Anda di halaman 1dari 18

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn.AS : 54 tahun : Laki - laki : Islam : S1 : Tidak bekerja : Bekasi

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 14 Februari 2014 pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

A. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol rutin karena obat telah habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan untuk kontrol dan obat telah habis. Pasien mengatakan bahwa keluhan sudah berkurang setelah meminum obat - obatan dari poli jiwa, yaitu Haloperidol, Trihexyphenidil dan Chlorpromazine secara rutin. Saat ini, pasien sudah merasa lebih baik. Saat ini pasien mengaku terkadang masih mendengar suara - suara yang tidak ada wujudnya. Suarasuara yang didengarnya diucapkan oleh tetangga-tetangganya yang membicarakan tentang dirinya. Suara tersebut mengatakan bahwa pasien adalah orang gila, pasien merasa sering dibicarakan mengenai hal yang tidak mengenakan tentang dirinya. Pasien mendengar suara-suara tersebut bila sedang berada sendirian di dalam kamar. Namun ketika pasien pergi keluar kamar dan beranjak keluar rumah maka suara-suara tersebut menghilang. Pasien mengaku sudah sebulan ini tidak mendengar suara-suara tersebut yang membicarakan dirinya. Pasien baru saja menjalani ibadah umroh di

Tanah Suci tanggal 22 Desember sampai 31 Desember 2013 bersama rombongan Ustad Mabdud yang beirisikan 26 jamaah. Pasien pergi umroh sendirian tidak bersama keluarganya. Selama melakukan ibadah umroh di Tanah Suci pasien tidak pernah mendengar suara-suara tersebut dan beberapa saat setelah kepulangannya dari Tanah Suci pasien juga merasa lebih tenang dan tidak mendengar suara-suara. Pasien tidak pernah melihat sesuatu yang tidak ada wujudnya, dan orang lain tidak melihat. Pasien tidak mencium bau sesuatu yang tidak ada wujudnya, dan orang lain tidak mencium bau tersebut, pasien juga tidak pernah merasakan tubuhnya digerayangi binatang. Pasien mengaku merasa bahwa tetangga disekitar rumahnya dapat mengetahui isi pikiran pasien, seperti mengetahui kebingungan pasien untuk membebaskan tanah atau tidak. Pola tidur pasien saat ini tidak ada keluhan. Pasien tidur nyenyak. Pasien tidur jam 21.00 dan bangun pukul 05.00 dan langsung menjalankan sholat subuh. Pasien mengatakan keluhan ini pertama kali dirasakan sejak 22 tahun yang lalu yaitu sekitar tahun 1991. Pasien mengatakan sering mendengar suara - suara namun tidak ada wujud dari suara - suara tersebut. Menurut pasien, suara tersebut seperti suara laki - laki, dan perempuan yang diyakini pasien adalah suara tetangganya sendiri, kadang juga tersengar suara anakanak. Suara tersebut sering mengatakan sesuatu hal yang buruk tentang pasien. Pasien sempat merasa sedih dan menangis bila ingat suara-suara yang mengatakan hal buruk tentangnya. Pasien tidak pernah melihat bayangan yang tidak terlihat wujudnya, dan orang lain tidak melihat. Pasien tidak pernah mencium bau-bauan, dan orang lain tidak mencium bau tersebut. Pasien tidak pernah merasakan sensasi makanan di mulutnya saat pasien tidak makan, dan orang lain tidak merasakannya. Pasien juga tidak pernah merasakan sesuatu yang merayapi tubuhnya, mencubiti tubuhnya, tetapi tidak ada wujudnya. Pasien mengaku bahwa dirinya adalah seorang perantara jual beli tanah sejak tahun 1994. Pasien akan menjual tanah seluas 6 hektar di daerah

Medan Satria Bekasi kepada sebuah PT yang akan membangun pabrik diwilayah tersebut. Tanah seluas 6 hektar itu akan di jual sebesar 1 trilyun rupiah dan pasien akan mendapatkan bayaran 2 trilyun rupiah. Namun sampai saat ini tanah tersebut belum terjual. Saat ini pasien sudah tidak bekerja. Pasien mengaku setelah tamat kuliah, pasien membuka perusahaan agen Pertamina. Namun karena kesulitan modal pada akhirnya perusahaan yang dirintisnya menjadi bangkrut. Meskipun pasien sudah tidak memiliki pekerjaan namun pasien dapat tercukupi kebutuhan sehari-harinya melalui uang hasil kos-kosan yang dimilikinya. Pasien memiliki kos-kosan sebanyak lima pintu dengan pemasukan sekitar 2 juta perbulan. Pasien mengatakan saat pasien sedang menonton televisi, pasien merasa bahwa penyiar televisi tersebut sedang membicarakan tentang dirinya, dan menyindir dirinya. Pernah juga merasakan bahwa penyiar televisi tersebut dapat mengetahui pikirannya. Pasien menyangkal merasa bahwa dirinya yang sekarang bukan seperti dirinya yang dulu. Pasien menyangkal bahwa lingkungan sekitarnya berubah atau terasa asing bagi pasien. Pasien pernah memiliki riwayat terjatuh. Pasien terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya. Kepala pasien membentur aspal dan kemudian pasien dirawat satu hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo setelah itu pasien dipulangkan karena tidak terdapat kelainan pada kepalanya. Pasien menyangkal mengkonsumsi alkohol, dan NAPZA. Pasien juga mengaku tidak merokok. Pasien menyangkal di keluarganya ada yang mengalami hal serupa dengan dirinya. Saat ini, pasien tinggal di rumah miliknya sendiri di daerah Medan Satria, Bekasi. Pasien tinggal sendirian dirumahnya. Ayah kandung pasien sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu. Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pasien seorang laki-laki dan seorang perempuan. Saat ini ibu pasien tinggal bersama adik perempuannya. Hubungan dengan keluarga selama ini baik.

Pasien menikah satu kali dan memiliki dua orang anak. Namun pernikahan pasien dengan istrinya hanya berlangsung selama tiga tahun dan kemudian bercerai. Perceraian dipicu dari masalah ekonomi. Kedua anak pasien adalah laki-laki yang saat ini berusia 18 tahun dan 19 tahun. Kedua anaknya tinggal bersama ibunya di daerah Cawang. Satu bulan sekali pasien pergi menengok anak-anaknya. Hubungan pasien dengan anak dan mantan istrinya baik. Sampai saat ini pasien belum menikah lagi begitu juga dengan mantan istrinya. Pasien menganut agama Islam, dan pasien taat dalam beribadah. Riwayat masa kecilnya, pasien mengatakan saat lahir, pasien dilahirkan secara normal. Selama kandungan, tidak ada kelainan yang ditemukan. Setelah pasien dilahirkan, tidak ada kelainan, dan cacat bawaan. Selama masa tumbuh kembang, tidak ada gangguan pertumbuhan, dan perkembangannya. Saat masa kanak - kanak, dan remaja, pasien mampu bersosialisasi baik dengan teman - teman, dan lingkungan sekitarnya. Saat dewasa, pasien kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya karena merasa sering dibicarakan oleh tetangganya. Pasien hanya berinteraksi dengan orang yang mengisi kos-kosan dirumahnya. Pasien mengatakan pernah sekolah dasar. Pasien juga melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP 94, sekolah menengah atas di SMA 21 Pulomas, dan melanjutkan pendidikan sampai S1 fakultas ekonomi di Universitas Jayabaya. Selama menjalani pendidikan, pasien tidak mengeluhkan adanya kesulitan dalam mengikuti pelajaran, dan prestasi yang dicapai pasien biasa - biasa saja. Menurut pasien, saat ini pasien merasa sakit, dan pasien ingin sembuh. Oleh sebab itu, pasien pergi ke dokter, dan minum obat secara teratur. Saat ini, pasien merasa senang. Pasien mengaku memiliki hobi main bulu tangkis. Saat ini yang diinginkan pasien adalah pasien ingin agar suara-suara yang didengarnya menghilang, membebaskan tanah dengan harga wajar dan membiayai kuliah kedua anaknya. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya. 2. Riwayat Gangguan Medik Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medik. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan alkohol, merokok dan obat obat terlarang, seperti NAPZA.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Pranatal Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan. 2. Riwayat Masa Kanak - Kanak dan Remaja Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya sebagaimana anak usianya. Pasien dapat bersosialisasi secara baik dengan lingkungan sekitarnya, dan tidak memiliki masalah. Pasien memiliki banyak teman. 3. Riwayat Pendidikan Pasien menjalani pendidikan dari SD, SMP, SMA sampai S1. Selama sekolah pasien tidak pernah membuat masalah di sekolah. Prestasi selama sekolah biasa - biasa saja. 4. Riwayat Pekerjaan Saat ini pasien tidak bekerja. Sebelumnya pasien pernah bekerja sebagai pengusaha agen pertamina, namun karena kesulitan modal maka akhirnya perusahaannya bangkrut. 5. Riwayat Agama Pasien menganut agama Islam dan taat dalam menjalankan ibadahnya. 6. Riwayat Pernikahan Pasien menikah satu kali dan memiliki dua orang anak. Namun pernikahan pasien dengan istrinya hanya berlangsung selama tiga tahun dan kemudian bercerai. Perceraian dipicu dari masalah ekonomi. Kedua anak pasien adalah laki-laki yang saat ini berusia 18 tahun dan 19 tahun. Kedua anaknya tinggal bersama ibunya di daerah Cawang. Satu bulan sekali pasien pergi menengok anak-anaknya. Hubungan pasien dengan

anak dan mantan istrinya baik. Sampai saat ini pasien belum menikah lagi begitu juga dengan mantan istrinya. 7. Hubungan dengan Keluarga Saat ini, pasien tinggal di rumah miliknya sendiri di daerah Medan Satria, Bekasi. Pasien tinggal sendirian dirumahnya. Ayah kandung pasien sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu. Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pasien seorang laki-laki dan seorang perempuan. Saat ini ibu pasien tinggal bersama adik perempuannya. Hubungan dengan keluarga selama ini baik. 8. Aktivitas Sosial Pasien kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya karena merasa sering dibicarakan oleh tetangganya. Pasien hanya berinteraksi dengan orang yang mengisi kos-kosan dirumahnya.

E. Riwayat Keluarga Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa dengan pasien.

F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang Pasien adalah seorang laki - laki usia 54 tahun yang tidak memiliki pekerjaan, dan seorang duda. Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien tinggal di rumah miliknya sendiri dan tinggal hanya seorang diri. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - harinya, pasien mengandalkan dari uang hasil kos-kosannya. Pasien belum menikah lagi. Pasien tidak bekerja. Pasien menyangkal adanya kesulitan ekonomi karena pasien merasa semua kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi tanpa adanya kendala. Aktivitas sehari - hari dapat dilakukan sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, pasien kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya karena merasa sering dibicarakan oleh tetangganya. Pasien hanya berinteraksi dengan orang yang mengisi kos-kosan dirumahnya.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Kehidupannya Saat ditanyakan tiga harapan yang diinginkan pasien saat ini, pasien mengatakan bahwa pasien ingin agar suara-suara yang didengarnya menghilang, membebaskan tanah dengan harga wajar dan membiayai kuliah kedua anaknya.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Laki - laki berusia 54 tahun. Penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya, berpakaian cukup rapi, ekspresi tenang, perawatan diri cukup baik, rambut pendek berwarna hitam, dan warna kulit sawo matang. 2. Kesadaran dan kontak psikis - Kesadaran umum - Kontak Psikis : Compos mentis. : Dapat dilakukan pasien, pasien dapat

berkomunikasi dengan pemeriksa. 3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor - Cara berjalan - Aktifitas psikomotor : Baik. : Pasien kooperatif, selama wawancara kontak mata baik, pasien duduk tenang, tidak ada gerakan involunter, dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup jelas. 4. Pembicaraan - Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas. - Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas dan pembicaraan terarah dan dapat dimengerti. 5. Sikap terhadap Pemeriksa : Pasien kooperatif.

B. Keadaan Afektif 1. Mood Perasaan pasien akhir - akhir ini senang.

2. Afek Afek datar.. 3. Keserasian Mood dan afek tidak serasi. 4. Empati Pemeriksa tidak dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini. C. Fungsi Intelektual/Kognitif 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan a. Taraf Pendidikan Pasien mengaku menempuh sekolah dasar, dan melanjutkan ke SMP 94, SMA 21, sampai S1 fakultas ekonomi Universitas Jayabaya. Tidak ada masalah selama sekolah. Prestasi selama menempuh pendidikan termasuk biasa - biasa saja. b. Pengetahuan Umum Pengetahuan umum pasien termasuk baik. Pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan pertanyaan siapa Gubernur DKI Jakarta saat ini, jawabanya adalah Jokowi. 2. Daya konsentrasi Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai akhir. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan tepat yang diberikan oleh dokter, yaitu mengenai pengurangan 100 - 7 yaitu 93. 3. Orientasi a. Waktu Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat pemeriksaan dilakukan, yaitu siang hari. b. Tempat Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RSUP Persahabatan.

c. Orang Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter. d. Situasi

Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berkonsultasi dan wawancara. 4. Daya ingat a. Daya ingat jangka panjang Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal - hal tentang masa pendidikannya dan pekerjaanya. Pasien dapat mengingat dimana pasien bersekolah, yaitu SD, SMP 94, SMA 21, dan S1 jurusan ekonomi Universitas Jayabaya. b. Daya ingat jangka pendek Baik, pasien dapat mengingat dengan baik kendaraan yang digunakan selama perjalanan ke RSUP Persahabatan. c. Daya ingat segera Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama kota yang disebutkan oleh pemeriksa. d. Akibat hendaya daya ingat pasien Saat ini, tidak terdapat hendaya daya ingat pasien. 5. Pikiran abstrak Baik, pasien dapat mengerti makna peribahasa dari tong kosong nyaring bunyinya. 6. Bakat kreatif Pasien memiliki bakat bermain bulu tangkis. 7. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi dan ilusi a. Halusinasi : Pada pasien ini, terdapat halusinasi sebagai berikut : - Halusinasi auditorik. b. Ilusi : Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

a. Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi b. Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir 1. Arus pikir a. Produktifitas : Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila diajukan pertanyaan oleh dokter. b. Kontinuitas : Baik, koheren. Pasien dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik dan cukup jelas. c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini. 2. Isi pikiran a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran : - Delusion of reference. - Thought broadcasting. - Waham kebesaran.

F. Pengendalian Impuls Baik, pasien tidak dapat mengendalikan dirinya, tidak ada gerakan involunter, dan pasien dapat berkomunikasi dengan baik.

G. Daya Nilai 1. Norma sosial Kurang optimal, pasien tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumahnya dengan baik. 2. Uji daya nilai Baik, karena ketika diberikan permasalahan jika pasien sedang berada di pusat perbelanjaan, dan bertemu seorang anak kecil yang terpisah dari orangtuanya, pasien menjawab bahwa pasien akan menolong anak itu dan membawanya pulang ke rumah pasien. 3. Penilaian realitas

10

Pada pasien terdapat gangguan penilaian realitas. Pada pasien terdapat halusinasi audiotorik, serta terdapat waham kebesaran, delusion of reference, dan thought broadcasting.

H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien, saat ini pasien sadar bahwa dia sedang sakit, dan memiliki keinginan untuk sembuh dengan meminum obat secara teratur, dan rutin kontrol.

I.

Tilikan/Insight Tilikan derajat 5, pasien mengetahui bahwa dirinya sakit, dan ingin sembuh.

J.

Taraf Dapat Dipercaya Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis 1. Keadaan Umum 2. Tanda Vital TD N RR S : Baik, Compos mentis. : : 120/80 mmHg : 78 x/min : 18 x/min : Afebris : Kesan dalam batas normal. : Kesan dalam batas normal. : Kesan dalam batas normal. : Kesan dalam batas normal. : Tidak ada.

3. Sistem Kardiovaskular 4. Sistem Muskuloskeletal 5. Sistem Gastrointestinal 6. Sistem Urogenital 7. Gangguan Khusus

B. Status Neurologis

11

1. Saraf Kranial 2. Saraf Motorik 3. Sensibilitas 4. Susunan Saraf Vegetatif 5. Fungsi Luhur 6. Gangguan Khusus

: Kesan dalam batas normal. : Kesan dalam batas normal. : Kesan dalam batas normal. : Tidak ditemukan kelainan. : Tidak ditemukan kelainan. : Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA - Pasien seorang laki - laki berusia 54 tahun datang untuk kontrol karena obat
telah habis.

- Keluhan yang saat ini dirasakan pasien adalah pasien sesekali masih dapat
mendengar suara - suara yang tidak ada wujud dari suara - suara tersebut. Suara-suara yang didengarnya diucapkan oleh tetangganya dan anak-anak yang terdiri dari dua orang atau lebih yang membicarakan tentang dirinya.

- Ketika pasien sedang menonton televisi, pasien merasakan bahwa penyiar


televisi membicarakan hal buruk tentang dirinya dan penyiar televisi tersebut juga menyindir-nyindir dirinya.

- Pasien pernah merasa bahwa tetangga disekitar rumahnya dapat mengetahui isi
pikiran pasien, seperti mengetahui kebingungan pasien untuk membebaskan tanah atau tidak.

- Keluhan ini dirasakan sejak 22 tahun yang lalu, sekitar tahun 1991. - Pasien pernah memiliki riwayat terjatuh. Pasien terjatuh dari sepeda motor
yang dikendarainya. Kepala pasien membentur aspal dan kemudian pasien dirawat satu hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo setelah itu pasien dipulangkan karena tidak terdapat kelainan pada kepalanya.

- Pasien menyangkal mengkonsumsi alkohol, merokok dan NAPZA. - Pada pasien didapatkan halusinasi, waham, dan tidak terdapat depersonalisasi
dan derealisasi. Halusinasi yang terdapat pada pasien adalah halusinasi auditori. Waham yang terdapat pada pasien adalah delusion of persecution, delusion of reference, dan thought broadcasting.

12

- Pasien menyangkal terdapat riwayat keluhan yang serupa dengan dirinya di


keluarganya.

- Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien lahir secara
normal tanpa penyulit, dan tidak ada cacat bawaan. Masa kanak - kanak, remaja, dan dewasa, pasien dapat bersosialisasi dengan teman - temannya, dan lingkungan sekitarnya.

- Pasien dapat menempuh pendidikan SD, SMP, SMA, dan S1. - Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medik. Tekanan darah 120/80 mmHg,
Nadi 78 x/menit, respirasi 18 x/menit dan suhu afebris.

- Pasien pasien tinggal di rumah miliknya sendiri di daerah Medan Satria,


Bekasi. Pasien tinggal sendirian dirumahnya. Ayah kandung pasien sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu. Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pasien seorang laki-laki dan seorang perempuan. Saat ini ibu pasien tinggal bersama adik perempuannya. Hubungan dengan keluarga selama ini baik.

- Seluruh biaya kebutuhan hidup sehari - hari pasien berasal dari uang hasil koskosan. Namun, pasien mengatakan kecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari - hari.

- Pasien memiliki masalah sosioekonomi, yaitu pasien tidak bekerja lagi, dan
pasien tinggal sendirian.

- Saat ini pasien tidak memiliki pasangan hidup dan tinggal sendiri dirumah. - Pasien dapat melakukan aktivitas sehari - hari tanpa perlu bantuan orang lain. - Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala ringan, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kumpulan gejala yang secara klinis bermakna yang dapat menimbulkan distress dan disabilitas dalam fungsi sehari - hari, maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa. A. Diagnosis Aksis I

13

- Pada pasien ini terdapat riwayat trauma kepala namun tidak menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F0). - Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta mengkonsumsi alkohol. Maka, pasien ini bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F10). - Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita. Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi. Maka, pada pasien ini merupakan penderita gangguan psikotik (F2). - Gangguan berupa halusinasi dan waham pada pasien ini sudah berlangsung lebih dari 1 bulan, yaitu sekitar 22 tahun. Maka, pada pasien ini merupakan penderita Skizofrenia (F20). - Pada pasien ini terdapat halusinasi audiotorik, serta terdapat waham kejar, delusion of reference, dan thought broadcasting yang menonjol, maka pasien ini menderita Skizofrenia Paranoid (F.20.0). - Pasien mengakui tiga hari terakhir sudah tidak mendengar suara-suara namun saat pasien menonton televisi, penyiar televisi tersebut memberikan hal buruk tentang pasien. Oleh sebab itu, pasien didiagnosis menderita gangguan skizofrenia paranoid dalam remisi parsial. (F.20.04).

B. Diagnosis Aksis II Tumbuh kembang pasien normal. Sejak masa kanak - kanak hingga dewasa, pasien dapat tumbuh, dan berkembang sesuai dengan usianya sebagaimana anak seusianya. Pasien dapat bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka, pada pasien ini tidak ada didapatkan gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan

pendidikan sampai S1. Selama sekolah, pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik, prestasi di sekolah biasa - biasa saja, dan fungsi kognitif baik. Maka, pada pasien ini tidak didapatkan gangguan retardasi mental.

14

Karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pada pasien ini, aksis II tidak ada diagnosis.

C. Diagnosis Aksis III Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan tekanan darah pasien 120/80 mmHg dan tidak ada gangguan organik. Maka, pada pasien ini, aksis III tidak ada diagnosis.

D. Diagnosis Aksis IV Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien pasien tinggal di rumah miliknya sendiri di daerah Medan Satria, Bekasi. Pasien tinggal sendirian dirumahnya. Pasien serang duda, dan pasien tidak bekerja lagi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, biaya kebutuhan hidup berasal dari uang hasil kos-kosan dirumahnya. Namun, pasien mengatakan kecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari - hari. Aktivitas sehari - hari dapat dilakukan sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Pasien kurang bersosialisasi pada tetangga disekitar rumahnya. Maka, pada pasien ini, aksis IV terdapat gangguan dalam primary support group (keluarga), ekonomi dan sosial.

E. Diagnosis Aksis V Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala ringan, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Maka, pada pasien ini, aksis V didapatkan GAF Scale 60 - 51.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


- Aksis I - Aksis II - Aksis III - Aksis IV : Gangguan psikotik (skizofrenia paranoid dalam remisi parsial). : Tidak ada diagnosis. : Tidak ada diagnosis. : Terdapat gangguan primary support group, ekonomi dan sosial.

15

- Aksis V

: GAF Scale 60 - 51.

VIII. DAFTAR PROBLEM


A. Organobiologik Terdapat ada.

B. Psikologis Terdapat halusinasi audiotorik, delusion of persecution, delusion of reference, dan thought broadcasting.

C. Sosioekonomi Terdapat masalah karena pasien tidak bekerja, duda dan tidak bersosialisasi dengan tetangga.

IX. PROGNOSIS
A. Prognosis ke Arah Baik - Pasien cukup patuh minum obat dan rutin kontrol. - Respon terhadap pengobatan baik.

B. Prognosis ke Arah Buruk - Perjalanan penyakit sudah berlangsung selama 22 tahun. - Pasien tidak memiliki istri, dan anak dalam memberikan perhatian, dukungan, dan semangat kepada pasien semalam menjalani pengobatan.

Berdasarkan data - data di atas, maka dapat disimpulkan prognosis pasien sebagai berikut : - Ad vitam - Ad functionam - Ad sanationam : ad bonam. : ad bonam. : dubia ad malam.

16

X. TERAPI
A. Psikofarmaka 1. Haloperidol 3 x 5 mg 2. Chlorpromazine 1 x 100 mg malam 3. Trihexyphenidil 2 x 2 mg

B. Psikoterapi 1. Pada pasien - Berusaha untuk mengalihkan jika ada suara - suara yang terdengar oleh pasien, namun tidak ada wujudnya dengan banyak beraktivitas. - Memberikan edukasi pada pasien mengenai kondisi pasien saat ini, dan dianjurkan kontrol rutin setiap bulan dan minum obat secara teratur. - Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada. 2. Pada keluarga - Memberikan edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur, dan kontrol secara rutin. - Memberikan perhatian, dukungan, dan semangat penuh terhadap pasien dalam menjalani pengobatan. - Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

17

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001. 2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007. 3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

18

Anda mungkin juga menyukai