Asuhan keperawatan
pada anak dengan
Asma
NO. NIM NAMA
1. 1912101010104 NAUVAL JUMARTA
2. 1912101010105 ELSA SYACHTIANA
3. 1912101010119 NURULI SAKDIYAH
4. 1912101010120 NUR ASIFAH ELSA
5. 1912101010116 MAULIANA
6. 1912101010143 ALIIF MAULANA
7. 1912101010071 CUT TARINDA ARDELLYA
8. 1912101010072 NANDA RISKA
9. 1912101010111 ZAZIRAH S
10. 1912101010112 DEVI YUNDIKA
11. 1912101010069 NURUL KHADIJAH KAMAL
12. 1912101010106 REVI ZAHRA FONNA USI
13. 1912101010127 ANNISSA
14. 1912101010128 MUHARRAMI SHALAFINA
15. 1912101010096 IROSTU QOROTI
16. 1912101010125 NADHIRA NISRINA
17. 1912101010136 RISKA AGUSTINA
Sasaran Pembelajaran
02 Etiologi 06 Penatalaksaan
03 Jenis Asma
07 Pemeriksaan Penunjang
1. Penanganan di rumah
Pada awal serangan dapat diberikan bronkodilator saja.
Apabila belum membantu, dapat ditambahkan steroid
oral. Bila hal ini juga tidak berhasil, bawa segera ke klinik
atau rumah sakit. Bila serangannya sedang, langsung
berikan bronkodilator dan steroid. Sedangkan jika
serangannya berat, langsung bawa ke rumah sakit.
2. Penanganan di IGD dan Klinik
• Serangan ringan
Pada serangan ringan pemberian 2-agonis saja sudah cukup. Pemberian 2-
agonis sebaiknya diberikan secara inhalasi (baik dengan MDI= Metered Dose
Inhaler atau DPI=Dry Powder Inhaler atau nebulisasi).
• Serangan sedang
Pasien diberikan oksigen, kemudian pasien diobservasi dan ditangani di Ruang
Rawat Sehari.
• Serangan berat
Pemberian oksigen dilakukan sejak awal termasuk saat nebulisasi. Pasang jalur
parenteral dan lakukan foto toraks. Jika sejak penilaian awal pasien mengalami
serangan berat, nebulisasi cukup diberikan sekali langsung dengan -agonis
dan antikolinergik (ipratropium bromide), tidak perlu melakukan tahapan seperti
di atas(melalui serangan ringan lalu serangan sedang).
b. Jangka Panjang
Tujuan tatalaksana asma jangka panjang adalah untuk supaya pasien dapat
menjalani aktivitas normal, termasuk bermain dan berolah raga, sesedikit mungkin
absen sekolah, dan gejala tidak timbul siang atau malam hari.
1. Bila serangan asmanya sudah reda maka pasien harus diberikan pengobatan
tergantung pada derajat penyakitnya.
2. Bila termasuk klasifikasi asma episodik jarang, maka hanya diberikan obat
bronkodilator saja (β2 agonis), sedangkan bila asma episodik sering dan asma
persisten perlu diberi obat controller (maintenance).
3. Tatalaksana asma jangka panjang obat asma dibagi 2 kelompok, yaitu obat
pereda (reliever) dan obat pengendali (maintenance, controller). Obat pereda
digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma yang timbul. Obat
pengendali digunakan untuk mengatasi masalah dasar asma, yaitu inflamasi
kronik saluran napas. Pemakaian obat ini terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif lama, bergantung pada derajat penyakit asma dan responsnya
terhadap pengobatan.
Pemeriksaan Lab
a) Pemeriksaan Diagnostik Asma
1. Pemeriksaan Sputum, diantaranya untuk
melihat adanya netrofil dan eosinophil
pada sputum yang umumnya bersifat
mucoid dengan viskositas tinggi dan
terkdang terdapat muscus plug.
2. Pemeriksaan Darah,
o Analisa gas darah
o Pemeriksaan kadar leukosit
o Peningkatan IgE pada waktu serangan
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : 14.0 g/dL
Hematokrit : 39,9 %
Eosinofil : 0,9%
Basofil : 0,1 %
Neutrofil : 84,3 %
4. Analisis Data
Data Etiologi Masalah
DS : Peningkatan produksi Ketidakefektifan bersihan
Klien mengatakan sekret jalan nafas
sesak nafas
Klien mengatakan
batuk dan susah
untuk mengeluarkan
sekret
DO :
Klien tampak
terpasang O2 nasal
canul
Suara napas wheezing
dan ronchi
Data Etiologi Masalah
DS : Ketidakseimbangan suplai Intoleransi aktivitas
“Anak saya mudah dan kebutuhan oksigen
lelah dan sesak
setelah melakukan
aktivitas”
DO :
Aktivitas klien tampak
dibantu oleh keluarga
RR : 33 x/menit
Klien tampak
berbaring
Data Etiologi Masalah
DS : Kelemahan otot Ketidakseimbangan
Ibu pasien mengatakan nutrisi kurang dari
pasien tidak selera kebutuhan tubuh
makan dan BB nya turun
DO :
BB sebelum : 28 kg
BB sekarang : 25 kg
Pasien tampak lemah
dan pucat
B. Diagnosa keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
.
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d peningkatan
produksi sekret
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai &
kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kelemahan otot
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC Rasional
(Tujuan & Kriteria Hasil) (Intervensi)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien 1. Posisi membantu
bersihan jalan napas b.d keperawatan selama 2 x 24 jam kriteria untuk memaksimalkan ekspansi paru
peningkatan produksi hasil yang diharapkan : memaksimalkan 2. Pengeluaran sulit dilakukan bila
sekret 1. Frekuensi pernapasan kembali ventilasi sekret sangat kental
normal (16-24 x/menit) 2. Ajarkan pasien untuk 3. Untuk meningkatkan gerakan
2. Pasien mampu melakukan teknik teknik batuk efektif sekret ke dalam jalan nafas
batuk efektif 3. Lakukan fisioterapi besar untuk dikeluarkan
3. Pasien mampu mengeluarkan dada jika diperlukan 4. Penurunan bunyi nafas dapat
sekret 4. Auskultasi adanya menunukkan adanya
4. Tidak ada lagi suara napas suara tambahan atelektasis
tambahan (ronchi / mengi) 5. Latih pasien untuk 5. Ventilasi maksimal akan
melakukan teknik membuka area atelektasis
napas dalam 6. Pemasukan tinggi cairan
6. Pertahankan hidrasi membantu untuk
yang adekuat untuk mengencerkan sekret
mengencerkan 7. Pasien memiliki alergi debu dan
sekret serbuk sari.
7. Jauhkan pasien dari
faktor pemicu
alergen
Diagnosa NOC NIC Rasional
(Tujuan & Kriteria Hasil) (Intervensi)
Intoleransi Setelah dilakukan 1. Monitor respirasi 1. Aktivitas terlalu berat
aktivitas b.d tindakan keperawatan pasien saat dapat membuat pasien
ketidakseimbang selama 2 x 24 jam melakukan dispnea
an suplai & kriteria hasil yang aktivitas 2. Teknik napas dalam
kebutuhan diharapkan : 2. Bantu pasien untuk akan membuat
oksigen 1. Keluhan dispnea memilih pilihan ventilasi yang
saat aktivitas aktivitas maksimal
menurun 3. Bantu pasien untuk 3. Aktivitas yang sanggup
2. Frekuensi napas menjadwalkan dilakukan oleh pasien
pasien tetap dalam periode istirahat harus tetap
rentang normal (16- 4. Monitor respon dipertahankan
24 x/menit) oksigen pasien
3. Tekanan darah 5. Ajarkan pasien
pasien dalam teknik relaksasi
rentang normal seperti teknik
4. Pasien tidak merasa napas dalam
lelah setelah
melakukan aktivitas
Diagnosa NOC NIC Rasional
(Tujuan & Kriteria (Intervensi)
Hasil)
Ketidakseimba Setelah dilakukan 1. Tanyakan pasien 1. Makanan yang
ngan nutrisi tindakan keperawatan makanan yang disenangi akan
kurang dari selama 2 x 24 jam disukai meningkatkan selera
kebutuhan kriteria hasil yang 2. Atur makanan makan pasien
tubuh b.d diharapkan : sesuai dengan 2. Asupan yang baik
kelemahan otot 1. Berat badan kesenangan akan meningkatkan
pasien kembali 28 pasien status nutrisi pasien
kg 3. Anjurkan pasien 3. Pemasukan cairan
2. Selera makan untuk banyak yang tinggi akan
pasien kembali minum membuat tubuh
meningkat 4. Catat asupan tidak terasa lemas
3. Asupan cairan pasien
yang adekuat 5. Monitor berat
badan pasien
D. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Implementasi
Ketidakefektifan bersihan 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
jalan nafas b.d seperti posisi semi fowler
peningkatan produksi 2. Mengajarkan pasien untuk teknik batuk efektif
sekret 3. Lakukan fisioterapi dada jika pasien mengatakan sulit
untuk mengeluarkan sekret
4. Auskultasi apakah adanya suara tambahan seperti
mengi dan ronkhi
5. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik napas
dalam
6. Menganjurkan pasien untuk mempertahankan hidrasi
yang adekuat untuk mengencerkan sekret
7. Pertahankan lingkungan yang bersih di sekitar pasien
Diagnosa Implementasi
Intoleransi aktivitas b.d 1. Memonitor pola respirasi pasien saat melakukan
ketidakseimbangan aktivitas
suplai & kebutuhan 2. Membantu pasien untuk memilih pilihan
oksigen aktivitas yang dapat dilakukannya
3. Membantu pasien untuk menjadwalkan periode
istirahat
4. Memonitor respon oksigen pasien
5. Mengajarkan pasien teknik relaksasi seperti
teknik napas dalam
Diagnosa Implementasi