Abstrak
Salah satu faktor terjadinya masalah gizi karena kurangan asupan nutrisi. Masa Balita merupakan
masa periode emas pada pertumbuhan dan perkembangan. Masalah yang sering dihadapi adalah
masa anak mengalami susah makan dan memilih makanan. Orang tua banyak menggunakan cara
komplementer untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan pijat. Pijat tui na susah makan
merupakan salah satu teknik pijat untuk mengatasi kesulitan makan pada balita. Untuk melihat
pengaruh pemberian pijat tuina dengan berat badan anak balita. Jenis penelitian kuantitatif dengan
desain Quasy Eksperiment pre post test. Pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data
menggunakan uji t dependent. Hasil uji statistik t-dependent menunjukkan berat badan anak balita
sebelum dilakukan pijat tui na sebesar 11,62 kg dan setelah pijat tui na11,81 kg, perbedaan sebesar
0,18 kg atau 180 gram dengan standar deviasi 0,164 dengan p value = 0,000. Terdapat pengaruh
yang signifikan pemberian pijat tui na dengan berat badan anak balita sebelum dan sesudah pijat tui
na. Pijat tui na mampu meningkatkan berat badan balita secara signifikan.
Kata kunci : pengaruh ; pijat tui na ; anak balita
Abstract
One factor is the occurrence of nutritional problems due to lack of nutrient intake. Toddler is a
golden period of growth and development. The problem often faced is when the child has
difficulty eating and choosing food. Many parents use a complementary way to overcome this
problem by massage. Massage tui na difficult to eat is one of the massage techniques to overcome
the difficulty of eating in toddlers. To see the effect of giving tuina massage with a toddler's body
weight. This type of quantitative research with the design of Quasy Experiment pre-post test.
Purposive sampling. Data analysis using t dependent test. The results of the t-dependent statistical
test showed the weight of a toddler before tui na massage was 11.62 kg and after massage tui
na11.81 kg, a difference of 0.18 kg or 180 grams with a standard deviation of 0.164 with p value =
0.000. There is a significant influence in giving tui na massage with toddler body weight before
and after tui na massage. Tui Na massage can significantly increase a toddler's weight.
Tabel. 3.2
Berat Badan Sebelum dan sesudah
Berat Badan n Mean Min Max Std. Dev
Sebelum 30 11,62 7,8 17,90 2,44
Sesudah 30 11,81 7,9 18,10 2,45
Tabel. 3.3
Pelaksanaan Pijat Tui Na
Variabel n Persentase
Kelompok Intervensi Pijat Tuina
Rutin 26 86,67 %
Tidak Rutin 4 13,33 %
Total 30 100 %
Hasil penelitian pada kelompok intervensi atau mendapatkan perlakuan pijat tuina
sebanyak 30 responden. Sebagian besar responden melakukan pijat tuina dengan rutin
selama 7 hari sebesar 86,67 %. Hasil ini menunjukkan antusiasme/ kemauan dari orang tua
yang cukup baik dengan harapan berat badan balita meningkat dengan dilakukan pemijatan.
Orang tua responden yang tidak melakukan pijat tui na dengan rutin sebanyak 13,33%.
Alasan tidak melakukan pijat tuina dengan rutin dikarenakan anak tidak terbiasa di pijat,
sehingga baru dilakukan pemijatan beberapa langkah anak sudah menolak.
Pijat Tui Na ini merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik untuk mengatasi kesulitan
makan pada balita dengan cara memperlancar peredaran darah pada limpa dan pencernaan,
melalui modifikasi dari akupunktur tanpa jarum, teknik ini menggunakan penekanan pada
titik meridian tubuh atau garis aliran energi sehingga relatif lebih mudah dilakukan
dibandingkan akupuntur (Sukanta, 2010)[7]. Langkah dalam pemijatan tuina ini relatif lebih
mudah dilakukan, sehingga memudahkan orang tua dapat memijat anaknya secara mandiri
agar anak tidak menangis atau trauma di pijat oleh orang lain. Penelitian yang dilakukan
Munjidah (2015)[8] dan Maria (2016)[9] menunjukkan Pijat Tui Na yang rutin dilakukan oleh
orang tua dapat menjadi stimulasi yang dapat berdampak meningkatkan nafsu makan pada
anak balita sehingga berat badan akan meningkat
Tabel 3.4
Distribusi Rata-Rata Berat Badan Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Pijat
Tuina pada Kelompok Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta : Kencana.
[2] Wirandoko, H,. I.2007. Determinan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Puskesmas
Tlogosari Wetan, Kecamatan Pedurungan, Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro.
[3] Wardle J, Guthrie CA, Sanderson S, Rapoport L. Development of the children’s eating
behavior questionnaire. J Child Psycol Psciat 2001.
[4] Peraturan Menteri Kesehatan RI, No 1109/Menkes/per/IX/2007 tentang penyelenggaraan
pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan .
[5] Kenny, C.,W. 2014. The Effectiveness of Massage Therapy A Summary of EvidenceBased
Research. https://www.researchgate.net/publication/229429563 diakses 28 Agustus 2018
[6] Roesli, U., 2013. Pedoman Pijat Bayi. Trubus Agriwidya, Jakarta 12. Irva dkk (2014).
Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. JOM PSIK Vol I No 2
Oktober 2014
[7] Sukanta, P. Okta. 2010. Pijat Akupresur Untuk Kesehatan. Penebar Plus. Jakarta
[8] Munjidah, A. 2015. Efektifitas Pijat Tui Na Dalam Mengatasi Kesulitan Makan Pada Balita
Di Rw 02 Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus
2015, hal 193-199.
[9] Maria, D. 2016. Modifikasi Tindakan : Pijat Tui Na dan Coaching pada Keluarga
Menurunkan Status Resiko Gizi Kurang Anak Usia Sekolah. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta Volume 3, No 2(2016).
[10] Gao L, Jia CH, Ma SS, Wu T. Pediatric massage for the treatment of anorexia in children: A
meta- analysis. World J Tradit Chin Med 2018;4:96- 104.
[11] Irva, dkk. 2014. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. JOM PSIK
Vol I No 2 Oktober 2014.