PENDAHULUAN
Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak
terkendali, terus bertumbuh atau bertambah, immortal (tidak dapat mati). Sel kanker
dapat menyusup ke jaringan sekitar dan dapat membentuk anak sebar (Depkes RI, 2013).
Luka kanker dikenal pula dengan sebutan fungating malignant wound atau malignant
cutaneous wound. Luka kanker merupakan infiltrasi sel tumor yang merusak lapisan
epidermis dan dermis yang disebabkan oleh deposisi dan / atau proliferasi sel ganas
dengan bentuk menonjol atau tidak beraturan , biasanya seringkali muncul berupa
benjolan (nodul) yang keras, non mobile, bentuknya menyerupai jamur (cauli flower),
mudah terinfeksi, mudah berdarah, nyeri , mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap
dan sulit sembuh.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Luka Kanker?
2. Bagaimanakah Patofisiologi Luka Kanker?
3. Apa sajakah gejala Luka Kanker?
4. Bagaimanakah managemen Luka modern pada Luka Kanker?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami penjelasan tentang luka kanker,
2. Mahasiswa dapat memahami bagaimana patofisiologi terjadinya luka kanker,
3. Mahasiswa dapat memahami bagaimana gejala luka kanker,
4. Mahasiswa dapat memahami bagaimana manajemen pada gejala luka kanker.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Rapuh
2. Mudah berdarah
3. Mudah berbau
Mudah terinfeksi
Mudah berdarah
Nyeri
Eksudative (mengeluarkan cairan)
Berbau tidak sedap
Masalah kosmetika
Sulit sembuh
3
Gambar 1. Luka Kanker (Gustia I. Penyebab kanker orang indonesia. [Online]. 2010
[cited 2010 December 14).
Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, baik
yang bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar luka kanker
sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan proses infeksi itu
sendiri akan merusak permeabilitas kapiler kemudian menimbulkan cairan luka (eksudat)
yang banyak. Cairan yang banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-
gatal. Pada jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor
nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel
kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur yang bersifat rapuh dan merusak pembuluh
darah kapiler yang menyebabkan mudah perdarahan.
Adanya luka kanker, bau yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar akan
menyebabkan masalah psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderung merasa
rendah diri, mudah marah/tersinggung, menarik diri dan membatasi kegiatannya. Hal
tersebut yang akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker. Maka dari itu peran tenaga
4
kesehatan khususnya perawat dapat memberikan pelayanan terbaik dalam perawatan luka
pasien kanker.
5
b) Penyebab, Peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan sekresi faktor
permeabilitas vaskular oleh sel tumor merupakan penyebab pengeluaran eksudat
yang berlebihan. Produksi eksudat juga akan meningkat ketika terjadi infeksi
dan rusaknya jaringan karena protease bakteri (Naylor, 2002).
c) Cara mengukur, mengukur eksudat dapat dilakukan dengan cara menimbang
kassa yang digunakan untuk perawatan luka. Kassa ditimbang dua kali, yaitu
pada saat sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka. Eksudat dapat diukur
melalui perbedaan berat kassa antara sebelum dan sesudah digunakan pada
perawatan luka (Tanjung, 2007).
3. Nyeri,
a) Pengertian, Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri
adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan (Farida, 2010).
b) Penyebab, beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan nyeri pada luka
kanker yaitu penekanan tumor pada saraf dan pembuluh darah dan kerusakan
saraf yang biasanya menimbulkan nyeri. Saat otak mempersepsikan nyeri,
pelepasan neuromodulator oleh tubuh terhambat sehingga menimbulkan nyeri
(Husain, 2013). Jika luka kanker mengenai dermis pasien akan merasakan
superficial stinging. Nyeri juga dapat terjadi pada saat melakukan prosedur
pencucian luka atau pengangkatan balutan yang lengket pada dasar luka.
c) Cara mengukur, tingkat nyeri diukur pada saat pemberian Jelly gamat
menggunakan Pain Scale dengan VAS dari skala NRS (Numeric Rating Scale) 0-
10 dan diberi kategori 0 = tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-
10 = nyeri hebat/sangat nyeri, nyeri yang tidak bisa ditahan oleh pasien.
4. Perdarahan,
a) Pengertian, luka kanker biasanya rapuh sehingga mudah berdarah terutama bila
terjadi trauma saat penggantian balutan. Perdarahan spontan juga bisa terjadi
jika tumor merusak pembuluh darah besar. Selain itu, perdarahan dapat terjadi
karena penurunan fungsi platelet akibat tumor.
6
b) Penyebab, pada stadium lanjut, sel kanker menyebar pada kulit bagian atas yang
berkembang menjadi suatu massa berbentuk jamur dari jaringan yang sangat
rapuh. Jaringan yang rapuh tersebut dengan mudah mengakibatkan perdarahan.
c) Cara mengukur, perdarahan diukur dengan melihat luka pada responden.
Mengukur perdarahan dengan skor 0-3 dan diberi kategori 0 = tidak ada
perdarahan/kering, 1 = perdarahan lokal/superfisial, 2 = perdarahan dalam
membutuhkan penekanan > 10 detik, 3 = perdarahan hebat (luas/besar dan
dalam) (Kalinski, 2005).
7
mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan membantu debridemen luka
(Cooper dan Molan, 1999; Edward, 2000; Morgan, 2000, dalam Naylor, 2002b).
Madu juga dapat melepaskan hidrogen peroksida secara perlahan pada luka sebagai
agen antibakteri (Dunford, 2000).
2. Eksudat,
Memilih balutan yang dapat mengabsorpsi eksudat sangat dianjurkan namun
kelembaban area luka tetap dipertahankan. Jika eksudat sedikit maka balutan daya
serap rendah dapat digunakan, misalnya hydrocolloid, dan semipermeable. Jika
eksudat berlebihan maka balutan daya serap sedang-tinggi yang digunakan, seperti
alginate, foam dressing, Tielle plus, dan Versiva (Naylor, 2002). Metronidazole
dan madu merupakan agen topikal yang dapat mengatasi infeksi pada luka kanker
sehingga dapat menurunkan produksi eksudat.
3. Nyeri,
Pemberian analgesik biasanya dilakukan untuk mengontrol nyeri. Sangat
penting untuk mencegah nyeri melalui penggunaan balutan yang tidak lengket dan
mempertahankan lingkungan yang lembab. Pemberian analgesik diperlukan
sebelum penggantian balutan. Pemberian analgesik opioid topikal, misalnya
diamorphine dan morphin merupakan alternatif tindakan yang diberikan jika
alagesik konvesional tidak berespon. Diamorphine dan morphin diberikan dengan
hydrogel dan diberikan langsung pada permukaan luka. Konsentrasi yang diberikan
biasanya 0,1% w/w (1 mg morphin dalam 1g hydrogel), dan berbagai gel dapat
diberikan. Metronidazole gel biasanya diberikan dengan opioid untuk mengontrol
nyeri dan malodor (Flock et al, 2000; Grocott, 2000, dalam Naylor, 2002b).
Kombinasi ini dapat menurunkan nyeri sampai dengan 24 jam (Naylor, 2002b).
4. Perdarahan,
Risiko perdarahan pada luka kanker dapat diturunkan dengan menggunakan
balutan yang tidak lengket dan dapat mempertahankan kelembaban pada luka.
Pemberian inhibitor fibrinolitik (tranexamic) juga bermanfaat menghentikan
perdarahan (Tanjung, 2007). Tranexamic acid biasanya diberikan dengan dosis 1 -
1,5 g, 2-4 kali sehari sampai dengan 10 hari (Dean, 1997, dalam Nalylor, 2002b).
Perdarahan yang perlahan melalui kapiler dapat dihentikan dengan pemberian
sucralfat atau alginate (Emflorgo, 1998; Thomas et al, 1998, dalam Naylor, 2002b).
8
Adrenalin topikal juga dapat diberikan pada perdarahan berat melalui vasokontriksi
lokal dan menghentikan perdarahan. Tindakan ini harus dilakukan dengan
supervisi medik karena penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan nekrosis
iskemik (Grocott, 2000, dalam Naylor, 2002b)
Alginate
Foam Dressing
9
3.Nyeri Diamorphin dan morphin
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari penjelasan diatas, penulis menyarankan kepada para pembaca agar dapat
menyaring informasi yang didapat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam aplikasi
teori.
11
DAFTAR PUSTAKA
Gustia I. Penyebab kanker orang indonesia. [Online]. 2010 [cited 2010 December 14].
Availabelfrom;URLhttp://www.detikhealth.com/read/2010/04/26/123804/1345485/763/peny
ebab-kanker-orang-indonesia
Indarini N. Awas! 84 Juta Orang Bisa Meninggal Akibat Kanker Pada 2020. [Online]. 2008
[cited 2010 December 14]. Availabel from; URL
Macmilan Cancer Support. Fungating cancer wounds. [Online]. 2009 [cited 2010 December
14]. Availabel from; URL
Gustia I. Penyebab kanker orang indonesia. [Online]. 2010 [cited 2010 December 14].
12