Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Salah satu penyebab menurunnya kinerja jalan adalah sistem drainase yang kurang baik akibat tidak
berfungsinya drainase yang ada atau tidak tersedianya drainase pada ruas jalan tersebut.

Sebagai contoh, berdasarkan Hasil Pengamatan Tahun 2020 di Jalur Kalimantan Selatan, panjang
drainase yang belum terbangun lebih panjang dari pada panjang drainase yang sudah
terbangun. Panjang drainase sisi utara dan sisi selatan yang terpasang adalah 596 km (41,83%)
sedangkan yang belum terpasang 829 km (58,17%). lnfrastruktur drainase yang ada pun tidak
semuanya berfungsi, ditemukan bahwa 214 km (35,93%) dari jaringan drainase dalam
keadaan rusak yang berakibat pada menurunnya kualitas jalan. (Sumber: Surat Direktorat
Pembangunan Jalan Perihal Penanganan Drainase Jalan dan Lokasi Rawan Longsor No. KL.0301-Bg/33).

Sehubungan dengan hal itu maka dilaksanakanlah survei kondisi sistem drainase di ruas Liang
Anggang-Martapura.

KESIMPULAN

Pada ruas Liang Anggang – Jembatan Martapura ada 87 titik saluran yang disurvei. Sebanyak 48 titik
saluran di sisi kiri. Sebanyak 39 titik saluran di sisi kanan. Terdapat 9 titik outlet jembatan box culvert/
gorong-gorong yang disurvei.

Kondisi saluran drainase dan outlet terdiri dari berbagai permasalahan antara lain :

 Konstruksi lantai rusak


 Konstruksi pasangan batu runtuh/ rompal
 Konstruksi penutup saluran rusak
 Sedimentasi/ pendangkalan
 Banyak ditumbuhi vegetasi/ tanaman liar
 Tersumbat sampah
 Saluran tertutup oleh pertokoan /PKL

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil survei kondisi saluran drainase dan outlet di ruas Liang Anggang – Jembatan
Martapura dapat diberikan rekomendasi penanganan sebagai berikut :

 Pengerukan/ pembersihan sedimen dan pasang kantong lumpur


 Pembersihan sampah
 Pembersihan vegetasi/ tanaman liar
 Pembangunan drainase baru dengan type U Dicth
 Pembangunan parapet box culvert yang rusak
 Pembersihan endapan tanah sampai outlet menuju saluran pembuangan
 Perbaikan penutup saluran
 Penggalian dasar saluran
 Perbaikan penutup saluran yang tertutup (jalan akses pertokoan)

Secara teknis, penanganan masalah drainase memerlukan suatu pendekatan yang bersifat
menyeluruh karena pada dasarnya sistem drainase adalah suatu sistem yang mengatur limpasan
air hujan dan air limbah lainnya dari awal saluran. Air hujan tersebut sedapat mungkin diberikan
kesempatan berinfiltrasi sebesar-besarnya sehingga dapat mengurangi debit limpahan dan
mengendalikan ukuran profil saluran.

Dalam rangka peningkatan kinerja jalan perlu disusun rencana induk sistem drainase jalan yang
terintegrasi sehingga dapat mengatasi permasalahan daerah-daerah yang rawan banjir dan
genangan serta daerah yang terkena limpahan pasang surut.

Dari hasil survei kondisi system drainase ini maka selanjutnya diperlukan penentuan skala prioritas
penanganan, tahapan penanganan dan perencanaan teknis sistem drainase jalan.

Anda mungkin juga menyukai