DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 21
SUDARYANTO
(16160123)
(16160112)
(16160018)
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
2016BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia merupakan prostitusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dinding rongga bersangkutan. Hernia disebabkan karena adanya tekanan intra
abdomen seperti batuk dan mengejan. Hernia apabila tidak segera ditangani akan
menyebabkan terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dikembalikan lagi. Penderita hernia memang kebanyakan lakilaki, kebanyakan penderita akan merasa nyeri, jika infeksi di dalamnya. Hernia yang terjadi
pada anak-anak lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena
adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan
lemahnya dinding otot perut.
Asuhan keperawatan pada kasus hernia ini dilakukan di bangsal Menur RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro, Klaten, penatalaksanaan untuk hernia adalah dilakukannya tindakan
pembedahan pada abdomen bagian bawah. Prevalensi di Indonesia hernia menempati urutan
kedelapan dengan jumlah 292.145 kasus. Untuk data di Jawa tengah, meyoritas penderita
selama bulan Januari-Desember 2012 diperikan 425 penderita.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah untuk memberikan gambaran dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis Hernia.
2. Tujuan Khusus
a. Agar dapat mengerti definisi Hernia
b. Agar dapat mengerti Etiologi Hernia
c. Agar dapat mengerti Manifestasi klinis Hernia
d. Agar dapat memahami patofisiologi dari Hernia
e. Agar mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan
Hernia
f. Agar dapat mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada pasien Hernia
g. Agar dapat mengetahui penatalaksanaan dari Hernia
h. Agar dapat melakukan Asuhan Kaperawatan Hernia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat menyebabkan
peritoneum menonjol membentuk kantung yang di lapisi oleh serosa dan disebut kantung hernia
(Robbins & Cotran, 2010)
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat & Wim de Jong, 2005)
Hernia merupakan penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal
pada selubungnya ( Pierce A. Grace, 2006)
Menurut Jennifer (2007) hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Kesimpulan dari beberapa pengertian hernia di atas merupakan penonjolan pada rongga yang
lemah atau tidak normal yang berbentuk kantong.
B. Etiologi
Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) adalah:
1. Batuk
2. Adanya presesus vaginalis yang terbuka
3. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk kronik, hipertrofi
prostat, konstipasi dan asites.
4. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
5. Kehamilan multi para dan obesitas.
Menurut ( Pierce A. Grace, 2006)
1. Kelemahan muscular otot abdomen congenital atau didapat ( akibat suatu insisi ).
2. Trauma
3. Peningkatan tekanan intraabdominal
a. Kehamilan
b. Kegemukan
4. Peningkatan tekanan
a. Mengangkat berat
b. Batuk
c. Cedera traumatic karena tekanan tumpul
C. Klasifikasi
1. Inguinalis. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
a. Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda
spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dari pada wanita.
Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan
sering turun ke skrotum. Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut atau kelingsir
atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa
mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau
mengangkat benda berate tau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
b. Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak
melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada
lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena
defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
inguinalis eksterna sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien
berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum,
maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus
spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Padapasien terlihat adanya massa bundar
pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena
besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.
2. Femoralis : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoraldan lebih umum pada wanita dari
pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan
secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk
kedalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarseratadan strangulasi dengan tipe hernia
ini.
3. Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena
peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara.
Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak
adekuat karena masalah pasca operasi seperti infeksi,nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem
atau kegemukan.
4. Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.
D. Tanda dan Gejala
Adapun Manifestasi Klinis yang timbul menurut Hidayat (2006) yaitu:
1. Penderita terdapat benjolan pada daerah-daerah kemungkinan terjadi hernia
2. Benjolan bisa mengecil atau menghilang.
3. Bila menangis , mengesan dan mengangkat benda keras akan timbul benjolan kembali
4. Rasa nyeri pada benjolan/ mual dan muntah bila sudah terjadi komplikasi.
5. Benjolan tidak berwarna merah
6. Bila di raba terdapat benjolan
Menurut Pierce A. Grace (2006) Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa
benjolan di lipat paha, benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat
dan bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul
kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum biasanya baik pada
inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum atau pada labia dalam posisi
berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan
berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan
dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari
kelingking pada anak-anak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang
melebar.
Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum
pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus pada keadaan
normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut menyentuh ujung jari maka itu
adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia
inguinalis medialis.
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
E. Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum sehingga
terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei, pada bayi
yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut
tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak
menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena
merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateral akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal
adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat
defekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus
yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke dalam
hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia
scrotalis.
Tindakan bedah pada hernia dilakukan dengan anestesi general atau spinal sehingga akan
mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) yang berpengaruh pada tingkat kesadran, depresi
pada SSP juga mengakibatkan reflek batuk menghilang. Selain itu pengaruh anestesi juga
mengakibatkan produksi sekret trakeobronkial meningkat sehingga jalan nafas terganggu,
serta mengakibatkan peristaltik usus menurun yang berakibat pada mual dan muntah,
sehingga beresiko terjadi aspirasi yang akan menyumbat jalan nafas.
Prosedur bedah akan mengakibatkan hilang cairan, hal ini karena kehilangan darah dan
kehilangan cairan yang tidak terasa melalui paru-paru dan kulit. Insisi bedah mengakibatkan
pertahanan primer tubuh tidak adekuat (kulit rusak, trauma jaringan, penurunan kerja silia,
stasis cairan tubuh), luka bedah sendiri juga merupakan jalan masuk bagi organisme patogen
sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi infeksi.
Rasa nyeri timbul hampir pada semua jenis operasi, karena terjadi torehan, tarikan,
manipulasi jaringan dan organ. Dapat juga terjadi karena kompresi / stimulasi ujung syaraf
oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasiatau karena ischemi jaringan akibat
gangguan suplai darah ke salah satu bagian, seperti karena tekanan, spasmus otot atau
hematoma. (Mansjoer, 2009).
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
F. Pathway
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
pembedaha
n
Luka
operasi
RISIKO
INFEKSI
Ketrbatasan
gerak
Kebutuhan
dibantu
DEFISIT SELF
CARE
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan Rontgen Spinal dan Endoskopi
3. Test Leseque (mengangkat kaki lurus keatas)
4. CT-Scan dan MRI
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pemakaian Sandat ( truss )
Alat ini baru digunakan bagi pasien pasien yang usianya amat lanjut atau yang keadanya
lemah. Salah satu tipe sandat terdiri atas pegas yang kuat dan bantalan yang diletakkan pada
leher hernia sehingga leher tersebut selalu tertutup oleh tekanan setelah isi hernia
dikembalikan ke tempatnya ( direposisi ).
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
2. Pembedahan
Leher hernia ditutup dengan penjahitan dan kantongnya dieksisi. Jaringan yang teregang
diperbaiki dengan salah satu dari banyak bahan yang tersedia.
3. Herniotomi
Eksisi kantung hernianya saja untuk pasien anak.
4. Herniorafi
Memperbaiki defek- perbaikan dengan pemasangan jarring ( mesh ) yang biasa dilakukan
untuk hernia inguinalis, yang dimasukan melalui bedah terbuka atau laparoskopik.
5. Penatalaksanaan
a. Nilai hernia
Untuk keparahan gejala, risiko komplikasi ( tipe, ukuran leher hernia ), kemudahan
untuk perbaikan ( lokasi, ukuran ), kemungkinan berhasil ( ukuran, banyaknya isi perut
kanan yang hilang ).
b. Nilai pasien
Untuk kelayakan operasi, pengaruh hernia terhadap gaya hidup ( pekerjaan, hobi).
c. Perbaikan dengan bedah biasanya ditawarakan pada pasien pasien dengan :
1) Hernia dengan resiko komplikasi apapun gejalanya
2) Hernia dengan adanya gejala gejala obstruksi sebelumnya
3) Hernia dengan resiko komplikasi yang rendah namun dengan gejla yang
mengganggu gaya hidup, dan sebagainya.( Pierce A. Grace, 2006, Hal 119 )
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register,
diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2) Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis,
berdiri, mual mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis
yang khas pada penderita HI
3) Riwayat kesehatan lalu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal :
adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites
yang semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra
abdominal.
4) Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di
daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis,
mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga
ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya
gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra
abdominal.
5) Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit menular
lainnya.
6) Pemeriksaan fisik
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
a) Keadaan umum
Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb
b) Pemeriksaan penunjang
I.
Pemeriksaan laboratorium
a. Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal
II.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre op
1) Anxietas b.d status kesehatan
2) Nyeri akut b.d Agens cidera biologis
b. Post op
1) Nyeri akut b.d Agens cidera fisik
2) Resiko Infeksi
3. Rencana Perawatan
a. Pre Op
1) Anxietas b.d status kesehatan
Tujuan dan kriteria hasil (NOC) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan nyeri pasien dan keluarga berkurang dengan kriteria hasil:
Tingkat kecemasan
a) perasaan gelisah.
b) Rasa cemas yang disampaikan secara lisan.
Intervensi (NIC) :
Pengurangan kecemasan
a) Gunakan penedekatan yang meyakinkan.
b) Jelaskan tentang prosedur operasi kepada orang tua klien.
c) Jangan memberikan atau menjelaskan tentang pronosis penyakit klien.
d) Dengarkan kecemasan yang dirasakan orangtua klien.
2) Nyeri akut b.d Agens cidera biologis
Tujuan dan kriteria hasil (NOC) :
Pain management
a) Skala nyeri berkurang dalam rentang 10 - 1
b) Menyatakan rasa nyaman
Intervensi (NIC) :
1) Kontrol nyeri
a) Kaji nyeri secara komprehensif (PQRST).
b) Observasi respon non verbal mengenai ketidaknyamanan.
c) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi.
d) Jaga lingkungan tenang dan nyaman.
e) Motivasi istirahat atau tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.
b. Post Op
1) Nyeri akut
Tujuan dan kriteria hasil (NOC) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan
Pain management
a) Skala nyeri berkurang dalam rentang 10 - 1
b) Menyatakan rasa nyaman
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
10
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Perawat
Tanggal Pengkajian
: 19 Oktober 2016
Jam pengkajian
: 07.00 WIB
1. Biodata :
a. Pasien
Nama
: An. Y
Umur
: 1 tahun 6 bulan
Agama
: Islam
Pendidikan
: Belum sekolah
Alamat
: Krasak, Klaten
Tanggal Masuk RS
: 18 Oktober 2016
Jam MRS
: 11.40 WIB
Diagnosa Medis
b. Penanggung Jawab
Nama
: Tn. Y
Umur
: 34 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
: Krasak, Klaten
Hubungan dengan
klien
: Ayah klien
11
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
2. Keluhan utama :
Ibu klien mengatakan anak nya menangis sambil menunjuk kemaluannya yang membesar.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan An. Y sudah sejak 1bulan lalu mengalami penyakit turun berok, setiap
kali anak nya menangis dengan kuat bagian kemaluan anak membesar. Setiap kali membesar
ayah klien langsung membalikkan posisi tubuh anak nya dan kemaluan anaknya mengecil. Tapi
empat hari yang lalu kemaluan anaknya membesar lagi dan sudah membalikkan posisi tubuh An.
Y tapi kemaluan tidak mengecil juag. Pada tanggal 18 Oktober 2016 An. Y dibawa ke dokter
umum dan dirujuk langsung ke poli anak RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, dari poli anak An. Y
dirujuk ke bangsal Menur.
A Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1
Prenatal
a.
b.
c.
d.
e.
G 2P2A0
Kenaikan BB saat hamil : 5 kg
Pemeriksaan kehamilan : Ibu klien mengatakan sudah lupa berapa kali periksa kehamilan.
Imunisasi TT : Ibu klien mengtakan melakukan imunisasi TT sebanyak 3 kali.
Penyakit yang diderita saat hamil: Ibu klien mengatakan tidak mengalami sakit apapun
mengandung An. Y.
Intra Natal
a. Cara melahirkan: Pervaginam
b. Tempat melahirkan :
RS/ Rumah
c. Presentasi : distosia bahu (Tidak) Presentasi bokong (Tidak)
Post Natal ( 24jam )
a. BBL
: 3.300 gr
b. PBL
: 49 cm
Allergi
Ibu klien mengatakan An. Y tidak memiliki alergi makanan atau obat-obatan.
12
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Jenis immunisasi
Diberikan/Tidak
1.
BCG
Tidak ada
2.
DPT (I,II,III)
Tidak ada
3.
Polio (I,II,III)
Tidak ada
4.
Campak
Tidak ada
5.
Hepatitis
Tidak ada
: [ ] Ya
B Riwayat Keluarga
1
Penyakit keluarga
a. Penyakit keturunan :
Ibu klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit yang sama seperti An. Y.
b. Kelainan kongenital
Genogram
13
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Keterangan :
= Laki-laki
= Garis pernikahan
= Perempuan
= Garis keturunan
= Pasien
14
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
DS
: Ibu klien mengatakan anak nya aktif bermain bersama kakak nya dan
keluarganya. Aktifitas An. Y seperti mandi, berpakaian, toileting masih
dibantu sebagaian oleh orang tua.
b. Selama sakit
DS
: Ibu klien mengatakan An. Y selama sakit aktifitas seperti mandi, berpakaian,
toileting, makan dibantu total oleh orang tua.
DO
Sebelum Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan anaknya biasa tidur siang 3-5 jam. Tidur malam
dimulai pukul 21.00 - 05.30 WIB.
b. Selama Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan anak nya sering terbangun karena kesakitan setelah
operasi.
DO
Sebelum Sakit
DS
b. Selama Sakit
Data Subyektif
Q (Question)
: Ibu klien mengatakan anak nya menangis terus karena nyeri dibagian
kelaminnya.
15
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
E (evalute behavioral ) : Ibu klien mengatakan kamar anaknya panas dan colokkan
listriknya rusak sehingga keluarga tidak bisa menyalakan kipas
angin.
S (secure parents invovement) :
4. Nutrisi
a. Sebelum Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan anak nya biasa makan 3x sehari di tambah minum susu
dan netek kira-kira 3 gelas sehari (200 cc).
b. Selama Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan selama sakit nafsu makan An. Y baik. Ibu klien juga
mengatakan anak nya menghabiskan setiap porsi yang disediakan rumah sakit.
DO
b. Selama Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan anak nya hari ini netek 4 kali. Setiap netek durasiya
10-15 menit. An. Y juga minum air putih sebanyak 2 gelas.
DO
Oksigenasi
a. Sebelum Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan anaknya tidak meliki riwayat asma atau penyakit
saluran pernapasan.
b. Selama Sakit
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta
16
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
DS
: Ibu klien mengatakan anak nya tidak pernah sesak napas selama sakit.
DO
: RR: 45x/menit, tidak ada penggunaan otot bantu napas dan retraksi dinding
dada.
Eliminasi Fekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS
b. Selama Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan tadi pagi pukul 07.00 anaknya sudah BAB.
DO
: An. Y tidak diare dan feses lunak tidak cair, warnya kekuningan, baunya
khas.
Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)
Eliminasi urin
a. Sebelum Sakit
DS
: Ibu klien mengatakan tidak pernah menghitung BAK anak nya sebelum
sakit.
b. Selama Sakit
DS
DO
: Ibu klien mengatakan An. Y tidak memiliki masalah pada panca indranya.
b. Selama Sakit
DS
DO
5. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 19 Oktober 2016, Jam : 07.00 WIB
a.
Keadaan Umum :
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E: 4 V: 5 M: 6
Vital Sign
: TD
:17
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Nadi
: Frekuensi
: 120 x/mnt
Irama
: reguler
Kekuatan/isi : kuat
b.
Respirasi
: Frekuensi
Irama
: reguler
Suhu
: 37,6oC
: 45x/mnt
Kepala :
Kulit Kepala : Bersih, tidak ada lesi dan hematom
Rambut
Muka
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
c.
Leher
d.
e.
Dada
: Bentuk
1) Pulmo
2) Cor
f.
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
g.
Genetalia
DS
DO
18
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
h.
Rectum
DS
DO
i.
Ektremitas
DS
: Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa terbaring saja, karena saat mencoba
DO
6. Berkomunikasi
a. Kemampuan anak menyatakan keinginan :
Ibu klien mengatakan anaknya bila meminta sesuatu pasti langsung menunjuk apa yang
dia mau.
b. Hambatan anak dalam berkomunikasi:
Ibu klien mengtakan anaknya masih belum jelas dalam mengucapkan sesuatu objek.
c. Kemampuan komunikasi 2 arah:
Ibu klien mengatakan An. Y tidak ada msalah saat diajak bicara, dia akan mendengarkan
setiap ucapan yang ibu nya katakan.
d. Artikulasi bisa dimengerti
Ibu klien mengatakan anaknya cukup jelas bila memanggil ayah atau ibu.
e. Ekspresi sesuai
Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)
7. Bermain
a. Jenis permainan yang disukai
Ibu klien mengatakan anaknya sangat suka mainan mobil-mobilan.
b. Waktu bermain : ibu klien mengatakan anak nya main setiap saat.
c. Lama bermain : ibu klien mengatakan tidak ppernah meghitung berapa lama anaknya
bermain.
d. Teman bermain : ibu klien mengtakan anaknya biasa bermain dengan kakaknya atau
anggota keluarga seperti paman, keponakan dan kakek/nenk.
e. Sebutkan beberapa nama teman : tidak ada
f. Pemanfaatan waktu luang keluarga : setiap hari
g. Ritual rekreasi bersama keluarga : ibu klien mengatakan biasa membawa anak-anak nya
kekolam renang.
Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)
8. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :
Psikologis :
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta
19
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Hasil
Harga Normal
20
Satuan
Interpretasi
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
hasil
Hemoglobin
9,2
11,3 14,1
g/dl
Eritrosit
4,02
3,90 5,90
10^6/uL
Leukosit
12,3
6,0 17,0
10^3/uL
Trombosit
654
150-450
10^3/uL
Hematokrit
29,8
35-43
MCV
74,1
80-99
fL
MCH
24,6
27-31
fL
MCHC
33,2
33-37
g/dl
Golongan darah
AB
Neutrofil
51,9
32-52
Limfosit
37,0
20-40
PTT
12,2
10,8 14,4
Detik
APTT
30,6
23,5 36,2
Detik
Nama Obat
Dosis
Rut
e
Cairan IV
Infus RL
10 tpm
IV
Obat parenteral
Obat peroral
Cefotaxim
Paracetamol
400 mg/ 12 IV
jam
80 mg/ 8
Oral
jam
Nama Obat
Dosis
Rut
e
Cairan IV
Infus RL
10 tpm
IV
Obat parenteral
Obat peroral
Cefotaxim
Paracetamol
400 mg/ 12 IV
jam
80 mg/ 8
jam
21
Oral
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Nama Obat
Dosis
Rut
e
Cairan IV
Infus RL
10 tpm
IV
Obat parenteral
Obat peroral
Cefotaxim
Paracetamol
400 mg/ 12 IV
jam
80 mg/ 8
Oral
jam
Terapi pulang
Tanggal : 21 Oktober 2016, Jam 15.00 wib
Jenis Terapi
Nama Obat
Obat oral
Cefixime
Obat oral
Paracetamol
Dosis
40mg/12ja
m
80mg/8jam
22
Rut
e
Oral
Oral
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
ANALISA DATA
Nama klien
: An. Y
No. Register
Umur
: 1tahun 6 bulan
Alamat
TGL/JAM
19/10/2016
07.00
:88 86 77
: krasak, klaten
DATA FOKUS
ETIOLOGI
PROBLEM
Status kesehatan
Nyeri akut
Pre op
Ds
ibu
klien
mengatakan
anak
kemaluannya.
Skala
19/10/2016
10.00
Post op
Risiko infeksi
23
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
anaknya
menangis
Nyeri akut
sambil
Agens Farmaseutikal
Kerusakan integritas
kulit
Hospitalisasi
PRIORITAS DIAGNOSA
Pre op
1. Nyeri akut b.d Agens cidera biologis
2. Anxietas orang tua b.d status kesehatan
Post op
1.
2.
3.
4.
24
Anxietas
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
No
Nama klien
: An. Y
No. Register: 88 86 77
Umur
: 1 tahun 6 bulan
Ruang
: Menur
Diagnosa
Keperawatan
Pre op
1
Intervensi
Rasionalisasi
Hasil
cidera tindakan
biologis
keperawatan
Kaji
nyeri
1. kontrol nyeri
a.mengenali
kapan
mengenai
kenyamanan dan
dan nyaman.
ketenangan pasien
nyeri membantu
nyeri.
penurunan
mempercepat
penyembuhan dan
nyeri yang dirasakan
pasien
menunjukkan
tanda
respon
terjadi.
pasien
2. mengetahui respon
dengan ketidaknyamanan.
kriteria hasil :
b.
secara
komprehensif
nonverbal .
tidak nyeri.
2
Anietas Orang
1.Membantu
keperawatan
25
Nama/TTD
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
kecemasan
2.
akan
Tinkat
rasa
takut anak
sampai
destruktif
b.
klien
selama prosedur
Anak
tidak
sampai diare
pasien
4. Membantu
a. Perilaku anak
tidak
dialami
mengalihkan rasa
cemas pasien
Berikan
aktivitas
pengurangan
tekanan.
1.
Post Op
1. .Mengetahui skala
Setelah dilakukan 1.Pain Control
Nyeri akut b.d
nyeri pasien
tindakan
a. Kaji nyeri secara 2. mengetahui respon
agen
cedera
keperawatan
komprehensif
fisik
pasien terhadap nyeri
selama 2x24 jam
b.Observasi
respon
yang dirasakan
diharapkan nyeri
nonverbal
mengenai 3. Membantu menjaga
pasien berkurang
ketidaknyamanan.
kenyamanan dan
dengan
kriteria
c.Jaga lingkungan tenang
ketenangan pasien
hasil :
dan nyaman.
4. Membantu
1.
Pain d. Motivasi istirahat atau
mempercepat
management
tidur yang adekuat untuk
penyembuhan dan
Nyeri pasien membantu
berkurang
dari nyeri.
a.
penurunan
pasien
Tanda-tanda
Resiko Infeksi
Setelah dilakukan
tindakan
digunakan
keperawatan
diharapkan pasien
tidak
mengalami
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta
sampai
setiap pasien
Batasi
pengunjung
c. Ajarkan dan anjurkan
26
lingkungan pasien
oleh pengunjung
3. Mencegah terjadi
infeksi mulai dari cuci
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
infeksi
dengan
pengunjung
kriteri hasil :
keluarga
1.Status Imunitas
tenaga kesehatan
meninggalkan
a.
ruangan
tubuh
tangan
2. Deteksi resiko
Suhu
dan
5. Mencegah terjadinya
infeksi dalam tubuh.
b.
Jumlah
darah
sel
e.
Berikan
terapi
antibiotik
putih
absolut
setelah dilakukan
tindakan
3.
Kerusakan
integritas kulit
b.d
agens
farmaseutikal
1.
keperawatan
selama 3x 24 jam
kerusakan
integritas
a. Perawatan luka
klien
Ajarkan
Anjurkan
keluarga
pembedahan
mempercepat proses
penyembuhan.
1. tidak terlihat
pembengkakan
pada sisi luka.
tidak
ada
tanda-tanda
infeksi.
tanda infeksi.
a.
2.
kepada
27
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
: An. Y
No. Register
Umur
: 888677
: 1 tahun 6 bulan
Diagnosa Medis: Post herniarepair
Ruang
: Menur
Alamat
: Krasak Klaten
No Dx
Tanggal
Jam
1.
19
Oktober 07.00
2016
wib
Implementasi
1. Mengkaji kaji nyeri secara komprehensif.
2.Mengobservasi
respon
nonverbal
S:
mengenai
ketidaknyamanan.
Ibu mengat
nyeri di ala
Ibu mengat
rewel
da
kelaminnya
O:
-
Terlihat an.
Terlihat an
Skala nyeri
6.
28
S : 36,8o C
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
menit
A : Tujuan belum t
P : Lajutkan interve
S:
2.
19
2016
oktober 07.00
wib
1.
Menggunakan
pendekatan
yang
tenang
dan
meyakinkan
Ibu an. Y
hanya mau
Ibu pasien
penjelasan y
prosedur
Ibu pasien
anaknya ke
Terlihat an
ruangan ole
-
Terlihat an.
diajak main
A : masalah teratas
P : Intervensi dihen
19
2016
oktober 10.00
wib
S:
respon
nonverbal
mengenai
Ibu klien m
setelah oper
ketidaknyamanan.
-
Ibu klien
menunjuk l
Suhu 37,6,
Anak tampa
Akral hanga
Nadi kuat d
Skala nyeri
O:
6.
A: Masalah teratas
P: intervensi 1,3, d
29
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
19
oktober 10.30
2016
wib
1.Membersihkan
lingkungan
dengan
baik
setelah S:
Ibu klien m
cuci tanga
sesudah me
19
Oktober 07.00
2016
Ibu klien
langkah sep
perawatan pasien.
A: masalah teratasi
P: intervensi 1,4, d
wib
infeksi.
09.00
wib
11.30
wib
ajarkan.
tanda
dan
gejal
A : masalah teratas
P: intervensi dihen
20
Oktober
2016
S:
07.00
wib
menangis
09.00
diajak main
wib
10.00
Ibu klien
Ibu klien se
An. y tampa
Suhu 37,8,
wib
A: Masalah teratas
P: Intervensi 1, 2 d
20
2016
Oktober
S:
09.00
1.Membersihkan
wib
30
lingkungan
dengan
baik
setelah
O:
Ibu klien m
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
10.00
wib
Perawat
perawatan pasien.
handscrup
klien.
-
Luka opera
tanda-tanda
A : masalah teratas
P : intervensi 1, 2
pulang.
21
Oktober
2016
S:
07.00
wib
10.00
wib
Ibu klien m
sering mena
O:
-
Suhu 37,4oC
Skala nyeri
2.
A : masalah teratas
P : Rencana pulang
21
2016
oktober
07.00
wib
1.Membersihkan
lingkungan
dengan
baik
setelah S :
Ibu
meng
kontrol pad
O:
-
Ibu tampak
jelaskan per
A: masalah teratasi
P : rencana pulang
31
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pada An. Y dengan permasalahan
hernia repair. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam kasus ini adalah sesuai
dengan teori dan proses asuhan keperawatan secara komprehensif yaitu mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi)
dan evaluasi. .
A. Pengkajian
Proses pengkajian yang dilakukan pada An. Y dengan Hernia Repair dilakukan
di bangsal Menur no. 10 dengan melakukan wawancara langsung dengan Ibu klien,
melakukan observasi. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi
disesuaikan dengan kondisi yang ada pada An. Y saat dilakukan pengkajian.
Pada saat dilakukan pengkajian, keluarganya cukup terbuka sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan ibu
An. Y mau menjawab pertanyaan dan menerima saran yang diberikan oleh perawat.
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa
atau masalah keperawatan. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kondisi klinis
klien.
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1. Nyeri b.d Agen cedera biologis
2. Ansietas b.d status kesehatan
Post Op
1. Nyeri akut b.d agens cedera fisik
2. Resiko infeksi
Prioritas diagnosa yang pertama pre op adalah nyeri akut b.d agens cedera
biologis dan post op nyeri akut b.d agens cedera fisik . Karena dengan mengatasi
permasalahan ini, diagnosa berikutnya seperti resiko infeksi akan berangsur
teratasi juga. Diagnosa ansietas dan resiko infeksi menjadi prioritas terahir karena
berdasarkan kejadian di klinik untuk diagnosa ini tidak terlalu mengancam
32
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
33
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakan tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian
atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan,
menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan
keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih
dulu.
Adapun evaluasi dari tindakan keperawatan di atas adalah karena tindakan yang
dilakukan hanya 3X24 jam, maka tujuan keperawatan sudah tercapai sebagian dan
pasien dipulangkan dengan kondisi yang cukup baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan tumor itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel tumor bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel tumor bisa bersarang
di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2007)
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta
34
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Daftar Pustaka
35
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
36