Lansia menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya (WHO, 2016). Berdasarkan hasil survey dan wawancara di Balai Kesehatan Lanjut Usia Mandalika NTB terdapat banyak masalah yang dialami lansia disana yang seperti demensia/pikun, hipertensi, katarak, rematoid artitis, diabetes mellitus, dan lansia bedrest dengan gangguan mobilitas fisik. Seiring dengan peningkatan UHH (Usia Harapan Hidup) lansia mengalami perubahan normal maupun patologis yang berkaitan dengan proses penuaan dalam berbagai sistem. Proses perubahan tersebut menyebabkan penurunan fungsi sistem muskuloskeletal yang menyebabkan lansia rentan mengalami hambatan dalam mobilitas fisik. Perubahan morfologis yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dapat mengakibatkan perubahan fungsional otot yaitu terjadinya penurunan kekuatan otot, kontraksi otot, daya tahan otot dan tulang, elastisitas dan fleksibilitas otot sehingga menyebabkan keterbatasan gerak pada tubuh. Perubahan yang terjadi pada kekuatan otot karena berkurangnya serabut otot pada proses menua yang menyebabkan menurunnya kekuatan otot. Biasanya berjalan menjadi kurang stabil karena lemahnya otot paha bagian depan dan berkurangnya koordinasi antar otot (Nitz. 2004) Hambatan mobilitas yang diakibatkan oleh perubahan patologis pada sistem muskuloskeletal memberikan dampak pada fisik maupun psikososial pada lansia. Dampak fisik dari gangguan mobilitas paling jelas terlihat pada sistem muskuloskeletal berupa penurunan kekuatan dan ketangkasan otot, kontraktur yang membatasi mobilitas sendi, kekakuan dan nyeri pada sendi. Masalah mobilitas yang terjadi pada lansia dapat diatasi dengan memberikan intervensi berupa latihan range of motion, kontraksi otot isometrik dan isotonik, kekuatan/ketahanan, aerobik, sikap, dan mengatur posisi tubuh (5–7). Latihan range of motion adalah latihan pergerakan maksimal yang dilakukan oleh sendi. Latihan range of motion menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam pemeliharaan fleksibelitas sendi dan kekuatan otot pada lansia. Menurut WHO (World Health Organisation )pada tahun 2019, jumlah lansia sebesar 9,7% juta orang. dan Penduduk lanjut usia di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring kemajuan dibidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Dalam waktu hampir lima dekade, presentase lansia diindonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971- 2019), yakni menjadi 9,6 % (25,64 juta ). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI jumlah masyarakat lanjut usia (lansia) akan bertambah hingga 27 juta orang pada 2020. jumlah penduduk Lanjut Usia di Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 28,8 juta jiwa atau sekitar 11% dari total penduduk Indonesia. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2019 jumlah lansia (8,48%) sedangkan pada tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah lansia sebanyak (8,71 %). Dan akan diperkirakan jumlah lansia akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah lansia yang ada di balai kesehatan lanjut usia mandalika NTB sebanyak 85 lansia, dan jumlah lansia yang mengalami bedrest sebanyak 26 orang. Penurunan fungsi dan kemampuan tubuh pada lansia akan menurun.begitu pula dengan kekuatan otot akan menurun seiring dengan pertambahan usia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermina Desiane Hastini Uda, Muflih, dan Thomas Aquino Erjinyuare Amigo (2016) dengan mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan action research yang bertujuan untuk melakukan perubahan pada suatu masalah dengan memberikan sebuah intervensi atau tindakan yang dipantau oleh peneliti sehingga hasil dari perubahan tersebut dapat dimanfaatkan. didapatkan bahwa latihan ROM dapat memengaruhi perubahan gerakan pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Rahmadani Sidabutar dengan mengunakan Jenis penelitian kuantitatif, menggunakan desain Pra Eksperiment dengan One Group Pre Test dan Post Test. Teknik sampling yang digunakan adalah pusposive sampling hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dengan p value kekuatan otot (0,000).
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana gambaran kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan range of motion (ROM) pada lansia bedrest? 2. Bagaimana pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada lansia bedrest? 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam masalah diatas adalah ingin mengetahui pengaruh pemberian range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada lansia bedrest dengan gangguan mobilitas fisik di balai social lanjut usia mandalika NTB. .