Anda di halaman 1dari 4

PENCEGAHAN PAROTITIS

Penyebaran

virus

terjadi

dengan

kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah atau urin.


Klasifikasi Parotitis a. Parotitis Kambuhan b. Parotitis Akut

Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur 11-13 tahun (sebelum masuk SMP). Jika anak sakit, imunisasi sebaiknya ditunda sampai anak pulih. Imunisasi MMR sebaiknya tidak diberikan kepada: - anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin - anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulin - anak yang mengalami gangguan

Pencegahan
Pencegahan terhadap parotitis dapat dilakukan secara imunisasi 1. Pasif Gamma globulin parotitis tidak efektif dalam mencegah parotitis atau mengurangi komplikasi. 2. Aktif (Imunisasi MMR)

kekebalan tubuh akibat kanker, leukemia, limfoma maupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau
Penyakit parotitis yang lebih awam disebut gondongan (mumps) merupakan suatu penyakit menular dimana seseorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang obati imunosupresan. - wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil.

menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Gejala yang ditimbulkan berupa pembengkakan,

rasa sakit, kemerahan pada saluran kelenjar ludah. Gangguan parotitis cenderung menyerang anak-anak dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus).

Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak,

gondongan

dan

campak

Jerman.

plasenta (plasenta previa) karena dinding rahim tempat perlekatan plasenta yang normal (di daerah fundus dan corpus rahim) sudah pernah dilekati plasenta pada kehamilan sebelumnya sehingga pada kehamilan yang lebih dari lima kali, plasenta melekat di bagian bawah rahim. Komplikasikomplikasi lain yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir melalui jalan lahir normal
(pervaginam) dapat menyebabkan bayi harus dilahirkan berisiko tinggi sehingga jalan yang harus ditempuh untuk dapat melahirkan bayi tersebut adalah melalui pembukaan dinding perut (seksio sesarea). Hal ini untuk menghindari bahaya yang dapat terjadi jika tidak dilahirkan secara seksio sesarea, misalnya gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian.

penyakit akibat gizi yang buruk, akan banyak terdapat anak terlantar akibat pendidikan yang buruk. Ibu yang telah melahirkan lebih dari lima kali anak yang dapat hidup sebaiknya mengikuti program keluarga berencana (KB) untuk menghindari komplikasi yang mungkin akan timbul akibat kehamilannya baik bagi ibu, maupun anak yang dilahirkannya. Untuk lebih memperjelas promosi kesehatan ibu, khususnya mengenai grande multipara berikut ini akan diuraikan beberapa pertanyaan dan jawaban yang perlu diketahui oleh para ibu sehingga angka kejadian grande multipara dapat berkurang. Apakah pengertian dari grande multipara? Grande multipara merupakan suatu keadaan dimana seorang ibu telah melahirkan bayi lebih dari lima kali, dimana bayi yang dilahirkannya dapat hidup dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan berat badan bayi lebih dari 1000 gram.

mengancam nyawa baik ibu maupun janin yang dikandungnya. Apa saja bahaya dari grande multipara? - Kelainan letak janin, disebabkan oleh karena dinding rahim dan atau dinding perut yang telah longgar akibat dari persalinan yang terdahulu. - Anemia dalam kehamilan. - Kelainan endokrin, misalnya kencing manis (diabetes mellitus). - Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi). - Kelainan letak plasenta (plasenta previa) karena dinding rahim tempat perlekatan plasenta yang normal (di daerah fundus dan corpus rahim) sudah pernah dilekati plasenta pada kehamilan sebelumnya sehingga pada kehamilan yang lebih dari lima kali, plasenta melekat di bagian bawah rahim. - Solutio plasenta, adalah suatu keadaan dalam kehamilan dimana plasenta yang tempat perlekatannya yang normal (pada fundus dan corpus uteri) terlepas sebelum waktunya (pada kala III). - Robekan pada rahim (ruptura uteri), penyebabnya adalah dinding rahim pada ibu yang telah melahirkan beberapa kali bayi yang dapat hidup (viable) sudah lemah. Rintangan yang sangat

Sebagian besar ibu dengan grande multipara adalah dari golongan sosial ekomoni yang rendah. Adanya kepercayaan dan budaya masyarakat dan tingkat pendidikan yang masih rendah juga berpengaruh. Keluarga dengan enam anak atau lebih tentulah akan mendapat kesulitan dalam hal kehidupan sosial ekonomi, pedidikan anak-anak, kesehatan dan lain sebagainya. Setiap pertambahan anggota keluarga tentulah konsekuensinya menambah permintaan kebutuhan hidup, dengan sendirinya akan berpengaruh pada tingkat pendidikan dan kesehatan dari anak, sehingga anak akan rentan terhadap

Mengapa perlu diketahui mengenai grande multipara? Untuk menghindarkan ibu dari kemungkinan-kemungkinan akan terjadinya bahaya yang dapat

kecil pada kehamilan maupun pada proses persalinan dapat menimbulkan robekan pada rahim. Terhambatnya kemajuan persalinan oleh karena kontraksi rahim kurang. Rahim tidak berkontraksi setelah proses persalinan dimana dapat menimbulkan perdarahan setelah persalinan. Perut gantung diakibatkan oleh karena berkurangnya kemampuan otot-otot dinding perut (otot-otot dinding perut menjadi lemas) sehingga dapat terjadi kesalahan letak janin, kepala janin tidak masuk ke ruang rongga panggul.

Bahaya apa saja yang dapat timbul setelah persalinan pada ibu grande multipara? - Rahim tidak dapat berkontraksi sehingga dapat menyebabkan perdarahan yang banyak setelah proses persalinan. - Retensi plasenta, merupakan suatu keadaan dimana plasenta belum dapat lahir dalam waktu setengah jam setelah janin lahir sebagai akibat dari kurangnya kontraksi uterus. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan setelah proses persalinan. - Subinvolusi uteri. Apa saja metode berencana (KB) yang keluarga dianjurkan

bagi ibu dengan grande multipara adalah : - Kontrasepsi mantap (Kontap). - IUD, syaratnya adalah: Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih. Ingin menjarangkan kehamilan. Sudah cukup anak, tidak mau hamil lagi, namun menolak cara permanen (Kontap). Biasanya dipasang IUD yang efeknya lama. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal. Usia ibu lebih dari 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan.

Kelompok

FR

I: Ada-Potensi-Gawat-

Obstetrik/ APGO dengan 7 terlalu dan 3 pernah. Tujuh terlalu adalah : - Terlalu muda, hamil pertama umur 15 tahun atau kurang - Terlalu tua hamil pertama umur 35 tahun keatas - Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih - Terlalu tua, hamil umur 35 tahun/lebih - Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih - Terlalu cepat punya anak lagi, terkecil < 2 tahun - Terlalu pendek, tinggi badan 145 cm Dan 3 pernah adalah : Riwayat obstetri jelek, persalinan lalu mengalami perdarahan pascapersalinan dengan infus/transfusi, uri manual, tindakan pervaginam, dan bekas operasi sesar. Kelompok FR II : Ada-GawatObstetrik/AGO - Ibu hamil dengan penyakit (kurang darah, malaria, TB paru, penyakit jantung, diabetes, penyakit menular seksual)

KEHAMILAN RISIKO TINGGI Kehamilan Risiko Tinggi adalah kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko baik pada ibu, janin, maupun keduanya.

Keracunan

kehamilan

pre-eklampsia,

bengkak pada muka dan tungkai (tekanan darah tinggi) Hamil kembar, perut ibu sangat membesar, gerakan anak terasa di banyak tempat

- Hydramnion/kembar air, perut ibu sangat membesar dan gerakan anak tidak begitu terasa Janin mati dalam kandungan, ibu hamil merasa tidak ada gerakan anak lagi - Hamil lebih bulan, ibu hamil 9 bulan lebih 2 minggu belum melahirkan - Letak sungsang - Letak lintang Kelompok FR III : Ada-Gawat-DaruratObstetrik/AGDO - Perdarahan antepartum, mengeluarkan terjadi darah pada waktu hamil ini Pre-eklampsia berat/Eklampsia, kejang-kejang pada hamil 7 bulan lebih pada ibu dengan keracunan kehamilan. Ada risiko yang mengancam jiwa ibu/bayi. Cara Pemberian Skor Diberikan skor 2 sebagai skor awal untuk semua umur dan paritas. Skor 8 untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, preeklampsia berat/eklampsia, perdarahan antepartum, sedangkan skor 4 untuk faktor risiko lain. Ada 3 kelompok risiko : 1. Kehamilan selama Risiko tanpa Rendah/KRR Faktor jumlah skor 2 dengan kode warna hijau, hamil Risiko.

Kehamilan normal tanpa masalah/faktor risiko. normal. 2. Kehamilan Risiko Tinggi/KRT jumlah skor 6-10, kode warna kuning dapat dengan Faktor Risiko tunggal dari kelompok Faktor Risiko I,II, atau III, dan dengan Faktor Risiko kelompok Faktor Risiko mengakibatkan ganda 2 dari I dan II. Dapat /kesakitan Kemungkinan besar, persalinan

kematian

/kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir. Penanganan adekuat spesialistik rujukan ke Rumah Sakit. 3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi/KRST ibu dengan jumlah skor 12 kode warna merah, ibu hamil dengan Faktor Risiko ganda dua atau tiga dan lebih. Dapat Dibutuhkan menyebabkan penanganan komplikasi adekuat persalinan, kematian ibu dan atau bayi. spesialistik, rujukan ke Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai