Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah / norma yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus ditaati olehmasyarakat yang bersangkutan.
Hukum dilihat dari isinya terdiri dari norma dan kaidah tentang apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, yang dilarang atau yang diperbolehkan.
Hubungan hukum perundang-undangan dan hukum yang berlaku dengan tenaga
kesehatan adalah “ Klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai hubungan timbal
balik dengan tenaga kesehatan yang dalam hal ini adalah pemberi jasa. Hubungan timbal
balik ini mempunyai dasar hukum yang merupakan peraturan pemerintah. Klien sebagai
penerima jasa kesehatan dan tenaga kesehatan sebagai pemberi jasa sama-sama
mempunyai hak dan kewajiban.1Bidan sebagai suatu tenaga profesional diatur oleh
kebijakan dalam suatu Negara. Di Indonesia, ada beberapa Kebijakan baik itu Undang-
Undang hingga SK pemerintah setempat yang mengatur praktik kebidanan. Bidan sebagai
tenaga perawat mempunyai tanggung jawab utama yaitu melindungi masyarakat / publik,
profesi keperawatan dan praktisi perawat. Praktek Bidan ditentukan dalam standar
organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang –
undangan yang ada, dimanapun bidan itu bekerja.Kebidanan hubungannya sangat banyak
keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah
kesehatan actual dan potensial. Kebidanan memandang manusia secara utuh dan unik
sehingga praktek kebidanan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan
yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien.
Keunikan hubungan bidan dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan
kontuinitasnya.Penerimaan dan pengakuan organisasi profesi bidan sebagai pelayanan
profesional diberikan oleh bidan profesional sejak tahun 1983, maka upaya
perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain kebidanan di Indonesia
menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya
membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang
terkait dan berkepentingan. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja
berdasarkan pada pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar
praktik pelayanan, dan kode etik profesi yang dimiliki.
1
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana aspek hukum dan keterkaitannya dengan pelayanan atau praktik bidan dan
kode etik
2. Bagaimana hak-hak klien dan persetujuan
3. Tanggung jawab dan tanggung gugat bidan dalam praktik kebidanan
4. Standar praktik kebidanan

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui aspek hukum dan keterkaitannya dengan pelayanan atau praktik bidan
dan kode etik
2. Mengetahui hak-hak klien dan persetujuan
3. Mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat bidan dalam praktik kebidanan
4. Mengetahui standar praktik kebidanan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aspek Hukum dan Keterkaitannya dengan Pelayanannya atau Praktek


Bidan dan Kode Etik

2
Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar
profesi. Standar profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam KEPMENKES RI No.
369/MENKES/SK/III/2007 yang berisi mengenai latar belakang kebidanan. Berbagai
definisi dalam pelayanan kebidanan, falsafah kebidanan, paradigma kebidanan, ruang
lingkup kebidanan, standar praktek kebidanan, dan kode etik bidan di Indonesia.
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga
dan masyarakat.

Falsafah Kebidanan :
a. Sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang
bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa
semua manusia adalah makhluk bio psiko sosio kultural dan spiritual yang unik.
b. Mamnusia terdiri dari pria dan wanita yang kemudian kedua jenis individu itu
berpasangan menikah membentuk keluarga yang mempunyai anak.
c. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan
perbedaan budaya.
d. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak
dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
e. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat untuk itu maka setiap wanita
usia subur, ibu hamil, melahirkan, dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan
yang berkualitas.
f. Pengalamam melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang
membutuhkan persiapan.
g. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan, dan
pelayanan kesehatan.

B. Paradigma kebidanan
Kebidanan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang
pada paradigma berupa pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan , perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan
1. Wanita

3
Wanita/manusia adalah makhluk hidup biopsiko sosial kultural dan spiritual
yang utuh dan unik , mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam
interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya.
3. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan
tindakan.
4. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka
tercapainya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
5. Keturunan
Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat
dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum
perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran, dan nifas.
C. Lingkup Praktek Kebidanan
Lingkup praktek kebidanan yang digunakan meliputi asuhan mandiri atau otonomi
pada anak-anak perempuan, remaja putri, dan wanita desa sebelum, selama
kehamilan, dan selanjutnya. Hal ini berarti bidan memberikan pengawasan yang
diperlukan asuhan serta nasehat bagi wanita selama masa hamil, bersalin, dan nifas.
D. Standar Praktek Kebidanan
1. Standar I : Metode Asuhan
Metode asuhan meliputi : pengumpulan dataa, penentuan diagnosa, perencanaan
pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi.
2. Standar II : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan clien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.
3. Standar III : Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah
dikumpulkan.
4. Standar IV : Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
5. Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan
keadaan clien.
6. Standar VI : Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama atau partisipasi klien dalam
rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
7. Standar VII : Pengawasan

4
Monitor atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus-menerus
dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.
8. Standar VIII : Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan secara terus-menerus seiring dengan
tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang tidak
dirumuskan.
9. Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
kebidanan yang diberikan.
10. Kode etik bidan di Indonesia
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati
dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan
sebagai anggota tim kesehatan demi terciptanya cita-cita pembangunan nasional di
bidang kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan kesehatan keluarga.
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi
bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan profesional. Bidan senantiasa berupaya memberikan
pemeliharaan kesehatan yang komprehensif.
Pekerjaan yang dilakukan oleh bidan merupakan suatu profesi yang
didasarkan pada pendidikan formal tertentu baik untuk mencari nafkah maupun bukan
untuk mencari nafkah. Dalam praktek kebidanan juga terikat oleh suatu etika profesi.
Etika adalah peraturan tentang tingkah laku yang hanya berisi kewajiban saja
dan mengatur apa yang baik dan tidak baik, sedangkan kode etik dibuat oleh
organisasi profesi.
Hukum adalah perkumpulan peraturan hukum yang berisi hak dan kewajiban
yang timbal balik dan mengatur apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
Bidan berupaya semaksimal mungkin sebagai contoh perikatan atas dasar
perjanjian adalah ketika pasien datang ke tempat praktek kerja untuk memperoleh
pekayanan kebidanan, maka keterikatan yang terjasi atas dasar perjanjian.
Perjanjian adalah ikatan antara 1 orang dengan orang lain atau lebih yang
selalu menimbulkan hak dan kewajiban timbal balik.

5
Hukum kesehatan merupakan keseluruhan aturan hukum menurut Prof. H.J.J Leenen
adalah :
1. Langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan.
2. Merupakan penerapan hukum perdata, pidana dan hukum administrasi negara
dalam kaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
3. Bersumber dari hukum otonom yang berlaku untuk kalangan tertentu saja, hukum
kebiasaan, yurisprudensi, aturan-aturan internasional, ilmu pengetahuan dan
literatur yang ada kaitannya dengan pemeliharaan kesehatan.
Kode etik
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam mel;aksanakan tugas
profesinya dan dalam hidupnya di masyakarat.
Tujuan kode etik
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan atra profesi
2. Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar/masyarakat mencegah
orang luar memandang remeh suatu profesi
3. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota Kesejahteraan
materiil dan spiritual(mental)
4. Untuk meningkatkan ppengabdian pata anggota profesi
5. Untuk meningkatkan mutu profesi
E. Hak-hal Klien dan Persetujuannya untuk bertindak
1. Hak Pasien dan Persetujuannya
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki pasien sebagai pasien
untuk klien:
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dalam peraturan
yang berlaku dirumah sakit atau intitusi pelayanan kesehatan.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya
e. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan,
nifas dan bayinya yaitu baru dilahirkan.
f. Pasien berhak mendapat pendamping, suami atau keluarga selama proses
persalinan berlangsung
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
h. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan pendapat ethisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
i. Pasien berhak meminta konsultasi kepada pihak lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang
dirawat.
j. Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya

6
k. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
1. Prognos
2. Penyakit yang diderita
3. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
4. Alternatif terapi lainnya
5. Perkiraan biaya pengobatan
l. Pasien berhak menyetujui atau memberikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
m. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya
n. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
o. Pasien berhak beribadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya selama itu
tidak menggangu pasien lainnya
p. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
q. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual
r. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal
praktek
2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala intruksi dokter, bidan, perawat
yang merawatnya.
c. Pasien/penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit/institusi pelayanan kesehatan dokter, bidan, dan
perawat.
d. Pasien dan penanggungnya memenuhi hal-hal yang selalu disepakati atau
perjanjian yang telah dibuatnya.
F. Tanggung jawab dan tanggung gugat bidan dalam praktek bidan
1. Tanggung jawab bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara cutra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas, dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga, dan
masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak-hak klien dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan kebutuhan yang dimilikinya.

7
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
2. Tanggung jawab bidan terhadap tugasnya
a. Setiap bidan senantiasa pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan klien, keluarga, dan masyarakat.
b. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan.
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan, keterangan yang didapat atau
dipercayakan kepadanya kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan kepentingan klien.
3. Tanggung jawab bidan terhadap sejawat dan tenanga kesehatan lainnya
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun lainnya.
4. Tanggung jawab bidan terhadap profesinya
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan
yang bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan IPTEK.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
5. Tanggung jawab bidan terhadap pemerintah
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan kegiatan-
kegiatan pemerintah dalam bidang kesehatan khususnya dalam KIA/KB dan
kesehatan keluarga masyarakat.
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan, terutama KIA/KB dan keluarga.
6. Tanggung gugat dalam praktek kebidanan
Tanggung gugat terjadi karena beberapa hal :
a. Mal efisiensi, keputusan yang diambil merugikan pasien
b. Mal praktek atau lalai gagal melakukan tugas, tidak melaksanakan tugas
sesuai dengan standar. Melakukan kegiatan yang mencederai klien. Klien
cedera karena kegagalan melaksanakan tugas.
c. Mal praktek terjadi karena : Ceroboh Lupa Gagal mengkomunikasikan
Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang
berhubungan dengan hukum. Sering masalah dapat diselesaikan dengan
hukum tetapi belum dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-
nilai etik.

8
G. Standar Praktek Kebidanan
Standar praktek kebidanan terbagi atas :
1. Standar I : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manejemen kebidan dengan
langkah :
 Pengumpulan data dan analisis data
 Penentuan diagnosa perencanaan pelaksanaan
 Evaluasi
 Dokumentasi
Definisi operasional :
a. Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
b. Format manajemen kebidanan terdiri atas :
 Format pengumpulan data
 Rencana format pengawasan resume dan tindak lanjut kegiatan
 Evaluasi
2. Standar II : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan di analisis.
Definisi operasional :
a. Ada format pengumpulan data
b. Pengumpualn data dilakukan secara sistematis, terfokus, yang ,meliputi data :
 Demografi identitas klien
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat kesehatan reproduksi
 Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
 Analisis data
c. Data dikumpulkan dari :
 Klien/pasien, keluarga, dan sumber lain
 Tenaga kesehatan
 Individu dalam lingkungan terdekat
d. Data diperoleh dengan cara :
 Wawancara
 Observasi
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang

9
3. Standar III : Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah
dikumpulkan.
Definisi operasional :
a. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh
klien atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai
dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
b. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas, sistematis, mengarah
pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.
4. Standar IV : Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
Definisi operasional :
a. Ada format rencana asuhan kebidanan
b. Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan, dan
evaluasi
5. Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan
keadaan klien : tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Definisi operasional :
a. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
b. Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
c. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan
klien
d. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang
bidan atau tugas kolaborasi
e. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan,
etika kebidanan, serta mempertimbangkan hak klien agar aman dan nyaman
f. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
6. Standar VI : Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama atau partisipasi klien dan
keluarga dalam rangka meningkatkan pemeliharaan dan oemulihan kesehatan.
Definisi operasional :
a. Klien atau keluarga mendapatkan informasi tentang
1) Status kesehatan saat ini
2) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
3) Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan
4) Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan
5) Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
b. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindakan
kegiatan kesehatan

10
7. Standar VII : Pengawasan
Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus-menerus dengan
tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.
Definisi operasional :
a. Adanya format pengawasan klien
b. Pengawasan dilaksanakan secara terus-menerus dengan sistematis untuk
mengetahui perkembangan klien
c. Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang tekah
disediakan
8. Standar VIII : Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksankan terus-menerus seiring dengan tindakan
kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang tekah dirumuskan.
Definisi operassional :
a. Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Klien sesuai
dengan standar ukuran yang telah ditetapkan.
b. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan.
c. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.
9. Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
kebidanan yang diberikan.
Definisi operasional :
a. Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan.
b. Dokumentassi dilaksanakan secara jujur, sistematis, jelas, dan ada yang
bertanggung jawab.
c. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.

11
H. Hubungan Standar Praktek Kebidanan dengan Hukum dan Perundang-
Undangan
Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi.
Standar profesi bidan yang terbaru telah diatur dalam PERMENKES RI Nomor
HK.02.02/MENKES/149/2010 tentang izin dan praktek bidan.
1. Lingkungan praktek Kebidanan
Lingkup praktek kebidanan yang digunakan meliputi asuhan mandiri atau otonomi
pada anak perempuan, remaja putri, dan wanita desa sebelum, selama kehamilan,
dan selanjutnya. Hal ini berarti bidan memberikan pengawasan yang diperlukan
asuhan serta nasehat bagi wanita selama masa hamil, bersalin, dan nifas.
Standar praktek kebidanan
a. Standar I : Metode Asuhan
Metode asuhan meliputi :
 Pengumpulan Data
 Penentuan Diagnosa
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Evaluasi
 Dokumentasi
b. Standar II : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan.
c. Standar III : Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang pernah
dikumpulkan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Standar praktik kebidanan adalah uraian pernyataan tentang tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.
Hukum perundangan adalah himpunan petunjuk atas kaidah atau norma yang
mengatur tata tertib didalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus ditaati oleh
masyarakat yang bersangkutan.
Dalam melaksanakan praktiknya terdapat sembilan standar praktik kebidanan yaitu
metode asuhan, pengkajian, diagnosa kebidanan, rencana asuhan, tindakan, partisipasi
klien, pengawasan, evaluasi,dan dokumentasi.
          Dalam pelaksanaan praktiknya bidan berpegang pada beberapa peraturan
perundangan,

B. Saran
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat
dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan
bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar
Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidanan, dan Kode Etik Profesi.
Standar praktik bidan yang berhubungan dengan profesi, wajib dipatuhi dan
dilaksanakan oleh setiap bidan dalam mengamalkan amanat profesi kebidanan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih,Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan;Fitrimaya, Yogyakarta


Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan;Mitra Cendikia, Yogyakarta
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia Press.
Yogyakarta.
https://herfrenz88.blogspot.com/2015/03/etikolegal-dalam-praktik-kebidanan.html
https://midwifescience.wordpress.com/2013/02/08/etikolegal-dalam-praktik-kebidanan/
https://www.academia.edu/36811777/MATERI_ETIKOLEGAL_DALAM_PRAKTIK_KEB
IDANAN

14

Anda mungkin juga menyukai