Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia menurut World Health Organisation (WHO), lansia
adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya (WHO, 2016).
Berdasarkan hasil survey dan wawancara di Balai Kesehatan
Lanjut Usia Mandalika NTB terdapat banyak masalah yang dialami
lansia disana yang seperti demensia/pikun, hipertensi, katarak,
rematoid artitis, diabetes mellitus, dan lansia bedrest dengan gangguan
mobilitas fisik.
Seiring dengan peningkatan UHH (Usia Harapan Hidup) lansia
mengalami perubahan normal maupun patologis yang berkaitan
dengan proses penuaan dalam berbagai sistem. Proses perubahan
tersebut menyebabkan penurunan fungsi sistem muskuloskeletal yang
menyebabkan lansia rentan mengalami hambatan dalam mobilitas
fisik. Perubahan morfologis yang terjadi pada sistem muskuloskeletal
dapat mengakibatkan perubahan fungsional otot yaitu terjadinya
penurunan kekuatan otot, kontraksi otot, daya tahan otot dan tulang,
elastisitas dan fleksibilitas otot sehingga menyebabkan keterbatasan
gerak pada tubuh. Perubahan yang terjadi pada kekuatan otot karena
berkurangnya serabut otot pada proses menua yang menyebabkan
menurunnya kekuatan otot. Biasanya berjalan menjadi kurang stabil
karena lemahnya otot paha bagian depan dan berkurangnya koordinasi
antar otot (Nitz. 2004)
Hambatan mobilitas yang diakibatkan oleh perubahan patologis
pada sistem muskuloskeletal memberikan dampak pada fisik maupun
psikososial pada lansia. Dampak fisik dari gangguan mobilitas paling
jelas terlihat pada sistem muskuloskeletal berupa penurunan kekuatan
dan ketangkasan otot, kontraktur yang membatasi mobilitas sendi,
kekakuan dan nyeri pada sendi.
Masalah mobilitas yang terjadi pada lansia dapat diatasi dengan
memberikan intervensi berupa latihan range of motion, kontraksi otot
isometrik dan isotonik, kekuatan/ketahanan, aerobik, sikap, dan
mengatur posisi tubuh (5–7). Latihan range of motion adalah latihan
pergerakan maksimal yang dilakukan oleh sendi. Latihan range of
motion menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam
pemeliharaan fleksibelitas sendi dan kekuatan otot pada lansia.
Menurut WHO (World Health Organisation )pada tahun 2019,
jumlah lansia sebesar 9,7% juta orang. dan Penduduk lanjut usia di
Indonesia terus mengalami peningkatan seiring kemajuan dibidang
kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup
dan menurunnya angka kematian. Dalam waktu hampir lima dekade,
presentase lansia diindonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-
2019), yakni menjadi 9,6 % (25,64 juta ).
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI jumlah
masyarakat lanjut usia (lansia) akan bertambah hingga 27 juta orang
pada 2020. jumlah penduduk Lanjut Usia di Indonesia pada tahun
2020 akan mencapai 28,8 juta jiwa atau sekitar 11% dari total
penduduk Indonesia.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2019 jumlah lansia
(8,48%) sedangkan pada tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah lansia
sebanyak (8,71 %). Dan akan diperkirakan jumlah lansia akan terus
meningkat dari tahun ke tahun.
Jumlah lansia yang ada di balai kesehatan lanjut usia mandalika
NTB sebanyak 85 lansia, dan jumlah lansia yang mengalami bedrest
sebanyak 26 orang. Penurunan fungsi dan kemampuan tubuh pada
lansia akan menurun.begitu pula dengan kekuatan otot akan menurun
seiring dengan pertambahan usia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermina
Desiane Hastini Uda, Muflih, dan Thomas Aquino Erjinyuare Amigo
(2016) dengan mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan action research yang bertujuan untuk melakukan
perubahan pada suatu masalah dengan memberikan sebuah intervensi
atau tindakan yang dipantau oleh peneliti sehingga hasil dari
perubahan tersebut dapat dimanfaatkan. didapatkan bahwa latihan
ROM dapat memengaruhi perubahan gerakan pada lansia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina
Rahmadani Sidabutar dengan mengunakan Jenis penelitian kuantitatif,
menggunakan desain Pra Eksperiment dengan One Group Pre Test dan
Post Test. Teknik sampling yang digunakan adalah pusposive
sampling hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh Range
Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dengan p value kekuatan
otot (0,000).

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana gambaran kekuatan otot sebelum dan sesudah
dilakukan range of motion (ROM) pada lansia bedrest?
2. Bagaimana pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan
otot pada lansia bedrest?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam masalah diatas adalah ingin
mengetahui pengaruh pemberian range of motion (ROM) terhadap
kekuatan otot pada lansia bedrest dengan gangguan mobilitas fisik di
balai social lanjut usia mandalika NTB.
.

Anda mungkin juga menyukai