TINJAUAN PUSTAKA
1-3 Tahun)
1. Anak
Anak Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) (Sutomo,
2013). Pertumbuhan anak usia toodler adalah rata-rata pertambahan berat badan
1,8 sampai 2,7 kg per tahun, tinggi badan rata-rata an ak usia 2 tahun adalah 86,6
cm, kecepatan pertambahan lingkar kepala melambat pada akhir masa bayi,dan
lingkar kepala biasanya sama dengan lingkar dada pada usia 1-2 tahun, lingkar
2014).
kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (Asih),
pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat , mesra dan selaras
antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakansyarat yang mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial.
Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal
dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini
8
mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya kecerdasan,
a. Motorik kasar
2) Memanjat tangga
kehilangan keseimbangan
b. Motorik halus
c. Sensori
9
2. Usia 18 bulan
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Sosialisasi
3. Usia 24 bulan
a. Motorik kasar
1) Naik dan turun tangga sendiri dengan dua kaki pada setiap langkah
10
b. Motorik halus
c. Sensori
d. Sosialisasi
4. Usia 30 bulan
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
menggenggamnya
11
5) Menggambar, meniru tekanan vertikal dan horizontal, membuat dua
c. Sosialisasi
5. Usia 36 bulan
a. Motorik kasar
5) Melompat panjang
b. Motorik halus
12
c. Sosialisasi
usia 1 dan 3 tahun sebagai “otonomi versus rasa malu dan ragu”.
B. Konsep Bermain
1. Pengertian Bermain
2. Fungsi Bermain
orang tua, guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah
13
d. Terapi: bermain akan memeberi kesempatan pada anak untuk
benci, takut.
3. Tujuan Bermain
Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai tujuan antara lain:
permainan
4. dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
potensi/keterbatasan.
psikomotornya terganggu.
digunakan.
14
d. Lingkungan: lokasi, kultur, negara.
(Soetjiningsih, 2014).
5. Klasifikasi Bermain
a. Menurut Isi :
4) “Dramatik Play atau Role Play” dengan bermain anak akan dapat
melakukan peran, misalnya: sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah dan
1) “Solitery Play” bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya (1–3).
15
diantara mereka: tidak tergantung (interaksi tetapi belum bersosialisasi)
Todler, Preschool.
aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada pembagian tugas,
terencana, ada tujuan, ada aturan-aturan misalnya: main kartu, balap sepeda.
5) “Unlocker play” (pengamat). Anak melihat anak bermain hal ini sduah
B. Tinjuan Umum tentang Alat dan Jenis Permainan anak usia toddler
Berikut ini beberapa contoh kegiatan permainan dan bermain yang dapat
dilakukan oleh anak bersama orang tua, sesuai dengan usia anak. (Soebachman,
2014)
16
Semua mainan yang dapat merangsang kelima indra (berwarna terang,
hendaknya cukup besar untuk bisa digenggam oleh anak, lembut, dan tidak
tajam. Contoh, mainan yang dapat diurutkan dari yang kecil ke besar,
sebagai mobil, menggunakan botol plastik bekas dan sendok sebagai alat
Anak usia dua tahun mulai mengalami perkembangan dalam gerakan kasar dan
halus, juga mulai bisa mengontrol gerakan tubuh, sehingga anak bangga
kegiatan bermainnya ialah bermain palang (terbuat dari besi atau kayu) sejajar
17
sagu/terigu (penting untuk mempertajam indra, bukan untuk menghasilkan
suatu bentuk).
Anak usia tiga tahun sangat imajinatif (senang menciptakan tokoh-tokoh atau
kegiatan yang bersifat khayalan) dan mulai senang meniru apa yang dilakukan
berteman juga semakin meningkat, sehingga mereka sudah lebih baik dalam
kegiatan berbagi, menunggu giliran, dan bekerja sama dengan orang lain.
1. Pengertian Pengetahuan
18
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
sekunder.
19
4) Hubungan Sosial Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam
perkembangannya.
20
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh
pengetahuan.
diambil kesimpulan.
21
2. Tingkat Pengetahuan
terlepas kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua, terutama
ibu, yang menjadi orang terdekat dan pendidik pertama di dalam lingkungan
keluarga. Hal ini menjadi penting karena idealnya, jika pengetahuan terhadap
alat permainan baik maka dalam memilih alat permainan tidak akan
sembarangan melainkan akan lebih selektif, baik dilihat dari segi keamanan
(Ronald, 2013).
3. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
22
c. Pengetahuan kurang : mempunyai nilai pengetahuan < 60 %
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa orang tua artinya
ayah dan ibu. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan
ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
Untuk mencapai interaksi yang baik antara orang tua dengan anak-
dengan fungsi dan kedudukannya. Orang tua yang disebutkan disini adalah
Ayah maupun ibu dalam sebuah keluarga yang utuh. Pengetahuan yang baik
untuk memilih jenis permainan untuk anak usia 1-3 tahun harus dimiliki dari
orang tua itu tersebut. Jangan di abaikan dalam pemilihan jenis permainan
yang sesuai dengan kebutuhan bermain anak anda maupun usia anak anda.
Stimulus yang diberikan sesuai dengan usia anak anda juga harus diperhatikan
misalkan dari segi bentuk, keras atau tidak, dari segi ukuran lembut atau
keras, dari segi bahan baku apakan mengasung racun/bahan kimia yang buruk
bagi anak atau tidak, dari segi harga mahal atau tidak, dari segi jangka waktu
bahannya kuat atau tidak, dari segi kegunaan barangnya multi fungsi atau
23
tidak, dari segi kecerdasan barangnya permainnanya itu cerdas atau tidak.
Pengetahuan-pengetahuan ini harus ada dalam diri kita selaku orang tua guna
tumbuh kembang anaknya masing-masing, di hari ini dan yang akan datang
(Junaidi, 2010).
anak yang dapat dicapai dengan tahap perkembangan dapat dikatakan bahwa dari
perkembangan anak dan juga memiliki tingkat perkembangan motorik baik pula
yang sesuai dengan tahap usia anak, Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan bersifat lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010).
melalui permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik,
bahasa, kognitif dan adaptasi sosialnya. Anak usia 1-3 tahun dianjurkan untuk
24
mengembangkan kecerdasan, melatih daya imajinasi, serta melatih kemampuan
dan orang tua, hal ini sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara
kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Hubungan
sebab-akibat antara pengetahuan orang tua dengan pemilihan alat bermain bagi
anak usia 1-3 tahun merupakan hal yang harus di cermati dengan baik sehinga
hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan pemilihan mainan
edukatif anak usia toddler sehingga diharapkan kepada semua orang tua dan tim
memberikan jenis mainan edukatif sesuai dengan kelompok umur anak, serta
mengikuti seminar tentang mainan edukatif melalui kegiatan PKK dan BKB, serta
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain. Bagi
25
terbuka, serta untuk meneliti terhadap faktor-faktor yang terkait dengan pemilihan
mainan edukatif anak (jenis mainan, manfaat mainan, keamanan dalam mainan,
Hal ini sejalan dengan Berdasarkan hasil penelitian (Lilis, 2015) dan
pembahasan tentang hubungan peran orang tua dengan pemilihan alat permainan
edukatif pada anak usia pra sekolah di Dusun Kakat Desa Kakat Penjalin
1) Sebagian besar orang tua di Dusun Kakat Desa Kakat Penjalin Kecamatan
2) Sebagian besar orang tua di Dusun Kakat Desa Kakat Penjalin Kecamatan
3) Terdapat hubungan kuat antara peran orang tua dengan pemilihan alat
permainan edukatif pada anak usia pra sekolah di Dusun Kakat Desa Kakat
2015.
E. Kerangka Konsep
adalah:
Ket:
: Variabel Independet
: Variabel dependent
F. Hipoteis
H0 = Tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan pemilihan jenis
Ambon.
Ha = Ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan pemilihan jenis alat
Ambon.
27