Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

REHABILITASI GANGGUAN JIWA

A. PENGERTIAN REHABILITASI

Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan


vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang optimal
serta mempersiapkan klien secara fisik, mental, sosial dan vokasional untuk suatu
kehidupan penuh sesuai dengan kemampuannya (Nasution, 2006).

B. TUJUAN REHABILITASI

Maksud dan tujuan rehabilitasi klien mental dalam psikiatri yaitu mencapai
perbaikan fisik dan mental sebesarbesarnya, penyaluran dalam pekerjaan dengan
kapasitas maksimal dan penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial
sehingga bisa berfungsi sebagai anggota masyarakat yang mandiri dan berguna.

C. TAHAPAN REHABILITASI

Upaya Rehabilitasi terdiri dari 3 tahap yaitu ;

1. Tahap persiapan
a. Orientasi.
Selama fase orientasi klien akan memerlukan dan mencari bimbingan
seorang yang professional. Perawat menolong klien untuk mengenali dan
memahami masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya.
b. Identifikasi
Perawat mengidentifikasi dan mengkaji perasaan klien serta membantu klien
seiring penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman dan memberi orientasi
positif akan perasaan dan kepribadiannya serta memberi kebutuhan yang
diperlukan.

ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044


2. Tahap pelaksanaan
Perawat melakukan eksploitasi dimana selama fase ini klien menerima secara
penuh nilai-nilai yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan
(Relationship). Tujuan baru yang akan dicapai melalui usaha personal dapat
diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien ketika klien menunda rasa puasnya
untuk mencapai bentuk baru dari apa yang dirumuskan
3. Tahap pengawasan
Tahap pengawasan perawat melakukan resolusi.Tujuan baru dimunculkan dan
secara bertahap tujuan lama dihilangkan. Ini adalah proses dimana klien
membebaskan dirinnya dari ketergantungan terhadap orang lain

D. JENIS KEGIATAN REHABILITASI

Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan penting psikososial


pada klien gangguan jiwa yaitu:

1. Orientation

Orientaton adalah pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap


realita yang lebih baik. Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan
pemahaman klien terhadap waktu, tempat atau maksud/ tujuan, sedangkan
kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi dan aktifitas pada semua klien.

2. Assertion

Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan


tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendorong klien dalam
mengekspresikan diri secara efektif dengan tingkah laku yang yang dapat diterima
masyarakat melalui kelompok pelatihan asertif, kelompok klien dengan
kemampuan fungsional yang rendah atau kelompok interaksi klien.

3. Accuption

Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya diri dan berprestasi
melalui keterampilan membuat kerajinan tangan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan aktifitas klien dalam bentuk kegiatan sederhana seperti teka- teki
(sebagai aktivitas yang bertujuan) mengembangkan keterampilan fisik seperti
menyulam. Membuat bunga, melukis dan meningkatkan manfaat interaksi sosial.

ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044


4. Recreation

Recreation adalah kemampuan menggunakan dan membuat aktifitas yang


menyenangkan dan relaksasi. Hal ini memberi kesempatan pada klien untuk
mengikuti bermacam reaksi dan membantu klien menerapkan keterampilan yang
telah ia pelajari seperti:orientasi asertif, interaksi sosial, ketangkasan fisik. Contoh
aktifitas relaksasi seperti permainan kartu, menebak kata dan jalan- jalan,
memelihara binatang, memelihara tanaman, sosio- drama, bermain musik dan lain-
lain.

E. TIM DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI


Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan oleh multiprofesi yang terdiri dari dokter,
perawat, psikologi, sosial worker serta okupasi therapist yang memiliki peran dan fungsi
masing-masing. Dokter memberikan terapi somatik, psikolog melakukan pemilahan
klien berdasarkan hasil psikotest, kemampuan serta minat klien, social worker menjadi
penghubung antara klien dengan keluarga dan lingkungan serta okupasi terapis
memberikan terapi kerja bagi pasien. Perawat sendiri mempunyai peran yang sangat
penting dalam pelaksanaan rehabilitasi baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan
maupun pengawasan. Sebagai sebuah team, perawat memberi peran yang sangat
penting dalam mengkoordinasikan berbagai cara dan kerja yang dilakukan semua
anggota team sesuai dengan tujuan yang akan dicapai antara klien dan team kesehatan
sehingga rehabilitasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam rehabilitasi gangguan jiwa tenaga perawat sebagai anggota tim kesehatan
dalam menjalankan peran dan fungsinya bersifat mandiri, kolaboratif dan atau saling
tergantung dengan anggota tim kesehatan lain, untuk dapat berperan secara aktif dalam
memenuhi memberikan pelayanan kesehatan.
a. Pengertian peran

Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu,
keluarga maupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam sistem
pelayanan kesehatan (Kusnanto, 2005)

b. Peran perawat pada rehabilitasi


a) Pada tahap persiapan

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa


ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044
1. Peran stranger (orang yang tidak dikenal).

Hal yang pertama terjadi ketika perawat dan klien bertemu mereka
belum saling mengetahui maka klien diperlakukan secara biasanya. Klien
akan memerlukan dan mencari bimbingan seorang yang professional.
Perawat menolong klien untuk mengenali dan memahami masalahnya dan
menentukan apa yang diperlukannya. Hal in dilakukan dengan cara
Membina hubungan saling percaya

1) Perawat mengucapkan salam kepada klien


2) Bersikap terbuka dengan mendengarkan apa yang klien
sampaikan
3) Memanggil klien dengan nama yang disukai
4) Menyapa klien dengan ramah
2. Peran pendidik

Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa
yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan minatnya
dalam menerima dan menggunakan informasi. Perawat memberikan
jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang spesifik meliputi segala hal
tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan menginterpretasikan kepada
klien dan keluarga bagaimana cara perawatan klien dan rencana perawatan
selanjutnya setelah dilakukan rehabilitasi.

3. Peran wali/pendamping

Klien menganggap perawat sebagai peran walinya. Sikap dan


tingkah laku perawat menciptakan suatu perasaan tertentu dalam diri klien
yang bersifat reaktif dan muncul dari hubungan sebelumnya.

4. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.

Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang


kooperatif dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan yang
terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi dengan mengkomunikasikan tim
rehabilitasi tentang jadwal dan jenis kegiatan rehabilitasi yang dilaksanakan
klien untuk kelangsungan perawatan secara berkesinambungan

5. Peran pelaksana
ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044
Memberikan obat sesuai dengan hasil kolaborasi dengan medis yang
diperlukan.

6. Pada tahap pelaksanaan

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau


dalam Potter Perry (2005) yaitu :

1) Peran pelaksana
a. Membimbing/mengajarkan klien jenis kegiatan rehabilitasi sesuai
dengan kemampuan klien
b. Mengobservasi perilaku klien selama kegiatan rehabilitasi
c. Memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam melaksanakan
kegiatan rehabilitasi.
d. Memberikan dukungan jika klien belum bisa menyelesaikan
kegiatan rehabilitasi sesuai rencana
2) Peran wali/pendamping
Fungsi perawat disini membimbing klien mengenali dirinya
dengan sosok yang ia bayangkan dengan mendampingi klien selama
kegiatan rehabilitasi.

7. Tahap pengawasan dan evaluasi

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau


dalam Potter Perry (2005) yaitu :

1) Peran pendidik

Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari


apa yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan
minatnya dalam menerima dan menggunakan informasi. Perawat
memberikan jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang spesifik meliputi
segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan
menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara
perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.

2) Peran Kepemimpinan/manajer kasus.

ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044


Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan
yang kooperatif dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan
yang terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi dalanm hal ini dengan sosial
worker untuk untuk home visite jika klien sudah kooperatif dan
direncanakan akan dilakukan pemulangan ke rumah.

3) Peran pelaksana

F. JENIS JENIS KEGIATAN REHABILITASI

1. Terapi Okupasional
Adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana menggerakkan partisipasi individu
melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mengoreksi masalah-masalah
patologik ke arah pemeliharaan dan promosi derajat kesehatan.Kegiatan di bangsal
biasanya berupa kegiatan-kegiatan pada waktu luang dan kreasi seni untuk menilai
kemampuan pasien dalam memenuhi kegiatan sehari-hari (activities of daily
living/ADL).Selain itu diberikan juga kegiatan pendidikan latihan vokasional untuk
bekal bekerja di masyarakat.Dengan terapi ii mendorong pasien untuk
mengembangkan minat untuk mempertahankan keterampilan lama mempelajari
keterampilan baru.

2. Terapi Edukasional
Tujuannya adalah membantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya,tidak tertinggal
pelajaran karena sedang dirawat dan juga dapat beradaptasi dengan program
pengobatan.

3. Rehabilitasi Vokasional
Yaitu suatu proses dimana pasien dikaji,dilatih dan ditempatkan sesuai dengan
pekerjaannya yang dapat membantunya mendapatkan kepuasan dan bermakna.
Kegiatan ini didasari kepada kepercayaan bahwa dengan memberinya pekerjaan akan
menghasilkan kreatifitas kepuasan dalam berhubungan sosial dengan orang
lain,meningkatkan kebanggakan dalam menyelesaikan tugas dan harga diri.
Sebelum mengikuti terapi ini biasanya pasien dilakukan test sikap
ketrampilan,minat,kemudian diminta mengobservasi dan memcoba salah satu jenis
pekerjaan yang diminati,kemudian dinilai kembali untuk diberikan terapi.

ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044


G. TAHAP TAHAP REHABILITASI PASIEN GANGGUAN JIWA

1. Tahap persiapan
Yaitu usaha mempersiapkan pasien dengan menjalankan kegiatan terapi
okupasional,seleksi,evaluasi,dan latihan kerja dalam berbagai jenis pekerjaan.

2. Tahap penyaluran/penempatan
Merupakan usaha pemulangan pasien ke keluarga,tempat kerja atau masyarakat dan
instansi lain yang berfungsi sebagai pengganti keluarga,disamping usaha resosialisasi.

3. Tahap pengawasan
Merupakan tindakan lanjut setelah pasien di salurkan ke masyarakat,dengan
mengadakan kunjungan rumah (visit home) kunjungan tempat kerja (job visit) dan
menyelenggarakan perawatan lanjut (after care),untuk mengetahui perkembangan
pasien,permasalahan yang dihadapi serta cara-cara pemecahannya.
Sejak tahun 1978 di Indonesia program rehabilitasi dilakukan berdasarkan kerja sama
lintas sektoral melibatkan 3 departemen yaitu Departemen Kesehatan,Sosial dan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui satu program bersama yang
membahas tentang Penyelenggarakan Usaha Rehabiltasi pasien mental.

H. BENTUK PELAYANAN REHABILITASI

Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, ada dua jenis rehabilitasi, yaitu:

1. Rehabilitasi Medis (Medical Rehabilitation)


M.Min memberikan pengertian rehabilitasi medis bahwa Rehabilitasi
medis adalah lapangan specialisasi ilmu kedokteran baru, berhubungan dengan
penanganan secara menyeluruh dari pasien yang mengalami gangguan fungsi/
cedera (impairment), kehilangan fungsi/cacat (disability), yang berasal dari
susunan otot-tulang (musculos keletal), susunan otot syaraf (neuromuscular),
serta gangguan mental, sosial dan kekaryaan yang menyertai kecacatan tersebut.
Tujuan dari rehabilitasi medis ini ada dua, yaitu:

ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044


a. Jangka panjang, dimana pasien segera keluar dari tempat tidur dapat
berjalan tanpa atau dengan alat paling tidak mampu memelihara diri
sendiri.
b. Jangka pendek, dimana pasien dapat hidup kembali ditengah masyarakat,
paling tidak mampu memelihara diri sendiri, ideal dan dapat kembali
kepada kegiatan kehidupan semula atau mendekati.

2. Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi sosial dimaksudkan dalam kaitannya dengan layanan kepada


individu yang membutuhkan layanan khusus di bidang sosial, yaitu
meningkatkan kemampuan bersosialisasi, mencegah agar ke-mampuan
sosialnya tidak menurun atau lebih parah dari kondisi sosial sebelumnya.

Tujuan dari rehabilitasi sosial yaitu :

a. Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri kesadaran serta


tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun
masyarakat, atau lingkungan sosialnya.
b. Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk mendapatkan
fungsi sosial secara wajar.

ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044


DAFTAR PUSTAKA

Hamid.(2007). Buku Ajar Riset Keperawatan.Jakrta : EGC.


Keliat, Budi Ana. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi kedua. Jakarta : EGC.
Potter, Perry.(2005). Fundamental Keperawatan.. Jakarta : EGC.
Stuart & Laraia. (2006). Principle and Practice of Psychiatric Nursing Eighth Edition. Mosby-
Year Book Inc, St. Louis-USA.
Stuart, GW.( 2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Terjemahan dari Pocket Guide to
Psychiatric Nursing Alih bahasa Kapoh. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

ALDINO ANJAS GUSTI A / P17210173044

Anda mungkin juga menyukai