Anda di halaman 1dari 5

Seri Utalaba Heni

XI IPA 4

1. Apakah penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di akhir periode abad pertengahan?

Abad Pertengahan ditandai oleh berbagai penyimpangan & musibah serta malapetaka yang meliputi
bencana kelaparan, wabah penyakit, dan perang, yang secara signifikan menyusutkan jumlah penduduk
Eropa; antara 1347 sampai 1350, wabah Maut Hitam menewaskan sekitar sepertiga dari penduduk
Eropa. Kontroversi, bidah, dan Skisma Barat yang menimpa Gereja Katolik, terjadi bersamaan dengan
konflik antarnegara, pertikaian dalam masyarakat, dan pemberontakan-pemberontakan rakyat jelata
yang melanda kerajaan-kerajaan di Eropa. Perkembangan budaya dan teknologi mentransformasi
masyarakat Eropa, mengakhiri kurun waktu Akhir Abad Pertengahan, dan mengawali kurun waktu Awal
Zaman Modern.

2. Sebutkan gerakan organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia!

 Berikut adalah daftar Organisasi Masyarakat (ormas) Islam di Indonesia.


 Al Irsyad Al Islamiyyah
 Al Ittihadiyah
 Al Washliyah
 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
 Dewan Masjid Indonesia (DMI)
 Forum Umat Islam (FUI)
 Front Pembela Islam (FPI)
 Forum Dakwah Islam Indonesia (FDII)
 Gerakan Pemuda Ansor
 Himpunan ahlus Sunnah Untuk Masyarakat Islami (Hasmi)
 Hidayatullah
 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
 Ikatan Da'i Indonesia (Ikadi)
 Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI)
 Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
 Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)
 Majelis Az Zikra
 Majelis Dakwah Islamiyah
 Majelis Ulama Indonesia (MUI)
 Majelis Tafsir Al-Quran (MTA)
 Mathla'ul Anwar
 Muhammadiyah
 Nahdlatul Ulama (NU)
 Nahdlatul Wathan (NW)
 Pemuda Muslimin Indonesia (Pemuda Muslim)
 Persatuan Islam (Persis)
 Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
 Persatuan Umat Islam (PUI)
 Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti)
 Syarikat Islam (SI)
 Wahdah Islamiyah
 BP4
 Syarikat Islam Indonesia (SII)

3. Gagasan apa yang diberikan oleh Muhammad Ali Pasya?

Muhammad Ali Pasya (1765-1848 M) adalah seorang perwira Turki yang mendirikan Dinasti Mesir,
lahir pada Januari 1765 di Kavala Albania Yunani dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Muhammad
Ali merupakan salah satu tokoh gerakan pembaharuan dalam Islam dari Mesir yang terkenal dengan
usahanya menerjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab. Dan gagasan Muhammad Ali Pasya
yang sangat inovatif pada zamannya antar lain bahwa, untuk mendirikan sekolah-sekolah modern dan
memasukkan ilmu-ilmu modern dan sains ke dalam kurikulum.

Sekolah-sekolah inilah yang kemudian yang dikenal sebagai sekolah modern di Mesir pada khususnya
dan dunia Islam pada umumnya. Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional, yaitu
kuttab, masjid, madrasah, dan jami’ al-Azhar. Sementara itu ia melihat jika ia memasukkan kurikulum
modern ke dalam lembaga pendidikan tradisional tersebut, sangat sulit.

Oleh karena itulah, ia mengambil jalan alternatif dengan cara mendirikan sekolah modern di samping
madrasah-madrasah tradisional yang telah ada pada masa itu masih tetap berjalan. Ide dan gagasan
Muhammad Ali Pasya yang sangat inovatif pada zamannya antar lain bahwa, untuk mendirikan sekolah-
sekolah modern dan memasukkan ilmu-ilmu modern dan sains ke dalam kurikulum.

Sekolah-sekolah inilah yang kemudian yang dikenal sebagai sekolah modern di Mesir pada khususnya
dan dunia Islam pada umumnya.
Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional, yaitu kuttab, masjid, madrasah, dan
jami’ al-Azhar. Sementara itu ia melihat jika ia memasukkan kurikulum modern ke dalam lembaga
pendidikan tradisional tersebut, sangat sulit.

Oleh karena itulah, ia mengambil jalan alternatif dengan cara mendirikan sekolah modern di samping
madrasah-madrasah tradisional yang telah ada pada masa itu masih tetap berjalan

4. Apakah perbedaan otokrasi dan demokrasi?

Ciri-ciri sistem politik demokrasi sebagai berikut:

1) Persamaan kesempatan politik bagi individu dijamin dengan hukum. Ini berarti setiap individu
memiliki kebebasan untuk mengejar tujuan hidupnya. Oleh karena itu setiap individu harus
menggunakan kesempatan politik itu dengan menggabungkan diri kedalam organisasi sukarela untuk
bersama-sama mempengaruhi pemerintah agar membuat kebijakan yang menguntungkan mereka.

2) Menekankan persamaan kesempatan ekonomi daripada pemerataan oleh pemerintah. Ini berarti
setiap individu bebas mencari dan mendayagunakan kekayaan sepanjang dalam batas-batas yang
disepakati bersama, seperti persaingan bebas yang wajar, undang-undang anti monopoli, dan peka pada
lingkungan hidup.

3) Faktor yang mempersatukan masyarakat adalah bersatu dalam perbedaan. Contohnya, Unity in
diversity untuk Amerika Serikat, Bhineka Tunggal Ika untuk Indonesia. Ini berarti masyarakat tetap
dijamin untuk tetap mempertahankan keterikatannya pada identitas seperti suku, daerah, ras, agama,
dan adat-istiadat. Bersamaan itu, masyarakat semua penduduk mempunyai keterikatan pada suatu
dasar dan tujuan yang sama. Dasar yang sama itu berupa keterikatan pada lembaga demokrasi, saling
percaya, kesediaan hidup berdampingan secara rukun dan damai, dan kesediaan berkompromi dan
bekerja sama.

4) Adanya distribusi kekuasaan yang relatif merata diantara kelompok sosial dan lembaga pemerintahan
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Hal ini akan menimbulkan persaingan dan saling kontrol antara
kelompok sosial yang satu dengan yang lain, antara lembaga pemerintah, dan antara kelompok sosial
dengan pemerintah. Tetapi dalam persaingan itu ada kesadaran bahwa kekuasaan itu hanya sebagai
sarana untuk mewujudkan kesejahteraan umum, sehingga ada kesediaan untuk berkompromi dan
bekerjasama.

5) Prinsip kewenangan dan legitimasi bersifat prosedural (rule of law) yang diatur dalam konstitusi. Ini
berarti penguasa mendapat kewenangan berdasarkan konstitusi dan masyarakat menaatinya karena
penguasa dipilih atau diangkat berdasarkan prosedur yang ditetapkan dalam konstitusi atau peraturan
perundang-undangan.

6) Pemerintah dan swasta ikut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan ekonomi dan pemilikan barang
dan jasa.

Sedangkan, ciri-ciri Sistem Politik Otokrasi sebagai berikut:


1) Menekankan stratifikasi ekonomi daripada persamaan.

2) Menekankan pada perilaku yang menuruti kelompok kecil penguasa daripada kebebasan individu.

3) Menekankan kebutuhan moril dan nilai-nilai moral daripada kebutuhan materiil.

4) Menekankan pada kolektivisme yang berdasarkan kekerabatan daripada individualisme,

5) Faktor primordial (seperti suku bangsa, ras, dan agama) sebagai pemersatu masyarakat, yang acapkali
terjelma dalam pribadi pemimpin yang dominan (otokrat) seperti sultan, raja, atau kaisar menjadi
identitas bersama.

6) Otokrat memerintah berdasarkan tradisi dan paksaan,

7) Distribusi kekuasaan terbatas pada sekelompok kecil orang yang berada di sekitar otokrat, seperti
kaum bangsawan, tentara, tuan tanah, dan pemuka agama/alim ulama. Merekalah yang terlibat dalam
proses pembuatan kebijakan, karena kelompok sosial modern seperti kelompok kepentingan, partai
politik, dan media massa belum berkembang,

8) Partisipasi politik dari masyarakat (petani) belum berkembang, karena mereka miskin, buat huruf,
terkungkung dengan tradisi,dan dikuasai oleh tuan tanah,

9) Legitimasi kewenangan otokrat bersumber dan berdasarkan tradisi (keturunan dari pemimpin
terdahulu yang dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang harus memerintah karena asal-usul dan
kualitas pribadinya).

10) Ada jurang politik (kekuasaan) yang lebar antara penguasa dan penduduk pedesaan. Juga jurang
ekonomi yang lebar antara otokrat dan kelompok kecil (elit) penguasa yang mengitarinya, yang sekaligus
pemegang kekayaan, dan massa petani yang tak memiliki apa-apa selain tenaga mereka.

5. Apakah yang dimaksud Pan-Islamisme?

Masuknya pengaruh Barat ke dunia Islam pada abad 19, membuat keadaan umat Islam yang
sebelumnya sudah terpuruk akibat adanya ajaran tarekat yang menyimpang, menjadi semakin terpuruk
lagi. Melihat hal yang demikian, para pembaharu Islam mencoba menggagas pemikiran-pemikiran yang
sekiranya mampu membangkitkan umat Islam dari keterpurukan ini. Banyak ide bermunculan misalnya
seperti pemurnian agama, modernisasi di beberapa bidang, memajukan pendidikan, hingga mengubah
struktur dalam pemerintahan Islam. Namun di antara beberapa ide pembaharuan tersebut terdapat ide
lain yang lebih menarik, yakni Pan-Islamisme.

Paham Pan-Islamisme berkembang sebagai respon atas hegemoni pengaruh Barat di dunia Islam. Paham
yang menginginkan bersatunya seluruh umat Islam di bawah satu kepemimpinan khalifah. Meskipun
banyak yang mendukung adanya paham ini, tetapi dalam perjalanannya, paham ini tidak terlalu
memberi pengaruh yang signifikan bagi dunia Islam. Pan-Islamisme ini semakin menarik untuk dibahas
karena upaya realisasinya yang ternyata tidak mudah karena mendapat pertentangan dari beberapa
pihak.

Pengertian Pan-Islamisme

Pan-Islamisme (al-Jami’ah al-Islamiyyah) adalah adalah paham politik keagamaan yang dikembangkan
oleh para pemimpin muslim pada perempat terakhir abad ke-19. Secara luas, Pan-Islamisme dapat
diartikan sebagai rasa solidaritas di antara seluruh umat Islam (ukhuwah islamiyyah) yang telah
ditanamkan sejak masa Nabi Muhammad saw. Ini merupakan masalah penting dan selalu diupayakan
terwujud dari masa ke masa.

Ada dua hal yang mampu memperkokoh solidaritas umat Islam, yakni ibadah haji dan khilafah. Ibadah
haji merupakan salah satu kewajiban umat Islam bagi yang mampu dan sebagai muktamar akbar Pan-
Islamisme. Mereka yang datang dari seluruh pelosok dunia membicarakan tentang keadaan negerinya
masing-masing untuk dipecahkan secara bersama-sama.

Sementara khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah dulu pernah mengembangkan wilayah Islam ke
bekas kekuasaan Romawi Timur, Persia, dan India, lalu berlanjut hingga ke Eropa melalui Spanyol, dan
sebelum bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan menghancurkan pusat pemerintahan Islam di
Baghdad tahun 1258. Peranan khilafah kemudian berpindah ke tangan Kerajaan Turki Usmani, meskipun
tidak diakui seluruh umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai