Meningitis adalah radang dari selaput otak yaitu lapisan arachnoid dan piameter yang disebabkan oleh
bakteri dan virus ( Judha & Rahil, 2012).
Meningitis adalah inflamasi pada lapisan meningen yang disebabkan oleh bakteri atau viral. Meningitis
infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter (lapis dalam selaput otak) dan arakhnoid serta
dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. ( Yuliasti,
Nining. 2016 )
Anatomi Selaput Otak
2. Etiologi Meningitis
Pada bayi dan anak mudah terserang oleh kuman
01 Meningitis pada neonatus adalah Kuman
Escherichia coli, Haemophilus influenza,
02 haemophilus influenza, neisseria meningiditis, dan
streptococcus pneumonia
streptococcus tipe B, neisseria meningiditis, dan
streptococcus pneumonia
streptococcus pneumonia, herpes, bisa juga karena infeksi lain seperti otitis
(Muttaqin, 2008)
5.Patofisiologi
6. Penilaian GCS Pada anak
Pada GCS terdapat 3 komponen yaitu pergerakan bola mata, verbal, dan pergerakan motorik yang
dinilai dengan memberikan skor pada masing-masing komponen. Nilai total dari ketiga komponen
berkisar antara 3-15, dengan nilai makin kecil semakin buruk prognosisnya. Pada pasien dengan cedera
otak dapat di klasifikasikan sebagai ringan (skor GCS 14-15), sedang (skor GCS 9-13) dan berat (skor GCS
≤ 8).
Dewi R., Penilaian Kesadaran pada Anak Sakit Kritis: Glasgow Coma
Scale atau Full Outline of UnResponsiveness score?, Sari Pediatri, Vol. 17,
No. 5, Februari 2016
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
Pemeriksaan darah
pungsi Lumbal
Pemeriksaan
Elektrolit CT-Scan
1.Penatalaksanaan Medis
A.Meningitis purulenta
• Pemberian cairan secara intravena
• Bila pasien masuk dalam keadaan status konvulsivus, berikan diazepam 0,5
mg/kg BB/ kali
• Setelah kejang dapat di atasi, diberikan fenobarbital dosis awal untuk neonatus
30 mg, anak kurang dari 1 tahun 50 mg dan di atas 1 tahun 75 mg.
• Berikan ampisisilin intravena sebanyak 400 mg/kg BB/ hari di bagi dalam 6
dosis di tambah kloramfenikol 100 mg/ Kg BB/hari intravena dibagi dalam 4
dosis
B. Dasar pengobatan meningitis tuberkulosa ialah pemberian kombinasi obat
antituberkulosis dan di tambahkan dengan kortikosteroid, pengobatan sitomatik bila
terdapat kejang, koreksi dehidrasi akibat masukan makanan yang kurang atau muntah dan
fisioterapi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
A.Gangguan kesadaran
B.Resiko terjadi komplikasi
C.Gangguan rasa aman dan nyaman
2) Breathing
• Isap lendir sampai bersih
3) Circulation
• Bila suhu tinggi lakukan kompres hangat secara intensif. Setelah pasien bangun dan
sadar berikan minum hangat ( berbeda dengan pasien tetanus yang jika kejang tetap
sadar)
9.Perhitungan Dosis Obat
2. Berdasarkan luas permukaan tubuh (Body surface area)
1.Pengkajian
Pengkajian Pada pasien dengan kasus meningitis meliputi :
a.Identitas Pasien
b. Riwayat Kesehatan (Keluhan utama,Riwayat penyakit sekarang & dahulu, Pengkajian
pertumbuhan dan perkembangan anak )
c. Pemeriksaan fisik ( Tingkat Kesadaran,TTV, Kepala, Mata, Mulut, Telinga, Dada, Kulit ,
Ekstremitas, Pemeriksaan saraf kranial, Sistem motorik, Pemeriksaan ransangan meningeal)
a.Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d proses inflamasi, edema pada otak.
b.Nyeri akut b/d iritasi selaput dan jaringan otak.
c. Hipertermi b/d peningkatan laju metabolisme, proses inflamasi
d. . Resiko cedera b/d kejang berulang, fiksasi kurang optimal
e. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d akumulasi sekret, penurunan kesadaran.
f. Ketidakefektifan pola nafas b/d depresi pusat pernapasan di otak, perubahan tingkat kesadaran.
g. Resiko Aspirasi b/d penurunan tingkat kesadaran
3. Intervensi
3. Hipertermi b/d Kriteria Hasil : 1. Kaji tanda-tanda vital anak dengan cermat.
peningkatan laju • Anak akan mendapatkan kembali dan Rasional : Riwayat meningitis virus aseptik biasanya
metabolisme, proses mempertahankan suhu tubuh dalam dimulai dengan awitan demam hingga 104 ° F. Ketika
inflamasi kisaran normal. hipertermia berkembang, HR dan BP juga meningkat.
• Nining, Yuliastati. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan
• Muttaqin, 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Penerbit Salemba Medika
• Dewi R., Penilaian Kesadaran pada Anak Sakit Kritis: Glasgow Coma Scale atau Full Outline of
UnResponsiveness score?, Sari Pediatri, Vol. 17, No. 5, Februari 2016
• Tati Suprapti, M. Biomed. Apt.2016. Praktikum Farmestika Dasar. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan.
• Purwanto H.,2016.Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan
Terima Kasih