Anda di halaman 1dari 41

Nelly Hermala Dewi, M.Kep.

Anatomi
PENDAHULUAN

 Di USA Cedera Kepala 500.000 kasus/tahun:


 10% meninggal pra RS
 90% di RS dg komposisi:
 80% Cedera Kepala Ringan

 10% Cedera Kepala Sedang

 10% Cedera Kepala Berat

 20% Cacat akibat cedera kepala


 Cedera Kepala penyebab kematian
terbanyak di negara berkembang.
 Di daerah:
 Kecelakaan sepeda motor
 Mobil bak terbuka
 Jatuh dr pohon kelapa
Patofisiologi

 Cedera Kepala Primer :


 Rusaknya neuron di grey-white matter junctions yang
terjadi ‘on site’ di lokasi trauma dan bersifat irreversible
 Cedera Kepala Sekunder :
 Iskemia serebri
 TTIK
 Penekanan mekanik/herniasi
Cedera Kepala Sekunder
 Perlu antisipasi sedini mungkin karena dapat
memperburuk kerusakan otak
 Iskemia Serebri adalah suatu cedera otak
sekunder yang dapat terjadi akibat :
 Hipoksia
 Hipoperfusi
 Edema serebri
 Vasospasme
TEKANAN TINGGI INTRAKRANIAL
 Doktrin Monro-Kellie
menyebutkan bahwa
bahwa volume darah, LCS
dan otak selalu berada
dalam kesetimbanhan
dalam mempertahankan
tekanan intrakranial 10-15
mmgh.
Herniasi Otak
Klasifikasi Cedera Kepala

 Berdasarkan mekanisme
 Cedera Kepala Tumpul
 Kecepatan rendah

 Kecepatan tinggi

 Cedera Kepala Tembus


 Cedera Peluru

 Cedera Tembus lainnya


 Berdasarkan berat-ringannya klinis dinilai memakai
GCS (glasgow coma scale)

 Cedera Kepala Ringan : GCS= 14-15


 Cedera Kepala Sedang : GCS= 9-13
 Cedera Kepala Berat : GCS = 3-8
 Eye opening (E)
4. Spontaneous
3. To speech
2. To pain
1. None

 Motor response (M)


6. Obeys command
5. Localizes pain
4. Normal flexion (Withdrawal)
3. Abnormal flexion
(Decorticate)
2. Abnormal Extension
(Decerebrate)
1. None
 Verbal response (V)
5. Oriented
4. Confused conversation
3. Inappropriate words
2. Incomprehensible sound
1. None
GCS
 Berdasarkan Morfologi Cedera:
 Fraktur Tengkorak:
 Kalvaria : - Linier atau stelate
- Depresi atau non depresi
- Terbuka atau tertutup
 Basis Kranii : - Dgn/Tanpa kebocoran LCS
- Dgn/Tanpa paresis N. VII
 Lesi Intrakranial :
 Fokal : - Epidural (EDH)
- Subdural (SDH)
- Intraserebral (ICH)
 Difus injury
Raccon`s eyes (brill Rhinorrhea
haematoma

Otorrhea Battle sign


Depressed Fracture
Lesi Intrakranial

SDH
EDH

ICH IVH
Penatalaksanaan Awal
 Dilakukan oleh Dokter yg pertama kali
melihat:
 Primary survey:
 A : Airway + C-spine control
 B : Breathing
 C : Circulation
 D : Disability →Mini Neurologis
 Secondary survey:
 Head to toe examination
Airway + C-spine Control
 Jaga kelancaran jalan nafas:
 Sementara :
 Bersihkan/Suction

 Chin lift

 Jaw thrust

 Definitif :
 Mayo

 Endo tracheal tube/ETT

 Krikotirotomi
Breathing+Ventilasi
 Frekuensi nafas (Respirasi Rate) dan Saturasi O2
 Inspeksi,Palpasi,Perkusi,Auskultasi:
 Hematothorax/pneumothorax
 Flail chest
 Kontusio paru
 Terapi Oksigen lembab 4-6 l/m
 Kalau perlu Chest Tube Thorakostomi (CTT)
 Ambu bag untuk ventilasi
 Pertahankan saturasi O2 95-100% !
Circulation Control
 Tekanan Darah, Nadi :
 Hipotensi
 Takikardia
 Atasi Syok hipovolemia :
 Kontrol perdarahan eksternal
 IVFD 2 line Kristaloid 2-3 liter

Pertahankan TD Sistolik > 100mmHg!


Disability
 Mini Neurologis:
1. GCS: EMV
2. Pupil : Bulat, Isokor/anisokor , Refleks
cahaya
3. Motorik: Parese +/-

Perhatikan Tanda Lateralisasi !


Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium:
 Darah Rutin
 Na,K,GDS,SGOT/SGPT
 AGD

 Foto Polos Kepala


 CT Scan Kepala
Indikasi CT Scan
 Kesadaran menurun
(GCS<15).
 Ada Skull Fraktur .
 Nyeri kepala hebat dan
muntah menetap yang
tidak hilang dengan
analgetik kuat
 Cedera penetrasi.
 Kejang.
 Defisit neurologi
(lateralisasi).
Kapan Dirawat Inap?
Indikasi Rawat Inap:
1) CT Scan abnormal atau indikasi CT Scan tapi tidak ada
2) Semua cedera tembus
3) Riwayat hilang kesadaran >15’
4) Kesadaran menurun
5) Sakit kepala sedang-berat
6) Intoksikasi alkohol/obat
7) Fraktur tengkorak
8) Rhinorea/Otorea
9)Cedera multipel bermakna
10)Amnesia
11)Tidak ada keluarga di rumah
12)Tidak mungkin kembali ke RS segera
Kapan pasien dipulangkan?

 Tidak memenuhi kriteria rawat.


 Berikan informasi kemungkinan kembali ke RS segera
bila keadaan memburuk.
 Berikan jadwal ke Poliklinik ( 1 minggu )
 Pulang dengan nasihat dan pesan !
Nasihat pulang
 Segera kembali ke rumah sakit secepatnya bila :
 Ada penurunan kesadaran/pasien sulit dibangunkan
 Ada kejang
 Pupil mata menjadi tidak sama ukurannya
 Lumpuh sebelah
 Nyeri kepala makin bertambah walau sudah minum
obat
 Muntah2 makin hebat
Penatalaksaan Umum
 Observasi GCS dan Tanda Vital (T,N,R,S)
 Head up 300
 O2 lembab 4-6 liter/m
 IVFD NaCl 0,9% (30-40cc/kgBB perhari)
 Antibiotik (Ceftriaxone)
 Analgetik (Tramadol)
 Antagonis H2 reseptor (Ranitidin)
 K/P : Manitol, Anti Konvulsan
 Pasang NGT,Kateter
 Penunjang :
 Nutrisi.
 Atasi hipertermia.
 Mobilisasi dini/fisioterapi.
Indikasi Operasi
I. Depressed fraktur > 1 tabula
II.Midline shift > 5mm
III.Perdarahan Intrakranial
(EDH/SDH/ICH) > 25cc
IV.Cedera penetrasi
Kesimpulan
1. Cedera kepala sering terjadi pada KLL.
2. Cedera otak sekunder perlu diantisipasi sedini
mungkin mengingat cedera sekunder sangat
memperburuk klinis pasien
3. Penangan pertama dg ABCDE
4. Perlu diputuskan sedini mungkin apakah perlu
dlilakukan terapi operatif atau cukup konservatif
(non-operatif)
5. Merujuk sedini mungkin ke ahli Bedah Saraf
mengingat golden periode adalah 6 jam

Anda mungkin juga menyukai