Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA KELUARGA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Community Nursing Blok 3.3

Tugas Kelompok

Disusun oleh: Kelompok 4A

Anggita Efrilliana 4002200049 M. Jihan Febi K 4002200040


Dwi Oktaviani D 4002200017 Nanda Aditia K 4002200093

Fadilatunisa 4002200037 Nur Ihsan M 4002200117

Fita Dahulai 4002200012 Roza Dwi Hidayat 4002200045

Moch. Hary A 4002200113 Tsabit Mardiat 4002200023

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG

JANUARI, 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Kesiapsiagaan dan Penanganan Banjir


Materi : Pengertian kesiapsiagaan, pengertian banjir, penyebab banjir, daerah
rawan banjir, cara menanggulangi bencana banjir, dan tindakan evakuasi
saat terjadi banjir
Sasaran : Masyarakat Desa Dayeuhkolot Terutama Keluarga dan Lansia
Waktu : ( 09.00-10.00 WIB )
Tempat : Aula Desa Dayeuhkolot
Pengajar : Mahasiswa/I STIKes Dharma Husada Bandung

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Pada akhir proses penyuluhan kesehatan tentang kesiapsiagaan bencana diharapkan
klien mengerti dan memahami tentang kesiapsiagaan bencana dan kesiapsiagaan bila
terjadi bencanabanjir.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan, Klien dapat :
1. Menyebutkan Pengertian Kesiapsiagaan
2. Menyebutkan Pengertian Banjir
3. Menyebutkan Penyebab Banjir
4. Menyebutkan Daerah Rawan Banjir
5. Menyebutkan Cara Menanggulangi Bencana Banjir
6. Mendemonstrasikan Tindakan Evakuasi Pada Saat Banjir

C. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
D. MEDIA
 Poster
E. KRITERIA EVALUASI
a. Struktural
1) Pesertahadir di tempatpenyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhandilakukan di rumah keluarga
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari sebelumnya
(Satuan Acara Penyuluhan)
4) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan
selesai
b. Proses
1) Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan
2) Peserta bertanya tentang materi penyuluhan
3) Peserta antusis mengikuti rangkaian kegiatan sampai selesai
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Hasil
1. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang:
1) Pengertian Kesiapsiagaan
2) Pengertian Banjir
3) Penyebab Banjir
4) Daerah Rawan Banjir
5) Cara Menanggulangi Bencana Banjir
6) Tindakan Evakuasi Pada Saat Banjir
2. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat melakukan
kesiapsiagaan bencana pada keluarga

F. ALOKASI WAKTU : ( 30 menit )

NO KOMUNIKATOR PESERTA WAKTU


1. Pre Interaksi 5 menit
1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran memperhatikan
4. Menyebutkan materi atau pokok
bahasan yang disampaikan
2. Isi 20 menit
1. Pelaksanaan materi 1. Menjelaskan apabila
Menggali pengetahuan dan mengetahaui tentang
pengalaman sasaran tentang bencana bencana
2. Pelaksanaan materi pedidikan 2. Menyimak dan
kesehatan secara berurutan dan Memperhatikan
teratur
Materi :
a. Pengertian Kesiapsiagaan
b. Pengertian Banjir
c. Penyebab Banjir
d. Daerah Rawan Banjir
e. Penanganan Jika Terjadi Banjir
3. Peserta penyuluh
3. Menstimulasikan tindakan
melakukan demonstrasi
evakuasi saat terjadi Banjir
tentang materi yang
sudah diberikan.
4. Peserta penyuluh
4. Memberikan kesempatan peserta
mengajukan pertanyaan
untuk mengajukan pertanyaan
5. Mendengarkan dan
5. Menjawab pertanyaan yang
memperhatikan
diajukan peserta penyuluh

3. Penutup Menjawab salam 5 menit


1. Menyimpulan materi yang
telah disampaikan
2. Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu yang
telah diberikan oleh peserta
3. Mengucapkan salam
G. STRATEGI PENGAJARAN
 Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

 Setting Tempat

H. MATERI
1. Pengertian Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan merupakan semua asktivitas dan tindakan jika terjadi bencana.
Menurut Murray(1994) dan Ermawati(2017), Kegiatan kesiapsiagaan merupakan
sebuah kesiapan sebagai siklus perencanaan yang dilakukan secara terus menerus,
pengorganisasian,pelatihan,mengevaluasi dan mengambil tindakan kolektif dan
memastikan adanya koordinasi tepat ketika merespen sebuah
bencana.Kesiapsiagaan bencana selain oleh pemerintah dan masyarakat juga
melibatkan petugas kesehatan khususnya perawat. Dalam hal ini perawat harus
mengetahui bagaimana penerapan kesiapsiagaan sehingga dapat meminimalisir
resiko dan meningkatkan keberhasilan penanganan korban bencana (Husna,2012).

2. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau
daratan karena volume air yang meningkat. Banjir bandang adalah banjir yang
datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan
terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

3. Penyebab Banjir
Secara umum, penyebab utamanya adalah curah hujan tinggi atau karena air laut
yang pasang. Penyebab lainnya bisa karena kondisi permukaan tanah yang lebih
rendah dari laut, atau letak wilayah dengan pengaliran air keluar yang sempit.
Selain itu, penyebab banjir juga sering dikarenakan ulah manusia.

4. Daerah Rawan Banjir


Ada 7 Daerah Rawan Bencana Banjir yang Terlarang untuk Membangun Hunian :
1) Daerah dengan Topografi Khusus
Daerah yang pertama sangat berhubungan dengan kondisi geografis alami
permukaan bumi.Kawasan dengan topografi cekungan adalah contoh
daerah yang termasuk dalam topografi khusus ini.Tidak heran daerah
cekungan memiliki resiko bencana banjir yang tinggi karena tingkat
elevasinya setara atau bahkan di bawah permukaan laut.

2) Daerah Aliran Sungai (DAS)


Berdasarkan definisinya, Daerah Aliran Sungai (DAS) memang dilarang
sebagai kawasan pemukiman karena merupakan jalur aliran air alami
menuju penampungannya.Namun biasanya, hanya kawasan Daerah Aliran
Sungai yang melewati batas kritis saja yang sangat beresiko mengalami
bencana banjir.Ciri-cirinya di antaranya tanah tandus, rasio debit air tidak
stabil ditandai dengan kondisi sungai sangat kering saat kemarau dan
meluap saat hujan.
3) Bencana Banjir di Daerah Banjir Alami
Daerah banjir alami masih memiliki hubungan erat dengan tingkat elevasi
yang lebih rendah dari permukaan laut.Perbedaan utamanya, daerah banjir
alami memang daerah yang berfungsi sebagai tempat penampungan air
alami.Tempat yang menjadi daerah banjir alami misalnya daerah rawa atau
delta sungai.

4) Daerah Perbukitan Gundul


Secara teori, daerah perbukitan gundul memiliki resiko bencana banjir
yang lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Kenapa? Kurangnya
vegetasi di perbukitan gundul membuat laju air hujan sulit terhambat dan
akhirnya melaju tak terkendali.Bencana banjir yang mungkin terjadi bukan
hanya banjir biasa melainkan banjir lumpur atau banjir bandang.Efek
kerusakannya pun jauh lebih besar karena banjir bercampur dengan
material lumpur dan bebatuan.

5) Daerah dengan Sistem Drainase Buruk


Berbeda dengan daerah sebelumnya, daerah dengan sistem drainase buruk
menjadi berbahaya akibat ulah manusia sendiri. Biasanya daerah dengan
sistem drainase buruk banyak ditemukan di kawasan perkotaan.Bahayanya
semakin berlipat jika ditambah dengan terbatasnya daerah resapan air dan
menumpuknya sampah pada saluran air.Akhirnya air tidak bisa masuk ke
sistem drainase lalu berlari ke permukaan jalan dan pemukiman penduduk.

6) Kawasan Tepi Pantai


Kawasan tepi pantai juga memiliki tingkat bahaya yang disebabkan oleh
faktor alam di sekitarnya.Banjir di kawasan tepi pantai berbeda dan bukan
disebabkan oleh tingginya hujan atau akibat kelalaian manusia.Namun,
oleh faktor alam seperti perubahan iklim, gerhana bulan, atau adanya badai
tropis.Selain banjir rob, kawasan tepi pantai mungkin akan mengalami
bencana banjir yang lebih dahsyat seperti badai atau bahkan tsunami.

7) Kawasan Muara Sungai


Kawasan muara sungai tidak cocok dijadikan kawasan pemukiman karena
sifat alami daerahnya sebagai tempat bermuaranya air.Tidak heran apabila
kawasan muara sungai sering meluap, apalagi jika daerah sekitarnya
mengalami kerusakan.Pada dasarnya, kawasan muara sungai juga sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitarnya.Semakin parah
kerusakan di sekitar kawasan tersebut, semakin besar pula bahaya bencana
banjir yang akan terjadi.
5. Tindakan Evakuasi Pada Saat Banjir

1) Melakukan evakuasi diri dan keluarga ke tempat yang lebih tinggi atau
lebih aman.

2) Menyiapkan peralatan yang diperlukan selama evakuasi, seperti senter,


korek api, alat penerangan dan peralatan darurat lainnya.

3) Menyiapkan makanan kering atau instan.

4) Menggunakan sepatu boot dan sarung tangan.

5) Menyiapkan berbagai macam obat-obatan yang diperlukan untuk


melakukan pertolongan pertama.

6. Cara Menanggulangi Bencana Banjir


1) Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai
dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari
dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya
menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
2) Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan
yang dapat menyerap air dengan cepat.
3) Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan
hijau untuk penyerapan air.
4) Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan
mempersempit sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai.
5) Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan
menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat
permukaan tanah turun.
6) Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran
sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir.
Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang bila kita akan menanam
kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.

DAFTAR PUSTAKA

Sains, M. F., Tarumingkeng, I. R. C., Coto, I. Z., & Purwantara, B. (2002). SISTEM
PENGENDALIAN BANJIR DI JABOTABEK.

pusatkrisis.kemkes.go.id/5-tindakan-yang-harus-dilakukan-saat-terjadi-banjir

Salim, M. A. (2018). Penanganan banjir dan rob di wilayah Pekalongan. Jurnal Teknik


Sipil, 11, 15-23.

Depkes RI 2005. Buku Pedoman Pembinaan Program Siaga Bencana Banjir,Jakarta. Bakti
Husada

Anda mungkin juga menyukai