Oleh:
NOFA SAFITRI
NIM. 1614301003
Operasi laparatomi atau operasi pada bagian perut merupakan operasi yang cukup
banyak dilakukan di indonesia, akibat dari operasi laparatomi tersebut dapat
menimbulkan nyeri post operasi karena efek obat bius yang sudah hilang.
Nyeri post operasi merupakan kejadian yang sangat mengganggu kebutuhan dasar
pada individu, misalnya gangguan tidur, sulit bergerak, dan dapat berdampak pada
lamanya hari rawat di rumah sakit.
Anda diminta berpatisipasi sebagai subjek penelitian karena merupakan pasien post
operasi laparatomi. Bila anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, anda
diminta untuk menandatangani dan menuliskan tanggal pada lembar
konfirmasi persetujuan untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian
ini.
Jika anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi maka hal ini tidak akan
mempengaruhi perawatan medis anda. Keikutsertaan anda pada penelitian ini
bersifat sukarela. Anda memiliki hak penuh untuk mengundurkan diri atau
menyatakan batal untuk berpartisipasi kapan saja.
4. Lama waktu yang diharapkan dari partisipasi individu (termasuk jumlah dan
lama kunjungan ke pusat penelitian dan jumlah waktu yang diperlukan)
dan kemungkinan penghentian penelitian atau partisipasi individu di dalamnya;
Penelitian ini dilakukan hanya satu kal intervensi atau tindakan selam 15 menit,
dengan pengukuran intensitas nyeri sebanyak dua kali yaitu sebelum tindakan dan
setelah tindakan pada 24 jam setelah anda operasi.
5. Apakah uang atau bentuk barang material lainnya akan diberikan sebagai imbalan
atas partisipasi individu. Jika demikian, jenis dan jumlahnya, dan bahwa
waktu yang dihabiskan untuk penelitian dan ketidaknyamanan lainnya yang
dihasilkan dari partisipasi belajar akan diberi kompensasi yang tepat,
Moneter atau non - moneter (Pedoman 13);
6. Bahwa, setelah selesainya penelitian ini, peserta akan diberitahu tentang hasil
penelitian secara umum, jika mereka menginginkannya;
7. Bahwa setiap peserta selama atau setelah studi atau pengumpulan data
biologis dan data terkait kesehatan mereka akan mendapat informasi dan
data yang menyelamatkan jiwa dan data klinis penting lainnya tentang
masalah kesehatan pentingyang relevan (lihat juga Pedoman 11);
9. Bahwa peserta memiliki hak untuk mengakses data klinis mereka yang
relevan yang diperoleh selama studi mengenai permintaan (kecuali komite etik
riset telah menyetujui sementara atau permanen, data tidak boleh diungkapkan.
Dalam hal mana peserta harus diberitahu, dan diberikan, alasannya)
11. Manfaat klinis potensial, jika ada, karena berpartisipasi dalam penelitian
ini (Pedoman 4 dan 9);
Dengan berpartisipasi dalam penelitian ini, anda dapat berperan penting
untuk membuktikan adanya perbandingan pengaruh kompres hangat dan relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi
laparatomi. Dengan demikian, anda juga dapat merasakan manfaat langsung dari
kompres hangat atau relaksasi nafas dalam untuk menurunkan rasa nyeri yang
sedang anda alami.
12. Manfaat yang diharapkan dari penelitian kepada masyarakat atau masyarakat
luas, atau kontribusi terhadap pengetahuan ilmiah (Pedoman 1);
Penerapan kompres hangat dan relaksasi nafas dalam untuk menurunkan
intensitas nyeri pada pasien post operasi khususnya laparatomi masih jarang
dilakukan. Penelitian terkait menyatakan bahwa kompres hangat dan relaksasi
nafasdalam dapat berpengaruh dalam menurunkan intensitas nyeri pada pasien
post operasi, namun belum diketahui manakah yang lebih berpengaruh
antarakompres hangat atau relaksasi nafas dalam. Hasil penelitian ini diharapkan
memberi informasi yang berharga bagi kemajuan Iptekdok di indonesia dan
dapat menjadi referensi dalam melakukan penatalaksanan nyeri post operasi.
14. Risiko menerima intervensi yang tidak terdaftar jika mereka menerima
akses lanjutan terhadap intervensi studi sebelum persetujuan peraturan (Pedoman
6);
16. Informasi baru yang mungkin terungkap, baik dari penelitian itu sendiri
atau sumber lainnya (Pedoman 9);
Penelitian terkait topik ini sangat terbatas. Hasil penelitian ini memiliki
novelty dalam bidang kedokteran, yaitu dapat menjadi terapi non farmakologis
dirumah sakit untuk menurunkan intensitas nyeri post operasi khususnya pada post
operasi laparatomi.
17. Ketentuan yang akan dibuat untuk memastikan penghormatan terhadap
privasi peserta, dan untuk kerahasiaan catatan yang mungkin dapat
mengidentifikasi peserta (Pedoman 11 dan 22);
20. Apakah peneliti hanya sebagai peneliti atau selain peneliti juga dokter
peserta (Guideline 9);
Sebagai peneliti
Prosedur kompres hangat dan relaksasi nafas dalam tidak menimbulkan efek
samping. Sampai sejauh ini belum ada ditemukan efek samping yang
mebahayakan pada pemberian kompres hangat dan relaksasi nafas dalam. Bila
ada efek samping peneliti akan melakukan penatalaksanaan sesuai dengan
panduan praktek klinik yang berlaku.
22. Bahwa pengobatan dan rehabilitasi akan diberikan secara gratis untuk jenis
cedera terkait penelitian tertentu atau untuk komplikasi yang terkait dengan
penelitian, sifat dan durasi perawatan tersebut, nama layanan medis atau
organisasi yang akan memberikan perawatan.Selain itu, apakah ada
ketidakpastian mengenai pendanaan perawatan tersebut (Pedoman 14);
Sampai sejauh ini belum ada ditemukan efek samping yang mebahayakan pada
pemberian kompres hangat dan relaksasi nafas dalam. Bila ada efek samping
peneliti akan melakukan penatalaksanaan sesuai dengan panduan praktek klinik
yang berlaku.
23. Dengan cara apa, dan oleh organisasi apa, peserta atau keluarga peserta
atau orang-orang yang menjadi tanggungan akan diberi kompensasi atas
kecacatan atau kematian akibat luka tersebut (atau perlu jelas bahwa tidak ada
rencana untuk memberikan kompensasi semacam itu) (Pedoman 14) ;
Bila ada efek samping peneliti akan melakukan penatalaksanaan sesuai dengan
panduan praktek klinik yang berlaku.
24. Apakah atau tidak, di negara tempat calon peserta diundang untuk
berpartisipasi dalam penelitian, hak atas kompensasi dijamin secara hukum;
Ada
26. Bahwa mereka akan diinformasikan dalam kasus pelanggaran protokol dan
bagaimana keselamatan dan kesejahteraan mereka akan terlindungi dalam
kasus seperti itu (Pedoman 23).
2. Apakah semua informasi penting diungkapkan dan, jika tidak, bahwa mereka
diminta untuk setuju untuk menerima informasi yang tidak lengkap dan informasi
lengkap akan diberikan sebelum hasil studi dianalisis dan peserta
diberi kemungkinan untuk menarik data mereka yang dikumpulkan di bawah
studi ini ( Pedoman 10);
5. Untuk pengumpulan, penyimpanan dan penggunaan bahan biologi dan data terkait
kesehatan, informed consent yang luas akan diperoleh, yang harus
menentukan: tujuan biobank, kondisi dan lama penyimpanan; Aturan akses ke
biobank; Cara donor dapat menghubungi kustodian biobank dan dapat tetap
mendapat informasi tentang penggunaan masa depan; Penggunaan bahan yang
dapat diperkirakan, terlepas dari studi yang sudah benar-benar
didefinisikan atau diperluas ke sejumlah keseluruhan atau sebagian tidak
terdefinisi; Tujuan yang dimaksudkan untuk penggunaan tersebut, baik untuk
penelitian, dasar atau penerapan, atau juga untuk tujuan komersial, dan apakah
peserta akan menerima keuntungan moneter atau lainnya dari pengembangan
produk komersial yang dikembangkan dari spesimen biologisnya;
Kemungkinan temuan yang tidak diminta dan bagaimana penanganannya;
Pengamanan yang akan diambil untuk melindungi kerahasiaan serta
keterbatasan mereka, apakah direncanakan bahwa spesimen biologi yang
dikumpulkan dalam penelitian akan hancur pada kesimpulannya, dan jika
tidak, rincian tentang penyimpanan mereka (di mana, bagaimana, untuk berapa
lama , dan disposisi nal) dan kemungkinan penggunaan masa depan, bahwa
peserta memiliki hak untuk memutuskan penggunaan masa depan tersebut,
menolak penyimpanan, dan menghancurkan materi yang tersimpan (Pedoman 11
dan 12);
6. Bila wanita usia subur berpartisipasi dalam penelitian terkait kesehatan, informasi
tentang kemungkinan risiko, jika mereka hamil selama penelitian, untuk diri
mereka sendiri (termasuk kesuburan di masa depan), kehamilan mereka,
janin mereka, dan keturunan masa depan mereka; Dan jaminan akses
terhadap tes kehamilan, metode kontrasepsi yang efektif dan aman, aborsi
legal sebelum terpapar intervensi teratogenik atau mutagenik potensial. Bila
kontrasepsi yang efektif dan / atau aborsi yang aman tidak tersedia dan tempat
studi alternatif tidak layak dilakukan, para wanita harus diberi informasi tentang:
risiko kehamilan yang tidak diinginkan;
Dasar hukum untuk melakukan aborsi;
Mengurangi bahaya akibat aborsi yang tidak aman dan
komplikasi selanjutnya;
Kalau kehamilan diteruskan/tidak dihentikan, jaminan tindak lanjut
untuk kesehatan mereka sendiri dan kesehatan bayi dan anak dan informasi
yang kesulitan untuk menentukan sebab bila ada kasus kelainan janin atau
bayi (Pedoman 18 dan 19 );
7. Ketika mengenai wanita hamil dan menyusui, risiko partisipasi dalam penelitian
terkait kesehatan untuk diri mereka sendiri, kehamilan mereka, janin mereka,
dan keturunan masa depan mereka, apa yang telah dilakukan untuk
memaksimalkan potensi keuntungan individual dan meminimalkan risiko,
bukti mengenai risiko dapat tidak diketahui atau kontroversial, dan seringkali
sulit untuk menentukan sebab kasus kelainan janin atau bayi (Pedoman 4 dan
19);
8. Ketika mengenai korban bencana yang sebagian besar berada di bawah tekanan,
perbedaan antara penelitian dan bantuan kemanusiaan (Pedoman 20); dan
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
1. Penelitian yang berjudul “Perbandingan Pengaruh Kompres Hangat Dan Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Di Ruang
Mawar RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”
Prosedur Penelitian
Isilah form dibawah dengan uraian singkat dan berikan tanda contreng (X/V) pada kotak atau
lingkari pada salah satu pilihan jawaban yang menggambarkan penelitian.
P: Nomor Urutan Protokol CIOMS 2016 – Lampiran 1;
S: Standar Kelaikan Etik (WHO-2011 dan Pedoman KEPPKN 2017);
C: Check List/Daftar Tilik
G: Guideline CIOMS 2016
IC: CIOMS 2016 – Lampiran 2
Daftar Isi:
1. Cv.Peneliti
2. Indikator Dari 7 Standar Kelaikan Etik Penelitian
3. Resume
Protokol Etik Penelitian Kesehatan
Yang Mengikutsertakan Manusia Sebagai Subjek
Isilah form dibawah dengan uraian singkat dan berikan tanda contreng(X/V) pada kotak atau lingkari pada
salah satu pilihan jawaban yang menggambarkan penelitian.
P: Nomor Urutan Protokol CIOMS 2016 – Lampiran 1;
S: Standar Kelaikan Etik (WHO-2011 dan Pedoman KEPPKN 2017);
C: Check List/Daftar Tilik
G: Guideline CIOMS 2016
IC: CIOMS 2016 – Lampiran 2
1. Lokasi Penelitian: Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi lampung
Ya Tidak
3. Apakah penelitian ini multi-senter
4. Jika Multi senter apakah sudah mendapatkan persetujuan
etik dari senter/institusi yang lain (lampirkan jika sudah)
Identifikasi (p10)
1. Peneliti
(Mohon CV Peneliti Utama dilampirkan)
Peneliti Utama (PI) : Erina Dwi Sartika
Institusi : Poltekes Tanjungkarang
2. Anggota Peneliti :-
Institusi :-
Anggota Peneliti :-
Institusi :-
3. Sponsor (p9)
Nama :-
Alamat :-
Ringkasan usulan penelitian (p-protokol no 2)
1. Ringkasan dalam 200-300kata (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh “awam”
bukan dokter/profesi)
Berdasarkan penelitian Affandi (2013) dalam Aulia Arief (2017), di RSUD. Dr. H. Abdul
Moeloek pada tahun 2011 jumlah operasi bedah umum yang tercatat berdasarkan beberapa
golongan penyakit yaitu, sebanyak 203 operasi laparatomi, dapat disimpulkan bahwa
operasi laparatomi cukup banyak dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeoek Provinsi
Lampung. Tindakan operasi dapat berdampak pada perubahan kualitas kebutuhan dasar
manusia pada pasien post operasi. Masalah yang dapat timbul pada tahap post operasi salah
satunya yaitu, nyeri post operasi. Nyeri akut yang dirasakan akibat operasi juga
menyebabkan klien mengalami gangguan tidur, cemas, tidak nafsu makan, ekspresi tegang,
dan imobilisasi. Dampak dari imobilisasi yaitu, dapat memperlambat kembalinya peristaltik
usus, menghambat penyembuhan luka sehingga dapat memperpanjang waktu rawat yang
berakibat pada meningkatnya biaya pengobatan. Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan
secara farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologis
dapat dilakukan dengan cara kompres hangat dan relaksasi nafas dalam. Kompres hangat
dan relaksasi nafas dalam dinilai berpengaruh dalam menurunkan intensitas nyeri post
operasi. Pada penelitian ini akan membahas perbandingan pengaruh kompres hangat dan
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi
laparatomi. Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang Mawar RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung pada bulan Maret- April 2019. desain penelitian ini adalah quasi
eksperiment dengan rancangan non equivalent control group. Subjek penelitian ini adalah
semua pasien post operasi laparatomi yang mengalami nyeri post operasi di Ruang Mawar
RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sampel dalam penelitian diambil dengan
menggunakan metode acidental sampling.
Penelitisan ini dilakukan karena masih jarang rumah sakit- rumah sakit yang melakukan
teknik penanganan nyeri dengan non farmakologi. Dengan diadakannya penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian berikutnya, manfaat aplikatif dari
penelitian ini yaitu, dapat menjadi alternatif intervensi bagi perawat ruangan untuk
menurunkan intensitas nyeri pada pasien yang mengalami nyeri post operasi khususnya
operasi laparatomi. Penelitian ini juga bermanfaat bagi responden dengan
menuringankan rasa nyeri yang dialami responden, dapat memberikan pengetahuan
baru bagi responden dalam hal mengatasi nyeri dengan cara kompres hangat dan
relaksasi nafas dalam.
Nilai ilmiah dan nilai sosial penelitian ini tinggi. Penelitian serupa di Indonesia masih
sangat terbatas. Hasil penelitian diharapkan memiliki kontribusi yang besar bagi kemajuan
iptek di Indoneisa dan dijadikan terapi komplementer di rumah sakit. Pemerataan beban
risiko dan manfaat pada subjek dilakukan dengan hati-hati. Kriteria inklusi dan eksklusi
pada penelitian ini, dan pengambilan sampel secara konsekutif meminimalkan
kemungkinan tidak meratanya beban risiko/ mandaat. Pada penelitian ini tidak memiliki
risiko.
Hasil penelitian oleh Nelza Safitri 2016 di dapatkan hasil uji statistik nilai p value 0,000
(<0,05) yang artinya terdapat efektifitas pemberian kompres hangat terhadap penurunan
skala nyeri di daerah luka sectio caesarea pada pasien post operasi sectio caesarea di RSUD.
Bangkinang. Penelitian yang dilakukan oleh Yovita Handayani (2017) di dapatkan hasil
analisis bahwa kompres hangat lebih efektif menurunkan intensitas nyeri dibandingkan
dengan kompres dingin. Hasil penelitian oleh Revi Neini (2017) juga menunjukan bahwa
terdapat pengaruh pemberian kompres hangat terhadap nyeri pada pasien post operasi
fraktur dengan p= 0,006. Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian diatas diketahui bahwa
kompres hangat dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lela Aini (2017) hasil uji menunjukan
bahwa teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan dengan aturan dapat menurunkan
intensitas nyeri pada pasien post operasi. Penelitian Joula Olyvia pada tahun 2016
didapatkan a<0,05 (p= 0,000<0,05), yang berarti teknik relaksasi nafas dalam dapat
menurunkan intensitas nyeri pada pasien dengan post sectio caesarea. Hasil penelitian
Mayasyanti Dewi Amir (2018), p= 0,000 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh relaksasi nafas
dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi appendictomy.
D. Kondisi Lapangan
1. Gambaran singkat tentang lokasi penelitian(p8) lihat G-2
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang
merupakan rumah sakit tipe B yang menjadi rumah sakit pusat rujukan di Provinsi
Lampung. penelitian dilakukan di ruang Mawar, dimana ruang mawarmerupakan ruang
rawat inap bedah khusus wanita karena pada peneltian ini jenis kelamin homogen yaitu
hanya yang berjenis kelamin wanita.
2. Informasi ketersediaan fasilitas yang layak untuk keamanan dan ketepatan penelitian,
Informasi yang didapat di Ruuang Mawar RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung sangat tepat dimana di ruangan ini adalah ruangan rawat inap bedah sehingga
dapat mempermudah peneliti dalam mengakses atau mencari informasi yang berkaitan
dengan penelitian.
Berdasarkan penelitian Affandi (2013) dalam Aulia Arief (2017), di RSUD. Dr. H. Abdul
Moeloek pada tahun 2011 jumlah operasi bedah umum yang tercatat berdasarkan beberapa
golongan penyakit yaitu, sebanyak 203 operasi laparatomi, 197 operasi herniatomi, 85
operasi appendiktomi, 253 operasi ekscisi, 62 operasi eksterprasi, 53 operasi struma, 94
operasi cimino, dan 331 operasi lainnya. Dilihat dari data tersebut, ditemukan angka operasi
laparatomi cukup banyak dilakukan di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
pada tahun 2011.
E. Desain Penelitian
1. Tujuan penelitian, hipotesis, pertanyaan penelitian, asumsi dan variabel penelitian (p11).
Tujuan Penelitian:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pengaruh kompres hangat dan
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi
laparatomi di Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek provinsi Lampung Tahun 2019.
Hipotesis Penelitian:
Ada perbandingan pengaruh kompres hangat dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.
Pertanyaan Penelitian:
“Bagaimana perbandingan pengaruh kompres hangat dan relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di Ruang Mawar RSUD. Dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019?”
Variabel Penelitian:
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kompres hangat dan relaksasi nafas dalam.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah penurunan intensitas nyeri.
I
X1 01 02
T
X2 02 02
Pada penelitian ini menggambarkan 2 kelompok responden. Kelompok satu (X1), dilakukan
intervensi kompres hangat. Kelompok kedua (X2), melakukan relaksasi nafas dalam.
Keterangan :
X1 : Kelompok kompres hangat
X2 : Kelompok relaksasi nafas dalam
01 : Skala nyeri sebelum dilakukan kompres hangat
02 : Skala nyeri setelah dilakukan kompres hangat
03 : Skala nyeri sebelum melakukan relaksasi nafas dalam
04 : Skala nyeri setelah melakukan relaksasi nafas dalam
I : Perlakuan dengan kompres hangat
T : Perlakuan dengan relaksasi nafas dalam
3. Bila ujicoba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok treatment ditentukan secara
random, (termasuk bagaimana metodenya), dan apakah blinded atau terbuka. (Bila bukan
ujicoba klinis cukup tulis: tidak relevan) (p12)
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan non random sampling dengan metode
acidental sampling.
F. Sampling
1. Jumlah subjek yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana penentuannya
secara statistik (p13).
Menentukan besar sempel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus estimasi
proporsi dengan proporsi infinit (tidak diketahui) menurut Lameshow et al., 1990 dalam
Notoatmodjo (2010), yakni:
𝑍1−𝛼⁄2. 𝑃(1−𝑃)
n= 𝑑
1,96 .0,5 (1−0,5)
n= 0,05
0,49
n= 0,05
n= 9,8
n= 10 responden
jumlah sampel didapatkan sejumlah 10 responden, karena dalam penelitian ini akan
dilakukan dua perlakuan maka dibutuhkan 20 responden. Sampel akan dibagi menjadi
dua kelompok perlakuan, sehingga 10 sampel akan dilakukan perlakuan kompres hangat
dan 10 sempel dilakukan relaksasi nafas dalam.
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
𝑍1−𝛼⁄2 = nilai Z pada drajat kemaknaan (95%=1,96)
P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui
proporsinya, ditetapkan 50% (0,5)
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi 5% (0,05)
Kriteria inklusi:
a) Pasien post operasi laparatomi
b) Pasien post operasi 24 jam setelah operasi
c) Pasien dengan skala nyeri 4- 7
d) Pasien dengan umur 18- 60 tahun
e) Pasien dalam keadaan sadar penuh dan dapat berkomunikasi dengan baik
f) Pasien kooperatif
Kriteria eksklusi:
a) Pasien tidak bersedia menjadi responden
b) Pasien dengan skala nyeri dibawah 4 dan diatas 7
c) Pasien dengan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi pada luka operasi
d) Pasien dalam keadaan tidak sadar
e) Pasien dengan gangguan pernafasan
3. Sampling kelompok rentan: alasan melibatkan anak anak atau orang dewasa yang tidak
mampu memberikan persetujuan setelah penjelasan, atau kelompok rentan, serta langkah
langkah bagaimana meminimalisir bila terjadi risiko (Guidelines 15, 16 and 17) (p15)
Penelitian ini melibatkan pasien post operasi dan diberikan surat persetujuan setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti.
G. Intervensi
(Pengguna data sekunder, kualitatif, cukup tulis tidak relevan, lanjut ke manfaat)
1. Deskripsi dan penjelasan semua intervensi (metode administrasi treatment, termasuk
rute administrasi, dosis, interval dosis, dan masa treatmentproduk yang digunakan
(investigasi dan komparator (p17).
Penelitian ini dilakukan kurang lebih dua hari, pada hari pertama peneliti akan menemui
responden sebelum responden dilakukan tindakan pembedahan. Peneliti akan memberikan
informasi mengenai penelitian dan prosedur-prosedur yang akan dilakukan oleh responden
baik pada responden kelompok intervensi kompres hangat ataupun kelompok responden
dengan intervensi relaksasi nafas dalam. Setelah responden 24 jam dari operasi, peneliti
akan memulai intervensi baik pada responden kelompok kompres hangat ataupun responden
kelompok relaksasi nafas dalam. Pertama peneliti akan mengukur intensitas nyeri responden
sebelum diberikan intervensi kompres hangat meggunakan NRS (Numeric Rating Scale),
kemudian responden akan diberikan perlakuan kompres hangat dengan buli-buli selama
15 menit dengan suhu air 46ºC pada daerah sekitar luka operasi. Setelah diberikan
intervensi kompres hangat, responden akan diukur kembali intensitas nyerinya dalam
sekali observasi. Sama halnya dengan kelompok kompres hangat, pada kelompok
relaksasi nafas dalam peneliti juga akan melakukan pengukuran intensitas nyeri
menggunakan NRS (Numeric Rating Scale) pada 24 jam setelah operasi sebelum
dibimbing untuk melakukan relaksasi nafas dalam. kemudian responden pada kelmpok ini
akan dibimbing untuk melakukan relaksasi nafas dalam selama 15 menit. Setelah
diberikan intervensi kompres hangat, responden akan diukur kembali intensitas nyerinya
dalam sekali observasi.
2. Rencana dan justifikasi untuk meneruskan atau menghentikan standar terapi selama
penelitian (p 4 and 5) (p18)
Tatalaksana prosedur dilakukan sesuai SOP yang ada. Penelitian ini dapat dihentikan
apabila responden secara tiba-tiba memutuskan untu tidak mengikuti proses penelitian,
penelitian dapat dihentikan jika terjadi komplikasi serius pada keadaan responden.
Selama penelitian responden harus mengikuti prosedur yang diberikan untuk kompres hangat
dan relaksasi nafas dalam dengan waktu yang sudah ditentukan oleh peneliti.
4. Tes klinis atau lab atau tes lain yang harus dilakukan (p20)
Tidak Relevan
H. Monitor Hasil
1. Sampel dari form laporan kasus yang sudah distandarisir, metode pencatatan respon
terapeutik (deskripsi dan evaluasi metode dan frekuensi pengukuran), prosedur follow-up,
dan, bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk menentukan tingkat kepatuhan subjek
yang menerima treatment(lihat lampiran) (p17).
No. Responden :
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tingkat Pendidikan :
Suku :
Jenis Operasi :
Pengalaman Operasi : Pernah
Tidak Pernah
SKALA NYERI
Sebelum Intervensi
Setelah Intervensi
Perbedaan
LEMBAR OBSERVASI
RELAKSASI NAFAS DALAM
No. Responden :
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tingkat Pendidikan :
Suku :
Jenis Operasi :
Pengalaman Operasi :
Pernah
Tidak Pernah
SKALA NYERI
Sebelum Intervensi
Setelah Intervensi
Perbedaan
LEMBAR OBSERVASI
1. Aturan atau kriteria kapan subjek bisa diberhentikan dari penelitian atau uji klinis,
atau, dalam hal studi multi senter, kapan sebuah pusat/lembaga di non aktifkan, dan
kapan penelitian bisa dihentikan (tidak lagi dilanjutkan) (p22)
2. Risikorisiko yang diketahui dari adverse events, termasuk risiko yang terkait dengan
masing masing rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin, atau terhadap
prosudur yang akan diuji cobakan (Guideline 4) (p24)
Sampai saat ini belum ditemukan resiko yang membahayakan oleh peneliti terhadap
tindakan kompres hangat dan relaksasi nafas dalam.
Penelitian ini adalah penelitian quasy eksperiment. Pemberian kompres hangat dan
relaksasi nafas dalam diberikan sesuai dengan prosedur. Tiddak ada asuransi dari pihak
peneliti. Skema asuransi diserahkan pada mekanisme asuransi yang dimiliki subjek
penelitian (BPJS/asuransi lainnya). fasilitas pengobatan disesuaikan dengat penelitian
setempat. Kompensasi yang diberikan oleh peneliti jika terjadi hal yang tidak diinginkan
disesuaikan dengan keadaan subjerk.
L. Manfaat
1. Manfaat penelitian secara pribadi bagi subjek dan bagi yang lainnya (Guideline 4) (p25)
Jika hasil penelitian sesuai dengan hipotesis, maka hasil penelitian ini dapat menjadi
tambahan ilmu dibidang keperawatan perioperatif.
N. Informed Consent
1. Cara yang diusulkan untuk mendapatkan informed consent dan prosedur yang
direncanakan untuk mengkomunikasikan informasi penelitian kepada calon subjek,
termasuk nama dan posisi wali bagi yang tidak bisa memberikannya. (Guideline
9)(p30)
Informed consent dilakukan dengan dibantu oleh lembar informasi subjek yang berisi
penjelasan mengenai jalannya penelitian. Penjelasan ini dilakukan oleh peneliti. Subjek
diperkenankan untuk bertanya jika dirasa masih terdapat hal yang kurang jelas. Setelah
subjek memahami jalnnya penelitian ini dan setuju untuk terlibat, maka subjek diminta
untuk menanda tangani lembar persetujuan. Subjek yang dipilih dalam penelitian ini
adalah subjek yang berkompeten untuk memberikan persetujuan.
2. Khusus Ibu Hamil: adanya perencanaan untuk memonitor kesehatan ibu dan
kesehatan anak jangka pendek maupun jangka panjang (Guideline 19)(p29)
Penelitian ini tidak melibatkan ibu hamil dan ibu yang merencanakan kehamilan.
O. Wali (p31)
1. Adanya wali yang berhak bila calon subjek tidak bisa memberikan informed consent
(Guidelines 16 and 17)
Seluruh subjek dalam penelitian ini berada dalam kesadaran penuh tidak dalam
pengaruh anastesi.
3. Adanya orang tua atau wali yang berhak bila anak paham tentang informed consent
tapi belum cukup umur(Guidelines 16 and 17)
Subjek dalam penelitian ini dalam rentang umur dewasa awal sampai dewasa akhir
sehingga tidak melibatkan anak-anak.
P. Bujukan
1. Deskripsi bujukan atau insentif pada calon subjek untuk ikut berpartisipasi,
seperti uang, hadiah, layanan gratis, atau yang lainnya (p32)
Tidak ada
2. Rencana dan prosedur, dan orang yang betanggung jawab untuk menginformasikan
bahaya atau keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama, yang
bisa mempengaruhi keberlansungan keterlibatan subjek dalam penelitian(Guideline 9)
(p33)
Informasi terkait bahaya atau keuntungan subjek akan diberikan oleh peneliti.
3. Perencanaan untuk menginformasikan hasil penelitian pada subjek atau partisipan (p34)
Subjek penelitian berhak mengetahui berkas hasil pemeriksaan dimiliki oleh peneliti.
Q. Penjagaan Kerahasiaan
1. Proses rekrutmen (misalnya lewat iklan), serta langkah langkah untuk menjaga
privasi dan kerahasiaan selama rekrutmen (Guideline 3) (p16)
Subjek penelitian akan direkrut di Ruang Mawar RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung. Semua data dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya dipergunakan hanya untuk kepentingan penelitian semata.
2. Langkah langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan privasi orang,
termasuk kehati-hatian untuk mencegah bocornya rahasia hasil test genetik pada
keluarga kecuali atas izin dari yang bersangkutan (Guidelines 4, 11, 12 and 24) (p 35)
Seluruh data dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan
hanya untuk kepentingan penelitian semata. Hanya peneliti yang dapat mengakses data
pasien. Setelah penelitian selesai, data hanya akan boleh dibuka jika diadakan audit
medik.
3. Informasi tentang bagaimana kode; bila ada, untuk identitas subjek dibuat, di mana
di simpan dan kapan, bagaimana dan oleh siapa bisa dibuka bila terjadi emergensi
(Guidelines11 and 12) ( p36)
Tidak Relevan
R. Kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personal atau material biologis
Seluruh data subjek hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
S. Rencana Analisis
1. Deskripsi tentang rencana tencana analisis statistik, termasuk rencana analisis interim
bila diperlukan, dan kreteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi
penghentian prematur keseluruhan penelitian (Guideline 4) (B,S2)
Data dalam penelitian ini akan dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini menliputi
analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel
penelitian. Untuk data numerik digunakan nilai mean atu rata –rata, median serta
standar deviasi. Analisis bevariat, pada penelitian ini pertama akan diukur rata-rata
skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada dua kelompok yang
berbeda. Analisis bevariat dilakukan untuk mengetahui perbandingan pengaruh
kompres hangat dan relaksassi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pasien
post operasi laparatomi. Dalam penelitian ini akan dilakukan uji normalitas data
terlebih dahulu dengan menggunakan uji Shapiro Wilk, jika didapatkan data
berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik penelitian dengan uji independent
sample t-test dan jika ditemukan data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji
Mann-Whitney U test.
T. Monitor Keamanan
1. Rencana rencana untuk memonitor keberlangsungan keamanan obat atau intervensi
lain yang dilakukan dalam penelitian atau trial, dan, bila diperlukan, pembentukan
komite independen untuk data dan safety monitoring (Guideline 4) (B,S3,S7)
Tingkat keamanan kompres hangat dan relaksasi nafas dalam akan terus dimonitor
selama pemberian tindakan.
U. Konflik Kepentingan
1. Pengaturan untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya yang bisa
mempengaruhi keputusan para peneliti atau personil lainya; menginformasikan pada
komite lembaga tentang adanya conflict of interest; komite mengkomunikasikannya ke
komite etik dan kemudian mengkomunikasikan pada para peneliti tentang langkah
langkah berikutnya yang harus dilakukan (Guideline 25) (p42)
V. Manfaat Sosial
1. Untuk riset yang dilakukan pada seting sumberdaya lemah, kontribusi yang dilakukan
sponsor untuk capacity building untuk review ilmiah dan etika dan untuk riset-riset
kesehatan di negara tersebut; dan jaminan bahwa tujuan capacity building adalah agar
sesuai nilai dan harapan para partisipan dan komunitas tempat penelitian (Guideline 8)
(p43)
Iya
2. Protokol riset atau dokumen yang dikirim ke komite etik harus meliputi deskripsi
rencana pelibatan komunitas, dan menunjukkan sumber sumber yang dialokasikan
untuk aktivitas aktivitas pelibatan tersebut. Dokumen ini menjelaskan apa yang sudah
dan yang akan dilakukan, kapan dan oleh siapa, untuk memastikan bahwa masyarakat
dengan jelas terpetakan untuk memudahkan pelibatan mereka selama riset, untuk
memastikan bahwa tujuan riset sesuai kebutuhan masyarakat dan diterima oleh
mereka. Bila perlu masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan protokol atau
dokumen ini (Guideline 7) (p44)
Iya
Penelitian ini tidak melibatkan data yang dapat berlawanan dengan kemaslahatan
komunitas, masyarakat, keluarga, etnik tertentu, Seluruh data dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasaiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
2. Bila hasil riset negatif, memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi atau
dengan melaporkan ke otoritas pencatatan obat obatan (Guideline 24) (p46)
Apabila hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis, maka hasil tersebut akan
tetap dianalisa dan dipublikasikan.
Y. Pendanaan
Sumber dan jumlah dana riset; lembaga funding, dan deskripsi komitmen finansial
sponsor pada kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subjek riset, dan, bila ada,
pada komunitas (Guideline 25) (B, S2);
(p41)
Peneliti.
Z. Komitmen Etik
1. Pernyataan peneliti utama bahwa prinsip-prinsip yang tertuang dalam pedoman ini
akan dipatuhi (p6)
Saya akan mematuhi semua prinsip yang tertuang dalam pedoman ini.
2. (Track Record) Riwayat usulan review protokol etik sebelumnya dan hasilnya (isi
dengan judul dan tanggal penelitian, dan hasil review Komite Etik(p7)
Judul penelitian ini yaitu, “Perbandingan Pengaruh Kompres Hangat dan Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Laparatomi Di Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2019”. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret- April 2019.
3. Pernyataan bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai
policy
sponsor untuk mengambil langkah yang diperlukan (p48)
BB. Daftar Pustaka
Aini, Lela. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Fraktur. http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/905. Diakses
pada tanggal 8 Januari 2019.
Amir, Mayasyanti Dewi. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Pasien Post Operatif Appendictomy Di Ruang Nyi Ageng Serang RSUD
Sekarwangi. https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/lentera/article/view/218/87. Diakses pada
tanggal 8 Januari 2019.
Anugrah, Amanda Putri. (2016). Pengaruhh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post
Operasi ORIF Pada Pasien Fraktur Di RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/download/5771/4283/&ved=2ahUKEwjAiZ
yO3YHgAhVEinAKHZMhBiEQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw1ziZh_EqftX8cgML6Q
mqFw. Diakses pada tangal 21 januari 2019.
Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Aswad, Yusrin. (2018). Efektifitas Pengunaan Audio Recorder Guided Imagery Music (GIM)
Terhadap Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Laparatomi Di Rs. Blud Prof Dr. H. Aloesaboe
Kota Gorontalo. www.jik.stikesalifah.ac.id/index.php/jurnalkes/article/view/110/pdf.
Diakses pada tanggal 19 Januari 2019.
Budiyanto, Toni dkk. (2015). Pengaruh Terapi Dzikir Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Ca Mamae Di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMat/article/view/4032. Diakses pada tanggal 19
Januari 2019.
Cayaningrum, Dian Ayu, dkk. 2015. Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Intensitas
Nyeri Pasien Post Orif Di Telogorejo Semarang.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php%3Farticle%3D450647%26val%3D86
06%26title%3DPENGARUH%2520SLOW%2520DEEP%2520BREATHING%2520TER
HADAP%2520INTENSITASNYERI%2520PASIEN%2520POST%2520ORIF%2520DI
%2520RS%2520TELOGOREJO%2520SEMARANG&ved=2ahUKEwjCvsqphYbgAhXF
wI8KHYFVA0c4FBAWMAN6BAgJEAE&usg=AOvVaw1bavJtberpmWGd7T7LSRKD.
Diakses pada tanggal 20 Januari 2019.
Darmawan, Aulia Arief. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Prilaku Mobilisasi
Dini Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung. https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/860. Diakses
pada tanggal 29 Januari 2018.
Hakiki, Queen Syafaati. (2018). Pengaruh Kompres Es dan Kompres Hangat Terhadap
Penyembuhan Cidera Ankle Pasca Manipulasi Topurak Pada Pemain GPS Futsal
Bandung.
Handayani, Yovita dkk. (2018). Perbedaan Efektifitas Kompres Dingin Dan Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Appendicitis Di RSUD
Waikabubak Sumba Barat. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/877.
Diakses pada tanggal 25 Desember 2018.
Hardiansyah, Reihan. (2018). Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pasien Post Operasi Laparatomi. http://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/1138. Diakses pada tanggal 4 Januari 2019.
Hartika, Rovida. (2018). Latihan Slow Deep Breathing Dan Aroma Terapi Lavender Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Klien Post Sectio Caesarea. http:// ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/982. Diakses pada Tanggal 29 Desember 2018.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul & Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Ikbal, Revi Neini. (2017). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Nyeri Pada Pasien
Fraktur Post Operasi Di RST Dr. Reksodiwiryo Padang.
www.jik.stikesalifah.ac.id/index.php/jurnalkes/article/view/75. Diakses pada tanggal 24
Desember 2018.
Izma Daud, Muthmainah. (2018). Perbandingan Terapi Guided Imagery Dengan Slow Deep
Brathing Relaksasi Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pasien Post Laparatomi Di Ruang
Bedah RSUD Ulin Banjarmasin. http:// journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-
nursing/article/view/119/92. Diakses pada tanggal 29 Januari 2018.
Jacob, Annamma. 2014. Buku Ajar: Clinical Nursing Procedures, Jilid satu. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Jitowiyono, Sugeng & Weni Kristianasari. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi Dengan
Pendekatan Nanda, Nic, Noc. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lauw, Joula Olyvia dkk. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas
Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Nifas Rs AdventManado.
http://jurnal.unsrittomohon.ac.id/index.php?journal=ejurnal&page=article&op=view&path
%5B%5D=270&path%5B%5D=242. Diakses pada tanggal 7 Januari 2019.
M. Black, Joyce & Jane H. Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal & Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori &
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Prof. Dr. Sugiyono. 2011. Metode Penelitia Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Ramadhayanti, Eka. (2017). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Derajat Nyeri
Haid Pada Remaja Putri Di SMA Karya Ibu Palembang.
https://www.researchgate.net/publication/323574732_Pengaruh_Kompres_Hangat_terhad
ap_Penurunan_Derajat_Nyeri_Haid_pada_Remaja_Putri_di_SMA_Karya_Ibu_Palemban
g. Diakses pada tanggal 19 Januari 2019.
Safitri, Nelza. (2016). Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Terhadap Perubahan Sekala
Nyeri Di Daeerah Luka Sectio Caesarea Pada Pasien Post Operasi Caesarea Diruang
Kebidanan RSUD Bangkinang Tahun 2016. http://
digilib.universitaspahlawan.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2511&keywords=.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2018.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi
8. Jakarta: EGC.
Sutanto, Andina Vita & Yuni Fitriana. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Teori Dan Aplikasi
Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Syaifuddin. 2016. Ilmu Biomedik Dasar Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Widiatie, Wiwiek. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Ibu Post Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang.
https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth/article/view/476. Diakses pada
tanggal 20 Januari 2019.
2. INDIKATOR dari 7 STANDAR KELAIKAN ETIK PENELITIAN
Berdasarkan penelitian Affandi (2013) dalam Aulia Arief (2017), di RSUD. Dr. H. Abdul
Moeloek pada tahun 2011 jumlah operasi laparatomi sebanyak 203 operas. Masalah yang
dapat timbul setelah operasi salah satunya yaitu, nyeri post operasi. Penatalaksanaan nyeri
non farmakologis dapat dilakukan dengan cara kompres hangat dan relaksasi nafas dalam.
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dengan cara Merangsang serabut A- beta yang
besar dan cepat sehingga Mengaktifkan substansi gelatinosa (SG) yang mengakibatkan
Gerbang tertutup (teori gate control) sehingga transmisi implus nyeri ke medula spinalis dan
ke otak dihambat. Relaksasi nafas dalam menurunkan intensitas nyeri dengan merangsang
tubuh untuk melepaskan hormon endorphin, horomon endorphin akan memblokir lepasnya
substansi P dari neuron sensorik. Peneliti ingin mencari perbandingan pengaruh kompres
hangat dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post
operasi laparatomi di ruang Mawar RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dengan melakukan
penelitian eksperimental.