KEPERAWATAN ANAK
(MALNUTRISI)
OLEH :
KELOMPOK III
MANSYE F SOLISA
FERA METEKOHY
SRY C BUARLELI
MARIA MASRIAT
AMALIA AKSHARI
ANGEL BATKUNDE
MARTAVINA YAWAR
WULAN RAHANGSERANG
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi buruk (malnutrisi) merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, khususnya di
berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations Children’s Fund (UNICEF)
pada tanggal 12 September 2008, menyatakan malnutrisi sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2
juta kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun di dunia. UNICEF juga memberitakan
tentang terdapatnya kemunduran signifikan dalam kematian anak secara global di tahun 2007,
tetapi tetap terdapat rentang yang sangat jauh antara negara-negara kaya dan miskin, khususnya
di Afrika dan Asia Tenggara (CWS, 2008).
Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki
berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual
UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak
langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang kurang
mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi “biasa” dan
dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat bahwa
anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit cacingan.
Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang
mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang
diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya penyakit,
terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh
tubuh.
2
3. Patofisiologi dari Malnutrisi?
4. Bagaimana pathway hingga terjadi Malnutrisi ?
5. Apa klasifikasi dari Malnutrisi ?
6. Apa manifestasi klinis dari Malnutrisi?
7. Bagaimana komplikasi dari malnutrisi?
8. Baagaimana pencegahan dari malnutrisi ?
9. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi penderita Malnutrisi?
10. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Malnutrisi ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
4
Malnutrisi energy-protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Malnutrisi adalah keadaan terang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam keadaan sehari-hari sehingga tidak memenuhi dalam angka kecukupan gizi.
(Depkes RI, 1999).
2.2 Etiologi
5
2.3. Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-
faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman
penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan
penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-pergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25
jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.
Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh
sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh
akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian.
2.4 Pathway
6
2.5 Klasifikasi
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan
kekurangan asam amino essensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme
terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, makin berkurangnya asam amino dalam serum
menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering
karena depigmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A.
Kekurangan mineral khususnya besi, kalsium dan seng
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekuranga kalori dan protein.
Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama lapisan subkutan dan badan tampak
kurus seperti orang tua.
7
Kelelahan dan kekurangan energy
Pusing
Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk
melawan infeksi)
Kulit yang kering dan bersisik
Gusi bengkak dan berdarah
Gigi yang membusuk
Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
Berat badan kurang
Pertumbuhan yang lambat
Kelemahan pada otot
Perut kembung
Tulang yang mudah patah
Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh
2.7 Komplikasi
Kwashiorkor; diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemi dan
hipernatremi.
Marasmus; infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronik, gangguan tumbuh
kembang.
2.8 Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:
1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak
mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan
tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
8
2) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori
yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati
apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan
hal itu ke dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola
dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi
dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah
sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula
suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil
yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi
kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
2.9 Penatalaksanaan
Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan vitamin
Pemberian terapi cairan dan elektrolit
Penanganan diare bila ada; cairan, antidiare, dan antibiotic
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Riwayat Keluhan Utama
9
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat
badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan
yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji
dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan
kalori dalam waktu relatif lama).
Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.
Pengkajian Fisik
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda dan
gejala yang mungkin didapatkan adalah:
Penurunan ukuran antropometri
Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.
10
Edema tungkai
Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari
kaki, paha dan lipat paha)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht, transferin
11
mengidentifikasi kandungan kalori
kebutuhan nutrisi Berikan informasi tentang
Tidak ada tanda – tanda kebutuhan nutrisi
malnutrisi Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
Menunjukkan
normal
peningkatan fungsi Monitor adanya penurunan
pengecapan dari BB
menelan Monitor tie dan jumlah
aktivitas
Tidak terjadi penurunan
Monitor turgor kulit
BB yang berarti Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
2 Kekurangan volume cairan b/d Fluid balance Fluid Management
penurunan asupan peroral dan Hydration Timbang popok / pembalut
peningkatan kehilangan akibat Nutritional status : food jika diperlukan
diare. and fluid intake Pertahankan catatatn intake
Kriteria Hasil dan output yang akurat
Definisi : penurunan cairan Mempertahankan urine Monitor status hidrasi
intravaskuler, intersitial, dan/ output sesuai dengan Monitor vital sign
atau intraseluler. Ini mengacu usia dan BB, BJ urine Monitor masukan makanan /
pada dehidrasi, kehilangan normal, HTT normal cairan dan itung intake kalori
cairan saa tanpa perubahan TD, nadi, SB dalam harian
natrium batas normal Kolaborasikan pembarian
Tidak ada tanda – tanda cairan IV
dehidrasi, elastisitas
Monitor status nutrisi
turgorkulit baik,
Berikan cairan IV pada suhu
membrane mukosa
ruangan
lembab, tidak ada rasa
Dorong masukan oral
haus yang berlebihan
Dorong keluarga untuk
membatu pasien makan
Kolaborasi dengan dokter
Atur kemungkinan transfuse
Monitor tingkat Hb dan
hematoktrit
Monitor BB
3 Gangguan integritas kulit Tissue Integrity : skin Pressure Management
12
berhubungan dengan tidak dan Mucous Membranes Anjurkan pasien
adanya kandungan makanan Hemodyalis akses menggunakan pakaian yang
yang cukup Kriteria Hasil : longgar
Integritas kulit yang baik Hindari kerutan pada tempat
Definisi : Perubahan / gangguan bisa dipertahankan tidur
epidermis dan/ atau dermis ( sensasi, elastisitas, Jaga kebersihan kulit agar
temperature, hidrasi, tetap bersih dan tetap kering
pigmentasi) Mobilisasi pasien
Tidak ada luka / lesi Monitor kulit akan adanya
pada kulit kemerahan
Perfusi jaringan baik Oleskan lotion atau minyak /
Menunjukkan baby oil pada daerah yang
pemahaman dalam tertekan
proses perbaikan kulit
Mandikan pasien dengan
dan mencegah terjadinya
sabun dan air hangat
sedera berulang
Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
4 Keterlambatan pertumbuhan Growth and Peningkatan perkembangan
dan perkembangan b/d asupan development, delayed anak dan remaja
kalori dan protein yang tidak Nutrition imbalance less Kaji faktor penyebab
adekuat dan proses penyakit than body requirements : gangguan perkembangan
kwashiokor dan marasmus. Kriteria Hasil : anak
Anak berfungsi optimal Identifikasi dan gunakan
Definisi : penyimpangan / sesuai tingkatannya sumber pendidikan untuk
kelainan dari aturan kelompok Keluarga dan anak memfasilitasi perkembangan
usia mampu menggunakan anak yang optimal
koping terhadap Tingkatkan komunikasi
tantangan karena adanya verbal dan stimulasi taktil
ketidakmampuan. Berikan instruksi berulang
Keluarga mampu dan sederhana
mendapatkan sumber – Dorong anak melakukan
sumber sarana sosialisasi dengan kelompok
komunitas Berikan reinforcement positif
Kematangan fisik : atas hasil yang dicapai anak
wanita : perubahan fisik Nutritional Management :
normal pada wanita
Kaji keadekuatan asupan
yang terjadi dengan
nutrisi
transisi dari masa kanak
13
– kanak ke dewasa Tentukan makanan yang
Kematangan fisik : pria : disukai anak
perubahan fisik normal Pantau kecenderungan
pria yang terjadi dengan kenaikan dan penurunan BB
transisi dari masa kanak anak
– kanak ke dewasa
Status nutrisi seimbang
5 Kurangnya pengetahuan b/d Knowledge : disease Teaching : disease process
tidak tahu memberikan intake process Berikan penilaian tentang
nutrisi yang adekuat pada anak Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
behavior tentang proses penyakit yang
Definisi : keadaan atau spesifik
defisiensi informasi kognitif Jelaskan patofisiologi dari
yang berkaitan dengan topic penyakit dan bagaimana hal
tertentu ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan
cara yang tepat
Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada
penyakit dengan cara yang
tepat
Gambarkan proses penyakit
dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan
datang
Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Malnutrisi merupakan suatu keadaan di mana tubuh
mengalami gangguan terhadap absorbsi, pencernaan, dan penggunaan zat gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas.
Penyebab Malnutrisi secara langsung ialah karena kurangnya asupan makanan:
Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan
yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian
makanan yang salah. Serta karena adanya penyakit infeksi.
Sedangkan penyebab yang tidak langsung ialah kurangnya ketahanan pangan keluarga,
kualitas perawatan ibu dan anak, sanitasi lingkungan yang kurang, buruknya pelayanan
kesehatan
Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan
mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami
komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di
rumah sakit.
Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan
shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan
mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat,
gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat
menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan.
4.2 Saran
15
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga parapembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi,S.Kp dan Yuliani Rita,S.Kp. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak (edisi 1). Jakarta :
CV. Sagung Seto
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC (jilid 2). Yogyakarta : Media Action Publishing
http://www.infogizi.com/94/pencegahan-dan-pengobatan-gizi-buruk-pada-anak.html
elisa.ugm.ac.id/asuhan-keperawatan-malnutrisi-pada-anak.html
16