Pandangan islam tentang donor sperm, bank sperma dan sewa rahim
Donasi sperma atau sumbangan sperma adalah pemberian (atau
"donasi") sel sperma (disebut sperma donor) oleh seorang laki-laki (disebut donor sperma), yang pada dasarnya dilakukan dengan tujuan melakukan inseminasi pada seorang perempuan yang bukan pasangannya. Sperma dapat disumbangkan secara privat dan langsung kepada penerima yang dimaksud, ataupun melalui bank sperma atau klinik fertilitas. Donasi sperma merupakan salah satu bentuk reproduksi pihak ketiga. Kehamilan biasanya diperoleh dengan menggunakan sperma donor dalam teknik- teknik teknologi reproduksi berbantuan (TRB) yang meliputi inseminasi buatan (baik inseminasi intraservikal (ICI) maupun inseminasi intrauterin (IUI) di suatu klinik, atau inseminasi intravaginal di rumah). Inseminasi juga dimungkinkan oleh seorang donor yang melakukan persetubuhan dengan seorang wanita demi tujuan semata-mata menginisiasi konsepsi atau pembuahan. Metode tersebut dikenal sebagai inseminasi alami. Bank sperma adalah pengambilan sperma dari donor sperma lalu di bekukan dan disimpan ke dalam larutan nitrogen cair untuk mempertahankan fertilitas sperma. Dalam bahasa medis bisa disebut juga Cryiobanking. cryiobanking adalah suatu teknik penyimpanan sel cryopreserved untuk digunakan di kemudian hari. Pada dasarnya, semua sel dalam tubuh manusia dapat disimpan dengan menggunakan teknik dan alat tertentu sehingga dapat bertahan hidup untuk jangka waktu tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Teknik yang paling sering digunakan dan terbukti berhasil saat ini adalah metode Controlled Rate Freezing, dengan menggunakan gliserol dan egg yolk sebagai cryoprotectant untuk mempertahankan integritas membran sel selama proses pendinginan dan pencairan. Teknik cryobanking terhadap sperma manusia telah memungkinkan adanya keberadaan donor semen, terutama untuk pasangan-pasangan infertil. Tentu saja, semen-semen yang akan didonorkan perlu menjalani serangkaian pemeriksaan, baik dari segi kualitas sperma maupun dari segi pendonor seperti adanya kelainan-kelainan genetik.
Sewa menyewa rahim pada prakteknya sangat berhubungan dengan
hukum perjanjian atau perikatan. Menurut pasal 1313 KUH Perdata, perjanjian didefinisikan sebagai sesuatu perbuatan dimana seseorang atau beberapa orang mengikatkan dirinya kepada seorang atau beberapa orang lain.