Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gagal ginjal adalah gagalnya ginjal membuang metabolit yang terkumpul dari darah. Gagal
ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit
traktus urinarius dan ginjal. Gagal ginjal mengakibatkan gangguan keseimbangan elektrolit, asam
basa dan air. Gagal ginjal di klasifikasikan menjadi gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Smeltzer,
2008; Tambayong, 2001).

Keadaan dimana Penurunan cepat/tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi ginjal disebut
gagal ginjal akut. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau
azotemia (peningkatan konsentrasi BUN (blood Urea Nitrogen). Setelah cedera ginjal terjadi, tingkat
konsentrasi BUN kembali normal, sehingga yang menjadi patokan adanya kerusakan ginjal adalah
penurunan produksi urin, Sedangkan dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang berlangsung progresif, lambat, samar
dan bersifat irreversible (biasanya berlangsung beberapa tahun) di sebut dengan gagal ginjal kronik.

Penyakit Ginjal Kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan
dunia dengan peningkatan insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas. Biaya perawatan penderita
CKD mahal dengan “outcome” yang buruk. Pada tahun 1995 secara nasional terdapat 2.131 pasien
gagal ginjal kronik dengan hemodialisis dengan beban biaya yang ditanggung Askes besarnya adalah
Rp 12,6 milyar. Pada tahun 2000 terdapat sebanyak 2.617 pasien dengan hemodialisis dengan beban
yang ditanggung oleh Askes sebesar Rp 32,4 milyar dan pada tahun 2004 menjadi 6.314 kasus
dengan biaya Rp 67,2 milyar. Di banyak negara termasuk negara berkembang seperti Indonesia,
angka kematian akibat CKD atau end stage renal disease (ESRD) terus meningkat. Data di beberapa
bagian nefrologi di Indonesia, diperkirakan insidensi PGK berkisar 100-150 per 1 juta penduduk dan
prevalensi mencapai 200-250 kasus per juta penduduk. Menurut data Perhimpunan Nefrologi
Indonesia (Pernefri) tahun 2000, glomerulonefritis merupakan 46,39% penyebab gagal ginjal yang
menjalani hemodialisis, sedangkan diabetes melitus insidennya 18,65 % di susul obstruksi/ infeksi
ginjal 12,85% dan hipertensi 8,46% (Firmansyah, 2010; Hidayati et al., 2008; Sudoyo, 2007)

Jika penyakit ini tidak dilakukan penatalaksanaan yang tepat maka akan mengarah pada
kematian. Dan salah satu penatalaksanaan yang tepat dalam menangani kasus ini yaitu dengan
meninjau secara konservatif tentang fungsi ginjal sedapat mungkin serta melakukan dialysis atau
transplantasi ginjal (Smeltzer, 2002).

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah supaya mahasiswa memahami :

1. Anatomi dan Fisiologi Ginjal

2. Definisi Chronic Kidney Disease (CKD)

3. Klasifikasi Chronic Kidney Disease (CKD)

4. Etiologi Chronic Kidney Disease (CKD)


5. Manifestasi klinis Chronic Kidney Disease (CKD)

6. Patofisiologi dan WOC dari Chronic Kidney Disease (CKD)

7. Pemeriksaan penunjang Chronic Kidney Disease (CKD)

8. Penatalaksanaan Chronic Kidney Disease (CKD)

9. Komplikasi Chronic Kidney Disease (CKD)

10. Konsep Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Disease (CKD)

11. Aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolism serta
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah (Muttaqin, 2011).

Sedangkan menurut Smeltzer (2008), gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir
(ERSD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus; glomerulonefritis kronis; pielonefritis; hipertensi yang tidak dapat
dikontrol; obstruksi traktus urinarius; lesi herideter, seperti penyakit ginjal polikistik; gangguan
vaskuler; infeksi; medikasi; atau agens toksik. Lingkungan dan agens berbahaya yang mempengaruhi
gagal ginjal kronis mencakup timah, cadmium, merkuri, dan kromium. Dialysis atau transplantasi
ginjal kadang-kadang diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien.

2.3 KLASIFIKASI GAGAL GINJAL KRONIK

Gagal ginjal kronik menurut Muttaqin (2011) selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR.
Stadium-stadium gagal ginjal kronik didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa dan meliputi hal-hal
berikut :

1. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.

2. Insufisinensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari normal. Nefron-nefron
yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang mereka
terima.

3. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakin banyak nefron yang mati.
4. Gagal ginjal terminal, yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit
nefron fungsional yang tersisa. Pada seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.

Sedangkan dalam buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/ SMF Ilmu Penyakit Dalam (2008), gagal
ginjal kronik diklasifikasikan menjadi 5 stadium berdasarkan kemapuan GFR pada ginjal :

Tabel 2.1 : Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik

Category Terms GFR


1 Normal or high >90
2 Mildy decreased 60 – 89
3a Mildy to moderately decreased 45 – 59
3b Moderately to severely decreased 30 – 44
4 Severely decreased 15 – 29
5 Kidney failure < 15
Sumber : Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/ SMF Ilmu Penyakit Dalam (2008)
2.3 ETIOLOGI

Menurut Muttaqin (2011), banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya gagal
ginjal kronik, akan tetapi, apapun sebabnya, respons yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal
secara progresif. Kondisi klinis yang memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari
ginjal dan diluar ginjal :

1. Penyakit dari ginjal

1) Kista di ginjal: polcystis kidney

2) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonefritis

3) Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis

4) Batu ginjal: nefrolitiasis

5) Trauma langsung pada ginjal

6) Keganasan pada ginjal

7) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.

2. Penyakit umum di luar ginjal

1) Penyakit sistemik: diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi.

2) Dyslipidemia

3) SLE

4) Infeksi: TBC, paru, sifilis, malaria, hepatitis

5) Preeklampsia

6) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar)

7) Obat-obatan

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Menurut Smeltzer (2008) manifestasi klinis gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut:

1. Sistem pernapasan (B1/ Breathing) :

1) Krekels

2) Sputum kental dan liat

3) Napas dangkal

4) Pernapasan kusmaul
2. Sistem Kardiovaskuler (B2/ Blood) :

1) Hipertensi

2) Pitting edema (kaki, tangan, sakrum)

3) Edema periorbital

4) Friction rub perikardial

5) Pembesaran vena leher

3. Sistem neurologi (B3/Brain) :

1) Kelemahan dan keletihan

2) Konfusi

3) Disorientasi

4) Kejang

5) Kelemahan pada tungkai

6) Rasa panas pada telapak kaki

7) Perubahan perilaku

4. Sistem Perkemihan

1) Ditemukan oliguria s;

ampai anuria.

5. Sistem pencernaan

1) Napas berbau amonia

2) Ulserasi dan perdarahan pada mulut

3) Anoreksia, mual dan muntah

4) Konstipasi dan diare

5) Perdarahan dari saluran

6. Sistem integument (B6 /Integumen) :

1) Warna kulit abu-abu, mengkilat

2) Kulit kering, bersisik

3) Pruritus
4) Ekimosis

5) Kuku tipis dan rapuh

6) Rambut tipis dan kasar

7. Sistem muskuloskeletal (B6 /Bone) :

1) Kram otot

2) Kekuatan otot hilang

3) Fraktur tulang

4) Foot drop

8. Sistem resproduksi :

1) Amenore

2) Atrofi testikuler

2.5 PAT

Anda mungkin juga menyukai