Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Coronavirus Disease-19

(Konsep dan Asuhan Keperawatan)


A. Pengertian Covid-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2
merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
B. Etilogy Covid-19
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus. Coronavirus
merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4
struktur protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M
(membran), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
C. Penularan Covid-19
1. konsentrasi virus pada sekret yang tinggi
2. Droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.
3. Udara
4. fecal-oral atau limbah manusia.
D. Manifestasi Klinis
Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat.
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa
pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit.
Berdasarkan beratnya kasus, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa gejala, ringan, sedang,
berat dan kritis.

Kriteria Gejala Manifestasi Klinis Penjelasan

Tanpa Gejala
(asimptomatik) Tidak ada gejala Pasien tidak menunjukkan gejala apapun.
klinis

Sakit ringan Sakit ringan tanpa Pasien dengan gejala non-spesifik seperti
komplikasi demam, batuk, nyeri tenggorokan,
hidung tersumbat, malaise, sakit kepala,
nyeri otot. Perlu waspada pada usia
lanjut dan imunocompromised karena
gejala dan tanda tidak khas.
Sakit Sedang Pneumonia ringan Pasien Remaja atau Dewasa dengan tanda
klinis pneumonia (demam, batuk,
dyspnea, napas cepat) dan tidak ada
tanda pneumonia berat.
Anak dengan pneumonia ringan mengalami
batuk atau kesulitan bernapas + napas
cepat: frekuensi napas: <2 bulan,
≥60x/menit; 2–11 bulan, ≥50x/menit; 1–
5 tahun, ≥40x/menit dan tidak ada tanda
pneumonia berat.

Sakit Berat Pneumonia berat / Pasien remaja atau dewasa dengan demam
ISPA bera atau dalam pengawasan infeksi saluran
napas, ditambah satu dari: frekuensi
napas >30 x/menit, distress pernapasan
berat, atau saturasi oksigen (SpO2)
<90% pada udara kamar.
Pasien anak dengan batuk atau kesulitan
bernapas, ditambah setidaknya satu dari
berikut ini:
- sianosis sentral atau SpO2 <90%;
- distres pernapasan berat (seperti mendengkur,
tarikan dinding dada yang berat);
- tanda pneumonia berat: ketidakmampuan
menyusui atau minum, letargi atau
penurunan kesadaran, atau kejang.

Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan


dinding dada, takipnea.

Sakit Kritis Acute Respiratory Onset: baru terjadi atau perburukan dalam
Distress waktu satu minggu.
Syndrome
(ARDS) Pencitraan dada (CT scan toraks, atau
ultrasonografi paru): opasitas bilateral,
efusi pluera yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya, kolaps paru, kolaps lobus
atau nodul.

Penyebab edema: gagal napas yang bukan


akibat gagal jantung atau kelebihan
cairan. Perlu pemeriksaan objektif
(seperti ekokardiografi) untuk
menyingkirkan bahwa penyebab edema
bukan akibat hidrostatik jika tidak
ditemukan faktor risiko.

E. Pencegahan dan Pengendalian di Masyarakat


a. Membersihkan tangan secara teratur
b. Menggunakan alat pelindung diri
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain
d. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak
dengan anggota keluarga di rumah.
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
F. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Coronavirus Disease-19

1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Corona Virus Desease
(COVID 19)
2. Assesmen keperawatan 1.Ansietas
Merasa bingung, merasa khawatir, tampak gelisah, tampak
tegang, sulit tidur.
2. Defisit perawatan diri
Tidak mampu mandi, berpakaian, makan, toileting, berhias diri
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, seputum berlebih,
whezing, ronchi
4. Gangguan pertukaran gas
PCO2 naik, PO2 turun, PH abnormal, pola nafas abnormal
5. Gangguan ventilasi spontan
PCO2 naik, PO2 turun, volume tidal menurun, penggunaan
otot bantu nafasmeningkat
6. Risiko syok
Hipoksia, sepsis, sindrom respon inflamasi sistemik.
3. Diagnosa Keperawatan 1.Ansietas
2.Defisit perawatan diri

3.Bersihan jalan nafas tidak efektif


4.Gangguan pertukaran gas
5.Gangguan ventilasi spontan
6.Risiko syok
4. Kriteria Evaluasi 1 Ansietas
Ekspektasi : Tingkat ansietas menurun
Kriteriahasil :
 Verbalisasi kebingungan menurun
 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
 Perilaku gelisah menurun
 Perilaku tegang menurun
2. defisit perawatan diri
Ekspektasi : perawatan diri
meningkat Kriteria hasil :
 Kemampuan mandi meningkat
 Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
 Kemampuan makan meningkat
 Kemampuan ke toilet meningkat
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Ekspektasi : bersihan jalan nafas
meningkat Kriteria Hasil :
 Batuk efektif meningkat
 Produksi seputum menurun
 Mengi , whezing, ronchi menurun
4. Gangguan pertukaran gas
Ekspektasi : pertukaran gas
meningkat Kriteria hasil :
 Tingkat kesadaran (GCS E4V5M6 / kompos mentis)
 Dispnea menurun
 Pola nafas membaik (dalam batas normal)
 Bunyi nafas tambah menurun
5. Gangguan ventilasi sepontan
Ekspektasi : ventilasi spontan
meningkat Kriteria hasil :
 Dispnea menurun
 Penggunaan otot bantu nafas menurun
 Volume tidal membaik
 PCO2 membaik (dalam batas normal)
 PO2 membaik (dalam batas normal)
6. Risiko syok
Ekspektasi : tingkat syok menurun
Kriteria hasil :
 Tekanan arteri rata-rata membaik ( dalam batas normal)
 Tekanan darah sistolik membaik (dalam batas normal)
 Tekanan diastolik membaik ( dalam batas normal)
 Frekuensi nadi mmembaik (dalam batas normal)
 Frekuensi nafas membaik (dalam batas normal)
 Tingkat kesadaran membaik (dalam batas
normal/ komposmentis)
5. Intervensi Keperawatan 1 Ansietas
Tindakan :
Observasi
 Monitor tanda-tanda
ansietas Terapeutik
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis
pengobatan dan prognosis
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
 Latih tehnik relaksasi

2. Defisit perawatan diri


OBSERVASI
 Monitor tingkat kemandirian
 Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
TERAPEUTIK:
 Sediakan lingkungan yang terapiutik (misal suasana
hangat, rilek,dan privasi)
 Siapkan keperluan pribadi (misalkan parfum, sikat gigi,
sabun
mandi)
EDUKASI
 Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Observasi
 Identifikasi kemampuan batuk
 Monitor adanya retensi sputum
 Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
nafas Terapiutik
 Atur posisi semifowler atau fowler
 Buang secret pada tempat
sputum Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik
ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu selama 8 detik dan ulangi
sebanyak 3 kali
 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas
dalam yang ke 3
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran
jika perlu
4. Gangguan pertukaran gas
Observasi
 Monitor frekuensi , irama, kedalaman, dan upaya nafas
 Monitor pola nafas (seperti bradibnea,
takipnea, hyperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, biot
ataksis)
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai
AGD Terapiutik
 Dokumentasikan hasil
pemantauan Edukasi
 Informasikan hasil pemantauan jika perlu
5. Gangguan ventilasi spontan
Observasi
 Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
 Monitor status respiratori dan oksigenasi (misalnya
frekuensi dan kedaalaman nafas, penggunaan otot bantu
nafas, bunyi nafas tambahan, saturasi oksigen)
Terapiutik
 Pertahankan kepatenaan jalan nafas
 Berikan posisi semi fowler atau fowler
 Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mialnya nasal
canul, masker wajah, masker rebreathing atau non
rebreathing)
 Gunakan bag valve mask jika
perlu Kolaborasi
 Kolaborasikan pemberian bronkhodilator jika perlu
6. Risiko syok
Observasi
 Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan
nadi, frekuensi nafas, tekana darah,MAP)
 Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit,
CRT)
 Monitor tingkat kesadaran dn respon
pupil Terapiutik
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasioksigen
> 94%
 Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis jika
perlu Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian intravena jika perlu
6. Informasi dan Edukasi 1. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis pengobatan dan prognosis
2. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
3. Latih tehnik relaksasi
4. Anjurkan melakukan isolasi mandiri
5. Anjurkan pasien untuk memakai masker
6. Anjurkan pasien untuk sering cuci tangan
menggunakan sabun
7. Anjurkan pasien untuk menjaga jarak antar
individu
minimal 1,5 meter
8. Latih etika batuk dan menerapkan dalam kehidupan
sehari- hari

7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah


dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan Standar
luaran Keperawatan Indonesia serta analisis terhadap
perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka
Team Covid-19, Burhan, E, Susanto, A.D dkk (2020). Pedoman tata laksana Covid-19, Edisi 2.
Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19). Jakarta: Kemenkes.
Aprisunadi. 2018. Standart IntervensiKeperawatan Indonesia. Dewan pengurus pusat,
persatuan perawat Nasional Indonesia. Jakarta
Kumara, Ardi. 2020. Peranan Sistem Kekebalan Tubuh Terhadap Serangan Virus Corona
(SARS-CoV-2) Pada Manusia. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Anda mungkin juga menyukai