Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Harga Diri

Dosen Pembimbing : Muhammad Rofi’i, S.Kp., M.Kep.

Disusun oleh :

QUTHNI ARVIADI SISTAMA

22020115130106

A15

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Kebutuhan Harga Diri Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik Di RSUD X

1 . Biodata

Nama/Inisial : Ny. R

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 53 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl.rambutan no 10

Tanggal masuk RS 10 Maret 2022

Ruangan/kamar : R. Mawar

Golongan darah :O

Tanggal pengkajian 11 Maret 2022

Diagnosa medis : CKD Stage V

I. ALASAN MASUK

Klien datang dengan kesadaran menurun, dan tiba-tiba 1 hari ini BAK sedikit dan
klien adalah pasien Hemodialisa. Keluarga juga mengatakan bahwa Ny. R sering
berputus asa dan bosan hidup karena memikirkan penyakitnya.
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien merasa dirinya serba kekurangan karena penyakitnya yang membuat dirinya
menjadi tidak bisa berbuat apa-apa. Pasien juga merasa sedih dan kesal. Pasien
terkadang melamun sendiri di atas tempat tidur
III. GENOGRAM

NB : Perempuan

: laki-laki

: Klien

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk ke rumah sakit.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mendapat perawatan dari rumah sakit serta obat-obatan.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan tidak pernah dioperasi.
D. Lama dirawat
Sebelumnya klien dirawat selama 1 bulan.
E. Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Klien mengatakan orangtuanya tidak memiliki penyakit yang serius.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan saudaranya tidak memiliki penyakit yang serius.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan ayah dan ibunya sudah meninggal dunia.

VI. RIWAYAT KESEHATAN PSIKOSOSIAL


A. Prsepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan sudah bosan hidup karena penyakitnya tidak juga sembuh
selama ia minum obat secara teratur.

B. Konsep diri
- Gambaran diri : Klien mengatakan sangat menyukai matanya yang
berwarna cokelat.

- Ideal diri : Klien mengatakan ingin menjadi seorang


pengusaha butik.

- Harga diri : Klien mengatakan merasa malu pada


dirinya
sendiri dan orang lain karena penyakitnya, klien
juga menganggap dirinya sangat lemah karena tidak
bisa beraktivitas seperti biasanya, dan klien juga
mengatakan bahwa dirinya tidak berguna lagi karena
penyakit yang di alaminya.
- Peran diri : Klien mengatakan merasa gagal karena menjadi seorang ibu
sekaligus nenek yang tidak berguna.

- Identitas : Sebagai seorang ibu, klien merasa sangat bodoh karena saat
klien sehat, klien tidak mau mendengarkan nasihat orang disekitarnya.

C. Keadaan emosi
Klien terkadang tampak sedih, lesu, tidak bersemangat, dan kurang dalam
berkontak mata.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti :
Suami dan anak-anak
- Hubungan dengan keluarga :
Baik dan harmonis
- Hubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan orang lain dan
klien lebih suka menyendiri
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien malu karena sekarang ia tidak bisa seperti dulu danklien mengatakan
malu dengan kondisinya jika bergaul takutadanya penolakan dan dicela oleh
teman-temannya.

E. Spriritual
- Nilai dan keyakinan :
Klien menganut agama islam
- Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan dulu sebelum sakit sering beribadah tetapi setelah masuk
ke rumah sakit, klien tidak pernah beribadah.

VII. STATUS MENTAL


 Tingkat kesadaran : Compos mentis, klien dalam
keadaan sadar ketika diberi

pertanyaan
 Penampilan : Klien tampak kumal dan
kurang rapi

 Pembicaraan : Klien berbicara dengan lambat


 Alam perasaan : Lesu, klien tampak tidak terlalu
bersemangat dan tampak sedih

 Afek : Tidak sesuai


• Interaksi selama wawancara : Klien kooperatif tetapi kurang dalam kontak mata
saat berbicara dan selalu menunduk.
• Persepsi : Klien mengatakan tidak mengalami
gangguan persepsi.
• Proses pikir : Pengulangan pembicaraan.
• Isi pikir : Rendah diri ini dibuktikan ketika berbicara klien selalu
mengatakan malu karena kondisipenyakitnya yang membuat klien tidak bisa
berbuat apa-apa lagi.

• Memori : Klien tidak memiliki gangguan


dalam mengingat.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Kondisi fisik klien terlihat lemah.

B. Tanda-Tanda Vital
- Suhu tubuh : 37,4° celcius
- Tekanan darah : 151/70 mmHg
- Nadi : 86x/i
- Pernafasan : 22x/i
- Tinggi Badan : 150 cm

- Berat Badan : 57 kg

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
- Nafsu/selera makan : Klien kadang selera kadang
tidak

- Nyeri ulu hati : Tidak ditemukan ulu nyeri


hati

- Alergi : Klien tidak memiliki alergi


- Mual dan muntah : Tidak mual dan muntah
- Tampak makan memisahkan diri : Klien memisahkan diri saat
makan

- Waktu pemberian makan : 07.00 pagi, 12.00 siang, dan


18.00 sore

- Jumlah dan jenis makan : Seporsi nasi dengan lauk


pauk dan sayur

- Waktu pemberian cairan/minum : 50cc setiap 8 jam sekali


- Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah makan
dan minum

B. Perawatan diri/personal Hygiene

- Kebersihan tubuh : Klien tampak bersih


- Kebersihan gigi mulut : Tidak dilakukan
pemeriksaan

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku pendek dan jorok

B. Pola kegiatan/aktifitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebagian, atau total :
Klien melakukan aktifitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan
secara bantuan.
- Uraikan aktifitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :
Selama di rumah sakit klien jarang melakukan ibadah

C. Pola eliminasi 1. BAB


- Pola BAB : 1 kali sehari
- Karakter feses : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Riwayat perdarahan : Tidak dilakukan pemeriksaan
- BAB terakhir : Pagi hari tadi
- Diare : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Penggunaan laksatif : Tidak pernah

2. BAK
- Pola BAK : 200cc sehari
- Karakter urine : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ada


- Penggunaan diuretik : Tidak pernah

X. Mekanisme Koping
- Maladaptif
Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti penyakitnya tiba-tiba
kambuh, klien langsung berteriak dan kadang menangis berlebihan hingga
tengah malam. Klien tidak memperdulikan istirahat dan kesehatannya.
2. Analisa Data

No Data Penyebab Diagnosa


Keperawatan

1 DS: Gagal Ginjal Harga diri rendah


Kronik situasional
1. Klien mengatakan merasa malu
pada dirinya sendiri dan orang
lain karena penyakitnya.

2. Klien merasa semua adalah


kesalahannya karena tidak
mendengarkan

nasihat dari orang terdekatnya Ketidakmampuan


semasa masih sehat. beraktivitas
3. Klien mengatakan dengan
kondisi nya sekarang klien tidak
bisa beraktivitas seperti dulu Harga diri rendah
lagi. situasional

4. Klien merasa malu karena


kondisinya yang sangat lemah.

5. Klien mengatakan dirinya tidak


berguna lagi karena penyakit
yang di alaminya.

DO:

1. Klien tampak lesu dan tidak


bersemangat

2. Klien selalu menunduk dan


menghindari kontak mata dengan
perawat.

3. Klien menjawab dengan bimbang


4. Klien tampak sedih
2 DS: Gagal Ginjal Keputusasaan
Kronik
1. Klien mengatakan Ia jarang
bergaul maupun

berosialisasi dengan orang lain


Ketidakmampuan
karena klien takut adanya
beraktivitas
penolakan.

2. Klien mengatakan lebih baik


menyendiri daripada bergabung
Harga diri rendah
dengan temannya yang lain
situasional
karena takut di cela.

3. Klien mengatakan hidupnya


tidak berguna karena penyakit Keputusasaan

yang di alaminya

DO:

1. Klien sering menyendiri


ketika makan.

2. Kurang dalam kontak mata.

3. Afek sedih

4. Klien kurang komunikatif.

Kurang aktif dalam fisik


maupun verbal.
3. Masalah Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional
b. Keputusasaan

4. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan proses pikir.

b. Keputusasaan berhubungan dengan sumber personal yang tidak adekuat


5. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Harga diri Tujuan dan kriteria hasil:
rendah NOC : self esteem situasional
situasional Dalam waktu 4 hari klien akan menunjukkan peningkatan harga
diri dengan indikator:

1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala


3.

2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.


3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.
4. Menerima kritik dari orang lain dengan skala 3.
5. Melatih perilaku yang yang dapat meningkatkan harga diri
dengan skala 3.
Rencana tindakan Rasional
NIC : self esteem 1. Pemahaman klien tentang
enchancement pandangan harga diri klien
mengidentifikasi kepada
1. Kaji pemahaman klien
penyebab harga diri.
tentang harga diri.
2. Kemampuan positif yang
2. Bantu klien untuk
dimiliki klien dapat
mengidentifikasi
meningkatkan percaya diri.
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki. 3. Kegiatan positif akan
meningkatkan harga diri klien.
3. Bantu klien
menggunakan 4. Sikap penerimaan diri salah.
kemampuan positif 5. Tujuan realistis untuk
yang dimiliki klien. mencapai harga diri yang lebih
tinggi.

4. Bantu klien untuk 6. Lingkungan mempengaruhi


menemukan minat klien dalam
meningkatkan harga diri.

7. Penghargaan dan pujian akan


memotifasi klien dalam
penerimaan diri. kemajuan yang telah
5. Bantu klien untuk dilakukan.
menetapkan tujuan
8. Kritik diri akan membuat klien
yang realistis. mampu mengenali dirinya.

6. Fasilitiasi lingkungan
dan kegiatan yang akan
meningkatkan harga
diri.

7. Berikan penghargaan /
pujian terhadap klien
atas kemajuan klien.

8. Eksplorasi alasan untuk


kritik diri atau rasa
bersalah.
NOC : self-awareness
Dalam waktu 4 hari klie n akan mennjukkan peningkatan
kesadaran diri dengan indikat or:

1. Membedakan diri dari lai nnya dan lingkungan dengan skala


4.
2. Mengenali kemampuan fisik pribadi, mental, emosional serta
keterbatasan dengan skala 4.

3. Menyatakan perasaan ke orang lain dengan skala 4.


Rencana tindakan Rasional
NIC : self awareness 1. Mengenali diri sendiri dapat
enchancement . meningkatkan kesadara diri.

1. Kaji klien untuk 2. Setiap manusia itu unik, oleh


mengenali dan karena itu kesadaran dirilah
mendiskusikan
yang membuat seseorang
diterima.

3. Tanggapan umum terhadap


berbagai situasi membuat
seseorang mengenal
pemikiran dan perasaan. pribadinya.
4. Penyakit (gangguan jiwa) erat
2. Bantu klien untuk
kaitannya dengan konsep diri,
menyadari bahwa semua
ataupun harga diri.
orang adalah unik.
5. Hal negatif juga diketahui
3. Fasilitasi klien
klien agar klien tidak selalu
mengidentifikasi tentang
merasa paling benar.
pola tanggapan umum
terhadap berbagai hasil. 6. Motivasi merupakan salah satu
faktor penyembuh orang yang
4. Bantu klien untuk
memiliki harga diri rendah.
mengidentifikasi
dampak penyakit atas 7. Pandangan orang lain dapat
konsep diri. meningkatkan harga diri.

5. Bantu klien untuk sadar


akan hal negatif tentang
dirinya.

6. Bantu klien untuk


mengidentifikasi sumber
motivasi.

7. Ajarkan klien untuk


mengungkapkan
pandangan orang lain
tentang dirinya

Diagnosa Perencanaan
Keputusasaan Tujuan dan kriteria hasil
NOC : Hopelessness
1. Identifikasi area harapan dalam hidup, memperluas
mekanisme koping pasien.
2. Berpartisipasi sebagai sukarelawa, pada aktifitas organisasi,
atau pada kegiatan keagamaan.

3. Berpatisipasi dalam aktifitas pengalihan dengan orang lain.

Rencana Tindakan Rasional


NIC : Hope inspiration 1. Area harapan hidup yang
positif dapat membantu
1. Bantu pasien dan
pasien dalam meningkatkan
keluarga untuk
percaya diri.
mengidentifikasi area
harapan dalam hidup 2. Agar pasien dapat percaya
diri dan dapat berharap secara
2. Bantu pasien tentang
positif.
siatuasi saat ini adalah
situasi yang sementara. 3. Melibatkan klien dalam
aktivitas kelompok, akan
3. Dorong klien untuk
mengurangi rasa kesepian
terlibat dalam aktivitas
yang dialami klien.
kelompok atau individu.
4. Meningkatkan rasa percaya
4. Bantu pasien
diri dengan cara beribadah.
mengembangkan diri
secara spiritual. 5. Meningkatkan rasa percaya
diri klien atas kemampuan
5. Berikan umpan balik
dalam berinteraksi dengan
yang positif ketika klien
orang lain.
mampu menggunakan
keterampilan interaksi
sosial yang efektif.

Rencana Tindakan Rasional


NIC : Activities therapy 1. Kemampuan klien akan
meningkatkan partisipasi
pada kegiatan tertentu.

2. Komitmen merupakan salah


. satu cara meningkatkan
sebuah terapi.
1. Kaji peningkatan
komitmen klien untuk 3. Kemampuan yang dimiliki
meningkatkan frekuensi klien salah satu cara
dan berbagai aktivitas. meningkatkan sosialisasi.

2. Bantu klien untuk 4. Motivasi dan penguatan


memilih aktivitas dan sangat penting bagi klien
harga diri rendah agar klien
tujuan bagi kegiatan
terus bersemangat.
sesuai dengan
kemampuan fisk,
psikologis dan sosial.

3. Bantu klien untuk


mengembangkan

4. motivasi diri dan


penguatan.
6. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tanggal Keperawatan

Kamis, 10 Harga diri 1. Mengkaji pemahaman klien S: Klien mengatakan bahwa


Maret 2022 rendah
tentang harga diri dengan keluarga menganggap klien lemah
situasional
berhubungan menanyakan kepada klien dan hanya membuat susah
dengan gangguan bagaimana pendapat orang lain keluarga.
proses pikir
tentang klien menurut klien.
-Klien mengatakan ingin segera
sembuh dan kembali ke rumah.
2. Membantu mengungkapkan
O: Klien terlihat baik saat
penerimaan diri secara verbal
berkomunikasi.
dengan skala 3.
-Klien menunjukkan ekspresi
3. Membantu klien menerima senang pada skala 3 ketika diberi
keterbatasan diri dengan skala pujian.

3. -Klien masih belum terlalu mampu


mengungkapkan diri (skala 1).
4. Membantu klien menerima
kritik dari orang lain dengan -Klien belum terlalu dapat
menerima keterbatasan diri (skala
skala 3. 2).

5. Mengidentifikasi kemampuan -Klien dapat menerima kritik dari


orang lain (skala 3).
dan aspek positif yang
-Klien tidak mampu
dimiliki. mempertahankan kontak mata
dalam waktu lama (skala 2).
6. Mengkaji kemampuan positif
A: Harga diri rendah situasional
yang dimiliki klien. (+)
7. Memotivasi dalam P: intervensi dilanjutkan
menetapkan tujuan yang
-Bantu klien untuk mampu
realistis. mengungkapkan diri hingga skala 3

Kamis 11 Keputusasaan 1. Memotivasi klien untuk S : - Klien mengatakan sudah


Maret 2022 berhubungan mampu berinteraksi dengan teman
meningkatkan hubungan interaksi
dengan sumber
personal yang dan membantu pasien dan sekamar atau perawat.
tidak adekuat
keluarga untuk mengidentifikasi - Klien mengatakan mampu
memotivasi diri sendiri agar tidak
area harapan dalam hidup.
rendah diri.
2. Membantu klien
- Klien sudah paham bahwa
mengetahui bahwa situasi saat ini kondisi ini adalah sementara -
adalah sementara. Klien mengatakan belum mau
terlibat dalam aktivitas beribadah..
3. Ajarkan bersosialisasi
O:
agar meningkatkan harga diri.
- Klien mulai dapat berkomunikasi
4. Mendorong klien untuk dengan teman sekamarnya dan juga
terlibat dalam aktivitas perawat.
beribadah. -Klien belum mau beribadah
bersama.
5. Memberikan umpan balik
-Klien mulai berinteraksi didalam
yang positif ketika klien mampu kamarnya. -Wajah klien
menggunakan keterampilan mengalami perubahan suasana
ceria.
interaksi sosial yang efektif.
A : Keputusasaan (+)
6. Membantu klien untuk
P : Intervensi dilanjutkan. -Bantu
mengembangkan
klien untuk tetap berinterkasi
7. motivasi diri dan dengan teman satu ruangan,
anggota keluarga, pegawai rumah
penguatan.
sakit. -Bantu klien berpartisipasi
sebagai sukarelawan, pada aktifitas
organisasi, atau pada kegiatan
keagamaan.
-Pantau aktifitas.

Anda mungkin juga menyukai