Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan, perilaku, atau
karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
apa yang baik dan buruk secara moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang
kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
1. Baik dan buruk
2. Kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).
Etik mempunyai arti dalam penggunaan umum. Pertama, etik mengacu pada metode
penyelidikan yang membantu orang memahami moralitas perilaku manusia; yaitu, etik adalah
studi moralitas. Ketika digunakan dalam acara ini, etik adalah suatu aktifitas; etik adalah cara
memandang atau menyelidiki isu tertentu mengenai perilaku manusia. Kedua, etik mengacu pada
praktek, keyakinan, dan standar perilaku kelompok tertentu (misalnya : etik dokter, etik
perawat).
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak
manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang berarti adat dan kebiasaan. Pengertian moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku” dan nilai-
nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat di mana ia tinggal.
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.

2. Tujuan Etika Keperawatan


Menurut American Ethics Commission Bureau On Teaching mengemukakan tujuan etika profesi
keperawatan adalah :
a. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan
b. Membentuk strategis/cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktek
keperawatan
c. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.

3. Aliran Tentang Etika


Ada 3 aliran tentang etika :
a. Aliran deskriptif yaitu aliran yang memberi gambaran dan penjelasan bagaimana manusia
harus berperilaku dalam lingkungannya atau dalam masyarakat untuk memperoleh suatu tujuan
b. Aliran etika normatif yaitu aliran ini member jawaban atas pertanyaan tentang hal yang baik
dan yang benar, jadi merupakan suatu ukuran untuk menilai suatu perilaku yang baik dan benar
c. Aliran etika pluralisme yaitu aliran yang menjadi pedoman perilaku dalam mengumpulkan
banyak informasi untuk mengukur kompleksitas situasi tertentu dan mempertimbangkan
tindakan etika (etika diambil manusia untuk melakukan tindakan yang bersifat etis.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk
(jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya,
agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan
keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada
prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara
hati. Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan pola pikir
manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap mutu
pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan komitmen yang kuat
dangan basis etik dan moral yang baik.
Dalam promosi kesehatan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang
dilematik, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etika. Dilema muncul
karena terbentuk pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang
diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.

B.     RUMUSAN MASALAH


1.      Apa pengertian etika dalam promosi kesehatan ?
2.      Apa pengertian isu moral dan dilema moral ?
3.      Bagaimana pengambilan keputusan dalam promosi kesehatan ?
4.      Bagaimana juga pengambilan keputusan yang etis ?
5.      Menjelaskan teori-teori pengambilan keputusan?
6.      Bagaimana dimensi etika dalam promosi kesehatan ?
7.      Bagaimana pelayanan bidan dalam promosi kesehatan ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian etika dalam promosi kesehatan.
2.      Untuk mengetahui pengertian isu moral dan dilema moral.
3.      Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam promosi kesehatan.
4.      Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang etis.
5.      Untuk mengetahui teori-teori pengambilan keputusan.
6.      Untuk mengetahui dimensi etika dalam promosi kesehatan.
7.      Untuk mengetahui pelayanan bidan dalam promosi kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN 
Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk
(jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk serta mempengeruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya,
agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan
keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Beberapa permasalahan pembahasan etika dalam promosi kesehatan yang berkaitan
dengan kebidanan adalah sebagai berikut:
a.       Persetujuan dalam proses melahirkan.
b.      Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
c.       Kegagalan dalam proses persalinan.
d.      Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
e.       Kensep normal pelayanan kebidanan.
f.       Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi, contohnya sebagai
berikut:
a)      Perawatan intensif pada bayi.
b)      Skrining bayi.
c)      Transplantasi organ.
d)     Tehnik reproduksi dan kebidanan.
Etika berhubungan erat dengan profesi,yaitu:
a.       Pengambilan keputusan dan penggunaan etika.
b.      Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c.       Etika dalam penelitian kebidanan.
d.      Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
Beberapa contoh mengenai isu etika dalam promosi kesehatan kebidanan, adalah
berhubungan dangan :
1.      Agama/kepercayaan.
2.      Hubungan dengan pasien.
3.      Hubungan dokter dengan bidan.
4.      Kebenaran.
5.      Pengambilan keputusan.
6.      Pengambilan data.
7.      Kematian.
8.      Kerahasiaan.
9.      Aborsi.
10.  AIDS
11.  In-Vitro Fertilization

Perlu juga disadari bahwa dalam promosi kesehatan kebidanan seringkali muncul masalah isu
dimasyarakat yang berkaitan dengan etika dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan
sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang berkembang dimasyarakat atau suatu
lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku
hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan promosi kesehatan kebidanan dengan
menampilkan perilaku yang etis profesional.

Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan setiap
orang mempunyai pendapat. Pendapat yang timbul akan bervariasi, bisa muncul dikarenakan
adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.

B. ISU MORAL DAN DILEMA MORAL

Isu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan
orang sehari-hari menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminisi kehamilan.
Isu moral juga berhubungan dengan kejadian yang luas biasa dalam kehidupan sehari-hari ,
seperti menyangkut konflik, malpraktik, perang dsb.

Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah harus mengigat akan tanggung jawab profesional, yaitu :
1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahtraan pasien atau
klien.
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omission) ,
disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.

Contoh : Studi kasus mengenai dilema moral

"Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan
anamnese dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata selama kala II kemajuan kala II
berlangsung lambat, perineum masi tebal dan kaku.Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh
bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus
dan denyut jantung janin menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan
untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan berharap
bayinya selamat.Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia perna melakukan hal
ini tanpa persetujuan pasien, dilakukan karna untuk melindungi bayinya.
Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan dihadapkan
pada suatu tuntutan dari pasien. Sehingga inilah yang merupakan contoh gambaran dilema moral.
Bila bidan melakukan tindakan tanpa pesetujuan pasien, bagaimana tinjau dari segi etika dan
moral. Bila tidak dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?”

Konflik moral menurut johnson adalah bahwa konflik atau dilema pada dasarnya sama,
kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan
dilema, ada dua tipe konflik, yang pertama konflik yang berhubungan dengan prinsip, dan yang
kedua adalah konflik berhubungan dengan otonomi. Dua tipe konflik ini adalah merupakan dua
bagian yang tidak terpisahkan. Bagaimana kita bisa mengatasi dilema? Yaitu menggunakan
teori-teori etika dan teori pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan.

Contoh studi kasus mengenai konflik moral:

“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri dirumah.Ada seorang pasien inpartu datang
ke tempat praktinya. Status obstetri pasien adalah G1 P0 AB0. Hasil pemeriksaan penapisan
awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran berat janin 3900 gram, dengan
kesejahtraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada
pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan
keluarganya menolak dirujuk dan bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena
pertimbangan biaya dan kesulitan lainya. Melihat kasus ini maka maka bidan diharapkan pada
konflik moral yang bertentangan dangan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam
pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002
tentang registrasi dan praktik bidan, bidan tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan
pada primigravida dengan presentasi bokong disisi lain ada prinsip nilai moral dan mananusiaan
yang dihadapi pasien, yiatu ketidak mampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain,
maka bagai mana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang
dihadapidalam pelayanan kebidanan”.

C.PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROMOSI KESEHATAN


KEBIDANAN

Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif tertentu dari
dua atau lebih alternatif yang ada . Terdapat lima hal pokok dalam pengambilan keputusan,
yaitu:

1. Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh.


2. Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
3. Fakta, keputusan lebih rill, vilid dan baik.
4. Wewenang, lebih bersifat rutinitas.
5. Rasional, Keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:

1. Posisi atau kedudukan.


2. Masalah: terstrur, tidak terstruktur, rutin,insidental.
3. Situasi: faktor konstan, faktor tidak konstan.
4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau objektif.

Kerangka pengambilan keputusan dalam promosi kesehatan kebidanan memparhatikan


hal-hal sebgai berikut:

1. Bidan harus mempunyai responsbility dan accountability.


2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat.
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
4. Bidan berusaha menyongkong pemahaman ibu tentang kesejahtraan dan menyatakan
pilihanya situasi yang aman.
5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah:knowledge, ajaran
instrinsik, kemampuan berpikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

1). Ciri keputusan yang etis, meliputi:

 Menpunyai pertimbangan benar salah.


 Sering menyangkut pilihan yang sukar.
 Tidak mungkin dielakkan.
 Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.

2). Situasi

a.       Mengapa kita perlu mengerti situasi:


         Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
         Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
         Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
b.      Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
         Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
         Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor-
faktor subjektif lain.
c.       Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi:
         Melakukan penyelidikan yang memadai.
         Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan parah ahli.
         Memperluas pandangan tentang situasi.
         Kepekaan terhadap pekerjaan.
         Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

E. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Teori utilitarisme

Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan.


Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit.
Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan
ketidaksenangan. Prinsip umum dalam utilitarsme adalah didasari bahwa tindakan moral
menghasilkan kebahagiaan yang benar bila menghasilkan jumlah atau angka yang benar. Ada
dua bentuk teori utilitarisme, yaitu:
1.    Utilitarisme berdasarkan tindakan,

2.    Utilitarisme berdasar aturan. 

Prinsip untilitarisme berdasar tindakan adalah setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan
yang akan menghasilkan hasil atau tingkatan yang lebih besar. Utilitarisme berdasar aturan
adalah modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik akan
menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan
dan aturan moral,Tindakan dikatakan baik . menurut filsuf johan stuart mill(1864), bahwa
kesenangan dan kebahagiaan dinilai secara kualitatif. Menurutnya “everebody to count for
one,nobodiy to count for more than one”, suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi
ketidak bahagiaan. Tidak ada seorang pung yang tidak berguna bagi yang lain. Kebahagiaan
terbesar adalah milik semua orang. Menurut richard B. Brandt bahwa perbuatan dinilai baik
secara moral, jika sesuai dengan aturan moral yang berlaku dan berguna pada suatu masyarakat.

2. Teori deontology

Menurut immanuel kant (1724-1804),sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya


adalah kehendak yang baik, jika digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika
digunakan dengan kehendak yang jahat, akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika
bertindak karena kewajiban.karena seseorang bertindak karena motif tertetu atau keinginan
tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban, disebut legalitas.
Menurut W.D Ross(1877-1971), setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban, semua
kewajiban berlaku langsung pada diri kita.kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan
kewajiban untuk , termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi,terima kasih, keadilan, berbuat baik
dsb. Contoh yang lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan dsb.
Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan komplik atau
dilema. 

3.Teori hedonisme

Menurut Aristippos (433-355 SM), sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan
dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang
penting adalah menggunakan kesenangan dengan, dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut
epikuros (341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi,
tetapi kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan dari kehidupan
manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan
kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan
ketidaksenangan.

4.Teori eudemonisme
Menurut falsuf Yunani Aristoteles (383-322 SM) dalam buku Ethika Nikomakheia, bahwa
dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang biak bagi
kita. Seringkali kita mencari suatu tujuan untuk terakhir hidup manusia adalah kebahagian
(eudaimonia).Seseorang mampu mencapai tujuannyan jika mampu menjalankan fungsinya denga
baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Munusia mencapai kebahagian dengan
menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan intelektual dan keutamaan
moral.

F. DIMENSI ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN BIDAN 

Peran bidan secara menyeluruh dalam promosi kesehatan meliputi beberapa aspek:
Praktisi, penasehat, konselor, teman, pendidikan, dan peneliti atau pada garis besarnya adalah
pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam pelayanan kebidanan.Menurut United
Kingdom Central Council (UKCC) 1999, tanggung jawab bidan meliputi:

1.         Mempertahankan dan meningkatkan keamanan ibu dan bayi

2.         Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi dan nasehat yang tidak bias yang
didasarkan pada evidence based.

3.         Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat bekerjasama dalam profesi dan Memberikan
pelayanan dengan memiliki taanggung jawab yang sama, termasuk dengan teman sejawatnya
atau kolega, sehingga bagaimana agar fit for practice and fit for purpose (menguntungkan untuk
praktik dan menguntungkan untuk tujuan).

4.         Dimensi kode etik, meliputi:

         Antara anggota profesi dan klien


         Antara anggota profesi dan sistem kesehatan.
         Anggota profesi dan profesi kesehatan.
         sesama anggota profesi.
Prinsip kode etik, terdiri dari:
1.              Menghargai otonomi.

2.              Melakukan tindakan yang benar.

3.              Mencegah tindakan yang dapat merugikan.

4.              Memperlakukan manusia denga adil

5.              Menjelaskan dengan benar.

6.              Menepati janji yang telah disepakati.

7.              Menjaga kerahasiaan.

G. PELAYANAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Peran bidan
1.       menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan frofesi sendiri,
2.       sangat berperan dalam pemberian pelayanan profesional.

Bidan dikatakan profesional, memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

• Mandiri.
• Peningkatan kompetensi.
• Praktik berdasarkan evidence based.
• Penggunaan berbagi sumber informasi.

Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta butuh perlindungan
sebagai pengguna jasa profesi. Ada beberapa halyang menjadi sumber ketidakpuasan pasien atau
masyarakat, yaitu:
       Pelayanan yang tidak aman .

       Sikap petugas yang kurang baik.

       Komunikasi yang kurang.

       Kesalahan prosedur.


       Sarana kurang baik.

       Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan kesehatan.

Proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan prangkat hukum yang sudah ada
melalui serangkain kegiatan sertifikasi (pengaturan konfetensi), registrasi (pengaturan
kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).

Tujuan adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang


telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah melipiti:

• Mempertahankan kualitas pelayanan.


• Memberikan kewanangan.
• Menjamin perlindungan hukum.
• Meningkatkan profesionalisme.

Praktik bidan adalah serangkain kegiatan pelayanan kesehatan yang yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu,keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk
(Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya,
agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan
keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.

B. Saran
       Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etika maupun moral dalam lingkungan
kebidanannya.

       Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan etika.

       Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidananseringkali muncul masalah atau
isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan
sebagai praktisi kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih heni puji, Etika profesi kebidanan, Penerbit fitramaya

Anda mungkin juga menyukai