Anda di halaman 1dari 3

Tugas Teknologi Informasi

Nama kelompok :

1. Putri intan hapsari (3020193560)

2. Putri kurniawati (3020193561)

3. Ratih handayani (3020193562)

“Polisi Ungkap Kronologi Pelecehan Seksual di RS National Hospital”

TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Resor Kota Besar Surabata menetapkan perawat


Rumah Sakit National Hospital berinisial ZA sebagai tersangka kasus dugaan pelecehan
seksual terhadap pasien perempuan pada Jumat malam, 26 Januari 2018. Penetapan
tersangka dilakukan setelah melakukan gelar perkara.

Pelecehan seksual terhadap pasien berinisial W, 30 tahun, ini sempat menghebohkan


dunia maya setelah video W yang tengah marah dan menangis, beredar luas. Rekaman
video itu berdurasi 52 detik.

Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan menjelaskan kronologis


kejadian itu. ZA melakukan itu pelecehan seksual ketika sedang menjalankan tugasnya
sebagai asisten dokter anestesi. Pasien W yang baru selesai menjalani operasi kandungan
sekitar 30 menit pun dibawa ke ruang pemulihan pada Selasa, 23 Januari 2018.

Sebagai perawat, ZA bertanggung jawab terhadap pencopotan alat-alat medis


pascaoperasi. “Ketika sedang mencabut elektroda dan red dot, tersangka terangsang dan
melakukan perbuatan itu,” tutur Rudi saat jumpa pers di kantornya pada Sabtu, 27 Januari
2018.

Saat Rudi menjelaskan kronologis kejadian tersebut, ZA terus tertunduk. Saat Rudi
bertanya kepadanya, ZA mengaku khilaf melakukan itu. "Baru sekali ini," ujarnya lirih.
Ketika jumpa pers berlangsung, ZA berdiri di sebelah Rudi.

Menurut Rudi, polisi masih mengumpulkan alat bukti yang lain untuk melengkapi berkas
perkara sebelum diajukan ke pengadilan, termasuk menambah keterangan dari berbagai
saksi. Untuk keperluan penyidikan, perawat National Hospital, ZA itu akan menjalani
penahanan selama 40 hari ke depan. Ia dijerat dengan Pasal 290 ayat 1 KUHP tentang
perbuatan cabul. Dia diancam hukuman penjara maksimal 7 tahun.

Hasil analisis :

Menurut hasil analisis dari kelompok kami mengenai kasus atau berita yang ada diatas
yaitu kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pelecehan seksual.
Istilah pelecehan seksual yaitu merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang
disampaikan melalui kontak fisik maupun nonfisik, yang menyasar pada bagian tubuh
seksual atau seksualits seseorang. Adapun bentuk-bentuk dari pelecehan seksual yaitu :

1. Fisik (kontak langsung tubuh)

Contoh : mencubit, mencium, menatap dengan nafsu.

2. Lisan

Komentar yang tidak diinginkan tentang kehidupan pribadi

3. Isyarat

Bahasa tubuh yang bernada seksual.

4. Tulisan

Contoh : gambar, pornografi, postek seksual atau pelecehan lewat email dan model
munikasi elektronik.

5. Psikologi / emosional

Ajakan terus menerus dan tidak diinginan kencan yang tidak diharapkan penghinaan,
celaan.

Jadi tindakan pelecehan seksual tersebut termasuk kedalam bentuk pelecehan seksual
fisik dimana perawat ZA secara sengaja melakukan tindakan pelecehan seksual kepada
pasien W yang tengah dalam keadaan efek obat anastesi yang ia jalani pasca oprasi.
Dalam kasus tersebut jelas terbukti bersalah bahwa perawat ZA telah melakukan tindakan
yang tidak seharusnya dia lakukan atau melanggar SOP, dan tidak sesuai dengan norma
agama norma kesusilaan. Perawat ZA tersebut juga tidak dapat mengontrol hawa nafsu
yang seharusnya tidak dia lakukan kepada seorang pasien.
Perawat tersebut dikenakan hukuman melanggar pasal 290 ayat 1 KUHP mengenai
pencabulan yang dilakukan terhadap orang pingsan atau tidak berdaya. Pasal 290 KUHP
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 27 ayat 3 UU ITE menyebutkan bahwa melarang setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak mendistribusikan dan atau menstransmisikan dan atau membuat dan dapat
diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan
penghinaan. Hubungan dengan kasus tersebut karna telah merekam tanpa hak dan
menyebarkan vidio secara viral melalui media sosial oleh pasien W. Penyebaran vidio
tersebut telah menyebabkan perawat ZA diperlakukan tidak adil atau dipermalukan
secara hukum, dirugikan secara materil dan imateril dan dialami juga dengan
keluarganya.

Sebagai seorang perawat yang profesional hendaknya kita dapat memberikan rasa
nyaman, rasa saling percaya terhadap pasien serta memberikan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan standar operasional yang berlaku, bukan malah memperlakukan pasien
yang tidak senono atau yang bukan wewenangnya.

Anda mungkin juga menyukai