BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan bagian luar yaitu perikardium parietalis yang terdiri dari jaringan elastis dan
mengandung elektrolit, protein dan cairan limfe dan berfungsi sebagai lubrikan.
perikarditis akut), atau keduanya (seperti pada diseksi dari aorta mendaki).
karakter dalam ruang pericardial. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
gangguan lokal dan sistemik, atau mungkin idiopatik. Efusi pericardial dapat akut
atau kronis dan tentu saja waktu pembangunan memiliki dampak yang besar
B. Tujuan
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
3. Etiologi
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan Medis
7. Pengobatan
8. Asuhan Keperawatan.
C. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ilmiah ini adalah
D. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membatasi topik pada materi Efusi
3) Etiologi
5) Patofisiologi
6) Penatalaksanaan Medis
7) Pengobatan
8) Asuhan Keperawatan
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ilmiah tentang materi Efusi perikardial ini terdiri
1. BAB I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup
2. BAB II Pembahasan
Terdiri dari definisi, anatomi fisiologi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi,
BAB II
TINJAUAN TEORI
Jumlah cairan dapat bervariasi dari 200 ml sampai lebih dari 2000 ml.
bahwa 0,1 – 21% penderita kanker yang sudah bermetastasis disertai metastasis
pada perikardium ketika otopsi. Dalam satu seri kasus kanker yangdi otopsi
langsung pada 35% kasus kanker dan penyebab tambahan pada 50% kasus.
Sifat cairan ini berfariasi sesuai dengan etiologinya, bisa jernih atau berwarna
jerami (perikarditis virus dan non specifik), keruh atau jejas pulurenta (bakteri
dan agen infeksi lain) atau berdarah secara mikroskopik (uremia dan tumor).
Pemeriksaan fisik pasien dengan efusi perikardium yang besar umumnya akan
servikalis. Impuls apeksnya yang difus atau tak ada serta bunyi jantung mufflet
atau jauh. Tetapi bunyi jantung bisa jelas terdengar pada efusi posterior atau
berlokulasi. Tanda eward atau redup pada efusi dibawah skapula kiri bisa
ditemukan, tetapi tak dapat diandalkan dengan adanya efusi fleura kiri, jika ada
menimbulkan sifat
keadaan pasien tidak akan kembali normal. Tak adanya respon ini karena
adanya perikadektomi tak lengkap atau lebih sering karena pengurangan fungsi
karena tak dipakai dan jejas beberapa pasien bisa membaik secara bermakna
akibat fibrosis miokardium serta kerusakanakibat proses radang asli dan efek
kompresi menahun.
2.2 Anatomi Fisologi Jantung
2.2.1 Pengertian
dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas
(atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka
ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah
asam amino, asam lemak, hormon dan elektrolit kesel dan kemudian
serangkaian pengiriman panas oleh komponen darah dari jaringan yang aktif
kelingkungan luar. Aliran darah yangaktifdi regulasi oleh pengatur suhu tubuh di
medula spinalis setelah menerima pesan di dari pusat pengatur suhu tubuh di
transport cairan tubuh dan elektrolit.kedua substansi ini dikirim kesel-sel tubuh
melalui cairan intestinal dengan proses filtrasi, difusi, dan reabsosbsi. Sistem
kardiovaskuler memompa 1700 liter darah menuju ginjal setiap harinya agar sel-
Perikardium adalah suatu kantong fibrosa yang sangat kuat yang terdiri
dari jaringan elastik dan kolagen. Lapisan dalam melipat kedalam dan menutup
jantung secara erat sebahgai perikardium veserale. Jaringan serosa yang
danesofagus.
keruang lainnya. Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi
ruang jantung. Kontraksi miokardium menekan darah keluar dari ruang menuju
Tersusun dari lapisan endotelial yang terletakdi atas jaringan ikat. Lapisan
ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan endotelial yang
1. Ateri : Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung
3. Kapiler : Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat
oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan
4. Venula : Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang
daripada arteri, sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama
tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
2.3 Etiologi
langsung keganasan disekitar jantung seperti kanker esofagus dan paru dapat
kanker dapat menimbulkan efusi perikardial yang dapat timbul setelah beberapa
1. kanker paru
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa
2. kanker payudara
kelenjar getah bening regional, aliran darah atau keduanya. Kanker payudara
metastatik dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam, paru- paru tubuh
yang paling sering, hati, tulang, kulit otak. Kanker payudara metastatik sering
muncul tahun atau dekade setelah diagnosis awal dan pengobatan. Kanker
dan gejala seperti nyeri dada, nafas pendek, ortopnea atau disfagia. Pada
pemeriksaan fisik tampak vena leher, terbendung suara jantung terdengar jauh,
gelisah, sesak nafas hebat pada posisi tegak dan sesak nafas berkurang jika
paradoksus (tekanan sistolik turun lebih dari 10mmhg pada inspirasi), hipotensi
sampai syok. Batas jantung melebar suara jantung terdengar jauh, terdengar
2.5 Patofisiologi
viseralis. Tumor ini secara langsung dapat mensekresi cairan (eksudat), tetapi
dapat juga menghalangi cairan limfe. Adanya tumor, timbunan cairan serta
sekuncup (stroke
volume). Hal ini diimbangi olehmekanisme kompensasiberupa takikardia dan
dilewati, curah jantung (cardiac output) menurun, maka akan terjadi gagal
jantung, syok sampai kematian bagi penderita. Berapa jumlah cairan agar dapat
distensibilitas perikardium.
Bagan Patofisiologi
Efusi Perikardial
2.6 Penatalaksanaan Medis
Bila efusi kronis tetap menimbulkan gejala keluhan maka perlu dipertimbangkan
perikardiektomi.
pemeriksaan yang cepat dan tepat untuk menegakkan diagnosis secara tepat,
dengan jarum. Monitor EKG memerlukan perhatian dan kecurigaan yang lebih
cermat, karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang jelas terlihat yang
evaluasi tekanan vena jungularis, dengan lekuk X yang menonjol, bahkan tanpa
diperhatikan.
yang redup didaerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup
tersebut diawal.
tanpa gejala atau mengeluh sesak dan kelemahan badan yang ringan dan dalam
bottle heart). Gambaran jantung seperti ini baru tampak jika cairan lebih dari
sehingga lebih aman. Sekitar 50% cairan aspirat bersifat hemoragik dan 10%
serosanguinus. Pada cairan ini dilakukan pemeriksaan kultur, hitung sel dan
sekitar 80%, tetapi hasil negatif palsu sering terjadi pada limfoma maligna dan
dalam atrium kanan, ventrikel kanan dan arteri pulmonalis hampir sama.
2.7 Pengobatan
penyebabnya. Efusi perikardial Kecil tanpa gejala dan (gagal ginjal misalnya,)
perikardial.
Indocin.
3. Colchicine
Jika infeksi berat atau gangguan jantung (tamponade jantung) yang muncul,
efusi perikardial. kateter adalah maju ke fluida, dan efusi perikardial adalah
disedot keluar.
dada, mencapai, dan memotong kembali sebagian dari pericardium. Hal ini
dari pericardiocentesis.
Efusi perikardial yang berumur tiga bulan atau lebih disebut efusi
diperlukan.
infeksi HIV, lupus, atau TBC . Dalam kasus ini, merawat kondisi-kondisi medis
2.8.1 Pengkajian
2. Sirkulasi
payudara.
3. Eliminasi
a. Gejala : riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi jumlah urine.
4. Nyeri/ketidaknyamanan.
a. Gejala : nyeri pada dada (sedang sampai berat), diperberat oleh inspirasi,
b. Tanda : gelisah.
5. Pernapasan
a. Gejala : nafas pendek: nafas pendek kronis memburuk pada malam hari
(miokarditis)
6. Keamanan
a. Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis: trauma dada: penyakit
keganasan/iradiasi torakal.
b. Tanda : demam
1. Menghilangkan nyeri
2. Meningkatkan istirahat, memberikan bantuan dalam perawatan diri.
2.8.4 Intervensi
1. Nyeri b/d inflamasi pericardium yang ditandai dengan nyeri dada, penyebaran ke
NO.
MANDIRI RASIONAL
Dx 1
1. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor Nyeri perikarditis secara khas terletak subternal dan dapa
pemberat atau penurunan. Perhatikan petunjuk nonverbal menyebar ke lehar dan punggung. Namun, ini berbeda dar
dari ketidaknyamanan, misal; berbaring dengan iskemia miokard/nyeri infark, pada nyeri ini menjad
diam/gelisah. Tegangan otot, menangis. memburuk pada inspirasi dalam, gerakan, atau berbarin
dan hilang dengan duduk tegak/membungkuk. Catatan
nyeri dada dapat atau mungkin tidak menyertai endokarditi
dan miokarditis, tergantung pada adanya iskemia.
2. Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan. Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik da
Misal; perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan emosional pasien.
kompres panas/dingin, dukungan emosional.
3. Berikan aktivitas hiburan yang tepat. Mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraks
dalam tingkat aktivitas individu.
KOLABORASI RASIONAL
1. Berikan obat-obatan sesuai indikasi: Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi
Agen nonsteroid, misal; indometasin (Indocin), ASA Untuk menurunkan demam dan meningkatkan kenyamanan
(Aspirin). Dapat diberikan untuk gejala yang lebih berat.
Antiseptik, misal; ASA/asetaminofen (Tylenon)
Steroid.
2. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi. Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk ambilan untu
menurunkan beban kerja jantung da
menurunkanketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia.
b. Intervensi keperawatan.
NO.
MANDIRI RASIONAL
Dx 2
1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan Miokarditis menyebabkan inflamasi dan
adanya dan perubahan dalam keluhan kelemahan, kemungkinan kerusakan dan fungsi sel-sel
keletihan dan dispnea berkenaan dengan aktivitas. miokardial, sebagai akibat GJK. Penurunan
pengisian dan curah jantung dan
menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung perikardial bil
ada perikarditis. Akhirnya, endokarditis dapat terjadi denga
disfungsi katup, secara negatif mempengaruhi curah jantung.
2. Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi Membantu menentukan derajat dekompensasi
pernafasan sebelum/setelah aktivitas dan selama jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, da
diperlukan. takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhada
aktivitas.
3. Pertahankan tirah baring selama periode demam dan Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut
sesuai indikasi. dari perikarditis/endokarditis. Catatan: demam meningkatka
kebutuhan dan konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan beba
kerja jantung dan menurunkan toleransi aktivitas.
4. Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivita
tanpa gangguan. bertumpu pada jantung; meningkatkan
proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.
5. Bantuan pasien dalam program latihan progresif Saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mamp
bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokar
tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi permanen/terjadi komplikasi.
pasien pada peningkatan aktivitas.
6. Evaluasi respons emosional terhadap situasi/berikan Ansietas akan ada karena inflamasi/infeksi dan
dukungan. respons jantung (fisiologis), serta derajat takut pasien sert
kebutuhan keterampilan koping emosional diakibatkan ole
potensial penyakit yang mengancam hidup (psikologis). Doronga
dan dukungan akan diperlukan untuk mengatasi frustrasi terhada
tinggal diRS yang lama/periode pemulihan.
KOLABORASI RASIONAL
1. Berikan oksigen suplemen Peningkatan ketersediaan oksigen untuk ambilan miokard untu
mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi denga
aktivitas.
3. Curah jantung b/d akumulasi cairan dalam kantung pericardia ditandai dengan
adanya tanda-tanda dan gejala yang membuat diagnosa aktual.
a. Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi, pasien akan.
- melaporkan/menunjukan penurunan episode dispnea, angina, dan disritmia.
- Mengidentifikasi prilaku untuk menurunkan kerja beban jantung.
b. Intervensi keperawatan.
NO
MANDIRI RASIONAL
Dx3
1. Pantau frekuensi/irama jantung Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat
jantung berupaya untuk meningkatkan curahnya berespons
pada demam, hipoksia, dan asidosis karena iskemia.
2. Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus Memberikan deteksi dini dari terjadi nya komplikasi
jantung, murmur, misal; GJK, tamponade jantung.
gallop S3 dan S4
3. Dorong tirah baring dalam posisi semi-Fowler. Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah
jantung.
4. Berikan tindakan kenyamanan, misal; gosokan punggung dan Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembal
perubahan posisi, dan aktivitas hiburan dalam toleransi perhatian.
jantung.
5. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misal; Perilaku yang bermanfaat untuk mengontrol ansietas
bimbingan imajinasi, latihan pernapasan. meningkatkan relaksasi, menurunkan beban kerja jantung.
6. Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, Manifestasi klinis dari tamponade jantung yang dapa
peningkatan CVP/DVJ, perubahan tonus jantung, penurunan terjadi pada perikarditis bila akumulasi cairan/eksuda
tingkat kesadaran. dalam kantung perikardia membatasi pengisian dan curah
jantung.
7. Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palptasi, nyeri dada kontinu. Manifestasi klinis dari GJK yang dapat menyerta
Perhatikan adanya bunyi napas adventisius, demam. endokarditis (infeksi/disfungsi katup) atau miokarditis
(disfungsi otot miokard akut).
KOLABORASI RASIONAL
4. Perfusi jaringan b/d embolisasi thrombus ditandai dengan adanya tanda dan
gejala membuat diagnosa aktual.
a. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi, pasien akan.
- Mempertahankan dan mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara
individual, misalnya: mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering,
nadi perifer ada/kuat, masukan seimbang.
b. Intervensi keperawatan.
KOLABORASI RASIONAL
5. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang proses penyakit ditandai dengan permintaan informasi, kegagalan membaik,
terulangnya komplikasi yang dapat dicegah
a. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi, pasien akan.
- Menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan, dan kemungkinan komplikasi.
- Mengidentifikasi/melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan prilaku untuk mencegah terulangnya/terjadinya komplikasi.
b. Intervensi keperawatan.
NO
MANDIRI RASIONAL
Dx5
1. Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri,
pasien. Ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan pasien perlu memahami penyebab khusus,
dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapkan
dengan segera pada pemberi perawatan, contoh demam, dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala
peningkatan/nyeri dada tak biasanya, peningkatan berat yang menunjukan kekambuhan/komplikasi.
badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
2. Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri,
samping obat; kebutuhan diet/pertimbangan khusus; aktivitas peningkatan keterlibatan pada program terapeutik,
yang diizinkan/dibatasi. mencegah komplikasi.
3. Kaji ulang perlunya antibiotik jangka panjang/terapi Perawatan diRS lama/pemberian antibiotik
antimikrobial. IV/antimikrobial perlu sampai kultur darah
negatif/hasil darah lain menunjukan tak ada infeksi.
4. Diskusikan penggunaan antibiotik profilaksis. Pasien dengan riwayat demam reumatik berisiko
tinggi untuk kambuh dan biasanya memerlukan
profilaksis antibiotik jangka panjang. Pasien dengan
masalah katup yang tidak mengalami riwayat demam
reumatik memerlukan perlindungan antibiotik jangka
pendek untuk prosedur yang menyebabkan
pemindahan bakteri. Seperti prosedur meliputi
prosedur gigi, tonsilektomi dan/atau adenoidektomi;
prosedur bedah/biopsi mukosa pernapasan;
bronkoskopi; insisi/drainase jaringan terinfeksi; dan
prosedur GI/GU, melahirkan.
5. Identifikasi tindakan pencegahan endokarditis seperti:
Pembersihan mulut dan perawatan gigi yang baik.
Bakteri umumnya ditemukan dimulut dapat masuk
dengan mudah ke sirkulasi sistemik melalui gusi.
Hindari orang yang mengalami proses infeksi (khususnya
pernapasan). Terjadinya infeksi, khususnya pernapasan
streptokokal/pneumokokal atau influenza.
Meningkatkan risiko keterlibatan jantung.
Penggunaan IUD telah dihubungkan dengan
Pilih metode KB yang tepat (untuk pasien wanita). peningkatan risiko proses inflamasi/infeksi pelvis.
Menurunkan risiko masuknya patogen langsung ke
Hindari penggunaan obat narkotik IV. sistem sirkulasi.
6. Tingkatkan praktik kesehatan seperti nutrisi yang baik, Kekuatan sistem imun dan tahanan terhadap infeksi.
keseimbangan antara aktivitas/istirahat, pantau status
kesehatan sendiri dan melaporkan tanda infeksi.
KOLABORASI RASIONAL
1. Berikan imunisasi; contoh vaksin influenza sesuai indikasi. Menurunkan risiko mengalami infeksi berat yang
dapat menimbulkan infeksi jantung.
2. Identifikasi dukungan individu/sumber yang tersedia pasca Ketidaktoleransian terhadap aktivitas dapat
pulang untuk memenuhi perawatan/kebutuhan pemeliharaan mengganggu kemampuan pasien melakukan tugas
dirumah. yang dibutuhkan.
3. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan medis teratur. Pemahaman alasan untuk pengawasan medis dan
Anjurkan pasien membantu perjanjian. rencana untuk/penerimaan tanggung jawab untuk
evaluasi menurunkan risiko kambuh/komplikasi.
4. Identifikasi faktor risiko pencetus yang dapat dikontrol Pasien mungkin termotivasi dengan adanya masalah
pasien, contoh penggunaan obat IV (endokarditis) dan jantung untuk mencari dukungan untuk menghentikan
penanganan masalah. penyalahgunaan obat/perilaku perusak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
yang membacanya serta buku ini dapat menjadi referensi untuk pembuatan
makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka
EGC
- Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemuka, Ethel Sloane,1995. Jakarta : penerbit Buku
Kedokteran EGC.
- Gawat Darurat Dibidang Penyakit Dalam, Prof. Dr. dr. I. Made Bakta, SpPD
EGC.