PENGERTIAN
Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan
uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000gr atau umur
kehamilan >28 minggu (Manuaba,2012). Sectio caesarea merupakan tindakan
melahirkan bayi melalui insisi (membuat sayatan) di depan uterus. Sectio
caesarea merupakan metode yang paling umum untuk melahirkan bayi, tetapi
masih merupakan prosedur
operasi besar, dilakukan pada ibu dalam keadaan sadar kecuali dalam keadaan
darurat menurut Hartono (2014).
Persalinan melalui sectio caesarea didefinisikan
sebagai pelahiran janin melalui insisi di dinding abdomen (laparatomi) dan
dinding uterus (histerotomi) menurut Norman (2012). Sedangkan Koniak (2011)
menambahkan, pelahiran sesarea juga dikenal dengan istilah sectio caesarea
adalah pelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan
uterus, tindakan ini dipertimbangkan sebagai pembedahan abdomen mayor
B. ETIOLOGI
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pemberian cairan
Karena 6 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar
tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh
lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi
dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila
kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
b. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 8
jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi
Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelah sadar
Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5
menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.
Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi
setengah duduk (semifowler)
Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
sendiri, dan pada hari ke-3 pasca operasi.pasien bisa dipulangkan
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
e. Pemberian obat-obatan
1. Antibiotik
Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda
setiap institusi
2. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
a) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
b) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol
c) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila
perlu
3. Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C
f. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti
g. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu,
tekanan darah, nadi,dan pernafasan.
H. PENGKAJIAN (POLA FUNGSI KESEHATAN)
a. Identitas
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, alamat
rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan dan pekerjaan pasien dan suaminya.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien
dengan post operasi sectio caesarea hari 1-3 adalah adanya rasa nyeri.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja
yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan ini.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat
sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan
persalinan dan nipas yang lalu Hamil dan persalinan berapa kali,
anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak, penolong siapa, nifas
normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh klien apakah
menggunakan KB hormonal atau yang lainya.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang
dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.
Kriteria hasil :
Mampu mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri, dan mengidentifikasi/menggunakan
sumber-sumber yang tersedia.
Intervensi :
a. Pastikan berat / durasi ketidaknyamanan.
Rasional : nyeri dapat mempengaruhi respons emosi dan
perilaku, sehingga klien mungkin tidak mampu berfokus pada
perawatan diri sampai kebutuhan fisik.
b. Tentukan tipe-tipe anastesi.
Rasional : Klien yang telah menjalani anestesia spinal dapat
diarahkan untuk berbaring datar.
c. Ubah posisi klien setiap 1-2 jam.
Rasional : membantu mencegah komplikasi bedah seperti flebitis.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan (perawatan mulut, mandi,
gosokan punggung dan perawatan perineal).
Rasional : memperbaiki harga diri, meningkatkan perasaan
kesejahteraan bantuan profesional
e. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan, yang dapat
mempengaruhi kemampuan untuk melaksanakan perawatan diri.
6) Resti infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, kerusakan kulit,
pemajanan pada patogen.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...... x 24 jam, klien
tidak mengalami infeksi.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor dan
fungsio laesa), tanda-tanda vital normal terutama suhu (36-37 C),
dan pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa
komplikasi.
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital.
Rasional : suhu yang meningkat, dapat menunjukkan terjadinya
infeksi (color).
b. Kaji luka pada abdomen dan balutan.
Rasional : mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya
pus.
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, rawat luka
dengan teknik aseptik.
Rasional : mencegah kontaminasi silang/penyebaran organisme
infeksius.
d. Dapatkan kultur darah, vagina, dan plasenta sesuai indikasi.
Rasional : mengidentifikasi organisme yang menginfeksi dan
tingkat keterlibatan.
e. Catat hemoglobin dan hematokrit. Catat perkiraan kehilangan darah
selama prosedur pembedahan.
Rasional : risiko infeksi pasca melahirkan dan penyembuhan
buruk meningkat bila kadar hemoglobin rendah dan kehilangan darah
berlebihan.
f. Berikan antibiotik pada praoperasi
Rasional : mencegah terjadinya proses infeksi
Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth. 2018.
Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition. Missouri: Mosby
Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka :
Jakarta. 2012.