CARDIOVASKULER
Disusun Oleh :
Faktanya saat ini 50% penderita gagal jantung akan meninggal dalam waktu
5 th, sejak diagnosanya ditegakkan. Begitu juga dengan risiko untuk menderita
gagal jantung, belum bergerak dari 10% untuk kelompok di atas 70 tahun, dan 5%
untuk kelompok usia 60-69 tahun serta 2% untuk kelompok usia 40-59 tahun.
(Merdikoputro, 2004).
Selaput yang
membungkus jantung
disebut pericardium
dimana teridiri antara
lapisan fibrosa dan serosa,
dalam cavum pericardii
berisi 50 cc yang berfungsi
sebagai pelumas agar tidak
ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling
luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini
adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium. Ada
4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya
adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel
dikenal dengan bilik.
Diantara atrium kanan dan ventrikel kana nada katup yang memisahkan
keduanya yaitu ktup tricuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga
mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral. Kedua katup ini berfungsi
sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari
atrium ke ventrikel.
1. Right Coronary 10. Right Ventricle
2. Left Anterior Descending 11. Left Atrium
3. Left Circumflex 12. Left Ventricle
4. Superior Vena Cava 13. Papillary Muscles
5. Inferior Vena Cava 14. Chordae Tendineae
6. Aorta 15. Tricuspid Valve
7. Pulmonary Artery 16. Mitral Valve
8. Pulmonary Vein 17. Pulmonary Valve
9. Right Atrium
Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada
saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu
otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan
listrik.Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena
rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai
dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali
lebih tebal dari ventrikel kanan.
dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang
rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis.
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri
kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena
cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
6. Tamponade jantung
Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat
mendesak jantung sehingga tidak mampu untuk berdetak,
mencegah sirkulasi berjalan sehingga mengakibatkan
kematian.2
7. Tension pneumothorax
Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah
satu cavum pleura. Udara akan terus masuk akibat perbedaan
tekanan antara udara luar dan tekanan dalam paru. Hal ini akan
menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini
terjadi, jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar
(terutama vena cava superior) tertekan, sehingga membatasi
aliran balik ke jantung.
2.3.2 Etiologi
Penyebab dari aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari
kelainan berikut ini dalam sistem irama-konduksi jantung :
1. Irama abnormal dari pacu jantung.
2. Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari
jantung.
3. Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan
impuls melalui jantung.
4. Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
5. Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hamper
semua bagian jantung.
2.3.3 Klasifikasi
Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
2. Pengkajian fisik
Aktivitas : kelelahan umum
Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau
hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit
nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit warna dan kelembaban
berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema;
haluaran urin menruun bila curah jantung menurun
berat.
Integritas ego : perasaan gugup, perasaan
terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah,
menangis.
Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia,
tidak toleran terhadap makanan, mual muntah,
peryubahan berat badan, perubahan kelembaban
kulit
Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala,
disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai
berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek,
batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau
fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat);
inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial);
kehilangan tonus otot/kekuatan
B. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan
dengan gangguan konduksi elektrikal, penurunan
kontraktilitas miokardia.
b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi
pengobatan berhubungan dengan kurang
informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan
terapi.
1.
5. bila disritmia
ditangani
dengan tepat,
aktifitas
kewaspadaan dilakukan.
medis meningkatka
2.4.2 Etiologi
I. Ketidak-seimbangan Starling Forces :
A. Peningkatan tekanan kapiler paru :
1. Peningkatan tekanan vena paru tanpa adanya gangguan
fungsi ventrikel kiri (stenosis mitral).
2. Peningkatan tekanan vena paru sekunder oleh karena
gangguan fungsi ventrikel kiri.
3. Peningkatan tekanan kapiler paru sekunder oleh karena
peningkatan tekanan arteria pulmonalis (over perfusion
pulmonary edema).
B. Penurunan tekanan onkotik plasma.
1. Hipoalbuminemia sekunder oleh karena penyakit ginjal,
hati, protein-losing enteropaday, penyakit dermatologi
atau penyakit nutrisi.
C. Peningkatan tekanan negatif intersisial :
1. Pengambilan terlalu cepat pneumotorak atau efusi pleura
(unilateral).
2. Tekanan pleura yang sangat negatif oleh karena obstruksi
saluran napas akut bersamaan dengan peningkatan end-
expiratory volume (asma).
D. Peningkatan tekanan onkotik intersisial.
1. Sampai sekarang belum ada contoh secara percobaan
maupun klinik.
II. Perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler (Adult
Respiratory Distress Syndrome)
A. Pneumonia (bakteri, virus, parasit).
B. Bahan toksik inhalan (phosgene, ozone, chlorine, asap
Teflon®, NO2, dsb).
C. Bahan asing dalam sirkulasi (bisa ular, endotoksin bakteri,
alloxan, alpha-naphthyl thiourea).
D. Aspirasi asam lambung.
E. Pneumonitis radiasi akut.
F. Bahan vasoaktif endogen (histamin, kinin).
G. Disseminated Intravascular Coagulation.
H. Imunologi : pneumonitis hipersensitif, obat nitrofurantoin,
leukoagglutinin.
I. Shock Lung oleh karena trauma di luar toraks.
J. Pankreatitis Perdarahan Akut.
III. Insufisiensi Limfatik :
A. Post Lung Transplant.
B. Lymphangitic Carcinomatosis.
C. Fibrosing Lymphangitis (silicosis).
Pengkajian
1. Sistem Integumen
Subyektif : -
2. Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
3. Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
4. Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
5. Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
6. Sistem genitourinaria
Subyektif : -
7. Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
8. Studi Laboratorik :
Hb : menurun/normal
B. Diagnosa Keperawatan.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi,
proses penyakit, kelemahan dan kelelahan
2. Gangguan pertukaran Gas b.d sekresi tertahan, proses
penyakit, atau pengesetan ventilator tidak tepat
3. Gangguan komunikasi verbal b.d pemasangan selang
endotrakeal
4. Resiko tinggi infeksi b.d pemasangan selang endotrakeal
C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional
o
5. Berikan diperlukan
aktivitas perfusi
akut.
6. Demonstras 5. Berguna
ikan/dorong dalam
penggunaan menentukan
perilaku kebutuhan
pengaturan /tipe
relaksasi nafas
dalam,
bimbingan
imajinasi
6. Penurunan
rangsang dan
penghilangan
stress akibat
katekolamin
7. Selidiki yang
laporan nyeri, menyebabka
catat lokasi, n /
lamanya, meningkatka
intensitas dan n disritmia
faktor dan
penghilang/pe vasokontriksi
mberat. Catat dan
petunjuk nyeri meningkatkn
non-verbal kerja
contoh wajah miokardia.
mengkerut,
menangis, 7. Meningkatka
perubahan TD n partisipasi
klien dalam
mengeluarka
8. Siapkan/lak n beberapa
ukan resusitasi rasa control
jantung paru dalam situasi
sesuai indikasi penuh stress.
8. Sebab nyeri
dada
bermacam-
9. Pantau macam dan
pemeriksaan tergantung
laboratorium, penyebab
contoh disritmia.
elektrolit Namun,
nyeri dada
dapat
menunjukkan
iskemia
karena
penurunan
10. Berikan perfusi
oksigen miokardia
tambahan
sesuai indikasi 9. Terjadinyadi
sritmia yang
mengancam
hidup
memerlukan
upaya
intervensi
untuk
mencegah
kerusakan
obat sesuai
indikasi :
kalium, 10. Ketidakseim
antidisritmia bangan
elektrolit
seperti
kalium,
magnesium
dan kalsium,
12. Siapkan secra
untuk bantu merugikan
kardioversi mempengaru
elektif hi irama dan
kontraktilitas
jantung
11. Meningkatka
13. Bantu n jumlah
pemasangan/m sediaan
empertahankan oksigen
fungsi pacu untuk
jantung miokard, yan
menurunkan
iritabilitas
yang
disebabkan
oleh hipoksia
elektif simtomatik,
kecuali untuk
ventrikel
premature,
pertahankan diobati
masukan IV secara
proliferatik
pada IM aku
13. Dapat
16. Siapkan
digunakan
untuk prosedur
pada fibriasi
diagnostik
invasive atrial atau
disritmia
tidak stabil
untuk
menyimpan
frekuensi
17. Siapkan
jantung
untuk
normal/meng
pemasangan
hilangkan
otomatik
gagal jantung
kardioverter
normal.
atau
defibrillator
14. Pacu
sementara
mungkin
perlu untuk
meningkatka
n
pembentukan
impuls dan
maenghamba
t
takidisritmia
15. Jalan masuk
paten
diperlukan
untuk
pemberian
oba darurat
16. Diagnosa
banding
berdasarkan
penyebab
mungkin
diperlukan
untuk
membuat
rencana
pengobatan
yang tepat
A. Intervensi keperawatan
N Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
o
3.2 SARAN
3.2.1 Diharapkan mahasiswa hendaknya benar-benar memahami konsep dasar Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler, sehingga dapat
menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien.
3.2.2 Untuk pendidikan hendaknya lebih melengkapi literatur yang berkaitan dengan makalah ini,
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pembuatan makalah yang lebih baik, sehingga
dapat dijadikan acuan bagi peserta didik lainnya.