Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

PRILAKU SEKSUAL NORMAL DAN ABNORMAL SERTA CONTOH PRILAKU


SEKSUAL ABNORMAL

OLEH : I WAYAN GEDE SANJAYA (018.01.3540)

STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM 2019/2020


PEMBAHASAN

A. Pengertian Abnormalitas Seksual

Menurut Freud, salah satu faktor yang mendorong manusia berperilaku adalah
energi psikis berupa libido seksual (libido= dorongan hidup, nafsu erotis). Energi psikis
bukan saja menimbulkan perilaku di bidang seks, berupa relasi seksual (hubungan seksual)
tetapi juga perilaku nonseksual.

Relasi seksual secara normal adalah mekanisme manusia yang vital untuk meneruskan
keturunan dan menjaga agar manusia tidak punah. Bentuk ini yang dilakukan oleh 2 jenis
kelamin berbeda, dan homoseksual. Namun, relasi homo seksual untuk menyebut hubungan
sesama jenis laki-laki dan utuk wanita dengan wanita disebut lesbian.

Istilah normal dan abnormal terkait dengan perilaku pribadi

a. Normal diartikan sebagai keadaan sehat atau tidak patologik dalam hal fungsi
keseluruhan (Maramis, 1999).
b. “Perilaku yang normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat), yang bisa
diterima oleh masyarakat pada umumnya” (Kartini Kartono, 1989).
c. Perilaku pribadi normal yaitu sikap hidup sesuai dengan pola kelompok masyarakat
tempat ia berada sehingga tercapai satu relasi interpersonal dan intersosial yang
memuaskan” (Kartini Kartono,1989).

B. Kriteria pribadi normal dan abnormal


Kriteria Pribadi Normal sebagai berikut:
a. Perasaan aman yang adekuat
b. Memiliki penilaian diri dan wawasan yang rasional
c. Memilki spontanitas dan emosionalitas yang adekuat
d. Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien
e. Memiliki dorongan dan nafsu jasmani yang sehat, serta mempunyai kemampuan
untuk memenuhi dan memuaskannya.
f. Mempunyai pengetahuan diri yang adekuat
g. Mempunyai tujuan hidup yang adekuat.
Kriteria Pribadi Abnormal sebagai berikut :

Perilaku Pribadi Abnormal adalah perilaku yang menyimpang jauh dari perilaku pribadi
normal, dan juga dapat diartikan pribadi abnormal bila berada jauh berbeda dari keadaan
integrasi ideal.

a. Statistik, yaitu secara statistik jarang atau menyimpang dari normal


b. Maladaptif, perilaku dianggap abnormal jika bersifat maladaptif dan memilki
pengaruh buruk pada individu / masyarakat
c. Menyimpang dari norma sosial, perilaku menyimpang dari standar / norma dalam
masyarakat
d. Distres Pribadi, adanya perasaan distres subjektif individual.
C. Penyebab Abnormalitas Seksual

Penyebab seseorang Abnormal menurut Kartini Kartono (1989):

a. Faktor Keturunan (hereditas)


 Idiopathy (Penyakit yang timbul dari dalam organ tubuh).
 Psikosis (Penyakit mental yang parah)
 Neurosis (Penyakit Syaraf)
 Idiocy (Ketidaksempurnaan mental pada tingkat terendah)
 Psikosis sifilitik
b. Faktor Sebelum Lahir (pranatal), yaitu terjadi pada ibu.
 Kekurangan Nutrisi
 Infeksi
 Luka
 Keracunan
 Menderita penyakit
 Menderita Psikosis
 Trauma pada kandungan

c. Faktor Ketika Lahir (Natal)


 Kelahiran dengan tang (tangverlossing)
 Asphixia (Kekurangan O₂ dalam udara pernapasan)
 Prematurity (lahir sebelum waktunya)
 Primogeniture (primipara = wanita yang hamil sekali dan melahirkan anak
pertama)
d. Faktor Setelah Lahir (pascanatal)
 Pengalaman traumatik
 Kejang atau stuip
 Infeksi pada otak / selaput otak
 Kekurangan nutrisi
 Faktor Psikologis
D. Perilaku Seksual Normal

Pendapat Kartini Kartono (1989), yang dimaksud perialku yang normal adalah sebagai
berikut:

a. Hubungan seksual yang tidak menimbulkan efek-efek merugikan, baik bagi diri
sendiri maupun bagi partnernya.
b. Tidak menimbulkan konflik psikis, tidak bersifat paksaanatau perkosaan.

Perilaku Seksual Normal dan Bertanggung Jawab

Perilaku seksual yang bertanggung jawab mengandung pengertian bahwa kedua belah pihak
menyadari akan konsekuensinya dan berani memikul tanggung jawab terhadapnya, serta
mewajibkan manusia melakukan seks melalui ikatan perkawinan yang sah.

Perilaku Seksual Abnormal

Menurut Kartini Kartono (1989), bentuk relasi seks yang abnormal dan perverse (buruk,
jahat) adalah relasi seks yang tidak bertanggung jawab, yang didorong oleh kompulsi-
kompulsi dan dorongan-dorongan yang abnormal.

Menurut Maramis (1999), “Perilaku seksual abnormal adalah perilaku seks yang tidak dapat
menyesuaikan diri, bukan saja dengan tuntutan masyarakat, tetapi juga dengan kebutuhan
individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri, atau peningkatan kemampuan
individu untuk mengembangkan kepribadiannya lebih baik”.

2.5 Bentuk Perilaku Seksual Abnormal

Menurut Maramis (1999), dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:


a. Gangguan kemampuan seksual, termasuk dalam kelompok adalah impotensi,
ejakulasi pradini, frigiditas, disparenia, dan vaginismus, serta hipo dan hiperseksua.
b. Deviasi seksual (penyimpangan seksual), termasuk dalam kelompok ini adalah
homoseksualitas dan lesbianisme, fetisisme, pedofilia, sadisme dan masokisme serta
transeksualisme.

Menurut Kartini Kartono (1989) dibedakan menjadi:

a. Abnormalitas seks yang disebabkan oleh dorongan seksual yang abnormal, termasuk
dalam kelompok adalah prostitusi, adultery (perzinahan), sedukasi, impotensi, da
kesukaran hubungan seksual pertama.
b. Abnormalitas seks yang yang disebabkan adanya partner seks yang abnormal,
termasuk dalam ini adalah homoseksualitas (oral erotisme, anal erotisme, dan
interfermoral hubungan seksual), lesbianisme, pornografi, dan urofilia
c. Abnormalitas seks dengan cara-cara abnormal dalam pemuasan dorongan seksual,
termasuk dalam kelompok onani dan masturbasi, sadisme, masokisme dan
sadomasokisme.

Menurut Sulistyo (1977), human sexual inadequacy dikelompokkan menjadi 3 bagian:

a. Cara-cara yang abnormal dalam pemuasan keinginan seks, termasuk dalam kelompok
ini adalah sadisme, masokisme, transseksualisme, sodomi, atau sexual analism.
b. Partner seksual yang abnormal (manusia ayau objek lain), termsuk dalam dalam
kelompok ini adalah homoseksualitas, pedofilia, pornografi, misofilia serta
masturbasi.
c. Abnormal degree of desire and strength of sexual drive termasukdalam kelompok ini
adalah anorgasme, dispareunia, kesukaran hubungan seksual pertama, impotensi,
ejakulasi prematur, dan perkosaan.

Impotensi

Impotensi disebut juga lemah syahwat, yaitu ketidakmampuan pria untuk melakukan
hubungan seksual karena penis tidak dapat ber-ereksi. Penyebab :

a. Factor organic (setelah menderita penyakit, seperti : Diabetes mellitus dan pemakaian
obat narkotika).
b. Factor psikolog (90%): Manifestasi biasa atau selektif (sebelum orgasme atau
ejakulasi, deviasi seksual).
Ejakulasi premature

Ejakulasi premature (praecox ejaculation/ejakulasi dini) berarti ejaculation= penyemburan


keluar secara mendadak dan praecox = sebelum waktunya, jadi praecox ejaculation adalah
peristiwa keluarnya sperma sebelum mencapai orgasme (ejakulasi sebelum waktunya,
terlampau cepat, atau sebelum dikehendaki).

Frigiditas

Frigiditas adalah gairah seksual yang dingin atau tidak mengalami orgasme pada saat
hubungan seksual dengan wanita. Penyebabnya adalah organis, relationship, dan psikologis.

Disparenia dan vaginismus

Disparenia ialah hubungan seksual yang disertai nyeri (sakit) atau sukar, sedangkan
vaginismus ialah spasme (kejang) otot-otot vagina yang menyakitkan pada waktu hubungan
seksual. Penyebabnya adalah factor psikologis.

Hipo atau hiperseksual

Hiposeksual adalah dorongan seksual yang kecil, sedangkan hiperseksual adalah dorongan
seksual yang besar. Penyebabnya adalah somatogenik, psikogenik, atau sosiobudaya.

Homoseksual

Homoseksual adalah ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis (pria
dengan pria atau wanita dengan wanita). Lazim disebut homoseksual apabila dilakukan antara
pria dengan pria, sedangkan wanita disebut lesbian. Kebalikan homoseksual adalah
heteroseksual.

Ekpresi homoseksual, antara lain:

a. Aktif bertindak sebagai pria, tidak bergantung pada seksnya.


b. Pasif bertindak dengan wanita.
c. Mixed, kadang-kadang bertindak sebagai pria dan kadang-kadang sebagai wanita.

Cara memperoleh kepuasannya, yaitu oral erotisme, anal erotisme, atau interfemoral
hubungan seksual (hubungan seksual melalui sela-sela paha). Penyebab homoseksual adalah
herediter, lingkungan, dan hormonal imbalance.

Fetisisme

Fetisisme adalah hubungan seksual yang mencari gairah dan kepuasan seksual secara
berulang dengan memakai benda mati (fetish)milik seks yang lain sebagai pengganti objek
seksual, misalnya sepatu, pakaian dalam, kaos kaki, dan rambut.

Pengertian lain menyebutkan bahwa fetisisme ialah kondisi patologis karena kegairahan atau
pemuasan seksual dilakukan dengan memegang atau meraba-raba objek atau bagian tubuh
yang nonseksual dari pasangan lawan jenis kelamin.
Pedofilia

Pedofilia adalah pemuasan seksual dengan objeknya anak, baik sejenis atau lawan jenis yang
belum akil baligh.

Transvestitisme

Transvestitisme adalah abnormalitas seksual pada laki-laki heteroseksual dalam memperolah


kepuasan seksual dengan memakai pakaian wanita.

Exhibisionism

Exhibisionism adalah memperoleh kepuasan seks dengan jalan memperlihatkan genitalianya


secara berulang kepada orang lain yang tidak dikenal dan ingin melihatnya.

Voyeurism

Voyeurism adalah memperoleh kepuasan seksual secara berulang dengan melihat (mengintip)
orang telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual tanpa sepengetahuan yang diintip.
Disebut juga "Peeping Tom", yaitu memperoleh kepuasan seksual secara diam-diam dengan
mengintip.

Sadism dan masokisme

Sadism adalah memperoleh kepuasan seksual dengan cara menyakiti secara fisik dan
psikologis objek seksualnya(kekerasan, pemerkosaan, dan kekejaman lain), sedangkan
masokisme adalah kebalikan sadism, yaitu memperoleh kepuasan seksual dengan menyiksa
diri sendiri secara fisik atau mental.

Transeksualisme

Abnormalitas seksual berupa adanya gejala merasa memiliki seksualitas yang berlawanan
dengan struktur fisiknya.

Prostitusi

Prostitusi merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak
wajar, tidak terorganisasi dalam kepribadian sehingga hubungan seks tersebut bersifat
impersonal, tanpa kasih sayang, berlangsung cepat, dan tanpa mendapatkan orgasme di pihak
wanita.

Pengertian lebih singkat adalah mengadakan hubungan seks dengan membayar.

Promiskuitas

Promiskuitas adalah mengadakan hubungan seksual dengan banayak orang. Wanita yang
promiskuitas disebut Amatrice, sedangkan pada pria disebut Don juan. Mengadakan
hubungan seks dengan partner yang belum nikah disebut Fornication.
Adultery/perzinahan

Adultery/perzinahan adalah melakukan hubungan seksual oleh seseorang yang sedah menikah
dengan orang lain yang bukan pasangannya legal.

Sedukasi (bujukan)

Sedukasi(bujukan) adalah melakukan hubungan seksual atau sanggama melalui bujukan dan
godaan kepada partnernya, yang sebenarnya melanggar norma susila atau melanggar hukum.

Perkosaan (rape)

Perkosaan (rape) adalah melakukan hubungan seks dengan cara kekerasan dan paksaan.

Copulatory impotency dan psychogenic aspermia

Copulatory impotency adalah kemampuan pria untuk mengadakan ereksi, tetapi tiba-tiba
penis menjadi lemas sesudah masuk vagina, sedangkan psychogenic aspermia adalah
peristiwa tidak keluarnya sperma waktu hubungan seks.

Nimfomania

Nimfomania adalah keinginan seksual yang luar biasa pada wanita, yang ingin melampiaskan
nafsu seksnya berulang kali tanpa melihat akibatnya.

Satyriasis

Satyriasis adalah keinginan seks yang tidak kunjumg puas, patologis, dan luar biasa besarnya
pada seorang pria.

Satyriasis disebut juga hiperseksual pria.

Anorgasme

Anorgasme adalah kegagalan mencapai orgasme selama hubungan seksual, biasanya bersifat
psikis.

Kesukaran hubungan seksual pertama

Kesukaran hubungan seksual pertama adalah mengalami kesulitan pada saat hubungan
seksual pertama kali karena kurang pengalaman / pengetahuan kedua belah pihak.

Onani atau masturbasi

Onani atau masturbasi adalah memperoleh kepuasan seksual atau orgasme dengan jalan
merangsang alat kelaminnya sendiri secara manual atau digital ( dengan jari-jari atau cara
lain).

Skoptofilia
Skoptofilia adalah memperoleh kepuasan seksual dengan melihat sexual act dan genitalianya.

Troilisme atau triolisme

Troilisme atau triolisme adalah hubungan seksual dengan partner orang lain, sementara orang
lain tersebut menontonnya.

Sexualoralism

Sexualoralism adalah kepuasan seksual yang didapat dari aplikasi bibir, lidah, dan mulut pada
genitalia pasangannya.

Sodomi atau sexual analism

Sodomi atau sexual analism kepuasan seksual yang diperoleh dengan cara melakukan
hubungan seksual melalui anus.

Bestiality

Bestiality adalah kepuasan seksual yang diperoleh melalui hubungan seksual dengan
binatang.

Zoophilia

Zoophilia adalah cinta yang abnormal terhadap binatang. Biasanya menyatu dengan
Bestiality.

Nekrofilia

Nekrofilia adalah kepuasan seksual dengan melihat atau melakukan hubungan seksual dengan
mayat.

Pornografi

Pornografi adalah tulisan atau gambar yang khusus dibuat untuk merangsang seks.

Obscenity

Obscenity adalah perkataan, gerak-gerik, dan gambar-gambar yang dianggap tidak sopan atau
menjijikkan.

Frottage

Frottage adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan cara meraba orang yang disenangi,
biasanya tanpa diketahu oleh korbannya.

Saliromania

Saliromania adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan menggangu atau mengotori


badan/pakaian dari wanita.
Gerontoseksualitas

Gerontoseksualitas adalah seseorang memperoleh kepuasan seksual dengan pasangan yang


usia sudah lanjut.

Incest

Incest adalah hubungan seks antara dua orang di dalam atau di luar perkawinan dengan
keluarga dekat sehingga secara legal tidak diizinkan melakukan pernikahan.

Wifeswapping (tukar istri)

Wifeswapping adalah meminjamkan istri sebagai kesopanan dan keramah-tamahan terhadap


tamu.

Misofilia, koprofilia, dan urofilia

Misofilia, koprofilia, dan urofilia adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual yang
dibarengi dengan kesenangan pada kotoran (feses, urine)
Daftar Pustaka

Ardani, Tristiadi Ardi. 2011. Psikologi Abnormal. Bandung: Lubuk Agung

Barlow Durand, dan david H. Barlow . 2007 Psikologi Abnormal Edisi ke 4, Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Corey, Gerald.2013. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika
ADITAMA

Halgin, Richard P. Whitbourne,Susan krauss. 2010. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis


pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salamba Humanika

Nevid S, Jeffrey., Spencer A Rathus ., dan Beverly Greeny. 2005. Psikologi Abnormal Jilid
2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Supatiknya, A. 2006. Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai