Anda di halaman 1dari 19

Makalah Manajemen Perawatan Luka

Manajemen Luka Kanker

Dosen Pembimbing :

Daryono, SP.d, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Delvita Riani (PO71200190072)

Hilviza Salpitri (PO71200190004)

Putri Inayah (PO71200190040)

3B D3 Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Luka Kanker” tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Perawatan Luka”.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jambi, 08 Agustus 2021

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Luka Kanker


2.2 Patofisiologi Luka Kanker
2.3 Ciri-ciri dan Tanda Gejala Luka Kanker
2.4 Komplikasi Luka Kanker
2.5 Penatalaksanaan Luka Kanker

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian keperawatan

3.2 Diagnosa keperawatan

3.3 Implementasi Keperawatan

3.4 Evaluasi Keperawatan

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus
bertumbuh/bertambah, imortal (tidak dapat mati). Sel kanker dapat menyusup ke jaringan sekitar
dan dapat membentuk anak sebar. Diagnosis kanker maupun jenis kanker ditegakkan
berdasarkan hasil wawancara terhadap pertanyaan pernah didiagnosis menderita kanker oleh
dokter (Depkes RI, 2013).

Luka kanker seringkali di deskripsikan sebagai sesuatu yang dekatndengan kematian,


sehingga pasien menjadi lebih takutb dengan lukanya dibandingkan dengan penyakitbkankernya
sendiri. Luka kanker biasanya ditandai dengan adanya penurunan vaskularisasi jaringan sehingga
jaringan akan mengalami hipoksia dan menjadi nekrosis yang memudahkan bakteri
anaerob/aerob berkembang dan menimbulkan bau tidak sedap.

Kanker merupakan penyebab kematian utama kedua yang memberikan kontribusi13%


kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia. Masalah penyakit
kanker di indonesia antara lain hampir 70% penderita penyakit ini ditemukan dalam keadaan
stadium yang sudah lanjut. Dampak

penyakit tidak menular khususnya penyakit kanker terhadap ketahanan sumber daya manusia
sangat besar karena selain merupakan penyebab kematian dan kesakitan juga menurunkan
produktifitas. Angka kesakitan dan kematian tersebut sebagian besar terjadi pada penduduk
dengan sosial ekonomi menengah ke bawah. Di indonesia penyakit kanker merupakan urutan ke-
6 dari pola penyakit nasional. Setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi diantara 100.000 penduduk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan luka kanker ?
2. Bagaimana patofisiologi luka kanker ?
3. Sebutkan ciri-ciri dan tanda gejala luka kanker?
4. Sebutkan komplikasi luka kanker?
5. Bagaimana penatalaksanaan luka kanker ?
6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan luka kanker?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian luka kanker
2. Mengetahui patofisiologi luka kanker
3. Mengetahui ciri-ciri dan tanda gejala luka kanker
4. Mengetahui komplikasi luka kanker
5. Mengetahui penatalaksanaan luka kanker
6. Mengetahui konsep asuhan keperawatan luka kanker

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Luka Kanker

Luka kanker merupakan luka kronik yang berhubungan dengan kanker stadium lanjut. Luka
kanker merupakan infiltrasi sel tumor yang merusak lapisan epidermis dan dermis yang
disebabkan oleh deposisi dan atau proliferasi sel ganas dengan bentuk menonjol atau tidak
beraturan, biasanya seringkali muncul berupa benjolan yang keras, bentuknya menyerupai jamur,
mudah terinfeksi, mudah berdarah, nyeri, mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap dan sulit
sembuh.
Jaringan kanker yang rapuh seringkali berupa luka yang sulit sembuh. Luka kanker disebut
juga fungating malignant wound atau pun malignant cutaneous wound.Luka kanker yang sulit
sembuh akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker dan hal ini merupakan tantangan bagi
perawat. Perawat harus membuat klien dengan luka kanker tetap merasa nyaman dengan luka
yang telah menjadi bagian dari tubuhnya, pasien tetap dapat beraktivitas normal walaupun
mempunyai luka, sehingga klien dapat menjalani hidupnya dengan berkualitas walaupun dengan
luka kanker.

2.2 Patofisiologi Luka Kanker

Luka kanker berhubungan dengan infiltrasi dan poliferasi sel kanker menuju epidermis kulit.
Tumor ini dapat tumbuh secara cepat lebih kurang 24 jam dengan bentuk seperti caulitflower.
Luka kanker dapat pula berkembang dari tumor local menuju epithelium. Selain itu, luka kanker
dapat terjadi akibat metastase kanker.
Sel kanker akan tumbuh terus menerus dan sulit untuk dikendalikan. Sel kanker dapat
menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas kapiler akan terganggu sehingga sel
kanker dapat berkembang pada jaringan kulit. Sel kanker tersebut akan terus menginfiltrasi
jaringan kulit, menghambat dan merusak pembuluh darah kapiler yang mensuplai darah ke
jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka
kanker, infiltrasi sel kanker.
Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, baik bakteri
aerob atau anaerob. Cooper dan Grey (2005) menyebutkan bahwa proporsi bakteri anaerob yang
relatif tinggi pada luka kanker.
Bakteri anaerob berkolonisasi pada luka kanker dan melepaskan volatile fatty acid sebagai
sisa metabolik yang bertanggung jawab terhadap malodor dan pembentukan eksudat pada luka
kanker (Kalinski, et al. 2005). Penekanan tumor pada saraf dan pembuluh darah dan kerusakan
saraf yang biasanya menimbulkan nyeri dan jika tumor merusak pembuluh darah besar atau
penurunan pada fungsi platelet akibat tumor dapat menimbulkan pendarahan pada luka.
Sel kanker dapat tumbuh di manapun di bagian tubuh manusia. Begitupun luka kanker juga
dapat berada di lokasi manapun, di dada, perut, kepala, leher, kulit, vulva (vagina), blader
(kandung kencing), dan di manapun.

2.3 Ciri-ciri dan Tanda Gejala Luka Kanker

A. Ciri-ciri :
1. proliferasi ( pertumbuhan ) dari sel ganas/kanker
2. bentuk menonjol
3. non mobile ( tidak dapat digerakkan )
4. bentuknya menyerupai jamur
B. Tanda Gejala :
 Luka yang tidak bisa sembuh
 Pendarahan atau pembuangan yang tidak biasa
Penebalan benjolan pada payudara atau bagian lain pada tubuh
 Perubahan kebiasaan buang air besar atau fungsi kandung kemih
 Batuk atau suara parau
 Gangguan pencernaan atau sulit menelan
 Perubahan pada bintil atau tahi lalat
 Penurunan berat badan atau demam yang tidak dapat dijelaskan
Sifat-sifat luka kanker yaitu mudah terinfeksi, mudah berdarah, nyeri, eksudative
(mengeluarkan cairan), berbau tidak sedap, masalah kosmetika, dan sulit sembuh.

2.4 Komplikasi Luka Kanker

a. Bleeding ( berdarah ) : Luka mengalami persarahan akibat Infiltrasi sel tumor ke sekitar
pembuluh darah dan berkurangnya jumlah zat pembeku darah dalam sel tumor menyebabkan
luka kanker mudah berdarah.
Prinsip perawatan :
1. Meminimalisasi terjadinya perdarahan dan trauma

2. Hindari temperature yang ekstrim

3. Hindari cairan kimia yang iritatif

4. Balutan luka diganti hanya jika basah

5. Pressure lokal selama 10-15 menit jika terjadi perdarahan minor

6. Kolaborasi jika perdarahan berlanjut

b. Bau tidak sedap : Bau merupakan masalah yang paling tidak menyenangkan bagi klien dan
lingkungan. Klien akan merasa tidak nyaman, malu, bahkan sampai depresi.Bau luka kanker
nyaris seperti bangkai / ikan busuk. Hal ini dikarenakan adanya bakteri aerob maupun anaerob
juga karena tumbuhnya jaringan yang nekrotik / jaringan mati.
Prinsip penanganannya adalah :
1. mengurangi / mengontrol bau tidak sedap ( antimikrobial / topikal metronidazole )

2. personal higiene cukup

3. tingkatkan rasa percaya diri klien.

c. Cairan luka yang berlebih : Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan permeabilitas fibrinogen
dan plasma pada jaringan nekrotik dan atau disertai dengan infeksi . Cairan luka yang berlebih
akan mengga
Prinsip penanganan luka :
1. efektifitas mengatasi cairan yang keluar

2. menggunakan balutan absorbent untuk cairan yang berlebihan

3. melindungi kulit sekitarnya dari iritasi akibat cairan yang meleleh


d. Nyeri : Hal ini disebabkan karena pertumbuhan tumor yang menekan syaraf dan pembukuh
darah. Rasa nyeri menyebabkan klien takut diganti balutan, sensitive ( mudah marah ) dan
frustasi.
Prinsip perawatan luka dengan nyeri :
1. Hati hati saat membuka balutan

2. Hindari perlakuan secara kasar

3. Mencuci luka dengan luka dengan lemah lembut

4. Hindari menggosok luka hingga berdarah

e. Estetika : Estetika berhubungan dengan lokasi luka di tubuh pasien dengan penampilan klien.
Prinsip perawatan :
1. Perawat harus menghindari sikap anti pati seperti jijik atau geli karena akan mempengaruhi
psikis klien.

2. Perawat harus menciptakan suasana yang dapat meningkatkan kemampuan klien


bersosialisasi.

f. Infeksi : Luka kanker sangat rentan untuk menjadi luka infeksi karena jaringan dan pembuluh
darah luka yang terbuka, kondisi luka yang sangat memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Infeksi
lokal pada luka juga sangat berisiko untuk terjadinya infeksi sitemik di tubuh klien.

2.5 Penatalaksanaan Luka Kanker

Dalam menangani luka kanker , ada 2 hal pokok yaitu:

1. Manajemen klien

Klien merupakan individu yang holistik meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan
spiritual. Aspek-aspek tersebut yang harus diperhatikan dalam penanganan luka. Luka tidak
hanya masalah biologi (baca : badan/organ tubuh) namun dampaknya meliputi sisi holistik klien
sebagai individu. Luka akan mempengaruhi aspek psikologi klien (gambaran diri, kenyamanan,
rasa malu, dsb), juga berpengaruh terhadap aspek sosial klien (dijauhi, minder, dsb), serta aspek
spiritualnya (contoh : bagaimana beribadah dengan kolostomi, dsb).

2. Manajemen luka
Luka kanker yang sulit sembuh membutuhkan penanganan yang baik namun juga
mempertimbangkan masalah cost effective (berapa biaya yang harus di keluarkan klien). Perawat
harus memberikan saran dan perawatan luka terbaik tanpa membebani klien.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Konsep Asuhan Keperawatan berikut ini adalah salah satu contoh dari luka kanker, yaitu
adalah kanker payudara:

3.1 Pengkajian

Dengan melakukan anamnesis: Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba oleh
wanita itu sendiri. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit tidak enak atau tegang didaerah
sekitar payudara.

1. Riwayat Kesehatan Sekarang: Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan
adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu: Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada
kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada nagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti: kanker ovarium atau kanker serviks.
Pemakaian obat-obatan, hormon, termasuk pil kb jangka waktu yang lama. Riwayat
menarche, jumlah kehamilan,abortus, riwayat menyusui.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga: Adanya keluarga yang mengalami karsinoma mammae
berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami karsinoma mammae atau pun keluarga
klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti: kanker ovarium atau kanker
serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi, palpasi
1) Kepala: Normal, mesochephal, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2) Rambut: Tersebar merata, warna, kelembaban
3) Mata: Tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva agak anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga: Bentuk normal, posisi simetris, tidak ada sekret, tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
5) Hidung: Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6) Mulut: Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan
8) Dada: Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, ulserasi atau tanda-tanda
radang.
9) Hepar: Tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pola Fungsional
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya ke rumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan latihan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai
wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
i. Reprodukksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.
6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi. USG payudara digunakan untuk mengevaluasi
abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan skrining atau diagnostik mamografi.
Tanda tumor ganas secara USG:
 Lesi dengan batas tidak tegas dan tidak teratur
 Struktur echo internal lemah dan heterogen
 Batasecho anterior lesi kuat , posterior lesi lemah sampai tidak ada
 Adanya perbedaan besar tumor secara klinis danUSG
2) adanya BRCA1 dan BRCA2 dengan melakukan aspirasi jarum halus sifat massa
dapat dibedakan antara kistik atau padat Biopsi: Untuk mendiagnosis. Biopsi untuk
pemeriksaan histopatologi dapat berupa eksisional ( seluruh masa di angkat ) atau
insisional (sebagian dari masa dibuang). Analisis makroskopis dari spesimen
menyatakan ada tidaknya keganasan.
3) Mammografi
4) Sinar X dada (radiologi)
3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan masa tumor )
2. Kerusakan integritas jaringan
3. Gangguan body image (citra tubuh )
4. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan penyakitnya
5. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis situasional
6. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi
7. Ketidak efektifan pola nafas
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3.3 Intervensi Keperawatan

1) Diagnosa keperawatan: Nyeri akut b.d agen injury biologis


Kriteria Hasil:
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi:
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, krakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
2) Diagnosa keperawatan: Kerusakan integritas jaringan
Kriteria Hasil:
 Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi,
pigmentasi)
 Tidak ada luka/lesi pada kulit
 Perfusi jaringan baik
 Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
sedera berulang
 Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alam

Intervensi:

 Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar


 Hindari kerutan padaa tempat tidur
 Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
 Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
 Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
 Monitor status nutrisi pasien
3) Diagnosa keperawatan: Gangguan Body Image (Citra Tubuh)
Kriteria Hasil:
 Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
 Klien dapat menerima efek pembedahan

Intervensi:
 Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah
 Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
 Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
 Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya

3.3 Implementasi Keperawatan

Agar perawat dapat melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan yang terdapat pada
intervensi, agar pasien cepat untuk pulih dan kembali sehat baik secara jiwa dan raga.

3.4 Evaluasi Keperawatan

Mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah
pencapaian tujuan. Data di kumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk mengukur perubahan
dalam fungsi, dalam kehidupan sehari hari, dan dalam ketersediaan atau penggunaan sumber
eksternal. Dengan menggunakan pola SOAP.

Hasil akhir yang di harapkan untuk pasien:

1. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat


2. Meningkatkan pada persepsi dan sensori nya
3. Tidak mengalami komplikasi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka kanker merupakan infiltrasi sel tumor yang merusak lapisan epidermis dan dermis
yang disebabkan oleh deposisi dan atau proliferasi sel ganas dengan bentuk menonjol atau tidak
beraturan, biasanya seringkali muncul berupa benjolan yang keras, bentuknya menyerupai jamur,
mudah terinfeksi, mudah berdarah, nyeri, mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap dan sulit
sembuh.
Luka kanker terjadi ketika kanker tumbuh dan menembus luka dan menimbulkan luka. Ini
langka terjadi, kebanyakan orang yang memiliki kanker tidak memiliki nya. Ini bisa berkembang
dibagian tubuh dimana kanker mulai tumbuh atau dibagian tubuh yang terkena sel kanker. Luka
kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker sampai menembus lapisan dermis dan epidermis
kulit sehingga manonjol keluar atau bentuknya menjadi tidak beraturan.luka kanker dapat diatasi
denagan beberapa penatalaksanaan yaitu: perawatan paliatif, antibiotic, metronidazole, larutan,
infus travenus, irigasi, dan balutan tropical.
B. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya. Terimah kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Tanjung, Dudut. (2007). Perawatan Luka Kanker. USU

Herdman, T.Heather . (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014:Alih


bahasa, Sumarwati M , Subekti N.B ; Jakarta; EGC

Amin H.N & Hardhi K . (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC edisi Revisi Jilid 1, Yogyakarta, Med Action Publishing.

https://pdfcoffee.com/download/makalah-perawatan-luka-11-pdf-free.html

http://repository.ump.ac.id/1710/3/PUTE%20WIDA%20WIJAYANTI%20BAB%20II.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/64006-ID-penatalaksanaan-perawatan-luka-
kanker.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai