Anda di halaman 1dari 36

TIK 3

Asuhan keperawatan
pada anak dengan
Asma
NO. NIM NAMA
1. 1912101010104 NAUVAL JUMARTA
2. 1912101010105 ELSA SYACHTIANA
3. 1912101010119 NURULI SAKDIYAH
4. 1912101010120 NUR ASIFAH ELSA
5. 1912101010116 MAULIANA
6. 1912101010143 ALIIF MAULANA
7. 1912101010071 CUT TARINDA ARDELLYA
8. 1912101010072 NANDA RISKA
9. 1912101010111 ZAZIRAH S
10. 1912101010112 DEVI YUNDIKA
11. 1912101010069 NURUL KHADIJAH KAMAL
12. 1912101010106 REVI ZAHRA FONNA USI
13. 1912101010127 ANNISSA
14. 1912101010128 MUHARRAMI SHALAFINA
15. 1912101010096 IROSTU QOROTI
16. 1912101010125 NADHIRA NISRINA
17. 1912101010136 RISKA AGUSTINA
Sasaran Pembelajaran

01 Definisi & Gambar 05 Manifestasi Klinis

02 Etiologi 06 Penatalaksaan

03 Jenis Asma
07 Pemeriksaan Penunjang

04 Patofisiologi 08 Asuhan Keperawatan


DEFINISI ASMA
•Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial
dengan ciri kontraksi spasme pada saluran napas. Asma
merupakan penyakit kompleks yang dapat diakibatkan
oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi,otonomik, dan
psikologis. (Asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem pernapasan, 2007)

•Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada jalan


napas, tempat banyak sel (sel mast, tosinofil, dan
limfosit T) memegang peranan. Pada anak yang rentan,
inflamasi menyebabkan episode mengi kambuhan, sesak
napas, dada sesak, dan batuk saat malam dan pagi hari.
(Wong, 2009)
Perbedaan anatomi bronchus normal dan
saat serangan
Etiologi

Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik


● Infeksi (influenza virus, ● Reaksi antigen antibodi
pneumonia, mycoplasma) karena inhalasi alergan
● Fisik (cuaca dingin, (debu, serbuk-serbuk,
perubahan temperatur) bulu-bulu binatang)
● Iritan (kimia, polusi
udara(asap rokok,
parfume)
● Emosional (takut, cemas,
tegang)
● Aktivitas berlebihan

Suriadi, dkk, (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak.


Jakarta: CV. SAGUNG SETO
Raharjoe, N., dkk, (2016). Pedoman
Nasional Asma Anak Edisi ke-2 . Jakarta:
UKK Respirologi PP IDA Jenis Asma

Asma Alergik Asma Asma


Idiopatik atau Gabungan
Ditandai dengan reaksi non alergen
alergen yang Adalah bentuk
disebabkan oleh alergen asma yang paling
alergen yang dikenal umum. Asma ini
Ditandai dengan adanya reaksi mempunyai
seperti serbuk sari, bulu non alergik yang bereaksi
binatang, makanan dan karakteristik dari
terhadap pencetus yang bentuk alergik
jamur. tidakspesifik. Faktor-faktor maupun bentuk
seperti common cold, infeksi idiopatik
traktus respiratorius, latihan,
emosi dan polutan lingkungan
yang dapat mencetus serangan.
Patofisiologis Asma
Suriadi, dkk, (2010). Asuhan Keperawatan
Pada Anak. Jakarta: CV. SAGUNG SETO
MANIFESTASI KLINIS
● Wheezing
● Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot
asesori pernafasan, cuping hidung, retraksi dada dan
stridor 
● Batuk kering (tidak produktif) karena secret kental
dan lumen jalan nafas sempit
● Thachypnea, tachycardia, orthopnea
● Gelisah
● Berbicara sulit atau pendek karena sesak nafas
● Diaphorosis
● Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen
dalam pernafasan
● Fatigue
● Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain,
berjalan, bahkan bicara
● Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran
Penatalaksanaan
Tujuan tatalaksana serangan adalah untuk
meredakan penyempitan jalan napas secepat
mungkin, mengurangi hipoksemia,
mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal
secepatnya dan merencanakan tatalaksana
untuk mencegah kekambuhan.
a. Jangka Pendek
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) membagi
penanganan serangan asma menjadi dua, tatalaksana di
rumah dan di rumah sakit.

1. Penanganan di rumah
Pada awal serangan dapat diberikan bronkodilator saja.
Apabila belum membantu, dapat ditambahkan steroid
oral. Bila hal ini juga tidak berhasil, bawa segera ke klinik
atau rumah sakit. Bila serangannya sedang, langsung
berikan bronkodilator dan steroid. Sedangkan jika
serangannya berat, langsung bawa ke rumah sakit.
2. Penanganan di IGD dan Klinik
• Serangan ringan
Pada serangan ringan pemberian 2-agonis saja sudah cukup. Pemberian 2-
agonis sebaiknya diberikan secara inhalasi (baik dengan MDI= Metered Dose
Inhaler atau DPI=Dry Powder Inhaler atau nebulisasi).

• Serangan sedang
Pasien diberikan oksigen, kemudian pasien diobservasi dan ditangani di Ruang
Rawat Sehari.

• Serangan berat
Pemberian oksigen dilakukan sejak awal termasuk saat nebulisasi. Pasang jalur
parenteral dan lakukan foto toraks. Jika sejak penilaian awal pasien mengalami
serangan berat, nebulisasi cukup diberikan sekali langsung dengan -agonis
dan antikolinergik (ipratropium bromide), tidak perlu melakukan tahapan seperti
di atas(melalui serangan ringan lalu serangan sedang).
b. Jangka Panjang
Tujuan tatalaksana asma jangka panjang adalah untuk supaya pasien dapat
menjalani aktivitas normal, termasuk bermain dan berolah raga, sesedikit mungkin
absen sekolah, dan gejala tidak timbul siang atau malam hari.

1. Bila serangan asmanya sudah reda maka pasien harus diberikan pengobatan
tergantung pada derajat penyakitnya.
2. Bila termasuk klasifikasi asma episodik jarang, maka hanya diberikan obat
bronkodilator saja (β2 agonis), sedangkan bila asma episodik sering dan asma
persisten perlu diberi obat controller (maintenance).
3. Tatalaksana asma jangka panjang obat asma dibagi 2 kelompok, yaitu obat
pereda (reliever) dan obat pengendali (maintenance, controller). Obat pereda
digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma yang timbul. Obat
pengendali digunakan untuk mengatasi masalah dasar asma, yaitu inflamasi
kronik saluran napas. Pemakaian obat ini terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif lama, bergantung pada derajat penyakit asma dan responsnya
terhadap pengobatan.
Pemeriksaan Lab
a) Pemeriksaan Diagnostik Asma
1. Pemeriksaan Sputum, diantaranya untuk
melihat adanya netrofil dan eosinophil
pada sputum yang umumnya bersifat
mucoid dengan viskositas tinggi dan
terkdang terdapat muscus plug.

2. Pemeriksaan Darah,
o Analisa gas darah
o Pemeriksaan kadar leukosit
o Peningkatan IgE pada waktu serangan

Sujono riyadi & Sukarmin, 2009


b) Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi, untuk meunjukkan
gambaran hiperinflamasi paru
2. Pemeriksaan Tes Kulit, dilakukan untuk
mendeteksi factor allergen yang bereaksi pada
asma
3. Elektrokardiografi, untuk mendeteksi adanya
tanda tanda hiposekmia maupun hipertropi otot
jantung
4. Scanning Paru,
5. Tes Fungsi Paru / Spirometri, untuk menunjukkan
adanya obstruksi jalan napas reversible

Sujono riyadi & Sukarmin, 2009


Asuhan Keperawatan Anak
Dengan Asma
Kasus
Anak laki-laki usia 8 tahun dibawa ke UGD RSU Meuraxa
karna mengalami batuk berdahak dan sesak nafas sudah 2
hari. Pasien dibawa ke rumah sakit pada tanggal 5 februari
2021 pukul 14.30 WIB. Pasien mengatakan sulit untuk
bernapas dan mengeluarkan sekret. Ibu pasien juga
mengatakan bahwa pasien tidak selera makan dan sesak tiap
melakukan aktivitas. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan
keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, suara
napas wheezing dan ronchi ,TTV dengan tekanan darah 90/70
mmHg, pernapasan 30 x/menit, nadi 104 x/menit, suhu 36,5
o
C, pasien terpasang infus D5 ¼ 500 cc/ 24 jam (6 tetes per
menit), terpasang O2 nasal canul.
1. Identitas Klien

Nama : Muhammad Fatih


Usia : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Blang bintang
No. RM : 1154367
2. Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluhan utama: batuk berdahak dan sesak
napas
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat Alergi : debu, serbuk sari
Riwayat dirawat di RS: belum pernah
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat penyakit asma.
3. Pengkajian Fisik

a. Pemeriksaan Fisik Umum


Berat Badan : 25 kg
Tinggi Badan : 130 cm
BB sebelumnya : 28 kg
TD : 90/70 mmhg
HR : 104 x/menit
RR : 33 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis

b. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : 14.0 g/dL
Hematokrit : 39,9 %
Eosinofil : 0,9%
Basofil : 0,1 %
Neutrofil : 84,3 %
4. Analisis Data
Data Etiologi Masalah
DS : Peningkatan produksi Ketidakefektifan bersihan
 Klien mengatakan sekret jalan nafas
sesak nafas
 Klien mengatakan
batuk dan susah
untuk mengeluarkan
sekret
DO :
 Klien tampak
terpasang O2 nasal
canul
 Suara napas wheezing
dan ronchi
Data Etiologi Masalah
DS : Ketidakseimbangan suplai Intoleransi aktivitas
 “Anak saya mudah dan kebutuhan oksigen
lelah dan sesak
setelah melakukan
aktivitas”
DO :
 Aktivitas klien tampak
dibantu oleh keluarga
 RR : 33 x/menit
 Klien tampak
berbaring
Data Etiologi Masalah
DS : Kelemahan otot Ketidakseimbangan
 Ibu pasien mengatakan nutrisi kurang dari
pasien tidak selera kebutuhan tubuh
makan dan BB nya turun
DO :
 BB sebelum : 28 kg
 BB sekarang : 25 kg
 Pasien tampak lemah
dan pucat
B. Diagnosa keperawatan

No Diagnosa Keperawatan
.
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d peningkatan
produksi sekret
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai &
kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kelemahan otot
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC Rasional
(Tujuan & Kriteria Hasil) (Intervensi)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien 1. Posisi membantu
bersihan jalan napas b.d keperawatan selama 2 x 24 jam kriteria untuk memaksimalkan ekspansi paru
peningkatan produksi hasil yang diharapkan : memaksimalkan 2. Pengeluaran sulit dilakukan bila
sekret 1. Frekuensi pernapasan kembali ventilasi sekret sangat kental
normal (16-24 x/menit) 2. Ajarkan pasien untuk 3. Untuk meningkatkan gerakan
2. Pasien mampu melakukan teknik teknik batuk efektif sekret ke dalam jalan nafas
batuk efektif 3. Lakukan fisioterapi besar untuk dikeluarkan
3. Pasien mampu mengeluarkan dada jika diperlukan 4. Penurunan bunyi nafas dapat
sekret 4. Auskultasi adanya menunukkan adanya
4. Tidak ada lagi suara napas suara tambahan atelektasis
tambahan (ronchi / mengi) 5. Latih pasien untuk 5. Ventilasi maksimal akan
melakukan teknik membuka area atelektasis
napas dalam 6. Pemasukan tinggi cairan
6. Pertahankan hidrasi membantu untuk
yang adekuat untuk mengencerkan sekret
mengencerkan 7. Pasien memiliki alergi debu dan
sekret serbuk sari.
7. Jauhkan pasien dari
faktor pemicu
alergen
Diagnosa NOC NIC Rasional
(Tujuan & Kriteria Hasil) (Intervensi)
Intoleransi Setelah dilakukan 1. Monitor respirasi 1. Aktivitas terlalu berat
aktivitas b.d tindakan keperawatan pasien saat dapat membuat pasien
ketidakseimbang selama 2 x 24 jam melakukan dispnea
an suplai & kriteria hasil yang aktivitas 2. Teknik napas dalam
kebutuhan diharapkan : 2. Bantu pasien untuk akan membuat
oksigen 1. Keluhan dispnea memilih pilihan ventilasi yang
saat aktivitas aktivitas maksimal
menurun 3. Bantu pasien untuk 3. Aktivitas yang sanggup
2. Frekuensi napas menjadwalkan dilakukan oleh pasien
pasien tetap dalam periode istirahat harus tetap
rentang normal (16- 4. Monitor respon dipertahankan
24 x/menit) oksigen pasien
3. Tekanan darah 5. Ajarkan pasien
pasien dalam teknik relaksasi
rentang normal seperti teknik
4. Pasien tidak merasa napas dalam
lelah setelah
melakukan aktivitas
Diagnosa NOC NIC Rasional
(Tujuan & Kriteria (Intervensi)
Hasil)
Ketidakseimba Setelah dilakukan 1. Tanyakan pasien 1. Makanan yang
ngan nutrisi tindakan keperawatan makanan yang disenangi akan
kurang dari selama 2 x 24 jam disukai meningkatkan selera
kebutuhan kriteria hasil yang 2. Atur makanan makan pasien
tubuh b.d diharapkan : sesuai dengan 2. Asupan yang baik
kelemahan otot 1. Berat badan kesenangan akan meningkatkan
pasien kembali 28 pasien status nutrisi pasien
kg 3. Anjurkan pasien 3. Pemasukan cairan
2. Selera makan untuk banyak yang tinggi akan
pasien kembali minum membuat tubuh
meningkat 4. Catat asupan tidak terasa lemas
3. Asupan cairan pasien
yang adekuat 5. Monitor berat
badan pasien
D. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Implementasi
Ketidakefektifan bersihan 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
jalan nafas b.d seperti posisi semi fowler
peningkatan produksi 2. Mengajarkan pasien untuk teknik batuk efektif
sekret 3. Lakukan fisioterapi dada jika pasien mengatakan sulit
untuk mengeluarkan sekret
4. Auskultasi apakah adanya suara tambahan seperti
mengi dan ronkhi
5. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik napas
dalam
6. Menganjurkan pasien untuk mempertahankan hidrasi
yang adekuat untuk mengencerkan sekret
7. Pertahankan lingkungan yang bersih di sekitar pasien
Diagnosa Implementasi
Intoleransi aktivitas b.d 1. Memonitor pola respirasi pasien saat melakukan
ketidakseimbangan aktivitas
suplai & kebutuhan 2. Membantu pasien untuk memilih pilihan
oksigen aktivitas yang dapat dilakukannya
3. Membantu pasien untuk menjadwalkan periode
istirahat
4. Memonitor respon oksigen pasien
5. Mengajarkan pasien teknik relaksasi seperti
teknik napas dalam
Diagnosa Implementasi

Ketidakseimbangan 1. Menanyakan kepada pasien makanan yang


nutrisi kurang dari disukainya
kebutuhan tubuh b.d 2. Membantu memberikan makanan sesuai dengan
kelemahan otot kesenangan pasien
3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum
4. Mencatat asupan pasien
5. Memonitor berat badan pasien secara berkala
E. Evaluasi
Diagnosa Evaluasi (SOAP)
Ketidakefektifan bersihan jalan S : pasien mengatakan sudah bisa
napas b.d peningkatan produksi melakukan batuk efektif dan
sekret mengeluarkan sekret
O : - Tidak ada lagi suara napas
tambahan
- Frekuensi pernafasan 21
x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Diagnosa Evaluasi (SOAP)
Intoleransi aktivitas b.d S : - pasien mengatakan sudah tidak
ketidakseimbangan suplai & merasa lelah saat melakukan
kebutuhan oksigen aktivitas
- pasien mengatakan masih
mudah merasa lelah
O : - Frekuensi pernafasan 21
x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi untuk mengajarkan
pasien teknik relaksasi seperti
napas dalam dilanjutkan
Diagnosa Evaluasi (SOAP)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang S : pasien mengatakan sudah selera


dari kebutuhan tubuh b.d makan dan sudah banyak minum
kelemahan O : berat badan pasien kembali ideal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
References
● Suriadi, dkk, (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak.
Jakarta: CV. SAGUNG SETO
● Yuliastati, Nining, (2016). Keperawatan Anak. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
● Arnis, A, (2016). Praktek Klinik Keperawatan Anak :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai