OLEH:
(NIM: 191302061)
KELAS: E19
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Dalam penyusuna studi kasus ini ini penulis mendapat banyak bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak dan dari daftar pustaka sehingga studi
kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Ruang Lingkup
D. Metodologi dan Teknik Penulisan
E. Sistematika Penulisan
A. PengertianPostnatal Care
BAB IV PEMBAHASAN
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang terpenting dalam nifas adalah masa involusi dan laktasi. Asuhan
pada masa nifas diperlukan karena masa ini merupakan masa kritis baik
ibu, karena sudah dirasa baik dan selanjutnya semua berjalan lancer.
60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50%
kematian dimana pada masa nifas ini terjadi dalam 24 jam pertama
ASI.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan studi kasus ini adalah agar penulis dapat
manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Bendungan ASI.
Bendungan ASI.
C. Ruang Lingkup
1. Tempat
2. Waktu
10 Juli 2020.
3. Sasaran
4. Materi
Hellen Varney.
2. Studi Pustaka
3. Observasi
4. Dokumentasi
E. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun secar sistematis yang terdiri dari V bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Ruang Lingkup
E. Sistematika penulisan
A. PengertianPostnatal Care
7. Penatalaksanaan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Posnatal adalah suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau lebih
continue dari bidan kepada ibu dan bayi sedang di perlukan bertujuan
postnatal.
5. Breastfeeding
NATAL (NIFAS)
dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah,
perdarahan berlanjut.
ada bau.
abnormal.
tanda penyakit
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari
badan (Sarwono, 2005).
perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari
oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat
berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi
sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik
mengkilap.
a. Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat
menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit
c. Bila nyeri ibu tidak mau menyusui keadaan ini akan berlanjut, asi
Bayi menjadi sulit menyusu. Pada saat ini payudara akan lebih
terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan
puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat
kebutuhan bayi
2) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari – jari tangan
payudara kanan.
3) Telapak tangan menopang payudara pada cara ke -2 kemudian
a. Faktor hormon
b. Hisapan bayi
c. Pengosongan payudara
d. Cara menyusui
e. Faktor gizi
a. Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara
penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak
kemerahan.
b. ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang
c. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk
mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat
susu
jam.
nyeri
dingin
1. Manajemen Kebidanan
segera
kebidanan.
bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Bendungan ASI
1. Langkah I : Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas pasien
a) Nama
b) Umur
Menurut Manuaba (1998), untuk mengetahui apakah ibu
c) Pendidikan
1998).
d) Pekerjaan
e) Alamat
2) Keluhan pasien
3) Riwayat kesehatan
hiperemesis gravidarum.
c) Riwayat kesehatan keluarga
gravidarum.
d) Riwayat obstetri
(Mochtar, 1998).
v Pola nutrisi
v Minum
v Pola aktivitas
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
b) Tanda-tanda vital
2002).
1998).
2) Pemeriksaan fisik
lain :
3) Pemeriksaan obstetri
antara lain :
Palpasi
Perut
hiperemesis gravidarum.
2. Langkah II : Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
b. Masalah
adalah :
antisipasi segera
5. Langkah V : Perencanaan
6. Langkah VI : Pelaksanaan
G. Landasan Hukum
dan rujukan.
2. KepMenKes RI No.369/MENKES/SK/III/2007 tentang standar Profesi
komplikasi tertentu.
BAB II
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU NIFAS
DENGAN BENDUNGAN ASI TERHADAP NY. “A”
DI PUSKESMAS POLI-POLIA
KAB.KOLAKA TIMUR
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. A
Umur : 31 tahun 37 tahun
Suku : Jawa Jawa
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMU SMP
Pekerjaan : IRT karyawan
Alamat : Desa .Andowengga Kab. Kolaka Timur
1. Keluhan utama
a. Riwayat menstruasi
c. Riwayat perkawinan
d. Riwayat KB
f. Riwayat imunisasi
dalam kehamilannya.
g. Bayi
Jenis kelamin laki - laki, berat badan 3500 gram, panjang badan
DATA OBJEKTIF
B. Pemeriksaan umum
4. TB : 140 cm
6. LILA : 25 cm
R : 18x/mnt T : 36,0 °C
C. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
1. Kepala
Warna : Hitam
c. Hidung : Bersih
d. Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran
Lidah : Bersih
3. Dada
a. Payudara
4) Simetris : Ya
pusat.
keadaan bersih.
patella baik.
merah.
bendungan ASI
B. Dasar :
2. Ibu mengatakan melahirkan anaknya 2 hari yang lalu pada tanggal
2 maret 2013.
Mastitis
IV. TINDAKAN SEGERA
V. PERENCANAAN
telah dilakukan
VI. PELAKSANAAN
2. Menjelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami yaitu ASI yang
tidak keluar
3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan sekarang ini adalah
susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya,
karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi
dari payudara.
payudara kanan.
Hindari menyusui pada saat keadaan haus dan lapar oleh karena
menyusui
keadaan bersih
areola
Ø Berikan ASI pada bayi secara teratur dengan selang waktu 2-3
udara dari lambung bayi supaya bayi tidak kembung dan muntah
yaitu :
Ø Letakan ibu jari diatas puting dan areola dan jari telunjuk pada
bagian bawah puting dan areola bersamaan dengan ibu jari dan
Ø Tekan ibu jari dan telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu
pada saat bayi tidur. Selain itu ibu juga jangan terlalu bekerja berat.
VII. EVALUASI
yangtelah dilakukan
7. Ibu mengerti dan dapat mmpratkan teknik dan posisi menyusui yang baik
8. Ibu mengerti dan dapat memeras ASI untuk mengosongkan payudara
1. Pengkajian data
diperoleh berupa data subyektif dan obyektif. Data subyektif yaitu ibu
mengeluh tersa bengkak dan merasa nyeri pada payudara.. Data objektif
yaitu wajah ibu terlihat cemas, dan hasil pemeriksaan dalam diperoleh
hasil bahwa ibu mengalami bendungan ASI. Apabila data yang diperoleh
ini tidak terlalu mengalami hambatan atau kesulitan karena adanya sifat
mengumpulkan data.
2. Interpretasi Data
pemeriksaan fisik pada ibu, maka pada langkah ini dilakukan identifikasi
pada ibu nifas adalah dengan data dasar yakni ibu mengatakan merasa
bengkak dan nyeri pada payudara. Pada langkah ini, tidak terdapat
kesenjangan antara diagnosa yang dibuat dengan teori yang sudah ada.
3. Diagnosa Potensial
potensialnya mastitis karena ibu mengeluh terasa bengkak dan nyeri pada
payudara.
Kerjasama antar ibu dan bidan melalui pendekatan dan perhatian serta
simpati semuanya berjalan dengan lancar melalui penerapan konseling
yang diberikan.
5. Perencanaan
konseling mengenai keadaan yang dialami oleh diri ibu sesuai dengan
telah dilakukan
3. Beritahu ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan sekarang ini
6. Pelaksanaan
dilakukan oleh penulis dan bidan jaga. Untuk mengatasi rasa cemas yaitu
2. Menjelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami yaitu ASI yang
tidak keluar
3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan sekarang ini adalah
susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya,
karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi
pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi
kanan.
menyusui pada saat keadaan haus dan lapar oleh karena itu
menyusui
bersih
Ø Payudara dipegang dengan ibu jari di atas, jari yang lain menopang
udara dari lambung bayi supaya bayi tidak kembung dan muntah
yaitu :
Ø Letakan ibu jari diatas puting dan areola dan jari telunjuk pada
bagian bawah puting dan areola bersamaan dengan ibu jari dan jari
Ø Tekan ibu jari dan telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu kuat
10. Menganjurkan ibu banyak beristirahat, ibu dapat beristirahat dan tidur
pada saat bayi tidur. Selain itu ibu juga jangan terlalu bekerja berat.
7. Evaluasi
mengevaluasi apakah pasien sudah merasa jelas dengan apa yang sudah
kepatuhan klien terhadap advis yang telah diberikan oleh bidan dan
ketujuh yaitu mengevaluasi tahap asuhan yang telah diberikan, apa benar-
BAB V
suhu ibu 36,0 C. Interpretasi data dasar yaitu seorang Ibu Ny “A” P1A0
2. Beritahu ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan sekarang ini
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
bendungan ASI.
2. Bagi bidan
Pustaka
University
http://kningsih.blogspot.com/2011/09/askeb-bendungan-asi-pada-masa-
nifas-ibu.html
http://wiyantisetianingsih.blogspot.com/2013/04/makalah-dan askeb-
bendungan-asi.html