Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus adalah salah satu golongan penyakit tidak menular dan

banyak menimbulkan komplikasi baik fisik maupun psikologis. Upaya untuk

mengendalikan komplikasi penyakit DM adalah salah satunya melalui program gaya

hidup sehat (Oktavera et al., 2021). Diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan secara

total, sehingga dibutuhkan kesabaran, kedisplinan, kepatuhan, dan motivasi yang kuat

dari kelurga untuk menaati program diet yang sudah ditentukan (Mudawamah, 2019).

Penatalaksanaan pasien diabetes mellitus yang dikenal empat pilar penting dalam

mengontrol perjalanan penyakit dan komplikasi yang ditimbulkan yaitu edukasi,

aktifitas fisik, farmakologi dan terapi nutrisi medis (diet) (Oktavera et al., 2021, p. 1).

Diet DM merupakan rancangan pola makan sehat untuk membantu

mengontrol gula darah bagi penderita diabetes mellitus. Dalam diet ini, penderita

diharuskan untuk mengkonsumsi berbagai makanan yang paling sehat dalam porsi

secukupnya dan mengacu pada jadwal makan rutin. Tidak hanya itu, diet ini juga

dapat mengatur berat badan dan mengendalikan faktor risiko penyakit jantung.

Sementara, jika penderita mengkonsumsi sembarang makanan terutama yang kalori

dan lemaknya tinggi, dapat memicu peningkatan kadar gula darah mereka. Hal ini

bisa menyebabkan masalah serius, seperti hiperglikemia, kerusakan saraf, ginjal dan

1
2

jantung. Disini peran dan dukungan keluarga dibutuhkan berkaitan dengan kepatuhan

diet diabetes mellitus yang diperlukan, agar kadar glukosa darah berada dalam

kisaran yang aman. Keberhasilan pengobatan pada penderita diabetes mellitus salah

satunya ditunjang dari kepatuhan dietnya. Kepatuhan merupakan ketaatan seseorang

dalam melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditentukan, juga dorongan dari dalam

diri seseorang untuk mematuhi atau menuruti apa yang sudah diperintahkan (Hisni et

al., 2017).

Salah satu cara untuk mengatasi akibat lanjut dari diabetes mellitus adalah

dengan cara penerapan diet DM. Terlaksananya kepatuhan diet ini dipengaruhi oleh

faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga

dan dukungan tenaga kesehatan. Keterlibatan faktor-faktor ini akan membuat seorang

penderita diabetes mellitus dapat mempertahankan kondisi kesehatannya. Namun

sampai saat ini banyak ditemukan penderita yang tidak patuh dalam pelaksanaan diet

DM. Kepatuhan terhadap pemenuhan aturan diet pada penderita DM merupakan

tantangan yang berat bagi pasien karena dibutuhkan perubahan dari kebiasaan dan

perilakunya. Menurut Lestari dkk dalam (Harwadi et al., 2015) menjelaskan bahwa

penderita DM di Puskesmas Maradekaya Kota Makassar, ada 89,7% tidak patuh.

Menurut data WHO 2016, di seluruh dunia, jumlah penderita diabetes telah

meningkat secara substansial antara tahun 1980 dan 2014, meningkat dari 108 juta

menjadi 422 juta atau sekitar empat kali lipat. Diabetes menyebabkan 1,5 juta

kematian pada tahun 2012. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang
3

terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di Negara-negara berpenghasilan rendah

dan menengah daripada di Negara-negara berpenghasilan tinggi (WHO Global

Report, 2016). Sedangkan menurut Organisasi International Diabetes Federation

(IDF) tahun 2019 memperkirakan bahwa sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia

20-79 tahun didunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka

prevalensi sebesar 9,3 % dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis

kelamin, DF memperkirakan prevalensi diabetes ditahun 2019 yaitu 9 % pada

perempuan dan 9,65 % pada laki-laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat

seiring penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur

65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 juta ditahun

2030 dan 700 juta ditahun 2045. Di Indonesia sendiri menurut Survey Riskesdas

mencapai 6,2%, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes

pertahun (Riskesdas, 2018).

Sebagaimana yang dikemukakakn oleh Arsana dalam (Sudiana, 2020, p. 3)

bahwa bagi penderita diabetes mellitus, melaksanakan diet yang adekuat merupakan

pengaturan makan yang wajib dipatuhi karena diet DM bertujuan untuk menjaga

kadar glukosa darah pada batas normal dan menjaga berat badan normal. Untuk itu

diet yang tepat penting bagi penderita diabetes mellitus. Diet DM berpengaruh

terhadap tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pengaturan pola makan khususnya

pada pasien DM yang sedang melaksanakan diet.


4

Menurut Saefunurmazah dalam (Hisni et al., 2017) menjelaskan bahwa

kepatuhan diet diabetes merupakan bentuk dari ketaatan dan kedisplinan terhadap diet

yang sedang dijalankan oleh penderita diet diabetes. Kepatuhan terhadap diet diabetes

dapat dipengaruhi oleh dukungan keluarga karena keluarga yang baik adalah keluarga

yang bisa memotivasi, memberikan dukungan penuh, serta memberikan perhatian

kepada penderita, sehingga penderita lebih bersemangat serta lebih termotivasi untuk

sembuh dari penyakitnya. Selain dari pandangan tersebut, Ratna dalam (Anita, 2020)

menyimpulkan bahwa dukungan keluarga dapat berpengaruh terhadap tingkat

kepatuhan diet diabetes mellitus, dan jika salah satu anggota keluarga mengalami

masalah dengan kesehatan maka anggota yang lain ikut merasakan dengan demikian

keluarga mempunyai kontribusi penting dalam proses keperawatan terkait dengan

keluarga menjalani diet diabetes mellitus.

Berdasarkan latar belakang ini maka perlu dilakukan rangkuman literature

untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet

penderita diabetes melitus tipe II.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita

diabetes mellitus tipe II ?


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet

pada penderita diabetes mellitus tipe II.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui dukungan keluarga pada penderita diabetes mellitus

Tipe II

1.3.2.2 Untuk mengetahui kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus tipe

II
6

BAB 2

METODE

2.1 Strategi Pencarian Literature

2.1.1 Protokol dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai dukungan

keluarga dalam kepatuhan diet penderita diabetes mellitus tipe II. Protocol dan

evaluasi dari literature review akan menggunakan PRISMA checklist untuk

menentukan penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan

dari literature review.

2.1.2 Database Pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi

penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literature dilakukan

pada bulan April-Mei 2021. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari

hasil penelitian yang telah dilakukan peniliti-peneliti terdahulu. Sumber data

sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun

internasional dengan tema yang sudah ditentukan. Pencarian literature dalam

literature review ini menggunakan tiga database dengan kriteria kualitas tinggi,

sedang dan rendah yaitu Proquest, Pubmed dan Google scholar.

6
7

2.1.3 Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan Keyword dan Boolean operator

(AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau

jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan

Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review

Support family Diet Compliance Diabetes Mellitus Type II


Dukungan keluarga Kepatuhan diet Diabetes mellitus tipe II
OR OR OR
Support family Diet compliance Type II diabetes mellitus
OR OR
Dietary adhence Diabetic type II

2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework, yang terdiri dari :

2.2.1 Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan dianalisis sesuai

Dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2.2.2 Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus perorangan


8

atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan

tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2.2.3 Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

Sebagai pemvbanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok control

dalam studi yang terpilih

2.2.4 Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang

Sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2.2.5 Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan

direview

Table 2.2 Format PICOS dalam literature review

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population Individu yang mengalami Individu yang tidak
penyakit diabetes mellitus tipe mengalami penyakit diabetes
II mellitus tipe II
Intervention Dukungan keluarga dengan Selain dukungan keluarga
kepatuhan diet dengan kepatuhan diet
Comparators Tidak ada pembanding -
Outcomes Dukungan keluarga dengan Yang tidak berhubungan
kepatuhan diet penderita dengan dukungan keluarga
diabetes mellitus tipe II dengan kepatuhan diet
diabetes mellitus tipe II

Study design Quasi-experimental studies, Tidak ada ekslusi


and publication randomized control and trial,
Type systematic review, qualitative
research dan cross-sectional
Studies
Publication Setelah tahun 2015 Sebelum tahun 2015
Years
Language Bahasa Indonesia dan bahasa Selain bahasa Indonesia dan
Inggris bahasa Inggris
9

2.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

2.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi


Excluded (n = 250) Participants:
Bukanpublikasi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui pasien DMdiTipe
tiga2 database
(n=50) dan
Intervention:
menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan MeSH, Tidakpeneliti
berhubungan dengan dukungan
mendapatkan 2.871
keluarga dengan kepatuhan diet (n=100)
Outcome:
artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian yang sudah
Tidak berhubungan dengan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet (n=100)
didapatkan kemudian diperiksa tahun dan full teks, ditemukan terdapat 1.461 artikel

yang tidak sesuai, sehingga tersisa 494 artikel. Peneliti kemudian melakukan skrining

berdasarkan judul, abstrak dan kesesuaian dengan tema literature review. Assessment

yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan ekslusi

didapatkan sebanyak 10 artikel yang bisa dipergunakan dalam literature review. Hasil

seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow sebagai berikut :

Hasil pencarian dari database


Google Scholar, PubMed dan
Proquest (n = 2.871)

Setelah pengurangan
berdasarkan tahun terbit
dan full teks (n = 1.461)

Pemilihan judul ganda


(n = 300)

Identifikasi dan
penyaringan abstrak (n =
50)

Sesuai dengan kriteria inklusi


dan ekslusi (n = 10)

Artikel yang disintesis


(n = 10)
10

Excluded (n = 40) Participants:


Gambar 2.1 Diagram Flow Literature Review Bukan pasien DM Tipe 2 (n=10)
Intervention:
Tidak berhubungan dengan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet (n=15)
2.3.2 Penilaian kualitas Outcome:
Tidak berhubungan dengan dukungan
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n
keluarga = 10)kepatuhan
dengan dengan checklist
diet (n=15)

daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi.

Penilaian kriteria diberi nilai ‘ya’, ‘tidak’, tidak jelas’, atau ‘tidak berlaku’, dan setiap

kriteria dengan skor ‘ya’ diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor

studi kemudian dihitung dan dijumlahkan.

Apabila penilaian studi setidaknya 50% maka studi dimasukkan ke dalam

kriteria inklusi. Dari penelusuran studi yang dilakukan terdapat 10 studi mencapai

skor >50% yang akan digunakan dalam literature review.


11

BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

3.1 Karakteristik Studi

Sepuluh artikel memenuhi kriteria inklusi hasil karakteristik studi dari 3

database tergambarkan dalam table berikut ini :

Tabel 3.1 Hasil Pencarian Studi Berdasarkan Database Penelitian


Jenis Studi Penelitian Artikel
Sumber
Tahun Database N Cross Quazy Narativ
Bahasa
Sectional Experimen e
Analysis

Indonesia- 2015-2021 Google


2.630 8 0 0
Inggris Scholar

Proquest 174 1 0 0

Pubmed 67 0 0 1

Hasil 10 9 0 1
12

Studi penelitian yang digunakan untuk mengetahui dukungan keluarga

dengan kepatuhan diet sebagian besar Cross-sectional dan Narative Analysis. Jumlah

rata-rata peserta seratus lebih responden. Secara keseluruhan, setiap penelitian

membahas tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan diet penderita diabetes

mellitus tipe II. Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet penderita diabetes mellitus tipe II.

Penelitian studi yang sesuai dengan tinjauan sistematis ini rata-rata dilakukan di

Indonesia (8 artikel), dan yang lainnya adalah satu studi diluar negeri (2 artikel).

Sebagian besar studi menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam variasi dari

karakteristik responden yang diteliti, diantaranya ialah meliputi usia, jenis kelamin,

latar belakang pendidikan, ekonomi, dukungan keluarga,depresi dan lain sebagainya.

Tabel 3.2 Hasil Pencarian Literature 12


Study design, Sample,
Authors and Outcome of Summary of
Variable, Instrument,
years Analysis Results
Analysis

(Kartika et Desain : Cross Sectional Berdasarkan hasil Dari 27 responden


al., 2017) analisis chi-square didapatkan data
Sampel : 27 responden dengan nilai Ρ sebanyak 19 (70%)
-value 1,000 responden
Variabel : Dukungan
(>0,05) maka Ho mendapat
keluarga dan kepatuhan
diterima dukungan keluarga
diet (diabetes mellitus)
positif dan
Instrumen : Kuesioner sebanayak 8 (30%)
dukungan keluarga dan responden
recall 24 jam kepatuhan mendapat
diet 3J dukungan keluarga
negatif. Sebanyak
Analisis : Chi-square 22 (81%)
responden tidak
patuh dalam
13

menjalankan diet
dan sebanyak 5
(19%) responden
patuh dalam
menjalankan diet.
Sehingga tidak ada
hubungan yang
signifikkan antara
dukungan keluarga
dengan kepatuhan
diet diabetes
mellitus tipe II
diwilayah kerja
Puskesmas
Gamping 1.

(Jamaludin & Desain : Cross Sectional Ada hubungan Sebagian besar


Choirunisa, bermakna antara responden dengan
2019) Sampel : 80 responden dukungan keluarga dukungan keluarga
dengan kepatuhan cukup dan patuh
Variabel : Dukungan
diet pada penderita terhadap diet DM
keluarga dan kepatuhan
DM diruang sebanyak 64
diet DM
poliklinik RSI responden (80,0%)
Instrumen : Kuesioner / Sunan Kudus dan sebagian kecil
check list dukungan didapatkan hasil Ρ responden dengan
keluarga dan kepatuhan value 0,001 (Ρ < dukungan keluarga
diet 0,05) baik dan tidak
patuh terhadap diet
Analisis : Korelasi rank DM sebanyak 0
spearman responden (0%),
maka berarti ada
hubungan
dukungan keluarga
dengan kepatuhan
diet pada penderita
DM di ruang
Poliklinik RSI
Sunan Kudus.

(Arifin & Desain : Cross Sectional Sebagian besar Ada hubungan


Damayanti, responden signifikan antara
mempunyai dukungan keluarga
14

2015) Sampel : 49 responden dukungan keluarga dengan kepatuhan


kategori tinggi diet DM tipe II di
Variabel : Dukungan sebanyak 27 Poliklinik Penyakit
keluarga dan kepatuhan (55,1%), sebagian Dalam RSUP Dr.
diet besar memiliki Soeradji
kepatuhan diet DM Tirtonegoro
Instrumen : Kuesioner
tipe II kategori Klaten.
dukungan keluarga dan
tinggi sebanyak 27
kepatuhan diet pasien
(55,1%) responden
DM tipe II
data dianalisis
Analisis : Chi-square menggunakan uji
Chi-square dengan
nilai Ρ -value 0,035
(<0,05)

(Bangun et Desain : Cross Sectional Sebanyak 56,3% Dukungan keluarga


al., 2020) responden merupakan faktor
Sampel : 48 responden menganut program penting dalam
diet. Selain itu, kepatuhan pasien
Variabel : dukungan
47,9% responden DM terhadap
keluarga dan kepatuhan
memiliki dukungan program diet. Oleh
diet
keluarga yang karena itu,
Instrumen : Hensarling layak. Dengan melibatkan anggota
Diabetes Family menggunakan uji keluarga, terutam
Support Scale (HDFSS) chi-square, pasangannya,
and Perceived Dietary hasilnya dalam perilaku
Adherence Questionare mengungkapkan, perawatan diri
(PDAQ) ada hubungan yang seperti,
bermakna antara menyiapkan
Analisis : Chi-square dukungan keluarga makanan dapat
dan kepatuhan diet menjadi sangat
(Ρ = 0,038; Ρ > α) penting dalam
memberikan
perawatan
kesehatan dan
mencegah
komplikasi pada
pasien dengan
diabetes.

(Aprianti et Desain : Cross Sectional Tidak ada Kepatuhan diet


al., 2018) hubungan antara merupakan peranan
15

Sampel : 53 responden dukungan keluarga penting dalam


dengan kepatuhan melaksanakan
Variabel : Dukungan diet pasien diabetes penatalaksanaan
keluarga dan kepatuhan mellitus di RSUD diabetes mellitus,
diet Ulin Banjarmasin apabila pasien
dengan nilai Ρ diabetes mellitus
Instrumen : Kuesioner
value > α mampu
Hensarling Diabetes
(0,106>0,05) melaksanakan diet
Family Support Scale
dengan baik maka
(HDFSS) dan kepatuhan
diabetes mellitus
diet
dapat mencegah
Analisis : Korelasi terjadinya
komplikasi dan
meningkatkan
kualitas hidup
pasien.

(Irawati & Desain : Cross Sectional Ρ value α 0,01 Pasien dengan


Firmansyah, sehingga Ha dukungan keluarga
2020) Sampel : 96 responden diterima bahwa mempunyai
terdapat hubungan kemungkinan yang
Variabel : Dukungan
dukungan keluarga besar untuk
keluarga dan kepatuhan
dengan kepatuhan mematuhi program
diet diabetes mellitus
diet pada pasien diet yang bertujuan
Instrumen : Kuesioner diabetes mellitus untuk menjaga
dukungan keluarga dan kestabilan gula
kepatuhan diet diabetes darah keluarga
mellitus yang mengalami
diabetes mellitus,
Analisis : Chi-square hal ini merupakan
salah satu tindakan
yang dapat
mengurangi tingkat
kematian akibat
diabetes mellitus.

(Marengke et Desain : Cross SectionalSebagian besar Ada hubungan


al., 2020) responden yang signifikan
Sampel : 42 responden mempunyai tingkat antara tingkat
pengetahuan baik, pengetahuan
Variabel : Dukungan
dan dukungan dengan kepatuhan
keluarga dan kepatuhan
keluarga yang diet 3J (Ρ = 0,019),
16

diet 3J mendukung serta dan terdapat


mempunyai hubungan yang
Instrumen : Kuesioner kepatuhan signifikan antara
dukungan keluarga dan tergolong patuh dukungan keluarga
kepatuhan diet 3J dengan kepatuhan
diet 3J pada
Analisis : Chi-square
penderita diabetes
dan uji Fisher’s Exact
mellitus tipe II di
RSUD Salewangan
Maros (Ρ = 0,020).

(Solekhah & Desain : Cross Sectional Terdapat hubungan Tenaga kesehatan


Sondang R. antara kepatuhan dapat
Sianturi, Sampel : 70 responden diet diabetes meningkatkan
2020) mellitus tipe II dan dukungan keluarga
Variabel : Dukungan
dukungan keluarga dengan pendidikan
keluarga dan kepatuhan
keseluruhan (Ρ kesehtan terstruktur
diet
value 0,000), kepada penderita
Instrumen : Kuesioner dukungan dan keluarga,
dukungan keluarga dan emosional (Ρ value memfasilitasi
kepatuhan diet 0,001), dukungan pemberian
penghargaan (Ρ dukungan keluarga
Analisis : Uji statistic value 0,008), dan melakukan
Kendall’s Tau B dukungan supervisi terkait
instrumental (Ρ penerapan
value 0,007) dan pemberdayaan
dukungan keluarga dalam
informasional (Ρ pemberian asuhan
value 0,000). keperawatan pada
pasien DM tipe II.
Dukungan keluarga
pada pasien
diabetes mellitus
sangat membantu
pasien dalam
memelihara kadar
gula darah
terutama dalam hal
makanan. Keluarga
merupakan
dukungan pertama
pasien untuk patuh
17

dalam diet
sehingga pasien
dapat mengontrol
kadar gula
darahnya. Hal ini
dapat
meningkatkan
kualitas hidup
pasien dengan
diabetes mellitus
tipe II.

(Horikawa et Desain : Cross Sectional As family support In females,


al., 2020) for diabetes care, significant
Sampel : 289 responden among male differences in
patients, 87.6% relationships in the
Variabel : Dukungan
were mainly overall analysis
keluarga dan terapi
supported by were reversed. Our
nutrisi medis
wives, while 65.8% results clarified
Instrumen : Food of female patients relationships
Frequency were mainly between types of
Questionnaire and supported by family support oh
Diabetes Family husbands and patients with type 2
Behavior Checklist 16.6% obtained the diabetes and their
(DFBC) strongest family dietary intake and
support from their the importance of
Analisis : Multivariate children (Ρ = sex differences for
Analysis Of Covariance 0.001). Most more effective
patients lived with MNT.
their family
regardless of sex
(men, 93.5%;
women, 92.5%, Ρ
= 0.816). As for
positive feedback
on the DFBC sacle
for MNT, non
significant
diference was
observed between
participants sex,
and the rates of
18

responeses of ≥
once a month to
“praise you for
following your
diet” and “eat at
the same time that
you do” were
46.4% and 82.7%,
respectively.
Regarding negative
feedback, men had
a significantly
higher rate of
responses of ≥
once a month to
“nag you about not
following your
diet” than women
(55.0% and 29.2%,
Ρ < 0.0001),but
there was no
significant
difference in the
responses to ≥
once a month to
“eat foods that are
not part of your
diabetes diet”
(41.4% and 50.0%,
Ρ = 0.339).

(Albanese et Desain : Narative A framework for A better


al., 2020) review information understanding of
synthesis was the relationship
Sampel : 28 studi developed which between spousal
categorized results support and
Variabel : Spousal,
into three major dietary adherence,
Spouse, Support,
themes : how as well as a
diabetes, diet, gender,
gender roles and subsequent
and marriage
spousal dynamics utilization of this
function in spousal information to
support for dietary create targeted and
19

adherence, the role effective


of race and interventions,
ethnicity in the would be of great
influence of benefit to the field
spousal support on of diabetes
dietary adherence, management.
and the extant
interventional work
specifically
targeting spousal
support for T2D.
The reviewed
studies indicate
that gender role
performance is the
principal factor in
the relationship
between spousal
support and dietary
adherence in T2D,
though race and
ethnicity also
contribute. Despite
this evidence,
interventions that
specifically target
spousal support to
improve dietary
adherence in T2D
have had limited
efficacy.

3.2 Karakteristik Responden Studi

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang mengalami

penyakit diabetes mellitus tipe II di masing-masing Negara, termasuk masyarakat

umum dan tenaga kesehatan. Dari semua studi, terdapat 8 jurnal yang menunjukkan
20

bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan

diet penderita diabetes mellitus tipe II dengan mayoritas responden berjumlah lebih

dari 100 individu. Responden dalam penelitian ini rata-rata berusia antara 40-65 tahun

dan bersifat multi wilayah. Karakteristik gender pada responden sebagian besar

perempuan dan sebagian besar tingkat pendidikan di level sekolah dasar (SD) dan

sekolah menengah atas (SMA). Responden keseluruhan adalah masyarakat asia dan

penduduk asli dari lokasi penelitian.

3.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Penderita Diabetes

Mellitus Tipe II

3.3.1 Dukungan keluarga pada Penderita Diabetes Mellitus tipe II

Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan

keluarga pada penderita diabetes mellitus tipe II adalah baik. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aprianti et al., 2018) yang menyatakan

bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu dengan

jumlah 50 responden (94,3%) sedangkan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 3

responden (5,7%). Menurut penelitian (Jamaludin & Choirunisa, 2019) juga

menunjukkan hasil yang sama, yaitu sebagian besar responden memiliki dukungan

keluarga dalam kategori cukup yaitu sebanyak 65 responden (81,2%) sedangkan

dukungan keluarga paling sedikit adalah kurang dengan jumlah 5 responden (6,2%)

dan yang kategori baik 10 responden (12,5%).

Sedangkan menurut penelitian (Kartika et al., 2017) juga menyatakan bahwa


21

responden yang memilki dukungan positif ada sebesar 77,78% (21 responden) lebih

banyak daripada responden yang memilki dukungan negative yaitu sebesar 22,22% (6

responden). Selain itu, menurut (Arifin & Damayanti, 2015) bahwa sebagian besar

responden mempunyai dukungan keluarga dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 27

responden (55,1%) sedangkan dukungan keluarga dalam kategori sedang yaitu

sebanyak 22 responden (44,9%).

Sebagian besar keluarga memberikan dukungan emosional dengan

memberikan dorongan kepada penderita DM sebagai responden untuk tetap menjaga

kesehatan dan menjaga pola makan. Untuk dukungan informasi juga diberikan pada

keluarga dengan memberi tahu semua informasi tentang tujuan,manfaat dan efek dari

aturan makan/diet yang dijalani dan keluarga memberitahu tentang semua informasi

yang didapatkan dari dokter, perawat atau tim kesehatan yang lain kepada penderita

DM, sedangkan dukungan instrumental kepada responden sebagian besar dilakukan

keluarga dengan mengantar atau mendampingi penderita DM untuk berobat

kepelayanan kesehatan (Jamaludin & Choirunisa, 2019).

3.3.2 Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Mellitus Tipe II

Berdasarkan tabel 3.2, menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan diet

penderita diabetes mellitus tipe II adalah patuh. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Bangun et al., 2020) yang menyatakan bahwa dari 48%

responden, lebih dari setengah responden patuh terhadap diet DM dengan 27

responden (56,3%) sedangkan yang tidak patuh sebesar 23 responden (43,8%).


22

Menurut penelitian dari (Arifin & Damayanti, 2015) juga menunjukkan hal yang

sama, yaitu sebagian besar responden memiliki kepatuhan diet DM Tipe II dalam

kategori patuh yaitu sebanyak 26 responden (53,1%) dan yang tidak patuh sebesar 23

responden (46,9%). Sedangkan menurut (Aprianti et al., 2018) juga menyatakan

bahwa sebagian besar responden patuh yaitu sebesar 42 responden (79,2%)

sedangkan yang tidak patuh sebesar 11 responden (20,8%).

Menurut penelitian (Jamaludin & Choirunisa, 2019) bahwa kepatuhan diet

DM sebagian besar adalah patuh dengan jumlah 76 orang (95,5%), dan yang tidak

patuh ada 4 orang (5%). Selain itu menurut (Kartika et al., 2017) yang menyatakan

bahwa sebesar 77,8% responden patuh terhadap jadwal makan sedangkan sisanya

yaitu 33,33% responden tidak patuh terhadap jumlah dan jenis makan.

Sebagian besar responden menggunakan pemanis khusus untuk penderita

diabetes seperti gula jagung saat ingin mengkonsumsi makanan dan minuman manis,

responden dapat memilih makanan yang terbaik untuk kesehatan, dan responden

setiap hari selalu makan sayur dan buah sesuai anjuran dokter. Namun demikian

masih ada beberapa responden yang tidak patuh terhadap diet diabetes mellitus, hal

itu dapat dilihat bahwa masih ada beberapa responden yang tidak patuh terhadap diet

saat menghadiri pesta dengan makan makanan dan minuman sesuka hati dan sering

mengkonsumsi makanan dan minuman yang terasa manis/banyak mengandung gula

(Jamaludin & Choirunisa, 2019).

3.3.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Penderita


23

Diabetes Mellitus Tipe II

Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar terdapat

hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet penderita diabetes

mellitus tipe II. Hal tersebut sesuai dengan penelitian dari (Jamaludin & Choirunisa,

2019) yang menyatakan sebagian besar responden dengan dukungan keluarga cukup

dan patuh terhadap diet DM sebanyak 64 responden (80,0%) dan sebagian kecil

responden dengan dukungan keluarga baik dan tidak patuh terhadap diet DM

sebanyak 0 responden (0%) sedangkan hasil uji hubungan dengan korelasi rank

spearman didapatkan hasil Ρ value 0,001 (Ρ < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha

diterima, berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada

penderita DM di IRJA RSI Sunan Kudus. Menurut penelitian (Irawati & Firmansyah,

2020) juga menunjukkan hasil yang sama yaitu nilai Ρ value = 0,01 dengan nilai

normal α < (0,05) sehingga Ho diterima yang artinya terdapat hubungan dukungan

keluarga terhadap kepatuhan diet DM pada responden di Puskesmas Cipondoh Kota

Tangerang.

Selain itu menurut (Bangun et al., 2020) mengatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet dengan Ρ

value sebesar 0,038. Hal ini dikarenakan apabila dukungan keluarga baik maka

kepatuhan diet pun akan baik, dan sebaliknya jika dukungan keluarga buruk

kepatuhan diet pun akan buruk. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Arifin & Damayanti, 2015) yang menunjukkan adanya hubungan
24

antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diabetes mellitus tipe II di poliklinik

penyakit dalam RSUP Dr, Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Sedangkan menurut penelitian (Marengke et al., 2020) juga menunjukkan

nilai Ρ-value = 0,020 pada tingkat signifikansi 0,05, artinya bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan diet 3J

pada penderita diabetes mellitus tipe II di RSUD Salewangan Maros. Menurut

(Solekhah & Sondang R. Sianturi, 2020) juga menunjukkan hasil bahwa dukungan

keluarga yang negative meningkatkan kepatuhan diet pasien DM tipe II sebesar 10%,

sebaliknya dukungan keluarga yang positif meningkatkan kepatuhan diet pasien DM

tipe II sebesar 44,3%. Analisis statistik dengan uji Kendal tau b didapatkan hasil Ρ

value 0,000 (Ρ < 0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara dukungan keluarga (emosional, penghargaan, instrumental dan informasional)

dengan kepatuhan diet pasien DM tipe II di Rumah Sakit X Jakarta.

Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien dalam upaya

menciptakan lingkungan yang terhindar dari stress akibat dari pengobatan yang

dijalani. Dukungan social keluarga sebagai pelindung dalam faktor pencetus stress

dan menciptakan lingkungan yang nyaman sehingga dapat menjaga control gula

darah. Dukungan keluarga yang kurang akan mengakibatkan kesehatan pada

penderita DM terganggu. Namun jika sebaliknya keluarga memberikan dukungan

pada penderita diabetes mellitus, penderita akan termotivasi untuk mematuhi diet

diabetes mellitus apabila mengingat terapi dan perawatan DM memerlukan waktu


25

yang cukup lama sehingga dapat menimbulkan kebosanan pada pasien DM terutama

pada pasien lansia. Oleh karena itu selain memperhatikan masalah fisik maka perlu

juga memperhatikan faktor psikologis pasien dalam menyelesaikan masalah diabetes

mellitus. Keikutsertaan anggota keluarga dalam memandu pengobatan, diet, latihan

jasmani dan pengisian waktu luang yang positif. Keluarga merupakan bentuk peran

serta aktif bagi kebershasilan penatalaksanaan diet diabetes mellitus (Jamaludin &

Choirunisa, 2019)
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Dukungan Keluarga pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II

Berdasarkan 10 jurnal yang telah diulas, diketahui ada 8 jurnal yang

menyatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai dukungan keluarga yang

baik pada penderita diabetes mellitus II. Sedangkan 2 jurnal lainnya mempunyai

dukungan keluarga yang kurang pada penderita diabetes mellitus tipe II. Hal ini

disebabkan karena beberapa faktor seperti pengetahuan, usia, pekerjaan, pendidikan,

ekonomi, lingkungan dan lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Bangun

et al., 2020) bahwa dukungan keluarga yang kurang disebabkan karena anggota

keluarga yang sibuk dengan pekerjaannya, dimana mayoritas anggota keluarga

respondenn bekerja menjadi asisten rumah tangga di perumahan dekat pemukiman

responden dan anggota keluarga juga tidak memaksakan responden untuk melakukan

diet DM dengan alas an adanya rasa kasihan terhadap responden yang telah

menjalankan diet DM selama bertahun tahun sehingga responden bosan untuk

melakukannya kembali.

Selain pekerjaan, pendidikan juga mempengaruhi dukungan keluarga karena

sebagian besar tingkat pendidikan responden di keseluruhan jurnal adalah di level

sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA). Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian (Susanti, 2016) bahwa terdapat 37% responden yang berpendidikan SD,

maka pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki sangatlah kurang karena

26
27

pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan yang diberikan.

Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program diet

pada pasien diabetes mellitus tipe II karena tanpa dukungan dari keluarga

kemungkinan besar pasien diabetes mellitus akan kehilangan motivasi untuk

melaksanakan program diet yang dianjurkan oleh dokter atau tenaga kesehatan

lainnya. Semakin baik dukungan yang keluarga berikan pada penderita diabetes

mellitus maka penderita akan semakin termotivasi untuk mematuhi diet diabetes

mellitus begitupun sebaliknya. Namun dukungan keluarga juga banyak dipengaruhi

oleh beberapa faktor sehingga mengakibatkan tingkat kepatuhan diet pada penderita

diabetes mellitus tipe II menjadi kurang.

Pasien dengan dukungan keluarga mempunyai kemungkinan yang besar

untuk mematuhi program diet yang bertujuan untuk menjaga kestabilan kadar gula

darah pada keluarga yang mengalami diabetes mellitus, hal ini merupakan salah satu

tindakan yang dapat mengurangi tingkat kematian akibat diabetes mellitus (Irawati &

Firmansyah, 2020). Dampak positif dari dukungan keluarga dalam menjalankan diet

bagi penderita DM yaitu dapat mengontrol apa yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan

dalam menjalankan dietnya, dapat saling mengingatkan, serta saling memotivasi antar

anggota keluarga terutama bagi keluarga yang sedang menjalankan diet sehingga

penderita DM termotivasi untuk tetap menjalankan diet dan berkeinginan untuk

mempertahankan atau memperbaiki kualitas hidupnya (Bangun et al., 2020).


28

4.2 Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Mellitus tipe II

Berdasarkan 10 jurnal yang telah diulas, diketahui ada 8 jurnal yang

menyatakan bahwa sebagian besar responden patuh dalam melaksanakan kepatuhan

diet penderita diabetes mellitus tipe II. Sedangkan 2 jurnal lainnya mempunyai

tingkat kepatuhan diet yang kurang patuh karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Irawati & Firmansyah, 2020)

bahwa sebanyak 66 orang (68,8%) yang tidak patuh terhadap diet, hal ini sesuai

dengan gambaran karakteristik responden berdasarkan usia dan pendidikan yang

menggambarkan adanya faktor –faktor yang mempengaruhi kejadian diabetes

mellitus.

Menurut penelitian (Kartika et al., 2017) bahwa dari 27 responden, sebesar

78% responden masuk dalam kategori tidak patuh. Responden dalam kategori tidak

patuh ketika mengkonsumsi energy dan karbohidrat diluar 90-110% dari kebutuhan

energy. Jumlah energy dan karbohidrat dalam kategori <90% adalah 22,22% dan

14,81%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden tidak patuh dengan jumlah

diet yang dianjurkan, hal ini dikarenakan responden tidak nafsu makan sehingga

asupan energy dan karbohidrat kurang. Asupan energy dan karbohidrat dalam

kategori >110% masing-masing sebanyak 7,41%. Hasil tersebut menunjukkan tidak

patuh terhadap jumlah diet yang dianjurkan karena responden tidak membatasi

jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga asupan energy dan karbohidrat berlebih.

Ketidakpatuhan ini terjadi karena pemahaman responden yang kurang terhadap


29

kebutuhan gizinya masing-masing. Selain itu, sebanyak 33% responden tidak patuh

terhadap jenis makanan karena kurangnya pemahaman responden terhadap pemilihan

bahan makanan. Sedangkan 78% responden (21 responden) masih belum patuh dalam

pengaturan jadwal makan karena sebagian besar responden tidak terbiasa makan pagi

(diatas 08.30 WIB). Selain itu responden juga jarang mengkonsumsi snack, terutama

untuk snack pagi dan malam karena responden tidak terbiasa mengkonsumsi snack.

Tingkat keberhasilan kepatuhan diet tergantung dari keinginan penderita

DM Tipe II dan dukungan dari keluarga. Dukungan dari keluarga sangat berperan

penting dalam proses penyembuhan DM karena keluarga yang baik adalah keluarga

yang mampu membantu dan memotivasi anggota keluarganya dalam menjalankan

kepatuhan diet untuk mengontrol kadar gula darahnya. Kepatuhan diet DM dapat

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet seperti pendidikan, pengetahuan, keyakinan

dan sifat kepribadian. Faktor ekternal meliputi interaksi professional kesehatan

dengan pasien, faktor lingkungan dan dukungan keluarga. Dukungan keluarga sangat

berpengaruh bagi penderita DM terhadap kepatuhan diet. Disaat anggota keluarga

mengalami masalah kesehatan, anggota yang lain berperan sangat penting dalam

masalah keperawatan. Maka dari itu dukungan keluarga sangat penting untuk

penderita DM dalam menjalani kepatuhannya terhadap diet, Rafani & Ben dalam

(Bangun et al., 2020).


30

4.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Penderita Diabetes

Mellitus Tipe II

Berdasarkan 10 jurnal yang telah diulas, diketahui ada 8 jurnal yang

menyatakan bahwa sebagian besar terdapat hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan diet penderita diabetes mellitus tipe II.

Dukungan keluarga sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan kepatuhan diet pada

penderita diabetes mellitus tipe II, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh (Irawati & Firmansyah, 2020) bahwa nilai Ρ value = 0,01 dengan nilai

normal α < (0,05) sehingga Ho diterima yang artinya terdapat hubungan dukungan

kelusrga terhadap kepatuhan diet DM pada responden di Puskesmas Cipondoh Kota

Tangerang. Nilai OR menunjukkan bahwa pasien yang memiliki dukungan keluarga

berpeluang 5,055 x untuk mematuhi diet dibandingkan pasien yang tidak memiliki

dukungan..

Sedangkan 2 jurnal lainnya mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet penderita diabetes mellitus II. Hal

tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

dan tingkat kepatuhan diet seperti pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, usia, jenis

kelamin, lingkungan dan masalah ekonomi dalam keluarga.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyoto dalam

(Kartika et al., 2017) bahwa tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan diet dalam penelitian ini dimungkinkan karena faktor lain yang dapat
31

mempengaruhi ketepatan seseorang dalam menjalankan diet, diantaranya

pengetahuan dan sikap individu serta sarana dan prasarana yang mendukung.

Presentase kepatuhan diet yang sangat rendah pada penelitian ini menunjukkan bahwa

masih sangat rendahnya kesadaran dan kemampuan pasien diabetes mellitus.

Disamping itu faktor lain juga dapat mempengaruhi penderita diabetes

mellitus dalam menjalankan diet yaitu masalah social ekonomi karena diabetes

mellitus itu sendiri adalah salah satu penyakit yang sangat membutuhkan biaya,

sehingga apabila dalam penghasilan yang rendah pasien tidak dapat melakukan

pengobatan dan pemeriksaan secara rutin, sedsngkan pasien diabetes mellitus itu

sendiri sangat memerlukan adanya pengobatan secara rutin ke pelayanan kesehatan

untuk memantau kondisi penyakitnya (Aprianti et al., 2018).

Sementara itu dari 10 jurnal yang telah direview, didapatkan karakteristik

responden rata-rata berusia antara 40-65 tahun dan sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan serta sebagian besar tingkat pendidikannya dilevel sekolah dasar

(SD) dan sekolah menengah atas (SMA). Menurut penelitian (Aprianti et al., 2018)

usia juga sangat berpengaruh, hal ini ditunjukkan seiring bertambahnya usia maka

terjadi penurunan fungsi fisiologis yang mengakibatkan pengelolaan glukosa dalam

tubuh kurang maksimal sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah diatas rentang

normal tersebut serta adanya riwayat obesitas, dan adanya faktor keturunan. Selain

itu, jenis kelamin perempuan cenderung lebih banyak didapatkan dibandingkan

responden laki-laki terhadap penyakit diabetes mellitus. Hal ini dikarenakan aktivitas
32

laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, seperti haknya dalam berolahraga

sehingga proses pembakaran lemak cenderung lebih banyak pada laki-laki

dibandingkan perempuan. Oleh sebab itu sudah jelas bahwa lemak pada perempuan

banyak dan itu merupakan salah satu faktor resiko DM. Sedangkan dilihat tingkat

pendidikannya bahwa terdapat pendidikan rendah lebih banyak menderita diabetes

mellitus hal itu terjadi dikarenakan mereka tidak memperhatikan kesehatan dalam

dirinya, orang yang dengan pendidikan rendah cenderung kurang memiliki kesadaran

dalam menjaga dirinya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian (Yulia, 2015) bahwa

dari 48 responden yang tidak patuh dalam menjalankan diet, 27 responden (56,2%)

diantaranya berpendidikan rendah dan 21 responden (43,8%) berpendidikan tinggi,

sedangkan dari 22 responden yang patuh menjalankan diet, sebanyak 6 responden

(27,3%) berpendidikan rendah dan 16 responden (72,7%) berpendidikan tinggi. Hasil

analisis diperoleh nilai Prevalence Ratio = 1,44 sehingga dapat disimpulkanm bahwa

responden yang memilki pendidikan rendah mempunyai resiko 1,44 kali tidak patuh

dalam menjalankan diet dibandingkan dengan penderita yang mempunyai pendidikan

tinggi.

Perencanaan makan merupakan komponen utama keberhasilan

penatalaksanaan DM Tipe II. Perencanaan makan bertujuan membantu penderita DM

Tipe II memperbaiki kebiasaan makan sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa,

lemak dan tekanan darah. Keberhasilan perencanaan makan tergantung pada perilaku
33

penderita DM Tipe II dalam menjalani anjuran makan yang diberikan.

Ketidakpatuhan pasien dalam perencanaan makan merupakan salah satu kendala

dalam pengobatan DM Tipe II, Dewi dalam (Arifin & Damayanti, 2015).

Kendala utama pada penanganan diet diabetes mellitus adalah kejenuhan

pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk mencapai

keberhasilan. Pelaksanaan diet diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh adanya

dukungan dari keluarga. Dukungan dapat digambarkan sebagai perasaan memiliki

atau keyakinan bahwa seseorang merupakan peserta aktif dalam kegiatan sehari-hari.

Perasaan saling terikat dengan orang lain dilingkungan menimbulkan kekuatan dan

membantu menurunkan perasaan terisolasi. Sehingga dukungan keluarga sangat

berpengaruh peranannya dalam kepatuhan pasien melaksanakan diet DM (Jamaludin

& Choirunisa, 2019).


34

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil review dari 10 jurnal, dapat disimpulkan bahwa dukungan

keluarga sangat berhubungan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus

tipe II, karena tanpa dukungan dari keluarga maka kepatuhan diet tidak akan berhasil

atau terganggu. Adanya dukungan keluarga penderita DM Tipe II sangat termotivasi

untuk melaksanakan dan mematuhi diet sesuai anjuran dokter atau tenaga kesehatan

lainnya. Penderita dengan dukungan keluarga berpeluang lebih besar untuk mematuhi

diet dibandingkan penderita yang tidak memiliki dukungan dari keluarga.

Hal ini dibuktikan dari 10 jurnal, sekitar 8 jurnal terkait yang memiliki

hubungan erat antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet penderita diabetes

mellitus tipe II. Dukungan keluarga terbukti berpengaruh untuk meningkatkan

kepatuhan penderita diabetes mellitus tipe II.

5.2 Conflict Of Interest

Rangkuman menyeluruh atau literature review ini adalah penulisan secara mandiri,

sehingga tidak terdapat konflik kepentingan dalam penulisannya.

34
35

DAFTAR PUSTAKA

Albanese, A. M., Huffman, J. C., Celano, C. M., Malloy, M., Wexler, D. J.,
Freedman, M. E., Rachel, A., & Ph, D. (2020). The Role Of Spousal
Support For Dietarry Adherence Among Type 2 Diabetes Patients A
Narrtive Review. HHS Public Access Author Manuscript Soc Work Health
Care, 58(3), 1–17. https://doi.org/10.1080/00981389.2018.1563846.The
Anita, E. (2020). Literatur Review Dukungan Keluarga Dalam Kepatuhan Diet
Penderita Diabetes Melitus.
Aprianti, R., Diani, N., & Seyiawan, H. (2018). Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus. Nerspedia, 1(April), 93–100.
Arifin, & Damayanti, S. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jurnal Keperawatan Respati, II(2), 1–18.
Bangun, A. V., Jatnika, G., & Herlina. (2020). Hubungan antara Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 3(1), 66–76.
Harwadi, H., Ibrahim, K., & Hayaty, H. (2015). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Kepatuhan Diet Pada Pasien DM tipe 2 Di Irna Non
Bedah Penyakit Dalam RSUP DR.M.Djamil Padang Thun 2014. Jurnal
Ilmu-Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Kuningan, 4(2).
Hisni, D., Widowati, R., & Wahidin, N. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas Limo Depok. Jurnal Ilmu Dan Budaya, Edisi Khusus
Fakultas Ilmu Kesehatan, 40(57), 6659–6668.
Horikawa, C., Hatta, M., Morikawa, S. Y., Takeda, Y., Takeuchi, M., Fujihara,
K., Kato, N., Yokoyama, H., Kurihara, Y., Iwasaki, K., Tanaka, S.,
Maegawa, H., & Sone, H. (2020). Family Support for Medical Nutritional
Therapy and Dietary Intake among Japanese with Type 2 Diabetes (JDDM
56). Nutrients, 12(Jddm 56).
Irawati, P., & Firmansyah, A. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Puskesmas Cipondoh
Kota Tangerang. Jurnal JKTF Universitas Muhammadiyah Tangerang,
36

5(2), 62–67.
Jamaludin, & Choirunisa, A. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Diet Pada Penderita DM Di Ruang Poliklinik RSI Sunan
Kudus. Jurnal Profesi Keperawatan Akademi Keperawatan Krida Husada
Kudus, 6(1), 45–60.
Kartika, K., Suryani, I., & Sari, T. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gamping 1. Jurnal Nutrisia, 19(1), 17–24.
Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi.2018
Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi.2020
Marengke, A., Dewi, I., & Mato, R. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalankan Diet 3J Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di RSUD Salewangan Maros. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 15, 148–153.
Mudawamah, M. (2019). Dukungan Keluarga Terhadap Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 Dalam Kepatuhan Diet. Digital Repository Universitas
Jember.
Oktavera, A., Mardison, L., & Dewi, R. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. REAL In
Nursing Journal (RNJ), 4(1).
Solekhah, & Sondang R. Sianturi. (2020). Dukungan Keluarga Meningkatkan
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Family Support Increase
Diet Compliance of Type 2 Diabetes Melitus Patients. Idea Nursing
Journa, XI(1), 17–23.
Sudiana, A. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Puskesmas Kasihan II Bantul
Yogyakarta.
Susanti. (2016). Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan Diet Penderita Diabetes
Mellitus. Adi Husada Nursing Journal, 2(2).
Yulia, S. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Dalam
Menjalankan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. 2.
37

Anda mungkin juga menyukai