Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada dan terletak diantara kedua
paru. Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium. Perikardium terdiri dari
dua lapisan yaitu Perikardium viseralis merupakan lapisan dalam yang berhubungan langsung
dengan epikardium. Sedangkan perikardium parietalis merupakan lapisan luar yang berhubungan
langsung dengan dinding dada. Diantara lapisan perikardium parietalis dan viseralis terdapat sutu
rongga perikardium, normalnya berisi cairan sebanyak 15 – 50 ml yang disekresi oleh sel
mesotelial.1
Akumulasi cairan dalam rongga pericardium jika melebihi normal disebut efusi pericardium,
jumlahnya dapat lebih dari 1000 ml dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan pericardium.1
Tiga faktor yang menyebabkan efusi pericardium memberikan gejala klinis penekanan Jantung
adalah jumlah cairan, kecepatan akumulasi cairan, dan kemampuan pericardium menampung
cairan pericardium.1
Efusi pericardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi, keganasan, maupun trauma.2 Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat,
pioperikardium, atau hemoperikardium. Efusi perikardium bisa akut atau kronis, dan lamanya
perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap gejala-gejala pasien.2 Bila volume cairan
melebihi “penuh” di tingkat perikardium itu, efusi pericardial mengakibatkan tekanan pada
jantung sehingga terjadi Cardiac Tamponade (tamponade jantung) yaitu terjadi kompresi jantung
akibat darah atau cairan yang menumpuk di ruang antara miokardium (otot jantung) dan
perikardium (kantung jantung). Kompresi tersebut menyebabkan fungsi jantung menurun.2
Diagnosis efusi perikardial dapat ditegakkan dengan pemeriksaan umum,
pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan umum meliputi
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Beck’s triad
meliputi hipotensi, suara jantung menjauh, peningkatan JVP. Temuan klinis lain
meliputi tanda Kussmaul (Penurunan tekanan dan distensi JVP yang sebelumnya
meningkat saat inspirasi), takikardi, takipneu, pulsus paradoxus. Pada pemeriksaan
chest x-ray, tampak bayangan jantung yang membesar bentuk globuler, gambaran

1
“Water bottle-shape heart”. Gambaran jantung seperti ini tampak jika cairan lebih
dari 250 ml serta pada pemeriksaan EKG menunjukkan kompleks QRS lowvoltage dan electrical
alternans.3

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Efusi Pericardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang pericardium. Hal Ini
dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sistemik, local, atau idiopatik. Cairan tersebut dapat
berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau hemoperikardium. Efusi pericardium bisa akut
atau kronis, dan lamanya perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap gejala-gejala pasien.
Efusi pericardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi, keganasan maupun trauma. Gejala yang timbul dari
keadaan efusi pericardium tidak spesifik dan berkaitan dengan penyakit yang
mendasari terjadinya efusi pericardium.1,2

Gambar 1. Efusi Pericardium7

3
Gambar 1. Efusi Pericardium4

Efusi pericardium merupakan proses selain peradangan yang dapat menyebabkan akumulasi
cairan di rongga pericardium. Sifat cairan bervariasi sesuai penyebab efusi. Tipe utama efusi
pericardium dan sebagian penyebab yang sering adalah sebagai berikut :3
1.Serosa : gagal jantung kongestif, hipoalbuminemia apapun penyebabnya
2.Seroanguinosa : trauma tumpul dada, keganasan
3.Kilosa : Obstruksi limfe mediastinum
Efusi pericardium sering menimbulkan gejala. Volume cairan yang menumpuk ternyata dapat
sangat besar apabila proses akumulasi berlangsung lambat. Efusi massif atau yang terbentuk
cepat dapat menyebabkan tamponade jantung.3

2. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI


Berbagai macam neoplasma ganas dan keganasan hematologi dapat menyebabkan efusi
perikardial. Data prevalensi bervariasi, dengan beberapa penelitian yang menunjukkan adanya
efusi perikardial sebanyak 21% pada pasien tersebut.2 Dalam penelitian besar oleh Bussani et al
menunjukkan metastasis jantung sebanyak (9,1%) dan metastasis perikardial (6,3%) dalam kasus
kematian. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, keganasan dengan prevalensi tertinggi yang
merupakan penyebab tersering efusi perikardial adalah kanker paru (37% ) dan payudara (22%),
serta leukemia / limfoma (17%). Efusi pericardial terkait keganasan dapat menyerang semua

4
umur dan rata-rata terjadi dalam decade keempat atau kelima namun insiden lebih tinggi terjadi
pada laki-laki dibanding wanita dengan rasio 7:3. 2

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Jantung terletak dalam ruang mediastinum rongga dada, di antara kedua
paru. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm, serta tebal kira-kira 6
cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan pemiliknya. Jantung memiliki bentuk cenderung
berkerucut tumpul. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 galon darah atau
7.571 liter darah. Dua pertiga massa jantung berada di sebelah kanan dari garis
tengah tubuh. Dasar jantung adalah permukaan posteriornya yang dibentuk oleh
atrium jantung, terutama atrium kiri. Sedangkan bagian ujung jantung (apeks)
dibentuk oleh ujung ventrikel kiri. Membran pembungkus jantung disebut
perikardium yang menjaga jantung untuk tetap berada pada posisinya di
mediastinum. Jantung merupakan organ utama dalam sistem cardiovaskuler. Bagian
kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah
mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup
pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah
menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolism (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan
membuang karbodioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya
oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.6

Pericardium
Pericardium merupakan kantung elastic membrane yang dilapisi oleh membrane serosa
skuamosa sederhana dan diisi dengan cairan serosa yang
membungkus jantung dan aorta serta pembuluh darah besar lainnya di
mediastinum. Dibagi menjadi dua lapisan yaitu :6
1. Pericardium visceral (Epicardium)

5
Lapisan yang melekat dan mengelilingi jantung adalah pericardium visceral atau epicardium.
Jantung dapat bergerak dengan mudah pada pericardium visceral yang memiliki lapisan luar
dari sel mesothelial datar, yang terletak di stroma jaringan penunjang fibrocaollagenus.
Jaringan penunjang ini mengandung serat elastic , serta arteri besar yang memasok darah ke
dinding jantung, dan cabang vena besar yang membawa darah dari dinding jantung.
2. Pericardium parietalis
Lapisan luar dari pericardium yang disebut pericardium parietalis, terdiri dari lapisan luar
yang kuat, jaringan ikat tebal (disbut pericardium fibrosa) dan lapisan serosa
dalam(pericardium serosa). Lapisan fibrosa pericardium parietalis melekat pada diafragma
dan berdifusi dengan dinding luar dari pembuluh darah besar yang memasuki dan
meninggalkan jantung. Dengan demikian, pericardium parietalis membentuk kantung
pelindung yang kuat untuk jantung dan berfungsi juga untuk jangkar dalam mediastinum.
Lapisan serosa dari pericardium parietalis, sebagian besar terdiri dari mesothelium bersama-
sama dengan jaringan ikat kecil, membentuk epitel skuamosa sederhana dan mengeluarkan
sejumlah kecil cairan (biasanya 25-35 ml), yang membuat dua lapisan pericardium dari
bergesekan sama lain dan menyebabkan gesekan selama kontraksi otot jantung.

Gambar 2. Pericardium visceral dan pericardium parietal.7

Fungsi Jantung :
Secara singkat fungsi sistem kardiovaskular adalah :2,8

6
1. Transportasi oksigen, nutrisi, hormone, dan sisa metabolism.
Fungsi utama sistem kardiovaskuler adalah memenuhi kebutuhan sistem kapiler dan
mikrosirkulasi. Komponen darah akan membawa oksigen, glukosa, asam amino, asam lemak,
hormone, dan elektrolit ke sel dan kemudian mengangkut karbondioksida urea, asam laktat,
dan sifat sisa metabolism lainnya dari sel tersebut.2
2. Transportasi dan distribusi panas tubuh
Sistem kardiovaskular membantu meregulasi panas tubuh melalui serangkaian pengirim
panas oleh komponen darah dari jaringan yang aktif seperti pengiriman panas dari jaringan
otot menuju ke kulit dan disebarkan ke lingkungan luar. Aliran darah yang aktif di regulasi
oleh pengatur suhu tubuh di medulla spinalis setelah menerima pesan dari pusat pengatur
suhu di hipotalamus. Sistem kardiovaskular menerima pesan dari hipotalamus kemudian
meregulasi aliran darah ke jaringan perifer sehingga menyebabkan vasodilatasi dan
vasokontriksi pembuluh darah di kulit. Dengan demikian panas tubuh akan keluar dari tubuh.
3. Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit
Sistem kardiovaskular berfungsi sebagai media penyimpanan serta transport cairan tubuh dan
elektrolit. Kedua substansi ini dikirim ke sel-sel tubuh melalui cairan intestinal dengan proses
filtrasi, difusi, dan reabsorbsi. Sistem kardiovaskular memompa sekitar 1700 liter darah
menuju ginjal setiap harinya agar sel-sel tubuh memiliki cairan dan elektrolit yang
seimbang.2,8

4. ETIOLOGI
Penyebab produksi cairan abnormal tergantung pada etiologi yang mendasarinya, tetapi
biasanya terjadinya sekunder karena peradangan pada perikardium (yaitu, pericarditis),
keganasan dan trauma. Cairan dapat berupa cairan transudative akibat terhalangnya drainase
cairan, yang terjadi melalui saluran limfatik dan cairan eksudatif terjadi sekunder karena proses
inflamasi, infeksi, keganasan, autoimun atau dalam perikardium.7
Penyebab terjadinya efusi perikardium antara lain :
1. Idiopatik
Dalam banyak kasus, penyebab yang mendasari tidak diketahui. Namun, ini sering berkaitan
dengan kurangnya evaluasi diagnostik yang luas.7,9
2. Inflamasi

7
Inflamasi dari pericardium (pericarditis) adalah suatu respon dari penyakit, injury atau
gangguan inflamasi lain pada pericardium. Pericarditis dapat mengenai lapisan visceral
maupun parietal perikardium dengan eksudasi fibrinosa. Jumlah efusi perikardium dapat
bervariasi tetapi biasanya tidak banyak, bisa keruh tetapi tidak pernah purulen. Bila
berlangsung lama maka dapat menyebabkan adhesi perikardium visceral dan parietal.
Inflamasi perikardium dapat idiopatik dan akibat operasi jantung dan heart attack (Dressler's
syndrome).7,9
3. Penyebab spesifik dari efusi pericardial adalah :
1) Infeksi Virus, bakterial, jamur dan parasit
a. Virus : Coxsackievirus Adan B, virus hepatitis.
b. Bakteri : Pyogenic (pneumococci, streptococci, staphylococci, Neisseria,
Legionella spesies)
c. Mycobacterium tuberculosis
d. Jamur: histoplasmosis, coccidioidomycosis, Candida
e. Infeksi lain: Sifilis, protozoa, parasit
2) Keganasan
Keganasan dapat menyebabkan kelainan pada perikard terutama efusi pericardium melalui
mekanisme sebagai berikut:2
a. Penyebaran langsung dari struktur mediastinum atau ruang jantung
b. Retrograde dari sistem limfatik
c. Secara hematogen
Seperti disebutkan sebelumnya, penyebab tersering efusi perikard adalah metastasis
kanker khususnya kanker paru-paru, payudara, leukemia, limfoma (non-Hodgkin's
lymphoma atau penyakit Hodgkin's). Pasien dengan melanoma ganas atau
mesothelioma juga memiliki prevalensi tinggi efusi perikardial terkait.
3) Trauma atau luka tusuk didekat jantung akibat proses pembedahan maupun trauma
langsung pada jantung.2

5. PATOFISIOLOGI
Efusi perikardium menyebabkan peningkatan tekanan rongga perikardium, sehingga terjadi
kompresi jantung; tekanan diastolik meningkat sama dengan tekanan rongga perikardium.

8
Kondisi tersebut mengakibatkan pengisian jantung terganggu, tekanan vena sistemik dan vena
pulmonal meningkat, serta aliran balik ke jantung terhambat. Peningkatan tekanan vena sistemik
menyebabkan tanda-tanda gagal jantung kanan (distensi vena jugularis, hepatomegali, edema
perifer), sedangkan peningkatan vena pulmonalis menyebabkan bendungan paru.Penurunan
pengisian ventrikel pada fase diastolik menyebabkan penurunan isi sekuncup dan curah jantung.
Perfusi ke organ vital dan perifer pun berkurang, dan terjadi syok yang dapat berakhir dengan
kematian.1

6. DIAGNOSIS
a. Gambaran Klinis
Penderita efusi pericardium tanpa tamponade biasanya asimptomatik. Kurang dari 30%
penderita menunjukkan gejala seperti nyeri dada, ortopneu, atau disfagia. Biasanya gejala berupa
dada seperti ditekan dan terasa sakit, sesak napas, mual, sulit menelan, dan perut terasa penuh.
Jika menyebabkan tamponade jantung timbul kebiruan pada bibir, dan syok. Pada pemeriksaan
fisik tampak vena jugularis terbendung, suara jantung terdengar jauh, tekanan nadi mengecil, dan
takikardia.2,4
b. Gambaran radiologi
1. Chest X-Ray
Foto thoraks menunjukkan jantung membesar (cardiomegaly) bentuk globuler, gambaran
“Water bottle-shape heart” atau bentuk guci. Gambaran seperti ini tampak jika cairan lebih
dari 250 ml.4

9
Gambar 3. Foto thoraks AP/Lateral, tampak jantung membesar member gambaran “Water bottle-
shape heart” pada kasus efusi pericard.4

Gambar 4. Foto thoraks AP/Lateral, tampak jantung membesar memberi gambaran “Water
bottle-shape heart”.4

2. Pemeriksaan CT Scan

Gambar 5. CT-scan potongan axial

10
3. Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG)
Menunjukkan sinus takikardia, gelombang QRS rendah, elevasi segmen ST yang cekung,
electrical alternans.4

Gambar 5. EKG menunjukkan kompleks QRS low-voltage dan electrical alternans.4

4. Pemeriksaan Echocardiografi
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan noninvasif yang paling akurat. Disini akan tampak
adanya akumulasi cairan didalam kavum perikardium, kadang-kadang juga adanya metastasis
pada dinding perikardium. Pada pemeriksaan ini juga dapat menunjukkan efusi perikard
moderat atau berat (echo free spase di ruang depan jantung dibawah sternum dan dinding
belakang jantung), swinging heart dengan kompressi diastolic vena cava, atrium kanan atau
ventrikel kanan.4

11
Gambar 6 : Efusi perikardial yang terlihat dangan ekokardiografi 2-dimensi (2D).4

7. DIAGNOSIS BANDING
1. Cardiomiopaty Dilatasi

12
Gambar 7 . Foto Thorax pasien dengan gagal jantung akibat cardiomyopathy. Ukuran
jantung diatas normal, fungsi ventrikel kiri berkurang, menyebabkan edema pulmonal
dengan edema alveolar bilateral dan dilatasi dari v. kava superior.13

2. Tamponade Jantung

Gambar 8. Foto thoraks AP, menunjukkan jantung bentuk “bottle shaped heart” sebagai
interpretasi adanya kongesti dari pembuluh darah pulmoner.12

13
8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari efusi perikard terdiri atas medikamentosa dan non medikamentosa.1,2
Medikamentosa (Non Bedah)
Terapi efusi perikardial tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Perawatan
medis dari efusi pericard difokuskan pada penentuan etiologi yang mendasarinya : 8,9
1. Aspirin / agen anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
2. Kortikosteroid
3. Colchine
4. Terapi antineoplstik (misalnya : kemoterapi sistematik, radiasi) dalam hubungannya
dengan pericardiosintesis telah terbukti efektif dalam mengurangi rekurensi dari efusi yang
parah.
Non Medikamentosa
Perikardiosintesis
Suatu prosedur pembedahan dimana perikardium dibuka untuk mengalirkan cairan yang
terkumpul didalamnya. Perikardiosentesis terbuka bisa dilakukan dengan membuat insisi kecil
dibawah ujung sternum atau melalui suatu insisi kecil diantara tulang iga di sisi kiri toraks.
Disini dapat dipasang pig tail cathether selama 2-3 hari. Drainase pericardium ini dipertahankan
selama beberapa hari sampai dengan jumlah cairan yang keluar kurang dari 50 ml/hari. Periode
ini memberikan waktu aposisi dan adhesi antara pericardium parietal dan pericardium visceral.
Angka kekambuhan sekitar 6-12%.9

Gambar 9. Perikardiosintesis

14
9. PROGNOSIS
- Pasien dengan efusi idiopatik umumnya memiliki prognosis yang baik.9
- Sebagian besar prognosis pasien dari efusi pericardium jenis lain tergantung pada
perawatan dan control pada kondisi mendasari yang diendapkan efusi tersebut.9

15
BAB III

REFLEKSI KASUS

A. Identitas pasien

Nama : Nn. M

Usia : 24 thn

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan :-

Agama : Islam

Alamat : Jln. Labu lrg.3

Masuk RS : 2 Mei 2017

B. Anamnesis

Keluhan utama : Sesak Nafas

Riwayat penyakit sekarang


Seorang perempuan berinisial Nn. M berusia 24 thn, datang ke poliklinik Radiologi RSU
Anutapura Palu pada tanggal 2 Mei 2017 untuk dilakukan pemeriksaan foto thoraks x-ray. Pasien
mengeluhkan sesak nafas yang dialami sejak 2 bulan terakhir dan memberat dalam beberapa hari
terakhir. Keluhan sesak nafas sudah dirasakan sejak berusia 3 thn. Sesak muncul secara tiba-tiba
dan dirasakan hampir setiap saat. Jika berjalan pasien juga merasa sesak. Sesak nafas dirasakan
memberat apabila baring terlentang sehingga pasien sulit untuk tidur. Pasien juga merasakan
jantung berdebar-debar apabila sesaknya kambuh. Keluhan sesak nafas juga disertai dengan
batuk, mual dan muntah, serta nyeri ulu hati.

Riwayat penyakit sebelumnya


Keluhan ini sudah diderita sejak pasien berusia 3 tahun.

Riwayat penyakit dalam keluarga

16
Di dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa dan tidak memiliki
kelainan jantung.
C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Lemas


Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Baik
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 74x/menit
Pernafasan : 80x/menit
Suhu : 37oC
D. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Unit Nilai rujukan

WBC 5,2 10^3/mm3 4.8-10.8

RBC 4.4 10^6/mm3 4.7-6.1

HGB 14.4 g/Dl 14-18

HCT 41.9 % 42-52

MCV 94.4 fL 80-99

MCH 32.4 Pg 27-31

MCHC 34.4 g/dL 33-37

RDW-CV 17 % 11.5-14.5

RDW-SD 57.4 fL 37-54

PLT 100 10^3/uL 150-450

MPV 10.5 fL 7.2-11.1

PDW 13 fL 9-13

17
No. Pemeriksaan Darah Hasil Nilai Rujukan
Elektrolit
1. K+ 3,68 3.48-5.50 mmol/L
Na+ 130,96 135.38-145.00 mmol/L
Cl- 97,33 96.0-106.00 mmol/L
Calsium 9-11 mg/dl
Magnesium 1.8-2.6 mg/dl

18
PEMBAHASAN

Seorang perempuan berinisial Nn. M berusia 24 thn, datang ke poliklinik Radiologi RSU
Anutapura Palu pada tanggal 2 Mei 2017 untuk dilakukan pemeriksaan foto thoraks x-ray. Pasien
mengeluhkan sesak nafas yang dialami sejak 2 bulan terakhir dan memberat dalam beberapa hari
terakhir. Keluhan sesak nafas sudah dirasakan sejak berusia 3 thn. Sesak muncul secara tiba-tiba
dan dirasakan hampir setiap saat. Jika berjalan pasien juga merasa sesak. Sesak nafas dirasakan
memberat apabila baring terlentang sehingga pasien sulit untuk tidur. Pasien juga merasakan
jantung berdebar-debar apabila sesaknya kambuh. Keluhan sesak nafas juga disertai dengan
batuk, mual dan muntah, serta nyeri ulu hati. Keluhan ini sudah diderita sejak pasien berusia 3
tahun. Di dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa dan tidak memiliki
kelainan jantung.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan pasien dengan keadaan umum lemas, kesadaran compos
mentis, dan status gizi baik. Tanda- tanda vital didapatkan TD : 90/60 mmHg, Nadi : 74x/menit,
HR : 88x/menit, dan Suhu : 37,5 oC
Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan WBC : 5.2 103/mg/dL, RBC : 4,4
106/mg/dL, HGB : 14,4 g/dL, HCT, : 41,9 %, MCH: 32,4 pg, RDW-CV : 17 %, RDW-SD : 57,4
fL
Pemeriksaan Radiologi :
Pada pemeriksaan foto thorax AP didapatkan:

19
- Corakan bronchovaskuler dalam batas normal
- Tidak tampak proses spesifik pada kedua paru
- Cor : membesar ke kanan dan ke kiri, member gambaran “Water bottle shape-heart” atau
bentuk guci
- Kedua sinus dan diafragma baik
- Tulang-tulang intak

Kesan : Cardiomegaly dengan efusi pericard


Dari hasil pemeriksaan foto thorax di atas sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pada
pemeriksaan foto rontgen thorax Efusi Pericard dapat menemukan gambaran jantung membesar
yang memberi gambaran “Water bottle-shape heart”.

Hasil Elektrokardiografy

20
Hasil Echocardiography

21
- Sinus solitus, AV-VA concordance, muara Vv pulmonalis normal
- Gian RA Dilatasi (Uk 100 mm)
- CAS dan CVS intak, tak tampak ASD maupun VSD
- LV shape, diskinetik
- Kontraktilitas miokard menurun, EF 48%
- Main Pulmonary Artery kecil, PG 78 mmHg
- Tricuspid Regurgitasi Severe, PG 86 mmHg
- Arcus aorta di kiri, tak teampak Co-A maupun PDA. Tampak MAPCA (+)
- Efusi pericard mild-moderate

Kesimpulan :
- Stenosis pulmonalis severe
- Gian RA dilatasi

22
KESIMPULAN

Telah dilaporkan pasien usia 24 tahun dengan keluhan sesak nafas. Pada foto thoraks yang
dilakukan pada tanggal 2 Mei 2017, didapatkan corakan bronchovaskuler normal, tidak tampak
proses spesifik, cor : membesar ke kanan dan ke kiri, memberi gambaran “Water bottle shape-
heart” atau bentuk guci yang merupakan gambaran khas dari efusi pericardium. Namun pada
hasil echokardiografi didapatkan kesimpulan stenosis pulmonalis severe dan Gian RA dilatasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Nagawidjaya B. Efusi Perikardium Tuberculosis. Jurnal Kardiologi Indonesia. Departemen

Kardiologi dan Kedokteran Vaskular. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Vol. 28.

No.6. 2007. p.454-455

2. Safri Z, Rosmawati E. Perikardiosintesis pada Efusi Perikardium Masif. Divisi Kardiologi

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Vol.40. No.3. 2013

3. Puspasari P. Efusi Pericardium.. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

[serial online]. 2012 [diakses tanggal 12 Mei 2017]; 1-18.

4. Jung H.O. Pericardial Effusion and Pericardiosintesis. Division of Cardiology, Department

of Internal Medicine, College of Medicine, The Catholic University of Korea, Seoul, Korea.

Korean Circulation Journal. 2012. p.725-728

5. Imazio M, Adler Y. Management of Pericardial Effusion. European Heart Journal. 2013.

p.1186-1197

6. Sun Joo S, et al. CT Findings in Patients With Pericardial Effusion: Differentiation of

Malignant and Benign Disease. Cardiopulmonary Imaging. 2010. P.489-492

7. Zeller J, Lynm C, et al. Pericardial Efusion. The Journal of the American Medical

Assosiation. 2007. Vol 297. No.16

8. Majid, Abdul. Anatomi Jantung dan pembuluh darah, Sistem Kardiovaskuler secara umum,

Denyut Jantung dan Aktifitas Listrik Jantung, dan Jantung sebagai Pompa. Fisiologi

Kardiovaskular. Medan; Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran USU : 2005; 7-16.

9. Sherwood, L. Human Physiology: From Cells to Systems. 5th ed. Jakarta: ECG; 2007

24
10. Marulam. M. panggabean. Editor :Aru W. Sudayo et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Edisi IV Jilid III. Ilmu Penyakit Dalam FK UI : Jakarta; 2006. 1604-05

11. Davey P. Editor: Annisa rahmalia. Pericardial effusion dalam At a Glance Medicine, Edisi I.

Penerbit Erlangga, 2006.

12. Weerakkody Y. Pericardial Effusion. [cited 2017 May 12] available

from URL : https://radiopaedia.org/articles/pericardial-effusion

13. Yarlagadda, Chakri.2011. Cardiac Tamponade. [Diakses tanggal 12 Mei 2017]. available

from URL: http://emedicine.medscape.com/article/152083

14. Munthe, Eva. 2011. Tamponade Jantung et causa Perikarditis

Tuberkulosis. Laporan Kasus CDK 184/Vol. 38 no. 3/April 2011.

25

Anda mungkin juga menyukai