Anda di halaman 1dari 6

PAPER DAN PRE PLANNING SEHAT JIWA ANAK USIA SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing : Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep.,M.Kep

Oleh :

Annisa Rahma Wijayanti 22020115130108

Aulia Zahrani 22020115130068

Astarika Ciputri Kumalasari 22020115130084

Eriani Septia 22020115120017

Grahya febriella M.N.P 22020115120039

Halimah Wenny Yulina A 22020115120032

Iffah Nur Amalia 22020115120022

Juro Haeni 22020115140098

Septiana Tri Permata 22020115130063

A.15.1

DEPARTEMEN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
OUTBOND UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANAGN EMOSI

A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, walaupun
demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa misalnya
mengenai makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan
sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas untuk mengawasi anak
harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Pola pertumbuhan
dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat merupakan dasar bagi
semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam perkembangan anak ini
sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara individual.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula
dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan Directional trends,
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk
atau gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular
(Fahami, 2014)
Anak usia dini (lahir-8 tahun) yang sehat fisiknya adalah anak yang aktif atau
banyak bergerak. Saat terjaga hampir seluruh waktu anak dipergunakan untuk bergerak
dengan menggunakan sebagian besar anggota tubuhnya seperti berlari, memanjat,
melompat, melempar atau gerakan yang hanya melibatkan sebagian kecil tubuh seperti
mendorong mobil-mobilan, menggunting, menempelkan kertas, memakaikan baju boneka
atau menggambar. Gerakan yang pertama dikenal sebagai keterampilan gerakan/motorik
kasar atau gross motor skills dan yang kedua adalah gerakan/motorik halus atau fine
motor skills. Perkembangan sosial emosional anak juga sangat dipengaruhi oleh
perkembangan fisiknya. Anak yang fisiknya lemah akan memiliki kepercayaan diri yang
kurang, terutama ketika ia membandingkan dirinya dengan anak-anak lain yang
sebayanya. Kegagalan untuk menguasai keterampilan motorik akan membuat anak
kurang menghargai dirinya sendiri. Oleh karena itu, agar anak dapat mencapai dan
melewati perkembangannya dengan optimal, perlu diperhatikan tahap-tahap
perkembangan motorik anak dengan stimulasinya yang tepat dan sesuai dengan usia
perkembangannya. (Wahjoedi dkk, 2017).
B. Materi
Dalam mengembangkan aspek sosial dan emosional anak terdapat banyak kegiatan
yang dapat dilaksanakan, salah satunya adalah kegiatan outbound.. Outbound merupakan
kegiatan yang efektif dengan kegiatan di alam terbuka yang berdasarkan pada prinsip
experiential learning (belajar melalui pengalaman langsung) yang disajikan dalam bentuk
permainan yang kreatif, edukatif, rekreatif, dan petualangan sebagai media penyampaian
materi, serta anak secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan outbound dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, dengan tujuan
untuk pengembangan diri maupun kelompok (Lutfia dkk, 2014).
Sisi menarik dari metode pembelajaran outbound adalah permainan sebagai bentuk
penyampaiannya. Dalam permainan skill, individu tidak hanya ditantang berpikir cerdas
namun juga memiliki kepekaan sosial. Dalam outbound peserta akan lebih banyak
dituntut mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and spiritual quotient) nya,
disamping IQ (intellegent quotient) (Yunaida dan Rosita, 2018).
Pada penelitian oleh Istiqomah dkk (2016) untuk mengetahui adanya peningkatan
perkembangan sosial dan emosianal anak usia dini melalui outbound, kegiatan outbound
dilakukan dalam 2 siklus, di mana dalam satu siklus dilaksanakan dalam 1 kali
pertemuan yaitu 60 menit dengan menerapkan permainan halang rintang, estafet tongkat
dan moving water dalam pembelajaran. Siklus I dilakukan dengan menjelaskan dan
memberi contoh kepada anak cara bermain dan aturan permainan kegiatan outbound pada
anak. Siklus II yang dilakukan hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II
memperbaiki kekurangan pada siklus I yaitu guru memberikan penjelasan dan contoh
secara lebih sederhana cara bermain dan aturan permainan kegiatan outbound serta dua
anak yang sudah baik dan benar juga memberikan contoh pada temannya. Diketahui nilai
rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan adalah 51 (kualifikasi cukup). Setelah
dilakukan tindakan siklus I dengan melakukan kegiatan outbound, nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 67 (kualifikasi baik). Siklus II dilakukan dengan perbaikan-perbaikan
yang telah ditetapkan dan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81 (kualifikasi sangat
baik). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa, melalui kegiatan outbound
(permainan halang rintang, estafet tongkat dan moving water) perkembangan sosial dan
emosional anak kelompok B TK Asy-Syafa'ah Jember Tahun Pelajaran 2015/2016
mengalami peningkatan.
Sedangkan berdasarkan penelitian Subiyanto (2014), menunjukan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara kegiatan outbound terhadap perkembangan sosial emosional
pada anak usia dini kelompok usia 3 – 4 tahun di PPT Tanjung IX Kecamatan Kenjeran
Kota Surabaya. Di mana kegiatan outbound dilakukan pada 13-15 Mei 2014, dengan isi
kegiatan antara lain, merayap di bawah jaring dan memindahkan bola pingpong dengan
koran
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengembangkan kemampuan emosi siswa
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan interaksi sosial antarsiswa
b. Meningkatkan kerjasama antarsiswa
D. Rencana Pelaksanaan
1. Hari, tanggal : Selasa, 22 Mei 2019
2. Tempat kegiatan : halaman TK Widuri
3. Waktu kegiatan : 07.30 – 09.00 WIB
4. Prosedur Pelaksanaan
 12 siswa dibagi dalam 2 kelompok kecil
 Setiap permainan, akan dimainkan oleh 2 kelompok kecil. Bagi kelompok yang
menyelesaikan permainan terlebih dahulu akan mendapatkan stiker bintang.
 Permainan yang akan dimainakan adalah estafet karet gelang dengan sedotan,
tubuhku dan bola, moving ball.
 Estafet karet gelang dengan sedotan
- Setiap kelompok akan diberi satu karet gelang dan sedotan sejumlah anak.
- Sedotan digigit (ditahan dengan mulut).
- Dari sedotan tersebut karet gelang akan di-estafet-kan dari siswa paling ujung
ke ujung yang lain
 Tubuhku dan bola
- Dua kelompok kecil akan saling berhadapan dengan 2 bola berbeda warna di
hadapan siswa.
- Faasilitator akan memberikan aba-aba kepada siswa untuk menyentuh anggota
tubuh yang disebutkan dan/atau bola berwarna tertentu.
- Instruksi akan diulangi hingga 3 kali
- Siswa yang berhasil mengambil bola dengan warna yang tepat sesuai instruksi
akan ditotal antarkelompok. Kelompok dengan jumlah tertinggi yang
mendapatkan striker
 Moving ball
- Setiap kelompok kecil akan diberikan gelas sejumlah anak dengan salah satu
gelas beriskan bola
- Bola akan di-estafetkan melalui gelas yang ditaruh ditas kepala dari siswa
paling ujung ke siwa diujung yang lain
- Kelompok yang terlebih dahulu menyelesaikan estafet akan mendapatkan
stiker
E. Evaluasi
a. Observasi perkembangan emosi

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Melihat apakah anak tidak bisa duduk diam
2. Melihat apakah anak suka lari-lari
3. Melihat apakah anak suka loncat-loncat
4. Melihat apakah anak suka menyendiri
5. Melihat apakah anak tampak gelisah
6. Melihat apakah anak tampak sedih
7. Melihat apakah anak tampak fokus (saat pembelajaran
berlangsung, saat ditanya)
8. Melihat apakah anak mampu mengenali rasa marah,
bahagia, takut, sedih
9. Melihat apakah anak mampu menahan untuk tidak berbicara
sendiri ketika belajar
10. Melihat apakah anak mampu mengalah pada teman
11. Melihat apakah anak bertengkar dengan teman
12. Melihat apakah berani menjawab pertanyaan
13. Melihat apakah anak berani bertanya
14. Melihat apakah anak berani menunjukkan hasil
pekerjaannya
15. Melihat apakah anak terlihat antusias dalam permainan
16. Melihat apakah anak mau menolong teman
17. Melihat apakah anak mau membersihkan lingkungan kelas
Daftar Pustaka

Istiqomah, N., dkk. (2016). Ipeningkatan perkembangan sosial dan emosional melalui
kegiatan outbound pada anak kelompo B di TK Asy-Syafa’ah Jember tahun pelajaran
2015/2016. Jurnal Edukasi UNEJ, 3(2): 19 – 21.

Fahami, HM Tsalist. (2014). Proses Tumbuh Kembang Siswa Usia Sekolah. Dari :
http://journal.unisla.ac.id/pdf/116222014/Tsalist%20Fahami.pdf. Diakses pada : 05
Mei 2019

Lutfia, D., dkk. (2014). Pengaruh outbound terhadap kecerdasan moral anak sekolah dasar.
Jurnal RAP UNP, 5(2): 125-135.

Wahjoedi, dkk. (2017). Metode pengembangan pendidikan karakter pada anak usia dini
berbasis outbond di kota Singaraja. SENARI (Seminar Nasional Riset Inovatif): 931-
940.

Yunaida, H. dan Rosita, T. (2018). Outbound berbasis karakter sebagai media pembelajaran
anak usia dini (studi kasus di TK Aisyiyah 6 KotaBandung). Jurnal Comm-edu, 1(1):
30 – 37.
.

Anda mungkin juga menyukai