DOSEN PEMBIMBING :
Disusun oleh:
MONALISA
NIM: 18112189
T.A 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Perikarditis adalahperadangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai
timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun
seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab (IKA FKUI, 2007)
B. ANATOMI FISOLOGI
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua
paru.Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari dua lapisan:
- Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
- Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.
A. STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3lapisan :
1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)
1. Ruang – Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2
berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1. Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katub dan selanjutnya ke
paru.
b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya
ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut
muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub
atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.
a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis
b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh
melalui aorta
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
2. Katup Katup Jantung
1. Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan
ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup yang
terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup
( Mitral). Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole
dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2. Katup Semilunaris
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup
yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,
dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.
C. ETIOLOGI
D. PATOFIOLOGI
Proses radang yang terjadi dapat menimbulkan penumpukan cairan efusi dalam rongga
pericardium dan kenaikan tekanan intracardial,kenaikan tekanan tersebut akan mempengaruhi
daya kontraksi jantung,akhirnya menimbulkan proses fibrotic dan penebalan pericardial,lama
kelamaan terjadi kontriksi pericardial dengan pembentukan cairan,jika berlangsung
secara kronis menyebapkan fibrosis dan klasifikasi.Karena dekatnya proximal perikardium
dengan beberapa struktur seperti pleura, paru-paru, sternum, diafragma dan miokardium,
perikarditis mungkin diakibatkan oleh inflamasi atau proses peradangan / infeksi. Penyebab
yang lain yaitu idiophatic, virus dan dapat didiagnosa dengan baik. Adanya agent
menyebabkan inflamasi pericardial dan kerjanya meluas sampai terjadi iritasi. Kondisi
dibawah normal bila naiknya volume ciaran di atas 50 ml dalam kantong perikardial. Ketika
terjadi injury, exudat fibulu, sel darah putih dan endothelial sel dilepaskan untuk menutupi
lapisan parietal dan viseral perikardial. Gesekan antara lapisan perikardial menyebabkan
iritasi dan inflamasi sekeliling pleura dan jaringan. Exudat fibrin mungkin lokasinya hanya
pada satu tempat di jantung atau mengisi ke seluruh tempat. Perikarditis akut dapat menjadi
kering atau obstruksi vena-vena jantung dan drainage limpha, menyebabkan rembesan fibrin
exudat dan serous cairan di kantong perikardial yang mana dapat menyebabkan terjadinya efusi
purulent.
E. MANIFESTASI KLINIS
F.PATHWAYS
Inflamasi, tumor, invasi kuman ke Trauma pasca-infark paska
perikardium, gagal ginjal san sebagainya pembedahan jantung
Tekanan ventrikel
Pengisian diastolik
Nyeri dada
Tekanan vena
Iskemia miokardium Volume sekuncup
Kongesti Pemenuhan
Kondisi dan
pulmonalis produk HCL, Kelemahan fisik prognosis penyakit
mual, muntah
Sesak napas
Pemenuhan Gangguan Kecemasan
nutrisi kurang pemenuhan Koping individu
Gangguan dari kebutuhan kebutuhan sehari- tidak efektif
pertukaran tubuh hari
gas
Pola napas
tidak efektif
G. PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring, disertai elevasi bagian kepala tempat tidur untuk perbaiki pernapasan.
b. Terapi oksigen.
c. Pembedahan dengan melakukan perikardiosintesis atau drainase untuk mengatasi
tamponade.
d. Drainase cairan perikardium atau pengangkatan perikardium.
e. Pemberian antibiotik selama empat sampai enam minggu bila terjadi pada perikarditis
purulen.
f. Pemberian kortikosteroid pada pasien dengan gagal jantung atau post perikardioektomi
syndrome.
Diuretik (obat yang membuang kelebihan cairan) bisa memperbaiki gejala, tetapi
penyembuhan hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembedahan untuk mengangkat
perikardium. Pembedahan memiliki resiko kematian sebesar 5-15 %, karena itu
pembedahan hanya dilakukan jika penyakit ini telah sangat menganggu aktvitas
penderita sehari-hari.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. EKG; dapat menunjukkan iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia.
b. Ekokardiogram; dapat menunjukkan efusi pericardial, hipertropi jantung, disfungsui
katup, dilatasi ruang.
c. Enzim Jantung; CPK mungkin tingggi, tetapi isoenzim MB tak ada.
d. Angiografi; dapat menunjukan stenosis katup dan regurgutasi dan/atau penurunan gerak
dinding.
e. Sinar X dada; dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal.
f. JDL; dapat menunjukkan proses infeksi akut/kronis.
g. Kultur darak; dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur penyebab.
h. LED
i. Perikardiosentesis; cairan pericardial dapat diperiksa intik etiologi infeksi, seperti bakteri
tuberculosa, infeksi virus atau jamur, SLE, penyakir rheumatoid, keganasan.
I. KOMPLIKASI
1. Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana ditemukan penekanan
pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah) atau gas di ruangan
perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis jantung) yang disebabkan karena trauma atau
robeknya otot jantung, atau karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan
jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
2. Perikarditis konstriktif
3. Aritmia jantung
Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial flutter, and
paroxysmal atrial tachycardia (PAT). Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan listrik di
atria dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat.
4. Nyeri dada berulang-ulang.
5. prognosis
Bergantung kepada penyebabnya. Pada perikarditis reumatik ditentukan oleh berat
ringannya miokarditis yang menyertainya. Prognosis perikarditis purulenta ditentukan oleh
cepatnya pengobatan antibiotika yang diberikan dan tindakan bedah yang dilakukan.
Kematian pada perikarditis tuberkulosa menjadi sangat menurun dengan ditemukannya
tuberkulostatikum yang lebih poten. Tanpa tindakan pembedahan perikarditis konstriktiva
mempunyai prognosis yang buruk.
g . PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badan : 175 cm
Berat badan : 60 Kg
Pemberian Analgetik :
1. Identifikasi
karakteristik nyeri.
2. Identifikasi riwayat
alergi obat.
3. Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesik.
4. Monitor tanda-
tanda vital sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik.
5. Monitor efektifitas
analgesik.
6. Diskusikan jenis
analgesik yang
disukai untuk
mencapai analgesia
optimal, jika perlu.
7. Pertimbangan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam
serum.
8. Tetapkan target
efektifitas
analgesik untuk
mengoptimalkan
respons pasien.
9. Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgesik dan
efek yang tidak
diinginkan.
10. Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat.
11. Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesik, sesuai
indikasi.
2. Penurunan curah Setelah dilakukan intervensi Perawatan jantung :
jantung keperawatan selama 3 jam,
1. Identifikasi
berhubungan maka Curah Jantung Meningkat,
tanda/gejala primer
dengan perubahan dengan kriteria hasil :
penurunan curah
kontraktilitas.
1. Kekuatan nadi perifer jantung.
meningkat (5). 2. Identifikasi
2. Ejection fraction (EF) tanda/gejala
meningkat (5). sekunder
3. Left ventricular stroke penurunan curah
work index (LVSWI) jantung.
meningkat (5). 3. Monitor tekanan
4. Stroke volume index darah.
(SVI) meningkat (5). 4. Monitor intake dan
5. Palpitasi menurun (5). output cairan.
6. Bradikardia menurun (5). 5. Monitor berat
7. Takikardia menurun (5). badan setiap hari
8. Gambaran EKG aritmia pada waktu yang
menurun (5). sama.
9. Lelah menurun (5). 6. Monitor saturasi
10. Edema menurun (5). oksigen.
11. Distensi vena jugularis 7. Monitor keluhan
menurun (5). nyeri dada.
12. Dispnea menurun (5). 8. Monitor EKG 12
13. Oliguria menurun (5). sadapan.
14. Pucat/sianosis menurun 9. Monitor aritmia.
(5). 10. Monitor nilai
15. Paroxysmal nocturnal laboratorium
dyspnea (PND) menurun jantung.
(5). 11. Monitor fungsi alat
16. Ortopnea menurun (5). pacu jantung.
17. Batuk menurun (5). 12. Periksa tekanan
18. Suara jantung S3 darah dan
menurun (5). frekuensi nadi
19. Suara jantung S4 sebelum dan
menurun (5). sesudah aktivitas.
20. Murmur jantung 13. Periksa tekanan
menurun (5). darah dan
21. Berat badan menurun frekuensi nadi
(5). sebelum pemberian
22. Hepatomegaly menurun obat.
(5). 14. Posisikan pasien
23. Pulmonary vascular semi-fowler atau
resistance (PVR) fowler dengan kaki
menurun (5). ke bawah atau
24. Systemic vascular posisi nyaman.
resitance menurun (5). 15. Berikan diet
25. Tekanan darah membaik jantung yang
(5). sesuai.
26. Capillary refill time 16. Gunakan stocking
(CRT) membaik (5). elastis atau
27. Pulmonary artery wedge pneumatic
pressure (PAWP) intermiten, sesuai
membaik (5). indikasi.
28. Central venous pressure 17. Fasilitasi pasien
membaik (5). dan keluarga untuk
modifikasi gaya
hidup sehat.
18. Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress,
jika perlu.
19. Berikan dukungan
emosional dan
spiritual.
20. Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%.
21. Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi.
22. Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap.
23. Anjurkan berhenti
merokok.
24. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
berat badan harian.
25. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output
cairan harian.
26. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu.
27. Rujuk ke program
rehabilitasi
jantung.
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi :
berhubungan keperawatan selama 3 jam,
1. Identifikasi
dengan maka Toleransi Aktivitas
gangguan fungsi
ketidakseimbangan Meningkat, dengan kriteria hasil
tubuh yang
antara suplai dan :
mengakibatkan
kebutuhan oksigen.
1. Frekuensi nadi kelelahan.
meningkat (5). 2. Monitor kelelahan
2. Saturasi oksigen fisik dan
meningkat (5). emosional.
3. Kemudahan dalam 3. Monitor pola dan
melakukan aktivitas jam tidur.
sehari-hari meningkat 4. Monitor lokasi dan
(5). ketidaknyaman
4. Kecepatan berjalan selama melakukan
meningkat (5). aktivitas.
5. Jarak berjalan meningkat 5. Sediakan
(5). lingkungan
6. Kekuatan tubuh bagian nyaman dan rendah
atas meningkat (5). stimulus.
7. Kekuatan tubuh bagian 6. Lakukan latihan
bawah meningkat (5). rentang gerak pasif
8. Toleransi dalam menaiki dan aktif.
tangga meningkat (5). 7. Berikan aktivtas
9. Keluhan lelah menurun distraksi yang
(5). menenangkan.
10. Dispnea saat aktivitas 8. Fasilitas duduk
menurun (5). disisi tempat tidur,
11. Dispnea setelah aktivitas jika tidak dapat
menurun (5). berpindah atau
12. Perasaan lemah menurun berjalan.
(5). 9. Anjurkan tirah
13. Aritmia saat aktivitas baring.
menurun (5). 10. Anjurkan
14. Aritmia setelah aktivitas melakukan
menurun (5). aktivitas secara
15. Sianosis menurun (5). bertahap.
16. Warna kulit membaik 11. Anjurkan
(5). menghubungi
17. Tekanan darah membaik perawat jika tanda
(5). dan gejala
18. Frekuensi nafas kelelahan tidak
membaik (5). berkurang.
19. EKG iskemia membaik 12. Ajarkan strategi
(5). koping untuk
mengurangi
kelelahan.
13. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan.
4. IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan berdasakan diagnose
keperawatan yang sudah ditegakkan.
5. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah tindakan yang telah dilakukan berhasil untuk
mengatasai masalah pasien dan dilihat juga berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS :
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
No MR 180301
Diagnosa medik :
Golongan darah :O
I. Tanda-tanda vital
Pernafasan : 28 x/menit
Suhu : 36 ºC
1. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri dada ,sesak nafas
Klien mengatakan saat dirumah pukul 19.00 WIB, klien mengatakan nyeri
dada kadang- kadang nyeri menjalar ke bahu , nyeri menjadi lebih ringan
ketika pasien duduk, lemas dan cepat lelah saat beraktivitas, sesak nafas,
jantung berdebar ,pusing, pukul 21.00 WIB klien dibawa ke puskesmas lalu
2. Pemeriksaan fisik
hitam.
b. Mata
Inspeksi : Tidak ada polip, rongga hidung bersih, tidak ada edema.
d. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris (kanan dan kiri), telinga bersih tidak ada
serumen.
e. Mulut
ada sianosis.
f. Leher
g. Dada/Thorak
Jantung :
h. Abdomen
tekan.
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising usus , peristaltik usus normal 8 x/menit.
i. Genetalia
j. Kulit
Inspeksi : Warna kulit kuning langsat, tidak ada alergi dan lesi.
k. Ektremitas atas
- Dextra
- Sinistra.
l. Ektremitas bawah :
- Dextra
Inspeksi : Bentuk kaki kanan simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
- Sinistra
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan EKG :
ST -T changes inferior
- Pemeriksaan Toraxs:
- pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Eliminasi
sehari.
sehari. sehari.
Rencana Keperawatan
Pemberian Analgetik :
1. Mengidentifikasi
karakteristik
nyeri.
2. Mengidentifikasi
riwayat alergi
obat.
3. Mengidentifikasi
kesesuaian jenis
analgesik.
4. Memonitor tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik.
5. Memonitor
efektifitas
analgesik.
6. Diskusikan jenis
analgesik yang
disukai untuk
mencapai
analgesia optimal,
jika perlu.
7. Pertimbangan
penggunaan infus
kontinu, atau
bolus opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam
serum.
8. Tetapkan target
efektifitas
analgesik untuk
mengoptimalkan
respons pasien.
9. Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgesik dan
efek yang tidak
diinginkan.
10. Menjelaskan efek
terapi dan efek
samping obat.
11. Mengkolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesik, sesuai
indikasi.
2. Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan 1. Identifikasi
jantung b.d intervensi keperawatan jantung. (I tanda/gejala
perubahan 02075)
selama 3 jam, maka primer
kontraktilitas
Curah Jantung penurunan
Meningkat, dengan curah jantung.
kriteria hasil : 2. Identifikasi
tanda/gejala
1. Kekuatan nadi
sekunder
perifer
penurunan
meningkat
curah jantung.
(5).
3. Monitor
2. Ejection
tekanan darah.
fraction (EF)
4. Monitor intake
meningkat (5).
dan output
3. Left ventricular
cairan.
stroke work
5. Monitor berat
index
badan setiap
(LVSWI)
hari pada waktu
meningkat
yang sama.
(5).
6. Monitor saturasi
4. Stroke volume
oksigen.
index (SVI)
7. Monitor
meningkat
keluhan nyeri
(5).
dada.
5. Palpitasi
8. Monitor EKG
menurun (5).
12 sadapan.
6. Bradikardia
9. Monitor
menurun
aritmia.
(5).
10. Monitor nilai
7. Takikardia
laboratorium
menurun
jantung.
(5).
11. Monitor fungsi
8. Gambaran EKG
alat pacu
aritmia
jantung.
menurun (5).
12. Periksa tekanan
9. Lelah menurun
darah dan
(5).
10. Edema
menurun (5).
11. Distensi
vena
jugularis
menurun
(5).
12. Dispnea frekuensi nadi
menurun (5). sebelum dan
13. Oliguria sesudah
menurun (5). aktivitas.
14. Pucat/sianosis 13. Periksa tekanan
menurun (5). darah dan
15. Paroxysmal frekuensi nadi
nocturnal sebelum
dyspnea (PND) pemberian obat.
menurun (5). 14. Posisikan
16. Ortopnea pasien semi-
menurun (5). fowler atau
17. Batuk menurun fowler dengan
(5). kaki ke bawah
18. Suara jantung atau posisi
S3 menurun (5). nyaman.
19. Suara jantung 15. Berikan diet
S4 menurun (5). jantung yang
20. Murmur jantung sesuai.
menurun (5). 16. Gunakan
21. Berat badan stocking elastis
menurun (5). atau pneumatic
22. Hepatomegaly intermiten,
menurun (5). sesuai indikasi.
23. Pulmonary 17. Fasilitasi pasien
vascular dan keluarga
resistance untuk
(PVR) menurun modifikasi gaya
(5). hidup sehat.
24. Systemic 18. Berikan terapi
vascular relaksasi untuk
resitance mengurangi
menurun (5). stress, jika
25. Tekanan darah perlu.
membaik (5). 19. Berikan
26. Capillary refill dukungan
time (CRT) emosional dan
membaik (5). spiritual.
27. Pulmonary 20. Berikan oksigen
artery wedge untuk
pressure mempertahanka
(PAWP) n saturasi
membaik (5). oksigen >94%.
Central venous pressure 21. Anjurkan
membaik (5). beraktivitas
fisik sesuai
toleransi.
22. Anjurkan
beraktivitas
fisik secara
bertahap.
23. Anjurkan
berhenti
merokok.
24. Ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur berat
badan harian.
25. Ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur
intake dan
output cairan
harian.
26. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu.
Rujuk ke
program
rehabilitasi
jantung.
Catatan Keperawatan
5. Mengidentifikasi pucat
pengetahuan dan
keyakinan tentang Assessment :
nyeri.
Nyeri akut sudah
6. Mengidentifikasi
pengaruh budaya
terhadap repons teratasi.
nyeri.
Planning :
7. Mengidentifikasi
pengaruh nyeri pada Tidak ada perencanaan
kualitas hidup.
selanjutnya.
8. Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.
9. Memonitor efek
samping penggunaan
analgetik.
11. Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri.
12. Memfasilitasi
istirahat dan tidur.
13. Mempertimbangan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
14. Menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri.
16. Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri.
17. Menganjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat.
19. Mengkolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu.
Pemberian Analgetik :
1. Mengidentifikasi
karakteristik nyeri.
2. Mengidentifikasi
riwayat alergi obat.
3. Mengidentifikasi
kesesuaian jenis
analgesik.
4. Memonitor tanda-
tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik.
5. Memonitor efektifitas
analgesik.
6. Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu.
7. Pertimbangan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum.
8. Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respons pasien.
9. Dokumentasikan
respons terhadap efek
analgesik dan efek
yang tidak diinginkan.
10. Menjelaskan efek
terapi dan efek
samping obat.
11. Mengkolaborasi
pemberian dosis dan
jenis analgesik, sesuai
indikasi.
Rabu/ Penurunan curah 1. Mengidentifikasi Subjektif :
3 jantung b.d tanda/gejala primer
Febua perubahan - Klien
penurunan curah
ri kontraktilitas
mengatakan
2021 jantung.
2. Mengidentifikasi riwayat penyakit
tanda/gejala ia derita adalah
sekunder penurunan
pericarditis-
curah jantung.
3. Memonitor tekanan
- Klien
darah.
mengatakan
4. Memonitor intake
dan output cairan. pusing.
5. Memonitor berat
badan setiap hari - Klien
Pra interaksi:
Fase terminasi :
- Mahasiswa merencanakan tindakan dan kunjungan berikutnya
- Mahasiswa mengeucapkan salam
dalam Tujuan :
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeriIndikasi :Dilakukan untuk
pasien yang mengalami nyeri kronis
Prosedur pelaksanaan :
1. Tahap prainteraksi
- Mahasiswa mengetahui identitas pasien
- Mengidentifikasi pasien
- Mengucapka salam
- Memastikan keamanan dan kenyamanan pasien
- Menyiapkan alat
- Mencuci tangan
2. Tahap orintasi
- Memberikan salam teraupetik
- Validasi kondisi pasien
- Menjaga privacy pasien
- Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
3. Tahap kerja
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Usahakan tetap rileks dan tenang
- Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
- Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
- Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
- Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
- Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
- Usahakan agar tetap konsentrasi
- Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
- Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi haripukul 09.00
dan siang hari pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam
dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Tahap terminasi
- melepaskan APD dan mencuci tangan
- b.Evaluasi hasil kegiatan
- mahasiswa merencanakan tindakan dan kegiatan berikutnya
- mengucapkan salam.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyono ,Ani W .2006 . Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III Edisi IV . Penerbit penyakit dalam
:Jakarta
PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia .Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Wagner, B. (2013). Nursing Intervention Classification Ed 6. Missouri: Elseiver Mosby