritual,
yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik.
LANJUTAN…
 Faktor intrinsik adalah ketidakmampuan perawat
berkomunikasi, ambigu, kurangnya pengetahuan tentang
spiritual, hal yang bersifat personal dan takut melakukan
kesalahan.

 Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu organisasi dan


manajemen, hambatan ekonomi berupa kurangnya
tenaga perawat, kurangnya waktu dan pendidikan
perawat.
PENGKAJIAN
 Perawatan dan pengkajian spiritual menjadi hal yang
sensitif dan seharusnya didasarkan pada hubungan
salling percaya diantar klien dan perawat

 Pendekatan holistik untuk melakukan pengkajian


spiritual diperlukan untuk lebih memahami kesehatan
spiritual klien dan mengidentifikasi kebutuhan
spiritualnya. Spiritualitas merupakan faktor yang
terintegrasi di dalam diri individu. Hal ini dipengaruhi
oleh proses fisiologis dan psikologis, latar belakang
budaya, lingkungan dan faktor yang lain.
LANJUTAN..
 Pengkajian aspek spiritual membutuhkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dengan pasien.
Oleh karena itu, pengkajian sebaiknya dilakukan setelah
perawat dapat membentuk hubungan yang baik dengan
pasien atau dengan orang terdekat pasien.
Pengkajian asuhan keperawatan spiritual yang perlu
dilakukan meliputi:

1. Pengkajian data subjektif


2. Pengkajian data objektif
PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF
 Pedoman pengkajian data subjektif dalam asuhan
keperawatan spiritual secara umum mencakup konsep
tentang ketuhanan, sumber kekuatan dan harapan,
praktik agama dan ritual, serta hubungan antara
keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.
PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF
 Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian
klinis yang meliputi pengkajian afeksi dan sikap,
perilaku, verbalisasi, hubungan interpersonal, dan
lingkungan. Pengkajian data objektif umumnya
dilakukan melalui observasi secara langsung.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan masalah
spiritual menurut North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA) adalah distresspiritual yang
dapat diidentifikasi sebagai gangguan kemampuan
dalam mengintegrasikan arti dan tujuan hidup
seseorang atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya
(NANDA, 2006).
BATASAN KARAKTERISTIK DIAGNOSA KEPERAWATAN SPIRITUAL
SECARA SPESIFIK DAPAT DIJABARKAN SEBAGAI BERIKUT (NANDA,
2006):

 Berhubungan dengan diri, meliputi kemampuan mengekspresikan kurang


dalam harapan, tujuan hidup, kedamaian, penerimaan, cinta, memaafkan diri,
keberanian, marah, serta rasa bersalah.

 Berhubungan dengan orang lain, meliputi upaya penolakandalam berinteraksi


dengan pemimpin agama, menolak berinteraksi dengan teman dan keluarga,
mengungkapkan terpisah dari sistem dukungan, serta merasa terasing.

 Berhubungan dengan seni, musik, dan alam, meliputi ketidakmampuan


mengekspresikan kondisi kreatif serta ketidaktertarikan terhadap alasan bacaan
agama.

 Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya, meliputi ketidakmampuan


beribadah, tidak mampu berpartisipasi dalam aktivitas agama, mengekspresikan
ditinggalkan atau marah kepada Tuhan, tidak mampuuntuk mengalami
transenden, perubahan mendadak dalam praktek keagamaan, tidak mampu
introspeksi, serta mengalami penderitaan tanpa harapan.
LANJUTAN …
 Menurut NANDA Nursing Diagnosis 2005-
 2006 ada 3 diagnosa keperawatan yang berkaitan
masalah spiritual yang masing- masing merupakan

 diagnosa keperawatan aktual,


 diagnosa risiko dan

 diagnosa keperawatan wellness atau kesejahteraan. antar


lain distress spiritual, risiko distress spiritual dan
potensial peningkatan spiritual yang lebih baik.
PERENCANAAN
 Tujuan asuhan keperawatan pada pasien dengan distres
spiritual difokuskan pada pembentukan lingkungan yang
mendukung praktek keagamaan dan kepercayaan yang
biasanya dilakukan.

 Menurut Kozier et al. (2010), perencanaan pada pasien


dengan distres spiritual dirancang untuk memenuhi
kebutuhan spiritual pasien dengan membantu pasien
memenuhi kewajiban agamanya,
IMPLEMENTASI
 Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana
intervensi dengan melakukan prinsip-prinsip kegiatan
asuhan keperawatan dengan memeriksa keyakinan
spiritual pribadi perawat, memfokuskan perhatian pada
persepsi pasien terhadap kebutuhan spiritualnya
IMPLEMENTASI
 Pada tahap implementasi, perawat juga harus mempertimbangkan 10
butir kebutuhan dasar spiritual manusia yang meliputi kebutuhan akan:
 kepercayaan dasar,

 kebutuhan akan makna dan tujuan hidup,

 kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan


keseharian,
 kebutuhan akan pengisian keimanan secara teratur mengadakan
hubungan dengan Tuhan,
 kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa,

 kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri,

 kebutuhan akan rasa aman terjamin dan keselamatan terhadap harapan


masa depan,
 kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi
sebagai pribadi yang utuh,
PERAN PERAWAT
 Perawat berperan sebagai komunikator perantarabila
pasien menginginkan untuk bertemu dengan petugas
rohaniawan atau bila menurut perawat memerlukan
bantuan rohaniawan dalam mengatasi masalah
spiritualnya. Menurut Bulechek et al. (2013)
KEPERAWATAN SPIRITUAL TERCAPAI APABILA
SECARA UMUM PASIEN:

 a. Mampu beristirahat dengan tenang


 b. Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan
Tuhan
 c. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
dengan pemuka agama
 d. Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan
keberadaannya
 e. Menunjukkan afeksi positif, tanpa rasa
bersalah, dan kecemasan.
TERIMA KASIH
PANDUAN KEROHANIAN
CONTOH
Hpk Pelyanan kerohanian.hpk
Spo pelayanan kerohanian Sk pelayanan kerohanian
DAFTAR PUSTAKA
 Perry&Potter, 2005.Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Ed.4.Vol.
1.Jakarta : EGC
 Suliswati,Hj.Tjie Anita
Payapo,Jeremia,Yenny,1999.Konsep dasar keperawatan
kesehatan jiwa.
 Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987;
Schoenbeck, 1994).
LANJUTAN DAFTAR PUSTAKA
 Asmadi, (2008). Konsep Dasar
 Keperawatan. Jakarta : EGC Bulechek, G.M., Butcher, H.K.,
 Dochterman, J.M., Wagner, C.M. (2013) Nursing Interventions Classification (NIC), Sixth Edition. St. Louis:
Elsevier Mosby. Availableat https://www.elsevier.com/books/n ursing-interventions-
 classification-nic/

 
 Bumulo, M. I., Bidjuni, H., & Bawotong, J. (2017). Pengaruh Manajemen Model Asuhan Keperawatan
Profesional Tim terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan di Bangsal Pria RSUD Datoe Binangkang Kabupaten
Bolang Mongondow.
 e-Jurnal Keperawatan (e-Kp), 5,1-6.

 
 Damhudi, dedi, dkk. Efektivitas metode NIHSS dan ESS dalam membuat diagnosa keperawatan aktual pada pasien
stroke berat fase akut. Vol (15). No (1). Hal 7-12.
 Hamid, A.Y.S. (2008) Buku Ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta : Widya Medika.

 Hawari, D. (2002). Dimensi Religi dalam Praktik Psikiatri dan Psikologis. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Henderson, C., Jones, K. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta :
 EGC.

 Hidayat, A.A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
 Kozier, B., Erb, G., Berman, Snyder, S. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,& Praktik,
Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.
 NANDA. (2006). Panduan Diagnosa Keperawatan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA):
Definisi dan Klasifikasi. Editor: Budi Sentosa. Jakarta : Prima Medika.

Anda mungkin juga menyukai