Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi Pada Klien

Gangguan Jiwa
Kelompok 8
1. Diah Silvia
2. Dita Fitri Yunita
3. Gina Uswatun
4. Kiki Febriani
5. Muhammad Timur
6. Titin Prihartini
Komunikasi Terapeutik pada Klien Gangguan jiwa

 Menurut Purwanto (1994)


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien
(Purwanto,1994).
 Menurut Stuart & sundeen (1995)
Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan
yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran
perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain
Pengertian Gangguan Jiwa

 Menurut Yosep(2007)
Gangguan Jiwa adalah kumpulan dari keadaan – keadaan yang tidak
normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.
 Zakiah dalam Yosep (2007)
Keabnormalan terbagi dalam dua golongan yaitu : Gangguan jiwa(Neurosa)
dan sakit jiwa (psikosa). Perbedaan neurosa dengan psikosa adalah jika
neurosa masih mengetahui dan mereasakan kesukarannya, serta
kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam
kenyataan pada umumnya sedangkan penderita psikosa tidak memahami
kesukarannya, kepribadiannya(dari segi tanggapan, perasaan/ emosi, dan
dorongan motivasinya sangat terganggu ), tidak ada integritas dan ia hidup
jauh dari alam kenyataan
Penyebab Gangguan Jiwa Secara Umum
 penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh factor-faktor pada ketiga unsur yang terus-
menerus saling mempengaruhi (Yosep, 2007) :
1. Faktor – factor somatic (somatogenik) atau organobiologis
a) Neroanatomi, Nerofisiologi, Nerokimia
b) Tingkat kematangan dan perkembangan organic
2. Faktor – faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif
c) Interaksi ibu-anak : normal(rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal bedasarkan
kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus(perasaan tak percaya dan kebimbangan)
d) Peranan ayah, Persaingan antara saudara kandung, hubungan dalam keluarga, Pekerjaan
e) Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
f) Keterampilan, bakat, kreatifitas, Intelegensi, dan Tingkat perkembangan emosi
a) Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
3. Faktor-faktor sosio-budaya(sosiogenik) atau sosiokultural
a) Kestabilan keluarga, Pola mengasuh anak , dan Tingkat ekonomi
b) Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
Gejala Umum Gangguan Jiwa
 Gejala umum yang muncul pada seseorang yang mengalami gangguan
mental (Sundari,2005) adalah :
1. Keadaan Fisik
a) Suhu badan berubah, Denyut nadi menjadi cepat, Berkeringat banyak
b) Nafsu makan berkurang
c) Gangguan system organ dalam tubuh
2. Keadaan mental
d) Ilusi yang bersangkutan mengalami salah tangkap dalam mengindera
e) Halusinasi, yang bersangkutan mengalami khayalan tanpa ada rangsang
f) Obsesi, diliputi pkiran atau perasaan yang terus- menerus
g) Fobia, mengalami ketakutan yang sangat terhadap sesuatu kejadian tanpa
mengetahui lagi penyebabnya
3. Keadaan emosi
h) Sering merasa sedih, tegang, dan girang
Tujuan Komunikasi Pada Pasien Jiwa

1. Perawat dapat memahami ornag lain


2. Menggali perilaku klien
3. Memahami perlunya member pujian
4. Memperoleh informasi klien
Tujuan dan Fungsi komunikasi terapeutik
Tujuan Komunikasi Terapeutik :
1) Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila
pasien percaya pada hal yang diperlukan;
2) Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
dan mempertahankan kekuatan egonya
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja
sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat
berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Prinsip – Prinsip Komunikasi
 Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi
 Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik
 Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan
terapeutik
 Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
 Kerahasiaan klien harus dijaga
 Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
 Implementasi intervensi berdasarkan teori
 Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang
tingkah laku klien dan memberi nasihat
 Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
 Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan
subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik
klien.
Teknik Komunikasi Pada Gangguan Jiwa

 penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri,


penderita gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar
(kecuali pasien dengan perubahan fisik, ex : pasien dengan penyakit kulit,
pasien amputasi, pasien pentakit terminal dll).
 Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri sedangkan
penderita penyakit fisik membutuhkan support dari orang lain.
 Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit
fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut terganggu

Anda mungkin juga menyukai