Anda di halaman 1dari 48

SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

Z
DENGAN DIAGNOSA CKD DI RUANGAN ICU
RSUD TORABELO SIGI

KELOMPOK 1 C
1. FERDIANTO IBRAHIM
2. FUSPITA A. KUSANG
3. LEGIANTI

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2021 - 2022

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus
filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK)
didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat,
progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi
uremia atau azotemia (Smeltzer, 2011).
Ginjal dikelilingi berbagai lapisan jaringan yang melindungi dan mempertahankan
posisi ginjal, lapisan terluar berupa jaringan fibrous yang disebut kapsula renalis,
kapsula renalis ini dikelilingi oleh lapisan lemak ferirenal dan pacia gerota yang akan
melindungi semua bagian ginjal kecuali hilum, area dimana pembuluh darah keluar dan
masuk daerah ini
Ginjal terletak pada posisi di sebelah lateral vertebra torakalis bawah beberapa
centimeter di sebelah kanan dan kiri garis tengah. Di sebelah anterior, ginjal dipisahkan
dari kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritonium. Di sebelah posterior organ
tersebut dilindungi oleh dinding toraks bawah. Ginjal pada orang dewasa panjangnya
ginjal 11-13 cm, lebarnya 5-7 cm dan tebalnya 2,5-3 cm dengan berat masing-masing
ginjal 150 gr.
Ginjal dibagi dua daerah yang berbeda yaitu korteks (bagian luar) dan medula
(bagian dalam). Medula dibagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Terdapat 12
sampai 18 piramid untuk setiap ginjal. Piramid-piramid tersebut diselingi oleh bagian
korteks yang disebut kolom bertini. Piramid tampak bercorak karena tersusun oleh
segmen-segmen tubulusa dan duktus pengumpul nefron. Papila atau aspek dari tiap
piramid membentuk duktus papilari belini. Setiap duktus papilaris masuk ke dalam
suatu perluasan ujung pelvis ginjal membentuk cawan yang disebut kaliaks minor.
Selanjutnya bersatu sehingga membentuk pelvis ginjal. Merupakan reservoar utama
sistem pengumpul urine.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik membahas asuhan keperawatan
pada pasien chronic kidney disease ( ckd ) di rumah sakit umum daerah torabelo
kabupaten sigi di ruangan ICU
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan
yaitu “bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien chronic kidney disease (ckd) di
ruangan icu RSUD torabelo kabupaten sigi tahun 2021?”
1.3. Tujuan penulisan
1.3.1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran Asuhan Keperawatan pada pasien chronic kidney disease(ckd) di
ruangan icu RSUD torabelo kabupaten sigi
1.3.2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien chronic kidney disease di ruangan
icu RSUD torabelo kabupaten sigi tahun 2021
b. Mengidentifikasi diagnose keperaweatan pada pasien chronic kidney disease
di ruangan icu RSUD torabelo kabupaten sigi tahun 2021
c. Mengidentifikasi rencana keperaweatan pada pasien chronic kidney disease di
ruangan icu RSUD torabelo kabupaten sigi tahun 2021
d. Mengidentifikasi implementasi atau tindakan yang telah di berikan pada
pasien chronic kidney disease di ruangan icu RSUD torabelo kabupaten sigi
tahun 2021
e. Mengidentifikasi hasil evaluasi tindakan keperawatan yang telah di berikan
pada pasien chronic kidney disease di ruangan icu RSUD torabelo kabupaten
sigi tahun 2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Chronic kidney disease atau penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai kerusakan
ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan Glomerulus Filtration Rate
(GFR) (Nahas & Levin,2015).
Chronic Kidney disease merupakan suatu perubahan fungsi ginjal yang progresif
dan ireversibel. Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak mampu mempertahankan
keseimbangan cairan sisa metabolisme sehingga menyebabkan penyakit gagal ginjal (Terry
& Aurora, 2016).
2.2. Etiologi
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler
(nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik
(amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes).
Penyebab GGK menurut Price, 2006; 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain:
 Infeksi misalnya pielonefritis kronik
 Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
 Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
 Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
 Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
 Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

2.3. Menifestasi klinik


Menurut Brunner & Suddart (2005) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan
gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal,
usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis
adalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital,
Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas
pada telapak kaki, perubahan perilaku. Diseguilibrium syndrome : Mual, muntah ,
kelelahan dan sakit kepala
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler

2.4. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang
utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut
menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai
poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri
timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien
menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi
ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 2006, 368).
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin
berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
- Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum
normal dan penderita asimptomatik.
- Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak,
Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
- Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan
LFG :
- Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG
yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
- Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
- Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
- Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
- Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal
terminal.
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat
digunakan dengan rumus :
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )
72 x creatini serum
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,8
2.5. Pathway
2.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis yang
bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori
Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada
awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka
dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu dan transplantasi ginjal
2.7. Pemeriksaan Penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan penunjang
yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :
a. Pemeriksaan lab.darah

- Hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test )
ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test )
- Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium

- koagulasi studi
PTT, PTTK, BGA
b. Urine

- urine rutin
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
c. pemeriksaan kardiovaskuler

- ECG
- ECO
d. Radidiagnostik

- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )
2.8. Pengkajian
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada Doenges (2015), sebagai
berikut:
a. Data Demografi
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang mengalami
CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti proses pengobatan,
penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada siapapun, pekerjaan dan
lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu kejadian CKD. Karena kebiasaan
kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu lama dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup
air minum / mengandung banyak senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
b. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis, hipertensi,
rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga
dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
c. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun waktu 6 bulan.
Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik atau turun.
d. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya adalah penurunan
BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan tekanan darah atau tidak
singkronnya antara tekanan darah dan suhu
e. Pengkajian fisik
1) Penampilan / keadaan umum
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari compos
mentis sampai coma.
2) Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan reguler.
3) Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau terjadi
peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
4) Kepala
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga, hidung kotor
dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan pecah-pecah, mukosa
mulut pucat dan lidah kotor.
5) Leher dantenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
6) Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu napas,
pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru (ronchi basah), terdapat
pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada jantung.
7) Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
8) Genitalia
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus.
9) Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan Capillary
Refill lebih dari 1detik.
10) Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia, dan terjadi
perikarditis.
2.9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urin dan retensi cairan dan natrium.
3. Gangguan pola tidur b/d keadekuatan kualitas tidur
4. defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
2.10. Perencanaan Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA RASIONAL
NO. TUJUAN INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas Setelah di lakukan tindakan LATIHAN BATUK EFEKTIF
tidak efektif b/d sekresi asuhan keperawatan 3x24 - Batu efektif perlu di kaji
yang tertahan jam di harapkan bersihan Observasi : dan di lakukan untuk
DS : jalan nafas meningkat - Identifikasi kemampuan batuk mengurangin penumpukan
- Klien mengeluh dengan kriteria hasil : secret
sesak nafas 1. Batuk efektif meningkat Terapeutik : - Membantu untuk
- Keluarga klien 2. Gelisah membaik - Atur posisi semi fowler atau meningkatkan ekspansi
mengeluh klien 3. Frekuensi nafas fowler dada
batuk berlendir membaik
Edukasi :
DO : - Jelaskan tujuan dan prosedur - Membantu meningkatkan
- K/U lemah batuk efektif pengetahuan klien tentang
- Klien Nampak - Anjurkan menarik nafas batuk efektif
batuk melalui hidung selama 4 detik,
- tampak sesak di tahan selama 2 detik, - Untuk mengurangi batuk
- terdapat suara kemudian keluarkan melalui pada klien
tambahan ronchi di mulut selama 8 detik
area paru sebelah - Anjurkan mengulangi tarik
kanan dan kiri nafas dalam hingga 3 kali - Agar secret / sputum mudah
- terapi nebulizer Kolaborasi keluar
ventolin /12 jam - Kolaborasi pemberian - Untuk membantu
diuretic dan bronkodilator mengencerkan dan
mengeluarkan dahak

2. Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan MANAGEMENT


cairan b/d peningkatan asuhan keperawatan HIPERVOLEMI
volume cairan dengan 3 x 24 jam maka - Mengetahui keadaan umum
DS ; keadekuatan kualitas tidur Observasi : umum dari klien
- Klien mengeluhmembaik dengan kriteria - Monitor status hemodinamik
lemas hasil : missal frekuensi jantung dan - Untuk mengetahui dan
- Klien mengeluh- Keluhan sulit tidur tekanan darah memantau asupan nutrisi
nyeri perut membaik - Monitor intake dan output cairan pada klien
- Klien mengeluh saat - Keluhan sering terjaga - Periksa tanda dan gejala - Untuk mengetahui lokasi
inspirasi meningkat hipervolemi missal dispneu, dan derajat tanda dan gejala
- Keluhan tidak puas tidur edema, dan suara nafas tambahan hipervolemi
DO : meningkat
- Edema pada kedua Keluhan istrhat tidak Terapeutik : - Untuk mengetahui berat
eksremitas bawah cukup meningkat - Timbang berat badan badan ideal pada klien
- Hasil lab kreatinin
3,89 Edukasi : - Untuk memantau cairan dan
- Hb 7,5 - Ajarkan cara membatasi cairan asupan cairan yang sesuai
- Observasi ttv pada klien
TD : 120/80 mmhg
N :115 Kolaborasi : - Untuk menyesuaikan dan
SB : 36,8 - Kolaborasi pemberian diuretik pengobatan pada klien
R :22X/M Vascoon 0,05 mg/kg bb
- Intake ( input ) =
2.413
- Output = 1.550
- Balance Cairan
2.413 – 1.550 =863
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA RASIONAL
O. TUJUAN INTERVENSI
3. Gangguan pola tidur b/d Setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN TIDUR observasi
keadekuatan kualitas tidur asuhan keperawatan Observasi : - Untuk mengetahui
ditandai dengan : 3x 24 jam maka - Identifikasi pola aktivitas dan tidur kemudahan dalam
DO : keadekuatan kualitas tidur - Identifikasi factor pengganggu tidur tidur pada klien
- Klien mengatakan susah membaik dengan kriteria (fisik /psikologis ) - Untuk mengetahui
tidur akibat luka yang di hasil : Terapeutik : penyebab actual dari
rasakan - Keluhan sulit tidur - Modifikasi lingkungan (missal gangguan tidur
- Klien mengatakan tidur membaik pencahayaan,kebisingan,dan tempat terapeutik
tidur tidak puas - Keluhan sering terjaga tidur) - Untuk memantau
- Klien mengatakan sering meningkat Edukasi : seberapa jauh dapat
terbangun di malam hari - Keluhan tidak puas tidur - Jelaskan pentingnya cukup tidur bersikap tenang dan
- Klien mengeluh gelisah meningkat selama sakit rileks
- Klien mengeluh nyeri - Keluhan istrhat tidak - Anjurkan menghindari makanan edukasi
pada luka di bagian kaki cukup meningkat atau minuman yang mengganggu - Untuk memudahkan
sebelah kiri tidur mendapatkan tidur
DO : kolaborasi yang optimal
- Ku. Lemah - Sesuaikan jadwal pemberian obat - Untuk menghindari
- Klien Nampak gelisah dan tindakan untuk menunjang ketidakpuasan dan
- Konjungtiva anemis siklus tidur terjaga mengganggu tidur
( pucat ) kolaborasi
- Nampak hitam di bawah - Pemberian obat sesuai
mata
- Observasi TTV
TD : 122 / 71 mmHg
N : 89 x/m
jadwalnya
R : 23 x/m
SB : 36,6
SP02 : 100%

4. defisit perawatan diri Setelah di lakukan tindakan Observasi Observasi


berhubungan dengan asuhan keperawatan 3x24 - Monitor kebersihan tubuh - Agar kebersihan diri
kelemahan jam di harapkan klien dapat (mis, rambut, kulit, kuku) klien tetap terjaga
DS : mempertahankan - Monitor integritas kulit (misalnya tangan,
- Klien mengatakan kebersihan diri meningkat mulut, kulit,
tidak mandi selama dengan kriteria hasil : Terapeutik kuku)dalam keadaan
di rumah sakit - Mobilitas fisik - Sediakan peralatan mandi basah
- Klien mengatakan meningkat (sabun, sikat gigi, sampoo, - Kulit klien dalam
hanya bias - Motivasi meningkat pelembab kulit) keadaan kotor dan
menggunakan tisuue - Koordinasi - Sediakan lingkungan yang terjadi bintik
basah untuk pergerakan aman dan nyaman kemerahan/tanda
membersihkan meningkat - Pertahankan kebiasaan tanda infeksi
badanya kebersihan diri Terapeutik
DO : Edukasi - Alat alat waslap di
- Kulit klien Nampak - Jelaskan manfaat mandi dan sediakan oleh
kering dampak tidak mandi terhadap keluarga
- Rambut klien kesehatan - Agar privasi klien
Nampak kering dan terjaga
Nampak kotor - Agar terhindar dari
- Kuku klien Nampak penyakit virus dan
kotor dan kukunya bakteri
panjang Edukasi
- Agar klien mengerti
dampak tidak mandi
terhadap kesehatan
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS ( ASUHAN KEPERAWATAN )

Tanggal masuk : 20 November 2021


Jam masuk : 22.00
Ruangan : ICU
No. Register : 047461
Dx. Medis : CKD
Tanggal pengkajian : 22 November 2021

3.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : NY. Z
Umur : 69 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Kaili
Alamat : Desa Bora

3.2 IDENTITAS PENANGGUBG JAWAB


Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Kaili
Alamat : Ds. Bora
Hubungan dengan klien : Anak mantu

3.3.RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama saat masuk RS
 Penurunan kesadaran
2. Riwayat keluhan utama saat masuk RS
Pasien masuk RS pada tanggal 19 November 2021 pukul 22.50 WITA melalui IGD dengan keluhan penurunan kesadaran ±
6 jam. Keluarga pasien mengatakan awalnya pasien mengalami muntah-muntah ± 5 kali dan nyeri pada perut.
3. Keluhan utama saat di kaji
 Klien mengeluh sesak nafas
4. Riwayat keluhan utama
Pasien dipindahkan ke ruang ICU pada tanggal 20 November 2021 pukul 23.40 WITA. Telah dilakukan pengkajian pada
tanggal 23 November 2021 pukul 13.40 WITA. Pada saat dilakukan pengkajian, klien mengeluh sesak nafas. sesak nafas
dirasakan ketika klien batuk dan sulit mengeluarkan dahaknya.
5. Keluhan yang menyertai
Klien mengeluh lemas, klien mengatrakan nyeri pada luka di eksremitas bawah sebelah kiri, klien tampak,hb 7,5,input
2.413 output 1.550,terdapat edema di kedua eksremitas bawah,klien Nampak gelisah
6. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular, klien pernah oprasi katarak di rs UNDATA 4 tahun yang lalu
7. Riwayat kesehatan keluarga
keluarga klien mengatakan kakek dan ibu klien tidak ada penyakit asma atau penyakit yang menular
8. Riwayat alergi (obata dan makanan)
Klien mengatakan tidak alergi terhadap obat, namun klien tidak memiliki riwayat alergit terhadap makanan

3.4.GENOGRAM
x x x x
Keterangan :
: Laki-laki X : Meninggal
: Perempuan : Klien
: Menikah : Serumah
: Keturunan

Keterangan Genogram : Keluarga klien mengatakan kakek dan nenek klien sudah meninggal karena faktor usia, orang tua klien
juga sudah meninggal karena faktor usia. Di dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit asma, hipertensi
dan penyakit yang di derita klien sekaran( penyakit CKD).

3.5.PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL

1. Persepsi Kesehatan
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasa melakukan aktivitas
Saat sakit : Klien mengatakan belum bisa melakukan aktivitas kareana terdapat luka di bagian kaki dan tampak
lemah
2. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Klien mengatakan nafsu makan baik, makan 3x sehari, tidak gangguan mengunyah dan menelan
makanan, klien minum 8 gelas per hari
Saat sakit : Klien mengatakan makan dan minum klien baik, porsi dihabiskan
3. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan pola tidur, tidur siang sekitar 2-3 jam, tidur malam 8 jam
Saat sakit : Klien mengatakan susah tidur,dan gelisah akibat lukanya
4. Pola kebersihan diri
Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2x sehari, menggosok gigi,keramas,dan memotong kuku jika kuku sudah
mulai panjang
Saat sakit :Klien mengatakan setelah post operasi membersihkan diri dengan cara waslap atau tissue basah.

5. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB dan BAK lancar , tidak ada gangguan saat BAB dan BAK
Saat sakit : Klien mengatakan BAB seperti biasa, 2-3 sehari, BAK lancar.
6. Pola aktivitas
Sebelumsakit : Klien mengatakan aktivitasnya sebagai petani
Saat sakit : Klien mengatakan belum bisa melakukan aktivitas karena keadannya masih sakit
7. Pola hubungan peran
Sebelum sakit : Klien mengatakan selama dirumah peran klien sebagai anak ke tiga dan membantu pekerjaan
orang tua di kebun
Saat sakit : Klien mengatakan selama sakit masih bisa melakukan kegiatan membantu pekerjaan orang tua
8. Pola koping-toleransi stress
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu senang ketika melakukan aktivitas yang biasa dilakukan
Saat sakit : Klien mengatakan masih bisa melakukan aktivitas walaupun sedang sakit
9. Pola nilai kepercayaan
Sebelum sakit :Klien mengatakan selalu berdo’a semoga Allah SWT melindunginya
Saat sakit :Klien mengatakan klien berdo’a untuk kesembuhannya

3.6.PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Sopor
Gcs 9
Tanda-tanda vital
TD : 64/38 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
SB : 37,7oC
SpO2 :99 %

1. Kepala dan rambut


Inspeksi : bentuk kepala bulat, warna rambut hitam,dan terdapat uban serta kepala bersih
Palpasi : tidak teraba pembengkakan dikepala klien, tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris kiri dan kanan, sklera nampak putih,
konjungtifa normal (merah muda), pupil isokor
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada kedua bola mata

3. Hidung
Inspeksi : bentuk rongga hidung simetris, tidak tedapat deviasi septum, tidak ada cuping hidung, tidak ada
tanda-tanda infeksi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung
4. Telinga
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda-tanda peradangan, fungsi pendengaran baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

5. Mulut
Inspeksi : bibir kehitaman dan kering,gigi tidak lengkap
Palpasi : tidak ada pembengkakan di bibir
6. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak nampak pembengkakan kelenjar tyroid
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan

7. Dada (jantung dan paru)


Inspeksi :pengembangan dada simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan, iktus cardis tidak tampak
Palpasi : pada dada tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada massa, pada jantung iktus cardis teraba pada area
intercosta ke-5 mid klavikula kiri
Perkusi : bunyi paru terdengar sonor, bunyi jantung redup.
Auskultasi : pada dada bunyi napas vesikuler, terdapat bunyi nafas tambahan ronhi kiri dan kanan ada pada
jantung terdengar seperti lup-dup (mur mur)
8. Abdomen
Inspeksi : tampak datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : bising usus 10x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada bagian perut, hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
9. Genetalia/Anus : tidak dikaji karena klien menolak
10. Ekstremitas atas
Inspeksi : kedua tangan dapat digerakkan, kekuatan otot 5 5
Sebelah kiri terpasang IVFD RL 20tpm
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
11. Ekstremitas bawah
Inspeksi : kedua kaki dapat digerakkan,kekuatan otot 5 5
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada eksremitas bawah kiri dan terdapat udem di kedua kaki
12. Kulit
Inspeksi : wana kulit sawo matang,kulit kering, tidak ada bintik-bintik kemerahan, tidak ada tanda-tanda
alergi, terdapat luka pada kaki sebelah kiri dan terdapat oedem di kedua kaki

3.7. DATA PENUNJANG

Tanggal pemeriksaan : 20 November 2021


Jenis specimen : Blood
Nama pasien : Ny. Z
Umur/JK : 69 Tahun

a. Hasil laboratorium

No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


1 Glukosa Sewaktu 110 mg/dl 65 - 110 mg/dl
2 RBC 2.31 106/mm3 3.80 - 5.80 106/mm3
3 HGB 7.5 g/dL 11.5 - 16.0 g/dL
4 HCT 23.5 % 37.0 - 47.0 %
5 MCV 102 um3 80 - 100 um3
6 MCH 32.4 pg 27.0 - 32.0 pg
7 MCHC 31.8 g/dL 32.0 - 36.0 g/dL
8 RDWcv 12.0 % 11.0 - 18.0 %
9 PLT 355 103/mm3 150 - 500 103/mm3
10 WBC 58.7 103/mm3 4.0 - 10.0 103/mm3

b. Hasil rontgen : -
c. Hasil USG :-
3.8. Pentalaksanaan Terapi Medis
1. Nacl 0,9% : DEX 0,5 %
2. Omeprazole 40 gr/12 jam/IV
3. Paracetamol 1 gr/8 jam/IV
4. IVFD Dextrose 40% extra 1 flacon
5. IVFD Dextrose 10% 20 TPM

3.9. Klasifikasi data


Data subyektif
- Klien mengeluh sesak nafas
- Keluarga klien mengeluh klien batuk berlendir
- Klien mengeluh lemas
- Klien mengeluh nyeri perut
- Klien mengeluh saat inspirasi
- Klien mengatakan susah tidur akibat luka yang di rasakan
- Klien mengatakan tidur tidur tidak puas
- Klien mengatakan sering terbangun di malam hari
- Klien mengeluh gelisah
- Klien mengeluh nyeri pada luka di bagian kaki sebelah kiri
- Klien mengatakan tidak mandi selama di rumah sakit
- Klien mengatakan hanya bias menggunakan tisuue basah untuk membersihkan badanya

Data obyektif
- K/U lemah
- Klien Nampak batuk
- tampak sesak
- terdapat suara tambahan ronchi di area paru sebelah kanan dan kiri
- terapi nebulizer ventolin /12 jam
- Edema pada kedua eksremitas bawah
- Hasil lab kreatinin 3,89
- Hb 7,5
- Observasi ttv
TD : 120/80 mmhg
N :115
SB : 36,8
R :22X/M
- Intake ( input ) = 2.413
- Output = 1.550
- Balance Cairan
2.413 – 1.550 =863
-Klien Nampak gelisah
-Konjungtiva anemis ( pucat )
-Nampak hitam di bawah mata
-Kulit klien Nampak kering
-Rambut klien Nampak kering dan Nampak kotor
-Kuku klien Nampak kotor dan kukunya panjang

3.10. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. DS : Saluran pernafasan atas Bersihan jalan


- Klien mengeluh sesak nafas tidak
nafas efektif
- Keluarga klien Kuman berlebih di bronkus
mengeluh klien batuk
berlendir
DO : Proses peradangan
- K/U lemah
- Klien Nampak batuk
- tampak sesak Akumulasi secret
- terdapat suara berlebih di bronkus
tambahan ronchi di
area paru sebelah
kanan dan kiri Bersihan jalan nafas tidak
- terapi nebulizer efektif
ventolin /12 jam
2. Data Subjektif : Gangguan pada ginjal Kelebihan volume
- Klien mengeluh cairan
lemas
- Klien mengeluh Tidak dapat berfungsi
nyeri perut sebagai pengatur
- Klien mengeluh
saat inspirasi
Data Objektif : Proteinuria
- Edema pada kedua
eksremitas bawah
- Hasil lab kreatinin Hipoalbumin
3,89
- Hb 7,5
- Observasi ttv Tekanan osmotic koloid
TD : 120/80 mmhg turun
N :115
SB : 36,8
R :22X/M Volume cairan
- Intake ( input ) = intravaskuler turun
2.413
- Output = 1.550
Jadi 2.413 – 1.550 =863 Intoleran aktivitas

Retensi natrium dan air

Udem

Kelebihan volume
cairan
3. Data Subjektif : Nyeri pada kaki Gangguan pola
- Klien mengatakan tidur
susah tidur akibat
luka yang di Merasa tidak nyaman.
rasakan
- Klien mengatakan
tidur tidur tidak Susah tidur
puas
- Klien mengatakan
sering terbangun di Ketidakpuasan tidur
malam hari
Data objektif :
- Ku. Lemah gangguan pola tidur
- Kesadaran
somnolen
- Klien Nampak
gelisah
- Konjungtiva
anemis ( pucat )
- Nampak hitam di
bawah mata

4. DS : Defisit perawatan
- Klien mengatakan diri
tidak mandi selama
di rumah sakit
- Klien mengatakan
hanya bias
menggunakan
tisuue basah untuk
membersihkan
badanya
DO :
- Kulit klien
Nampak kering
- Rambut klien
Nampak kering dan
Nampak kotor
- Kuku klien
Nampak kotor dan
kukunya panjang

3.11. DIAGNOSA KEPERAWATAN


3.11.1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
3.11.2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan volume cairan
3.11.3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan keadekuatan kualitas tidur
3.11.4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

3.12 PRIORITAS UTAMA


3.12.1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan
Data subjektif :
- Klien mengeluh sesak nafas
- Keluarga klien mengeluh klien batuk berlendir
Data objektif :
- K/U lemah
- Klien Nampak batuk
- tampak sesak
- terdapat suara tambahan ronchi di area paru sebelah kanan dan kiri
- terapi nebulizer ventolin /12 jam
3.12.2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan volume cairan
Data Subjektif :
- Klien mengeluh lemas
- Klien mengeluh nyeri perut
- Klien mengeluh saat inspirasi
Data Objektif :
- Edema pada kedua eksremitas bawah
- Hasil lab kreatinin 3,89
- Hb 7,5
- Observasi ttv
TD : 120/80 mmhg
N :115
SB : 36,8
R :22X/M
- Intake ( input ) = 2.413
- Output = 1.550
Jadi 2.413 – 1.550 =863
3.12.3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan keadekuatan kualitas tidur
Data Subjektif :
- Klien mengatakan susah tidur akibat luka yang di rasakan
- Klien mengatakan tidur tidur tidak puas
- Klien mengatakan sering terbangun di malam hari
Data objektif :
- Ku. Lemah
- Kesadaran somnolen
- Klien Nampak gelisah
- Konjungtiva anemis ( pucat )
- Nampak hitam di bawah mata
3.12.4. defisit perawatan diri berhungan dengan kelemahan
Data subjektif :
- Klien mengatakan tidak mandi selama di rumah sakit
- Klien mengatakan hanya bias menggunakan tisuue basah untuk membersihkan badanya
Data objektif :
- Kulit klien Nampak kering
- Rambut klien Nampak kering dan Nampak kotor
- Kuku klien Nampak kotor dan kukunya panjang
3.13. intervensi Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA RASIONAL
NO. TUJUAN INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas Setelah di lakukan tindakan LATIHAN BATUK EFEKTIF
tidak efektif b/d sekresi asuhan keperawatan 3x24 - Batu efektif perlu di kaji
yang tertahan jam di harapkan bersihan Observasi : dan di lakukan untuk
DS : jalan nafas meningkat - Identifikasi kemampuan batuk mengurangin penumpukan
- Klien mengeluh dengan kriteria hasil : secret
sesak nafas 4. Batuk efektif meningkat Terapeutik : - Membantu untuk
- Keluarga klien 5. Gelisah membaik - Atur posisi semi fowler atau meningkatkan ekspansi
mengeluh klien 6. Frekuensi nafas fowler dada
batuk berlendir membaik
Edukasi :
DO : - Jelaskan tujuan dan prosedur - Membantu meningkatkan
- K/U lemah batuk efektif pengetahuan klien tentang
- Klien Nampak - Anjurkan menarik nafas batuk efektif
batuk melalui hidung selama 4 detik,
- tampak sesak di tahan selama 2 detik, - Untuk mengurangi batuk
- terdapat suara kemudian keluarkan melalui pada klien
tambahan ronchi di mulut selama 8 detik
area paru sebelah - Anjurkan mengulangi tarik - Agar secret / sputum mudah
kanan dan kiri nafas dalam hingga 3 kali keluar
- terapi nebulizer Kolaborasi - Untuk membantu
ventolin /12 jam - Kolaborasi pemberian mengencerkan dan
diuretic dan bronkodilator mengeluarkan dahak
2. Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan MANAGEMENT
cairan b/d peningkatan asuhan keperawatan HIPERVOLEMI
volume cairan dengan 3 x 24 jam maka - Mengetahui keadaan umum
DS ; keadekuatan kualitas tidur Observasi : umum dari klien
- Klien mengeluh membaik dengan kriteria - Monitor status hemodinamik
lemas hasil : missal frekuensi jantung dan - Untuk mengetahui dan
- Klien mengeluh - Keluhan sulit tidur tekanan darah memantau asupan nutrisi
nyeri perut membaik - Monitor intake dan output cairan pada klien
- Klien mengeluh saat - Keluhan sering terjaga - Periksa tanda dan gejala - Untuk mengetahui lokasi
inspirasi meningkat hipervolemi missal dispneu, dan derajat tanda dan gejala
DO : - Keluhan tidak puas tidur edema, dan suara nafas tambahan hipervolemi
- Edema pada kedua meningkat
eksremitas bawah Keluhan istrhat tidak Terapeutik : - Untuk mengetahui berat
- Hasil lab kreatinin cukup meningkat - Timbang berat badan badan ideal pada klien
3,89
- Hb 7,5 Edukasi : - Untuk memantau cairan dan
- Observasi ttv - Ajarkan cara membatasi cairan asupan cairan yang sesuai
TD : 120/80 mmhg pada klien
N :115
SB : 36,8 Kolaborasi : - Untuk menyesuaikan dan
R :22X/M - Kolaborasi pemberian diuretik pengobatan pada klien
- Intake ( input ) = Vascoon 0,05 mg/kg bb
2.413
- Output = 1.550
- Balance Cairan
2.413 – 1.550 =863

RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA RASIONAL
O. TUJUAN INTERVENSI
Gangguan pola tidur b/d Setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN TIDUR
keadekuatan kualitas tidur asuhan keperawatan Observasi :
ditandai dengan : 3x 24 jam maka - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
DO : keadekuatan kualitas tidur - Identifikasi factor pengganggu tidur
observasi
- Klien mengatakan susah membaik dengan kriteria (fisik /psikologis )
- Untuk mengetahui
tidur akibat luka yang di hasil : Terapeutik :
kemudahan dalam
rasakan - Keluhan sulit tidur - Modifikasi lingkungan (missal
tidur pada klien
- Klien mengatakan tidur membaik pencahayaan,kebisingan,dan tempat
- Untuk mengetahui
tidur tidak puas - Keluhan sering terjaga tidur)
penyebab actual dari
- Klien mengatakan sering meningkat Edukasi :
gangguan tidur
terbangun di malam hari - Keluhan tidak puas tidur - Jelaskan pentingnya cukup tidur
terapeutik
- Klien mengeluh gelisah meningkat selama sakit
- Untuk memantau
- Klien mengeluh nyeri - Keluhan istrhat tidak - Anjurkan menghindari makanan
seberapa jauh dapat
pada luka di bagian kaki cukup meningkat atau minuman yang mengganggu
bersikap tenang dan
sebelah kiri tidur
3. rileks
DO : kolaborasi
edukasi
- Ku. Lemah - Sesuaikan jadwal pemberian obat
- Untuk memudahkan
- Klien Nampak gelisah dan tindakan untuk menunjang
mendapatkan tidur
- Konjungtiva anemis siklus tidur terjaga
yang optimal
( pucat )
- Untuk menghindari
- Nampak hitam di bawah
ketidakpuasan dan
mata
mengganggu tidur
- Observasi TTV
TD : 122 / 71 mmHg
kolaborasi
N : 89 x/m
- Pemberian obat sesuai
R : 23 x/m
jadwalnya
SB : 36,6
SP02 : 100%

4. defisit perawatan diri Setelah di lakukan tindakan Observasi Observasi


berhubungan dengan asuhan keperawatan 3x24 - Monitor kebersihan tubuh - Agar kebersihan diri
kelemahan jam di harapkan klien dapat (mis, rambut, kulit, kuku) klien tetap terjaga
DS : mempertahankan - Monitor integritas kulit (misalnya tangan,
- Klien mengatakan kebersihan diri meningkat mulut, kulit,
tidak mandi selama dengan kriteria hasil : Terapeutik kuku)dalam keadaan
di rumah sakit - Mobilitas fisik - Sediakan peralatan mandi basah
- Klien mengatakan meningkat (sabun, sikat gigi, sampoo, - Kulit klien dalam
hanya bias - Motivasi meningkat pelembab kulit) keadaan kotor dan
menggunakan tisuue - Koordinasi - Sediakan lingkungan yang terjadi bintik
basah untuk pergerakan aman dan nyaman kemerahan/tanda
membersihkan meningkat - Pertahankan kebiasaan tanda infeksi
badanya kebersihan diri Terapeutik
DO : Edukasi - Alat alat waslap di
- Kulit klien Nampak - Jelaskan manfaat mandi dan sediakan oleh
kering dampak tidak mandi terhadap keluarga
- Rambut klien kesehatan - Agar privasi klien
Nampak kering dan terjaga
Nampak kotor - Agar terhindar dari
- Kuku klien Nampak penyakit virus dan
kotor dan kukunya bakteri
panjang Edukasi
- Agar klien mengerti
dampak tidak mandi
terhadap kesehatan
3.14. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/TANGGAL : SELASA,23/11-21

NO HARI/ DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Dx TANGGAL KEPERAWAT
AN
1. Selasa, Bersihan jalan 09.30 - Identifikasi kemampuan batuk Jam 11.30
23/11-21 nafas tidak
efektif - Atur posisi semi fowler atau fowler S:
09.45 - Klien mengeluh sesak nafas
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk - Keluarga klien mengeluh klien batuk
efektif berlendir
10.15
- Anjurkan menarik nafas melalui O:
hidung selama 4 detik, di tahan - K/U lemah
selama 2 detik, kemudian keluarkan - Klien Nampak batuk
10.35 melalui mulut selama 8 detik - tampak sesak
- terdapat suara tambahan ronchi di area
- Anjurkan mengulangi tarik nafas paru sebelah kanan dan kiri
dalam hingga 3 kali - terapi nebulizer ventolin /12 jam

A : Bersihan jalan jalan nafas tidak efektif


belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi kemampuan batuk
- Atur posisi semi fowler atau fowler
- Anjurkan menarik nafas melalui hidung
selama 4 detik, di tahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan melalui mulut
selama 8 detik
2. Selasa, Kelebihan 09.00 - Monitor status hemodinamik missal Jam : 13.00
23/11-21 volume cairan frekuensi jantung dan tekanan darah
S:
09.20 - Monitor intake dan output cairan - Klien mengeluh lemas
- Klien mengeluh nyeri perut
09.30 - Periksa tanda dan gejala hipervolemi - Klien mengeluh saat inspirasi
missal dispneu, edema, dan suara O:
nafas tambahan - Edema pada kedua eksremitas bawah
- Hasil lab kreatinin 3,89
10.00 - Timbang berat badan - Hb 7,5
- Observasi ttv
10.20 - Ajarkan cara membatasi cairan TD : 120/80 mmhg
N :115
11.30 - Kolaborasi pemberian diuretik SB : 36,8
Vascoon 0,05 mg/kg bb R :22X/M
- Intake ( input ) = 2.413
- Output = 1.550i
- Balance Cairan : 2.413 – 1.550 =863

A : Kelebihan volume cairan belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Monitor status hemodinamik missal
frekuensi jantung dan tekanan darah
- Monitor intake dan output cairan
- Periksa tanda dan gejala hipervolemi
missal dispneu, edema, dan suara nafas
tambahan
- Timbang berat badan
- Ajarkan cara membatasi cairan
- Kolaborasi pemberian diuretik
Vascoon 0,05 mg/kg bb
3. Selasa, Gangguan pola 08.15 - Identifikasi pola aktivitas dan tidur Jam : 13.30
23/11-21 tidur S:
08.25 - Identifikasi factor pengganggu tidur - Klien mengatakan susah tidur akibat
(fisik /psikologis ) luka yang di rasakan
- Klien mengatakan tidur tidur tidak puas
- Modifikasi lingkungan (missal - Klien mengatakan sering terbangun di
08.35 pencahayaan,kebisingan,dan tempat malam hari
tidur) - Klien mengeluh gelisah
- Klien mengeluh nyeri pada luka di
- Jelaskan pentingnya cukup tidur bagian kaki sebelah kiri
selama sakit O:
09.02 - Ku. Lemah
- Anjurkan menghindari makanan atau - Kesadaran somnolen
minuman yang mengganggu tidur - Klien Nampak gelisah
- Konjungtiva anemis ( pucat )
10.30 - Sesuaikan jadwal pemberian obat dan - Nampak hitam di bawah mata
tindakan untuk menunjang siklus tidur - Observasi tanda tanda vital
terjaga TD : 122 / 71 mmHg
N : 89 x/m
R : 23 x/m
SB : 36,6
SP02 : 100%
A : gangguan pola tidur belum
Teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi factor pengganggu tidur
(fisik /psikologis)
- Modifikasi lingkungan (missal
pencahayaan,kebisingan,dan tempat tidur)
- Jelaskan pentingnya cukup tidur selama
sakit
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
tindakan untuk menunjang siklus tidur
terjaga
4. Selasa , Defisit 09.00 - Memonitor kebersihan tubuh Jam 10.30
23/11-21 perawatan diri 09.15 - Memonitor integritas kulit S:
- Menyediakan peralatan - Klien mengatakan tidak mandi
09.30 mandi(mis,sabun,sikat selama di rawat di rumah sakit
gigi,sampoo, pelembab kulit - Klien mengatakan hanya
- Mempertahankan kebiasaan menggunakan tisuue basah untuk lap
09.41 kebersihan diri badanya
- Menjelaskan manfaat mandi dan
dampak tidak mandi terhadap O:
09.50 kesehatan - Kulit klien tampak kotor dan kering
- Rambut klien Nampak kotor dan
kering
- Kuku klien Nampak kotor
A : masalah defisit perawatan diri belum
terarasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor kebersihan tubuh (mis,
rambut, kulit, kuku)
- Monitor integritas kulit
- Sediakan peralatan mandi (sabun,
sikat gigi, sampoo, pelembab kulit)
- Pertahankan kebiasaan kebersihan
diri
- Jelaskan manfaat mandi dan dampak
tidak mandi terhadap kesehatan
3.15. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TGL : Rabu,24/11-2021

NO HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


DX TANGGAL
1. Rabu , 09.00 - Identifikasi kemampuan batuk Jam : 11.00
24/11-2021
09.30 - Atur posisi semi fowler atau fowler S:
- Klien mengeluh sesak nafas
09.15 - Jelaskan tujuan dan prosedur batuk - Keluarga klien mengeluh klien batuk berlendir
efektif O:
- K/U lemah
09.45 - Anjurkan menarik nafas melalui hidung - Klien Nampak batuk
selama 4 detik, di tahan selama 2 detik, - tampak sesak
kemudian keluarkan melalui mulut - terdapat suara tambahan ronchi di area paru sebelah
selama 8 detik kanan dan kiri
- terapi nebulizer ventolin /12 jam
10.00 - Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam A : Bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi
hingga 3 kali P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi kemampuan batuk
- Atur posisi semi fowler atau fowler
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
- Anjurkan menarik nafas melalui hidung selama 4
detik, di tahan selama 2 detik, kemudian keluarkan
melalui mulut selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3
kali
2. Rabu , 14.00 - Monitor status hemodinamik missal Jam 16.00
24/11-21 frekuensi jantung dan tekanan darah S:
- Klien mengeluh lemas
- Monitor intake dan output cairan - Klien tidak mengeluh nyeri perut
- Klien tidak mengeluh saat inspirasi
14.05 - Periksa tanda dan gejala hipervolemi O:
missal dispneu, edema, dan suara nafas - Edema pada kedua eksremitas bawah
tambahan - Hasil lab kreatinin 3,89
- Hb 7,5
14.28 - Timbang berat badan - Observasi ttv
- Ajarkan cara membatasi cairan TD : 120/80 mmhg
N :115
- Kolaborasi pemberian diuretik SB : 36,8
Vascoon 0,05 mg/kg bb R :22X/M
A : Masalah hipervolemi belum teratasi
14.30 P : lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output cairan
- Periksa tanda dan gejala hipervolemi missal dispneu,
15.00 edema, dan suara nafas tambahan
- Kolaborasi pemberian diuretik
15.25 Vascoon 0,05 mg/kg bb
3. Rabu , 10.00 - Identifikasi pola aktivitas dan tidur Jam : 12.30
24/11-2021 S:
- Identifikasi factor pengganggu tidur - Klien tidak mengeluh susah tidur akibat luka yang di
(fisik /psikologis ) rasakan
- Klien mengatakan tidurnya tidurnya puas
- Modifikasi lingkungan (missal - Klien mengatakan sudah tidak terbangun di malam
pencahayaan,kebisingan,dan tempat tidur) hari
- Klien tidak mengeluh gelisah
- Jelaskan pentingnya cukup tidur selama - Klien sudah tidak mengeluh nyeri pada luka di
sakit bagian kaki sebelah kiri
O:
- Anjurkan menghindari makanan atau - Ku. Lemah
minuman yang mengganggu tidur - Kesadaran composmentis
- Klien Nampak tenang
12.00 - Sesuaikan jadwal pemberian obat dan - Konjungtiva anemis ( pucat )
tindakan untuk menunjang siklus tidur - Tidak nampak hitam di bawah mata
terjaga - Observasi tanda tanda vital
TD : 122 / 71 mmHg
N : 89 x/m
R : 23 x/m
SB : 36,6
SP02 : 100%
A : gangguan pola tidur teratasi
P : pertahankan intervensi
- Identifikasi factor pengganggu tidur
(fisik /psikologis)
- Modifikasi lingkungan (missal
pencahayaan,kebisingan,dan tempat tidur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat
4. Rabu , Defisit - Memonitor kebersihan tubuh Jam 11.30
24/11-2021 perawatana - Memonitor integritas kulit S:
n diri - Menyediakan peralatan - Klien mengatakan tidak mandi selama di rawat
mandi(mis,sabun,sikat gigi,sampoo, di rumah sakit
pelembab kulit - Klien mengatakan hanya menggunakan tisuue
- Mempertahankan kebiasaan basah untuk lap badanya
kebersihan diri O:
- Menjelaskan manfaat mandi dan - Kulit klien tampak kotor dan kering
dampak tidak mandi terhadap - Rambut klien Nampak kotor dan kering
kesehatan - Kuku klien Nampak kotor
A : masalah defisit perawatan diri belum terarasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor kebersihan tubuh (mis, rambut, kulit,
kuku)
- Monitor integritas kulit
- Sediakan peralatan mandi (sabun, sikat gigi,
sampoo, pelembab kulit)
- Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
- Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi
terhadap kesehatan

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan
dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK)
didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius)
dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia
atau azotemia (Smeltzer, 2011).
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala uremia (retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah).
Berdasarkan teori diagnose keperawatan yang sering di temukan pada penyakit CKD adalah bersihan jalan nafas berhubungan
dengan sekresi yang tertahan, kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan volume cairan, gangguan pola tidur
berhubungan dengan ketidak adekuatan kualitas tidur, defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
Berdasarkan kasus kelolaan, klien masuk di RSUD TORABELO SIGI Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 19
November 2021 pukul 22.50 WITA melalui IGD dengan keluhan penurunan kesadaran ± 6 jam. Keluarga pasien mengatakan
awalnya pasien mengalami muntah-muntah ± 5 kali dan nyeri pada perut.
Pada saat pengkajian pada tanggal 23 November 2021 pukul 13.40 WITA. Pada saat dilakukan pengkajian, keluarga klien
mengatakan klien sesak nafas,klien mengatakan lemas,hb klien 7,5 terdapat udem, sulit untuk aspirasi disertai dengan gelisah dan
klien mengatakan susah tidur.

Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diagnose keperawatan atau masalah yang muncul pada pasien kelolaan
adalah bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan, kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
volume cairan, gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak adekuatan kualitas tidur, defisit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan.

Pada diagnose kelebihan volume cairan atau hipervolemi tindakan yang dilakukan adalah pengaruh coaching support terhadap
kepatuhan penderita chronic kidney disease (ckd) yaitu tentang edukasi yang melibatkan serta keluarga dalam menigkatkan kepatuhan
dalam diet secara tepat dan pembatasan cairan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh susanti dan caturia sulystiana yang berjudul adalah pengaruh coaching
support terhadap kepatuhan penderita chronic kidney disease (ckd) di RS Adi Husada Surabaya yang di dapatkan hasil analisis
menunjukan bahwa terjadi perbedaan kepatuhan yang signifikan antara kelompok control dan kelompok perlakuan dengan p-
value=0,000 intervensi coaching support efektif terhadap kepatuhan terhadap penderita CKD. Pelaksanaan coaching support
berlangsung dengan baik karena responden dan keluarga yang proaktif.
Pemberian coaching support dapat mempengaruhi perilaku penderita CKD untuk melakukan pengelolaan penyakit CKD sesuai
dengan hal-hal yang sudah disarankan oleh coach (Bistara, 2015). Edukasi pada penderita CKD dengan melibatkan peran serta
keluarga dapat diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung karena semakin tinggi peran keluarga maka semakin tinggi
pula penderita CKD berperilaku patuh terhadap pembatasan cairan dan diet (Thom et al., 2013).

BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan
dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010).
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible, yang menyebabkan kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala uremia
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).
bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan, kelebihan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan volume cairan, gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak adekuatan kualitas tidur, defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan, setelah di lakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam hasilnya diagnose keperawatan
atau masalah yang muncul belum teratasi
Edukasi pada penderita CKD dengan melibatkan peran serta keluarga dapat diberikan secara langsung maupun secara
tidak langsung karena semakin tinggi peran keluarga maka semakin tinggi pula penderita CKD berperilaku patuh terhadap
pembatasan cairan dan diet.

1.2. Saran
Di harapkan kepada pembaca terutama pada petugas kesehatan dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
dengan kasus CKD misalnya dengan melakukan ronde atau case manager

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2017. BukuAjarKeperawatanMedikalBedah. Edisi 8 volume 2. Jakarta: EGC


Carpenito, L.J., 2006, Rencanaasuhandanpendokumentasiankeperawatan (Edisi 2), Alih.Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E, 2015, RencanaAsuhanKeperawatanPedomanUntuk.Perencanaan danPendokumentasianPerawatanPasien,
Edisi 3, Jakarta: EGC
Muttaqin, ArifdanKumala Sari.2016. AsuhanKeperawatanGangguanSistem Perkemihan. Jakarta :SalembaMedika
Nahas, Meguid El &Adeera Levin. 2015.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to Understanding and Management.
USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda danHardhi Kusuma.2015.Aplikasi AsuhanKeperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis& NANDA NIC-
NOC.Jogjakarta; MediAction.
Smeltzer, S. 2016. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedahBrunner dan Suddarth.Volume 2 Edisi 8.Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI, (2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.Cetakan 2. DPP PPNI. Jakarta Selatan
Tim Pokja SLKI .(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Cetakan 2. DPP PPNI. Jakarta Selatan

Tim Pokja SIKI. (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Cetakan 2. DPP PPNI. Jakarta Selatan

Muttaqin Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Wilson, Lorraine M. Price, Sylvia A. 2007. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Anda mungkin juga menyukai